DI RUANG TURSINA II
Oleh
UMAYRA HIJRIAH
P1337420921208
(Umayra Hijriah)
Menyetujui,
1. Preceptor : (ditanda tangan)
Oleh
UMAYRA HIJRIAH
P1337420921208
Faktor penyebab dari oral squamous cell carcinoma dapat dilihat pada
tabel berikut (Butterworth et al., 2000) :
Minum mate
Sepsis kronik dalam mulut
Tembakau dan Alkohol : 75% dari seluruh kanker mulut dan faring di
Amerika Serikat berhubungan dengan penggunaan tembakau yaitu
termasuk merokok dan mengkonsumsi alkohol. Penggunaan alkohol
dengan rokok bersama-sama secara signifikan memiliki resiko yang lebih
tinggi daripada digunakan secara terpisah. Merokok cerutu dan merokok
menggunakan pipa mempunyai resiko yang lebih tinggi terhadap kanker
mulut dibandingkan dengan merokok kretek.
c. Photodynamic diagnosis
Diagnosis photodynamic atau fluorescence diagnosis pada oral
carcinoma menggunakan 5-aminolevulinic acid (5-ALA), yang
diproduksi oleh tubuh pada sintesis heme sebagai photosensitizing stain.
Aplikasi secara topical dari 5-ALA menstimulasi meningkatnya produksi
dan akumulasi intraselular dari protoporphyrin IX pada jaringan
dysplastic dan cancerous, yang sensitive terhadap paparan cahaya
dengan panjang gelombang 405 nm. Jaringan fluorescent dicurigai
sebagai jaringan malignan dan harus dibiopsi (Driemel et al., 2007).
d. Autofluorescence
Autofluorescence mendeskripsikan karakteristik biologis dari suatu
jaringan yang mengkilap saat dipaparkan cahaya dengan gelombang
yang sesuai, efek ini disebabkan oleh adanya fluorophores seperti flavin,
tryptophan, elastin, dan collagen. Pada sel yang malignan, glikolisis
umumnya dilakukan secara anaerob, sedangkan sel normal umumnya
melakukan glikolisis secara aerob. Mononucleotide flavin berfungsi
sebagai coenzyme pada glikolisis aerob, namun tidak terdapat pada
glikolisis secara anaerob. Saat distimulasi oleh cahaya biru, flavin
memancarkan cahaya hijau sehingga dapat membedakan jaringan sehat
dengan jaringan kanker yang terlihat gelap (Driemel et al., 2007).
e. Biopsi
Diagnosis ditetapkan melalui biopsi. Specimen diambil dari area
yang paling dicurigai secara klinis dengan menghindari area yang
mengalami nekrosis dan ulserasi, lebih dari satu area biopsi dapat
dibutuhkan. Pada pasien dengan nodul limfatik yang membesar dan
tumor primer yang jelas terlihat pada rongga mulut atau orofaring, biopsi
tidak selalu diambil melalui area primer tersebut dan nodul limfatik,
pada situasi tersebut, aspirasi sitologi dapat dilakukan untuk mencari
tahu keterlibatan dari nodul limfatik (Barnes et al., 2005).
Jika tidak ditemukan letak tumor primer pada pasien dengan nodul
limfatik yang membesar, aspirasi pada nodul limfatik dapat dilakukan
untuk menetapkan diagnosis. Pada pasien yang dilakukan aspirasi
menunjukan hasil non-diagnostic dan terdapat kecurigaan adanya
Squamous Cell Carcinoma, biopsi dilakukan dengan melakukan eksisi
pada nodul limfatik. (Barnes et al., 2005).
Prosedur mencari tumor primer dapat dilakukan dengan direct
pharyngolaryngoscopy, kemudian dilanjutkan dengan biopsi pada area
dengan resiko terjadinya SCC terbanyak seperti dasar lidah, nasofaring,
dan lain-lain (Barnes et al., 2005).
H. Tampilan Klinis Oral Squamous Cell Carcinoma
Menurut Neville, et al. Squamous cell carcinoma memiliki beragam
gambara klinis yaitu:
a. Exophytic (pembentuk massa)
b. Endophytic (berlubang dan ulserasi).
c. Leukoplakia (bercak putih)
d. Erythroplakia (bercak merah)
e. Erythroleukoplakia (kombinasi bercak merah dan putih)
DAFTAR PUSTAKA
oleh
Umayra Hijriah
P1337420921208
1. DEFINISI
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Pada umumnya
tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan
pergerakan badan. Ketika energi tunuh dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada
makanan. Ketika energy tubuh dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada makanan, maka
berat badan tidak berubah. Jika pemasukan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat
seseorang akan bertambah, begitu juga sebaliknya. (Potter Perry, 1997).
2. JENIS NUTRISI
Nutrisi yang terkandung dalam suatu makan sebagian besar terdiri dari enam
kategori, yaitu :
a. Karbohidrat
Tanaman menyimpan karbohidrat seperti tepung. Zat tepung dibuat dari biji
yang tertutup oleh dinding sel. Karbohidrat sendiri punya peranan dalam nutrisi
manusia karena bias menambah serat untuk diet. Serat berguna pada pencegahan
dan penyembuhan penyakit ketika pemberian makanan melalui selang.
b. Protein
d. Air
Air merupakan komponen kritis dalam bentuk cairan dalam tubuh karena fungsi
sel bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60 % - 70 % dari seluruh berat
badan. Ketika kehilangan air, seseorang dapat bertahan tidak lebih dari beberapa
jam di padang pasir atau beberapa hari di lingkungan yang sangat terlindungi.
Kebutuhan cairan dipenuhi oleh konsumsi cairan dan makanan padat yang
tinggi kadar air, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Orang yang sakit
mengalami peningkatan kebutuhan cairan seperti penderita demam.
e. Vitamin
Vitamin merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang
essensial untuk metabolisme normal. Vitamin terbagi menjadi 2 jenis yaitu vitamin
larut air yang terdiri dari vitamin C dan B, sedang vitamin yang lainnya masuk
kedalam klasifikasi vitamin larut lemak seperti vitamin A,D,E, dan K.
f. Mineral
Mineral adalah elemen essensial nonorganic pada tubuh sebagai katalis dalam
reaksi biokimia. Kenutuhan mineral sehari-hari adalah 100 mg. ketika berkurang
maka elemen renik juga akan berkurang dari kadar kebutuhan sehari-hari.
3. GANGGUAN NUTRISI
Gangguan nutrisi seperti mal nutrisi biasanya terjadi pada klien-klien yang
mengalami gangguan dalam saluran gastrointestinalnya. Klien yang dianjurkan untuk
tidak mengkonsumsi melalui mulut biasanya beresiko mempunyai gangguan pada
nutrisinya. Asupan makanan terkadang berubah pada pasien operatif. Persiapan operasi
biasanya melibatkan pembersihan perut minimal 8 jam berpuasa. Permulaan asupan
makanan pascaoperasi bergantung pada pengembalian fungsi perut, tingkat prosedur
bedah, keberadaaan komplikasi apapun, dan pilihan pembedah untuk mengawali
pemberian makanan. (Johnson, 2000)
Mual
Anoreksia
Lemas
Lesu
Sedangkan tanda-tanda obyektif yang muncul akibat gangguan nutrisi biasanya seperti :
Wajah mengalami diskolorasi, bersisik, bengkak, kulit gelap di pipi dan di bawah
mata
(Carpenito, 1995)
5. PATHWAYS
ke sel
6. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Fisiologis (intake nutrient)
- Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
- Pengetahuan
- Gangguan menelan
- Perasaan tidak nyaman setelah makan
- Anoreksia
- Nausea dan vomitus
- Intake kalori dan lemak yang berlebih
Kemampuan mencerna nutrient
- Obstruksi saluran cerna
- Malaborbsi nutrient
- DM
Kebutuhan metabolism
- Pertumbuhan
- Stres
- Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
- Kanker
Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
Sumber ekonomi
Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas memasak
untuk menyediakan makanannya.
Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan
menyediakan makanannya sendiri.
Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka
sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya
seimbang.
Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah
berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan
pengonsumsian makanan yang bergizi.
Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia lain
yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan
mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
(Johnson, 2000)
7. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan fisik: apatis, lesu.
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
d. Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
e. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver/lien.
f. Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
g. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
h. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
i. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat.
j. Gusi: pendarahan, peradangan.
k. Lidah: edema, hiperemis.
l. Gigi: karies, nyeri, kotor.
m. Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
n. Kuku: mudah patah.
o. Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium
dengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
Metode Pemberian
1. Pengkajian
a) Mengkaji antropometri klien seperti berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
2. Diagnosa Keprawatan
3. Intervensi
a) Biasakan klien untuk diet dan gunakan suplemen oral untuk mencapai energi dan
asupan nutrient yang adekuat
4. Implementasi
5. Evaluasi
Alimul H. A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Perry, Potter. (1997). Fundamental of Nursing. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. (2006). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktek. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, L.J. (1995). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Oleh
UMAYRA HIJRIAH
P1337420921208
b. Keluarga mengatakan pasien tidak tahu tentang penyakit yang dideritannya karena telat
menyadari gejala yang dialami.
3. Pola eleminasi
a. Eliminasi Urine
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 6-8x sehari Menggunakan pempres dan ke
kamar mandi
Pancaran Kuat -
Bau Amoniak Menyengat
Warna Kuning Pucat Kuning pekat
Perasaan Setelah BAK Lega -
Total Produksi Urin ±1500 ─ 2000 cc / ±500 ─ 1000 cc / hari
hari
b. Eliminasi Alvi
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 1 x / hari pagi Belum BAB selama 2 hari
Konsistensi Lembek berbentuk -
Bau Khas -
Warna Kuning kecoklatan -
E. PEMERIKSAAN FISIK
Kanan Kiri
5 5
4 4
a) Ekstremitas atas : Skala kekuatan otot pada ekstremitas atas sinistra dan dextra
yaitu masing-masing 5,ditandai dengan mampu menggerakkan.
b) Ekstremitas bawah : Skala kekuatan pada ekstremitas bawah sinistra dan dextra
yaitu masing-masing 4, pasien sanggup untuk dan mampu berjalan tetapi butuh
pengawasan.
4) Pada tangan kiri pasien terpasang infus, tidak ada tanda-tanda infeksi pada daerah tusukan
infus, dan tidak ada nyeri berlebihan ketika area tusukan infus ditekan.
h. Kulit
Kulit pasien warna sawo matang, kulit kering, turgor NOR.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
HB 10,2 14.0-17,0 g/dl
Hematokrit 30 45-55 %
Eritrosit 4,0 4,7-6,1 106/mm3
Trombosit 315 150-450 103/mm3
Leukosit 11,46 4,5-10,5 103/mm3
MCV 74 80-100 fL
MCH 26 27-31 Pg
MCHC 35 32-36 g/dL
RDW 18,1 11,5-14,5 %
MPV 7,7 7,2-11.1 Fl
KIMIA KLINIK
Ureum 15 13-43 mg/dL
Kreatinin 0,90 0,67-1,17 mg/dL
G. PROGRAM TERAPI
- Injeksi granon 3 mg 1 Ampul
- Injeksi deksamethason 2 Ampul
- Injeksi Diphenhidramin 1Ampul
- Injeksi furosemide 40 mg 1 Ampul
- Infus NaCl 0,9% 500 cc 1/2 jam
- 5 flurouracil 172 mg dalam 250 cc NaCl 0,9% 1 Jam ( obat kemo)
- Bilas NaCl 0,9% 500 cc 1/2 jam
I. DAFTAR MASALAH (RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN)
Tanggal / jam Kode Diagnosa Subjektif, Obyektif, Assasment , Planning Ttd perawat
Keperawatan SOAP
16 1 S: Pasien mengatakan mual dan muntah,
Maret tidak nafsu makan,
2022
10.45 O: Klien tampak lemah, mukosa mulut
kering, turgor sedang, pasien tampak tidak
menghabiskan makanannya, hanya habis 3
sendok, dan mual setelah makan dan
minum.
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi:
1. Anjurkan keluarga untuk
memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
2. Anjurkan posisi duduk saat makan,
jika mampu
P: lanjutkan intervensi:
1. Anjurkan keluarga untuk
memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
18 1 S: Keluarga mengatakan pasien masih tidak
Maret napsu makan, tetapi tidak merasakan mual
2022 muntah
10.00
O: pasien tampak sehat, turgor sedang,
mukosa mulut kering, saat makan pasien
hanya menghabiskan 6 sendok.
P: lanjutkan intervensi:
1. Anjurkan keluarga untuk
memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
17 2 S : pasien mengeluh nyeri pada luka
P : Nyeri saat k e p a l a digerakan ke
Maret
kiri (Beraktivitas)
2022
Q : Nyeri terasa seperti ditusuk
10.30 WIB
R : di pipi kiri
S : nyeri skala 4