Anda di halaman 1dari 11

Hadas

-Hadas, yaitu keadaan diri pada seorang muslim yang menyebabkan ia tidak suci, dan tidak
sah untuk mengerjakan sholat
1.Hadas digolongkan menjadi dua bagian:
       -Hadas kecil
       -Hadas besar
      a.Macam-macam hadas kecil diantaranya:
                   -Mengeluarkan sesuatu dari qubul atau dubur, meskipun kentut.
                   -Tidur nyenyak, dengan miring ataupun telentang (hilang akal)
                   -Menyentuh kemaluan
Cara bersuci dari hadas kecil seperti diatas dengan cara berwudhu atau tayamum

         b.Macam-macam hadas besar diantaranya:


                   -Bersetubuh
                   -Keluar mani
                   -Haid/Nifas
Cara bersuci dari hadas besar seperti diatas dengan cara mandi besar/janabat

-Najis, menurut bahasa berarti kotor, tidak bersih atau tidak suci. Sedangkan menurut istilah
adalah kotoran yang seorang muslim wajib membersihkan diri dan mencuci apa-apa yang
terkena najis.

  2.Najis dan cara mensucikannya


a.Benda-benda yang termasuk najis ialah:
              -Darah haid/nifas
              -Air kencing dan madzi
              -Kotoran (berak/tinja)
              -Air liur anjing

Ket: Dari benda-benda najis diatas adalah najis yang harus dibersihkan dari badan, pakaian,
dan tempat ketika akan sholat. Maka pengertian dari khomr dan daging babi tentu bukan najis
seperti yang dimaksud secara syar’i.

Allah SWT berfirman dalam surat Al Maidah ayat 90

Maksud nya kotor tidak boleh diminum bukan tidak boleh dipegang, demikian pula
judi itu kotor, artinya tidak boleh dikerjakan.
b.Macam-macam najis
              Dari uraian diatas dapat di simpulkan, bahwa cara membersihkan najis yang kena
badan, pakaian, dan tempat hendaknya disesuaikan dengan tingkat najisnya. Apapun jenis
najis itu dapat dibedakan menjadi:
-Najis ringan (Mukhafaffah), yaitu naijs yang cara mensucikannya cukup memercikan air
kepada tempat atau benda yang di kenainya. Contoh najis ini adalah kencing bayi laki-laki
yang belum makan makanan, kecuali asi.

-Najis sedang (Mutawassithah), yaitu najis yang cara mensucikannya dengan


membersihkan najis itu terlebih dahulu, kemudian mengalirkan air kepada tempat yang
dikenainya.

-Najis berat (Mughaaladzah), yaitu najis yang harus dibersihkan dengan air sebanyak 7
kali, salah satunya dicampur dengan tanah. Contoh najis ini adalah terkena air liur anjing atau
jilatan anjing.

-Najis yang dimaafkan (Ma’fu), yaitu najis yang dimaafkan karena sulit untuk
mengenalinya. Contoh najis ini adalah terkena percikan najis dijalanan.

Cara menghilangkan najis


- Dibersihkan hingga hilang bau, rasa, dan warnanya. Bila telah diupayakan tetapi
masih ada sedikit, tidaklah mengapa.
- Untuk liur anjing, dibasuh 7 kali dan salah satunya dengan menggunakan tanah.
- Istinja’
Bersuci dai najis setelah membuang hajat besar atau hajat kecil.
  Pelaksanaannya:
1. Dilakukan dengan tangan kiri.
2. Tidak dengan menghadap kiblat.
     3. Menggunakan air.
4. Boleh dan mencukupi dengan menggunakan 3 buah batu atau sesuatu yang lain.
Pengertian 3 buah batu adalah tiga usapan, ini sudah mencukupi tidak menggunakan tiga
batu, sebab maksud istinja’ ini adalah membersihkan kotoran atau najis
MACAM MACAM SUJUD

o SUJUD TILAWAH
Sujud tilawah yaitu sujud karena membaca atau mendengar ayat-ayat Al-Qur’an tertentu,
yakni yang dinamakan ayat-ayat sajadah. Bacaan sujud tilawah

: َ‫ص َرهُ تَبَا َركَ هَّللا ُ َأحْ َسنُ ْالخَ الِقِين‬ َ ‫“ َس َج َد َوجْ ِهى لِلَّ ِذى خَ لَقَهُ َو‬
َّ ‫صو ََّرهُ َو َش‬
َ َ‫ق َس ْم َعهُ َوب‬

Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu.


Tabarakallahu ahsanul kholiqiin.”

Artinya:”Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk


pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah Sebaik-baik Pencipta.”

o SUJUD SAHWI
Sujud sahwi yaitu sujud yang dilakukan orang yang shalat, sebanyak dua kali untuk menutup
kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan shalat, baik kekurangan raka’at, kelebihan
raka’at, atau karena ragu-ragu yang disebabkan karena lupa.

Bacaan sujud sahwi

:‫”سبحان الذي ال ينام وال يسهو‬

Subhaa nalladzi laa yanaa mu wa laa yas hu”

Artinya:“Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak lupa.”

Untuk lebih lengkapnya silahkan baca disini:

oSUJUD SYUKUR
Sujud syukur yaitu sujud yang dilakukan karena kita menerima kenikmatan atau mendengar
berita yang menggembirakan. Bacaan sujud syukur

: ‫ك يَوْ َم‬َ َ‫اَللَّهُ َّم قِنِي َع َذاب‬ .‫ف لِي‬ ْ ‫اع‬


ِ ‫ض‬ َ َ‫ْف ف‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم اِ َّن َع َملِي‬.‫ َو ِرقًّا‬y‫ك يَا َربِّ تَ َعبُّ ًدا‬
ٌ ‫ض ِعي‬ ُ ‫ َس َج ْد‬،‫ك اَللَّهُ َّم اَ ْنتَ َربِّي َحقَّا َحقَّا‬
َ َ‫ت ل‬ َ َ‫ُس ْب َحان‬
‫َّح ْي ُم‬
ِ ‫ر‬ ‫ال‬ ُ‫َّاب‬‫و‬ َّ ‫ت‬‫ال‬ َ‫ت‬ ْ
‫ن‬ َ ‫ا‬ َّ ‫ن‬‫ا‬ ‫ي‬
َ‫َ َّ ِ ك‬َ ‫ل‬ ‫ع‬ ْ‫ب‬ ُ ‫ت‬‫و‬ ‫ك‬ ُ
‫د‬ ‫ا‬
َ َ َِ َ ‫ب‬‫ع‬ ُ
‫ث‬ ‫ع‬‫ب‬ْ ُ ‫ت‬.”

Subhânakallâhumma Anta Rabbî haq-qan haqqâ, sajadtu laka yâ Rabbî ta-’abbudan wa riqqâ.
Allâhumma inna ‘amalî dha’îfun fadha’i lî. Allâhumma qinî ‘adzâbaka yawma tub’atsu
‘ibâduka wa tub ‘alayya innaka Antat tawwâbur Rahîm.”
KETENTUAN SHALAT BERJAMAAH
 Pengertian dan Hukumnya
Shalat berjamaah yaitu shalat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
secara bersama-sama, yang satu menjadi imam dan yang lain makmum.

Hukum mengerjakan shalat berjamaah adalah sunat muakkad. Shalat yang


dimaksud adalah shalat fardu yang lima waktu ,akan lebih baik lagi apabila
dikerjakan secara bersama-sama ( berjamaah ) di masjid.

Pengertian Imam dan Syarat-syaratnya


Yang dimaksud dengan Imam dalam shalat berjamaah yaitu orang yang
berada di bagian paling depan dalam shalat berjamaah. Dengan kata
lain,Imam menjadi pemimpin shalat.

Syarat-syarat menjadi Imam shalat berjamaah:


a. Orang yang lebih banyak hafalan suratnya,dibanding dengan
orang     (makmum ) yang     lain.
b. Yang lebih banyak mengerti tentang shalat yang hendak dikerjakan.
c. Yang lebih tua usianya.
d. Tidak boleh mengikuti shalatnya orang lain.
e. Laki-laki lebih berhak menjadi imam,dibanding perempuan.

Pengertian Makmum dan Syarat-syaratnya


Yang dimaksud dengan makmum yaitu orang yang berdiri dibelakang imam
dalam shalat berjamaah.
Ketentuannya:
a. Niat mengikuti shalat iamam.
b. Makmum mengikuti imam dalam semua gerakan shalat.
c. makmum mengetahui ( melihat ) imam dalam setiap gerakan shalat.
d. Imam dan Makmum harus berada dalam satu tempat.
e. Tempat berdiri makmum tidak boleh melebihi ( lebih depan )
daripada   Imam.
f. Shalat yang dikerjakan sama dengan shalat yang dikerjakan Imam.
g. Laki-laki tidak boleh menjadi makmum apabila imamnya perempuan.
TATA CARA BERZIKIR DAN BERDOA
Pengertian Zikir
    Kata zikir berasal dari kata “zakaro" >> "yazkuru" >> "zikran", artinya;
mengingat, menyebut, menuturkan atau merenungi. Sedangkan menurut istilah
adalah mengingat Allah Swt., dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah
Swt. dengan cara menyebut semua sifat-sifat keagungan-Nya atau kemulian-
Nya, seperti membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil.

Pengertian Doa 
    Doa menurut bahasa adalah memanggil atau memohon sesuatu, sedangkan
menurut istilah adalah permohonan sesuatu yang disampaikan manusia sebagai
makhluk kepada Allah Swt sebagai Sang Pencipta dengan merendahkan diri dan
tunduk kepada-Nya, baik untuk kepentingan hidup di dunia maupun di akherat.

Tata Cara Zikir dan Berdoa


    Mengucap zikir pada dasarnya tidak dibatasi jumlah bilangan. Demikian pula
mengenai lafal, waktu, cara dan tempat melaksanakannya. Akan tetapi, zikir
seyogyanya dilakukan di tempat-tempat yang suci dilandasi dengan niat yang
ikhlas, di samping sikap kusyu dan tawadhu

Tata cara (adab) berzikir, antara lain :


1. Zikir hendaknya dilakukan dengan sikap tadarru' (merasa dirinya hina dan
papa di hadapan Allah Swt). Dengan demikian orang yang berzikir harus
memperlihatkan sikap tawadhu' kepada-Nya.
2. Zikir dilakukan dengan rasa takut kepada Allah Swt. Takut kepada
keagungan dan kemuliaan Allah Swt.
3. Zikir dilakukan dengan suara yang lembut,pelan dan kusyuk.

Cara berzikir ada tiga macam, yaitu:


1. Zikir dengan hati
    Zikir dengan hati ialah dengan cara bertafakur memikirkan ciptaan Allah
Swt, sehingga timbul di dalam pikiran kita bahwa Allah Swt. adalah Dzat yang
Maha Kuasa. Semua yang ada di dalam alam semesta ini pastilah ada yang
menciptakan dan mengaturnya, yaitu Allah Swt.
2. Zikir dengan perbuatan
    Yaitu dengan melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Semua
itu mesti diawali dengan niat untuk mendapatkan ridha Allah Swt. Jadi,
menuntut ilmu, bersilaturahmi, mencari nafkah, dan amalan-amalan lainnya
yang diperintahkan oleh agama adalah termasuk dalam lingkup zikir dengan
perbuatan
3. Zikir dengan ucapan
    Zikir dengan ucapan yaitu dengan cara menyebut asma Allah atau dengan
mengucapkan kalimat-kalimat WD\\LEDK. Sehingga setiap kali menyebut-Nya
akan semakin bertambah keimanan kita kepada Allah Swt.

Adab Berdoa
1. Menghadap kiblat.
2. Memperhatikan saat yang tepat untuk berdoa, seperti di tengah malam dan
sehabis shalat fardhu.
3. Mengangkat kedua tangan setentang kedua bahu.
4. Memulai dengan istighfar, memuji Allah, dan membaca shalawat.
5. Harus ada sikap tawadhu' (rendah hati) dan Tadarru' (rendah diri) dan rasa
takut.
6. Hendaklah disertai dengan hati yang khusyu’ dan meyakini bahwa doanya
akan dikabulkan
oleh Allah Swt.
7. Menyederhanakan suara, antara bisik-bisik dengan suara keras.
8. Tidak berdoa untuk keburukan atau memutus tali silaturahim.
9. Tidak terburu-buru, maka doanya tidak akan dikabulkan.
10. Berdoa tidak boleh setulus hati dan berkata kepada Allah
11. Memilih kalimat-kalimat yang luas maknanya, tidak tertuju kepada
kepentingan yang sesaat dan ruang lingkupnya sempit. Misalnya: perkataan
pangkat, jabatan, lulus ujian diganti kebaikan dunia. Perkataan uang, materi
tertentu diganti dengan rezeki yang luas. Perkataan badan langsing, kurus, kuat,
dan lain-lain diganti dengan kesehatan. Perkataan pintar, ilmu tinggi diganti
dengan ilmu yang manfaat. Perkataan anak yang bergelar tinggi diganti dengan
anak yang saleh
12. Jangan mendoakan diri, keluarga, anak, harta, pelayan dengan doa yang
buruk Isi doanya dimulai dari mendoakan diri sendiri dulu, baru untuk yang lain
13. Menyapu muka dengan kedua telapak tangan setelah selesai berdoa.

Waktu-waktu yang lebih utama untuk berdoa untuk berdoa


1. Pada bulan Ramadan, terutama pada malam Lailatul Qadar.
2. Pada waktu wukuf di ‘Arafah, ketika menunaikan ibadah haji.
3. Pada hari jumat (waktu antara dua khutbah).
4. Pada waktu seseorang sedang puasa.
5. Ketika turun hujan.
6. Sebelum dan sesudah.
7. Sesudah shalat lima waktu.
8. Di tengah malam (sepertiga malam yang terakhir)
9. Di antara azan dan iqamat.
10. Ketika I'tidal yang akhir dalam salat.
11. Ketika sujud dalam salat.
12. Ketika khatam (tamat) membaca Al-Quran 30 Juz.
13. Sepanjang malam, utama sekali sepertiga yang akhir dan waktu sahur.
14. Sepanjang hari Jumat, karena mengharap berjumpa dengan saatijabah (saat
diperkenankan doa) yang terletak antara terbit fajar hingga terbenam matahari
pada hari Jumat, terutama antara dua khutbah jumat.
15. Antara Zuhur dengan ‘Ashar dan antara ‘Ashar dengan Maghrib.
16. Pada saat kritis atau genting
17. Pada saat teraniaya.
18. Pada waktu minum air zam-zam.

Tempat-tempat yang baik untuk berdoa


1. Ketika melihat Ka’bah.
2. Ketika melihat masjid Rasulullah Saw.
3. Di tempat dan di kala melakukan thawaf.
4. Di sisi Multazam di dalam Ka’bah.
5. Di sisi sumur Zamzam.
6. Di belakang makam Ibrahim.
7. Di atas bukit Shafa dan Marwah.
8. Di ‘Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di sisi Jamarat yang tiga.

Manfaat Zikir dan Doa


1. Dapat menentramkan hati
2. Dapat menimbulkan kesabaran.
3. Menambah pahala dan menambahkan rasa kasih sayang kepada sesama.
4. Menimbulkan sifat berhati-hati.
Ketentuaan solat jumat
Pengertian Shalat Jumat adalah Shalat wajib dua rakaat dengan
berjamaah yang dilaksanakan sesudah khotbah Jumat pada waktu dzuhur di hari
Jumat. Hukumnya wajib bagi laki-laki yang sudah memenuhi syarat.
Shalat Jumat pada prinsipnya sama dengan Shalat wajib yang
dilaksanakan secara berjamaah. Shalat Jumat adalah Shalat wajib atau fardhu
‘ain yang dilaksanakan oleh setiap muslim laki-laki dalam setiap minggunya
setiap hari Jumat. Shalat Jumat harus dilaksanakan secara berjamaah dan
tidak boleh dilakukan sendiri-sendiri. Agar Shalat Jumat dapat dilaksanakan
sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku, maka kalian harus mengetahui
ketentuan-ketentuannya.

Syarat Wajib Shalat Jumat 


Shalat Jumat dilaksanakan dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Islam. 
b. Ballig (dewasa), anak-anak tidak diwajibkan.
c. Berakal, orang gila tidak wajib. 
d. Laki-laki, perempuan tidak diwajibkan. 
e. Sehat, orang yang sedang sakit atau berhalangan tidak diwajibkan.
f. Menetap (bermukim), orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) tidak
wajib.

Ketentuan Shalat Jumat Syarat Sah 


Mendirikan Shalat Jumat Shalat Jumat dianggap sah apabila memenuhi syarat
sebagai berikut.

1. Shalat Jumat dilaksanakan di tempat yang telah dijadikan tempat bermukim


oleh penduduknya, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Oleh karena itu,
tidak sah mendirikan Shalat Jumat di ladang-ladang yang penduduknya hanya
singgah di sana untuk sementara waktu saja. melaksanakan Shalat Jumat di
masjid sekolah 
2. Shalat Jumat dilaksanakan secara berjamaah. Tidak sah hukumnya apabila
Shalat Jumat dilaksanakan sendiri-sendiri. Para ulama berbeda pendapat tentang
jumlah orang untuk dapat mendirikan Shalat Jumat. Sebagian ulama
mengatakan minimal 40 orang, tapi ada juga yang mengatakan minimal 2
orang. 
3. Shalat Jumat dilaksanakan pada waktu dzuhur. Hal ini sesuai dengan hadis
Nabi: Dari Anas bin Malik,” Sesungguhnya Rasulullah saw. Shalat Jumat ketika
matahari telah tergelincir.”(H.R. Bukhari) 
4. Shalat Jumat dilaksanakan dengan didahului dua khotbah. 
Khotbah Jumat 
Khotbah Jumat merupakan nasihat dan tuntunan ibadah yang disampaikan oleh
khatib kepada jamaah Shalat Jumat. Perhatikan rukun dan syarat khotbah Jumat
ini.

a. Rukun khotbah Jumat


1. Mengucapkan puji-pujian kepada Allah Swt. 
2. Membaca shalawat atas        Rasulullah saw. 
3. Mengucapkan dua kalimat syahadat. 
4. Berwasiat (bernasihat). 
5. Membaca ayat al-Qur'an pada salah satu dua khotbah. 
6. Berdoa untuk semua umat Islam pada khotbah yang kedua. 

b. Syarat Khotbah Jumat


1. Khotbah Jumat dilaksanakan tepat siang hari saat matahari tinggi dan mulai
bergerak condong ke arah Barat. 
2. Khotbah Jumat dilaksanakan dengan berdiri jika mampu. 
3. Khatib Jumat hendaklah duduk di antara dua khotbah. 
4. Khotbah Jumat disampaikan dengan suara yang keras dan jelas. 
5. Khotbah Jumat dilaksanakan secara berturut-turut jarak antara keduanya. 
6. Khatib Jumat suci dari hadas dan najis. 
7. Khatib Jumat menutup aurat. 

c. Sunah Khotbah
1. Jumat Khotbah Jumat dilaksanakan di atas mimbar atau tempat yang tinggi. 
2. Khotbah Jumat disampaikan dengan kalimah yang fasih, terang, dan mudah
dipahami. 
3. Khatib menghadap ke jamaah Shalat Jumat. 
4. Khatib membaca shalawat atau yang lainnya di antara dua khotbah. 
5. Khatib menertibkan tiga rukun, yaitu dimulai dengan puji-pujian, salawat Nabi,
dan berwasiat. Jamaah Shalat Jumat hendaklah diam, tenang dan
memperhatikan khotbah Jumat. 
6. Khatib hendaklah memberi salam. 
7. Khatib hendaklah duduk di kursi mimbar sesudah memberi salam dan
mendengarkan adzan. 

d. Sunah yang Berkaitan dengan Shalat Jumat


1. Mandi terlebih dahulu sebelum pergi ke masjid. 
2. Memakai pakaian yang bagus dan disunahkan berwarna putih. 
3. Memakai wangi-wangian. Memotong kuku, menggunting kumis, dan menyisir
rambut. Menyegerakan pergi ke masjid untuk melaksanakan Shalat Jumat. 
4. Melaksanakan Shalat tahiyatul masjid (Shalat untuk menghormati masjid) 
5. Membaca al-Qur'an atau dzikir sebelum khotbah Jumat. 
6. Memperbanyak doa dan shalawat atas Nabi Muhammad saw. 
e. Adab Melaksanakan Shalat 
1. Jumat Meluruskan Shaf (barisan Shalat).Shaf di depan yang masih kosong segera diisi. Salah
satu kesempurnaan Shalat berjamaah adalah shaf-nya lurus dan rapat. 
2. Ketika khatib sedang berkhotbah, jamaah tidak boleh  berbicara satu kata pun. Berkata-kata
saat khotbah berlangsung menjadikan Shalat Jumat sia-sia. Dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Jika engkau
berkata pada sahabatmu pada hari Jumat, ‘diamlah, dan khatib sedang berkhotbah!
”Sungguh engkau telah berkata sia-sia.” (H.R. Bukhari Muslim). 
Hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas. Ia berkata bahwa Rasulullah bersabda yang
artinya: “Barang siapa yang berbicara pada saat imam khotbah Jumat, maka ia seperti
keledai yang memikul kitab, sedangkan yang mengingatkan orang untuk diam, maka tidak
sempurna Shalat Jumatnya.” (H.R. Ahmad).
f. Hikmah Shalat Jumat 
1. Memuliakan hari Jumat. 
2. Menguatkan tali silaturrahmi. Kita bisa mengetahui kondisi jamaah yang lainnya. Misalnya,
jika kita melihat ada jamaah sedang dilanda kesusahan hidup, kita bisa membantu mereka.
Atau, jika ada yang jarang ke masjid karena sakit, kita usahakan untuk menjenguk mereka.
Bahkan, jika kita melihat ada yang bermaksiat, kita harus langsung menasihatinya. Dari sini
umat Islam bisa mewujudkan semangat tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa
sekaligus saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran dengan amar ma'ruf dan nahi
munkar.
3. Berkumpulnya umat Islam dalam masjid merupakan salah satu cara untuk mencari barakah
Allah Swt. Dengan sering berjamaah di masjid, bisa menambah semangat bekerja kita karena
terbiasa melihat orang-orang yang semangat beribadah di masjid. 
4. Melipatgandakan pahala kebaikan. 
5. Membiasakan diri untuk disiplin terhadap waktu.  

Halangan Shalat Jumat  


     Kadangkala, dalam kehidupan ini tidak semuanya dapat berjalan sesuai dengan yang kita
rencanakan. Ada kemungkinan terjadi hal-hal yang dapat menghalangi kita saat akan
melakukan shalat Jumat. 
Hal-hal yang dapat dijadikan alasan untuk seseorang boleh tidak melaksanakan Shalat Jumat
adalah sebagai berikut. 
1. Sakit. Orang yang sakit diperbolehkan tidak melaksanakan Shalat Jumat, tetapi harus
melaksanakan Shalat dzuhur. 
2. Hujan lebat, angin kencang, dan bencana alam yang menyulitkan untuk pergi ke masjid
melaksanakan Shalat Jumat. 
3. Musafir, yaitu seseorang yang sedang melaksanakan perjalanan jauh. 
4. Kondisi dan situasi perjalanan menuju tempat melaksanakan Shalat Jumat tidak aman. 
Syarat Dan Ketentuan Shalat Qashar Dan Jama’
1.Sholat Qasar
Bagi orang yang dalam berpergian jauh,di bolehkan menyingkat waktu sholat wajib yang 4
raka’at menjadi 2 raka’at dengan syarat sebagai berikut:

1. Jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalanan kaki atau dua marhalah(yaitu
sama dengan 138 km)
2. Berpergian bukan untuk maksiat
3. Shalat yang boleh di Qasar adalah sholat yang berjumlah 4 raka’at saja dan bukan qadha
4. Niat mengqashar pada waktu taqbiratul iqram
5. Tidak makmum kepada orang yang bukan musaffir
Dan menurut Abd.Rahman Al-Jazairi dalam Kitabul Fiqih alal Madzahibil Arba’ah
dinyatakan 81 km

2.Sholat Jama’
Sholat jama’ ialah sholat yang dikumpulkan,misalnya Dzuhur dengan Ashar,Magfibh dengan
Isya,di dalam satu waktu

Cara melakukan shalat jama’ itu ada dua macam:

o Jika sholat dzhur dengan ashar dikerjakan pada waktu dzuhur dengan magribh dengan
isya,dilakukan pada waktu magribh,maka jama seperti itu disebut sebagai Jama’ Taqdim
o Jika dilakukan sebaliknya disebut “Jama Takhir” misalnya zhur dengan dilakukan pada
waktu ashar dan magrib dengan isya,dikerjakan pada waktu isya
Syarat  jama’taqdim:

1. Dikerjakan dengan tertib,yakni dengan sholat yang pertama misalnya dzuhur


dahulu,kemudian ashar dan magribh kemudian baru isya.
2. Niat jama’ dilakukan pada shalat pertama
3. Berurutan antara keduanya,yakni tidak boleh di sela dengan shalat sunah atau lain lain
perbuatan
Syarat Jama’ Taqhir :

o Niat jama taqhir dilakukan pada shalat yang pertama


o Masih dalam perjalanan tempat datangnya waktu yang kedua

Anda mungkin juga menyukai