Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN MINGGU KETIGA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA PASIENCA OVARIUM

DI RUANG TURSINA II

Oleh

UMAYRA HIJRIAH
P1337420921208

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2022
Lampiran 18

KONTRAK BELAJAR (LEARNING CONTRACT) KDP (CA Ovarium)


Nama : Umayra Hijriah NIM : P1337420921208
Ruang : Tursina 2 Stase : KDP
Capaian Srategi/ Metode Referensi Hasil yang diharapkan
Pembelajaran Pembelajaran

Tujuan Umum : Untuk mencapai tujuan 1. http://snars.web.id/skdi Selama pembelajaran praktek klinik
tersebut saya akan 2. Tim Pokja SIKI saya kan menunjukan kemampuan saya
Setelah
melakukan : PPNI(2018). Standar dalam mengelola pasien dan melakukan
menjalankan
Intervensi KeperawataTim asuhan keperawatan pada pasien dengan
praktek klinik di 1. Mencari buku Pokja SIKI PPNI (2018). gangguan CA Ovarium dengan bukti :
ruang tursina 2 sumber yang relavan Standar Intervensi
selama 3 minggu, 2. Berkonsultasi Keperawatan Indonesia. 1. Disetujuinya kontrak belajar dan
saya mampu/ dengan CI, perawat Indonesia.Jakata Selatan: laporan pendahuluan berupa klinikal
kompeten dalam ruangan dan dosen DPP PPNI.Jakata Selatan: pathways sebelum praktek
memberi asuhan 3. Ikut berpartisipasi DPP PPNI. 2. Tercapainya kegiatan praktek sesuai
keperawatan pada lansung dalam kontrak
pasien dengan melakukan 3. Terpenuhi target/ kompetensi
gangguan CA perawatan kepada (komunikasi, skill kompetensi)
Ovarium meliputi : pasien 4. Terdokumentasinya kegiatan praktek
Mencari jurnal yang pada catatan harian
1. Mengkaji relavan di internet 5. Tercapainya beberapa ketrampilan
riwayat
kesehatan keperawatan yang berhubungan
pasien dengan keperawatan pada pasien
2. Mengkaji data dengan kasus CA Ovarium
dengan
pendekatan
pola
fungsional
3. Melakukan
pengumpulan
data melalui
pemeriksaan
fisik pada
pasien
4. Melakukan
pengumpulan
data melalui
pemeriksaan
penunjang
5. Pengelompoka
n data untuk
menetapkan
Semarang, 15 Meret 2022

Menyetujui, Penyusun,

1. Preceptor : (ditanda tangan)

(Umayra Hijriah)
2. Pembimbing Akademik : (ditanda tangan)
FORM LAPORAN AKTIFITAS HARIAN (LOGBOOK)
No Tanggal/ Aktifitas Hasil Yang Kendala Rencana Paraf
Hari Diperoleh Kegiatan
Selanjutnya
1 Senin,28 Menyusun Membuat WOC Tidak ada 1. Menuyusun
Maret 2022 WOC dan kebutuhan laporan kasus
membuat nutrisi dan 2. Memberikan
kontrak belajar membuat asuhan
sesuai dengan kontrak belajar keperawatan pada
kasus minggu selama 1 pasien dengan
ke 2 minggu masalah gangguan
rasa nyaman
2 Rabu, 30 1. Membina 1. Pasien dan Tidak ada 1. Membuat video
Maret 2022 hubungan keluarga keterampilan
teurapetik kooperatif klinik
dengan pasien 2. Masalah
2. Memberikan pasien teratasi
asuhan sebagian
keperawatan
pada pasien
dengan masalah
gangguan rasa
nyaman
4 Kamis, 31 Asuhan Pasien Bimbingan untuk
Maret 2022 keperawatan pulang laporang minggu 3
dihentikan dan masukan dari
dusen pembimbing
5 Jumat, 1 Bimbingan Mendapat kan Menargetkan
April 2022 kelompok dan arahan pengumpulan
masukan dari membuat laporan minggu 3
dosen Proposal EBPN yang dikirimkan ke
pembimbing helti

6
6 Sabtu , 2 Seminar hasil
April 2022 study kasus
kelompok dan
masukan dari
dusen
pembimbing
Tidur NREM
tahap 1
tahap antara sadar dan tidur
keadaan yang dipenuhi ketenangan kesempatan masih sadar lingkungan
tumbuh untuk mengembalikan fungsinya Definisi mengantuk
tahap 2
tidur ringan
proses tubuh menurun
-beradaptasi terhadap rangsang cemas denyut jantung dan frekunsi nafas menurun
-memperbaiki ingatan metabolisme menurun
-memudahkan mengatasi masalah yang sulit berlangsung 5-10 menit tahap 3
-relaksasi Fungsi tahap tidur
-memulihkan kesegaran melambatnya denyut jantung
Jenis-Jenis didominasi sistem saraf parasimpatis
gangguan pola tidur b.d anxietas
Tidur susah dibangunkan tahap 4
melambatnya sistem pernafasan dan denyut jantung
hasil yag diharapkan jarang bergerak
-waktu tidur dalam batas 6-8 jam/hari susah dibangunkan
-pola tidur dalam batas normal
tonus otot turun
-perassan segar setelah tidur
-intervensi
-pantau KU dan TTV Diagnosa
-ciptakan lingkungan yang nyaman Keperawatan
-fasilitasi aktivitas sebelum tidur
Tidur REM
-monitor waktu makan dan minum dengan
mimpi aktif
waktu tidur Kebutuhan Istitahat sulit dibangunkan
-pertahankan waktu tidur dan bangun teratur
dan Tidur tonus otot tidak teratur
-kolaborasi pemberian obat tidur
mata cepat menutup atau membuka
tekanan darah meningkat
metabolisme meningkat
terjadi mimpi yang bersemangat
insomnia
-pola tidur Faktor yang
-jam berapa masuk kamar untuk tidur mempengaruhi
-jam berapa biasa bangun tidur masa neonatus
-keteraturan pola tidur 0-6 bulan ; 14-18 jam/hari
masa bayi
-ketidakmampuan mempertahankan tidur
11-18 bulan ;12-14 jam/hari
night teror
masa anak
-mimpi buruk -penyakit 18 bulan-3 tahun ; 11-12 jam/hari
-peristiwa apa yang baru dialami Gangguan Tidur -kelelahan Kebutuhan masa prasekolah
-ststus emosi dan mental -stres psikologi Tidur 3-6 tahun ; 11 jam/hari
-gangguan tidur yang biasa dialami -obat-obatan masa sekolah
mendengkur samnambulisme -nutrisi 6-12 tahun ; 10 jam/hari
-tidur berjalan -lingkungan masa remaja
-enuresis 12-18 tahun ; 8,5 jam/hari
-kebiasaan sebelum tidur masa dewasa muda
-keadaan lingkungan sekitar 18-40 tahun ; 7-8 jam/hari
-delirium masa paruh baya 40-60 tahun ; 7 jam/hari
masa dewasa tua
60 tahun keatas ; 6 jam/hari
LAPORAN PENDAHULUAN PADA T.n A DENGAN DIANGNOSA CA
OVARIUM

DI RUANG TURSINA II

Oleh

UMAYRA HIJRIAH

P1337420921208

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2022
A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab pada

umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal yang

terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada tandatanda awal yang pasti. Beberapa

wanita mengalami ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak (Digitulio, 2014).

Kanker ovarium adalah kanker ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai

histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel germinal lebih banyak

dijumpai pada penderita berusia 50 tahun (Manuaba, 2013).

2. Etiologi

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Factor resiko terjadinya

kanker ovarium (Manuaba, 2013) sebagai berikut :

a. Faktor Usia

Faktor usia Wanita usia lebih dari 45 tahun lebih rentan terkena kanker

ovarium.

b. Faktor reproduksi

Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya resiko

menderita kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epiteliel

ovarium. Induksi ovulasi dengan menggunakan clomipen sitrat meningkatkan

resiko dua sampai tiga kali. Kondisi yang dapat menurunkan frekuensi

ovulasi dapat mengurangi resiko terjadinya kanker. Pemakaian pil KB

menurunkan resiko hingga 50% jika dikonsumsi selama lima tahun atau

lebih. Multiparitas, kelahiran multiple, riwayat pemberian ASI.


c. Faktor genetik

5-10% adalah herediter, angka resiko terbesar 5% pada penderita satu

saudara dan meningkat menjadi 7% bila memiliki dua saudara yang

menderita kanker ovarium.

3. Patofisiologi

Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namunnmultifaktoral. Resiko

berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan factor lingkungan, reproduksi dan

genetik. Faktorfaktor lingkungan yang berkaitan dengan dengan kanker ovarium

epitel terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian. Insiden tertinggi terjadi di

industri barat. Kebiasaan makan, minum kopi, dan merokok, dan penggunaan bedak

talek pada daerah vagina, semua itu dianggap mungkin menyebabkan kanker.

Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan resiko dan mungkin dapat

mencegah. Terapi penggantian estrogen pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih

berkaitan dengan peningkatan kematian akibat kanker ovarium. Gengen supresor

tumor seperti BRCA-1 dan BRCA-2 telah memperlihatkan peranan penting pada

beberapa keluarga. Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi

penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker ovarium.

Bila yang menderita kanker ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan

untuk menderita kanker ovarium.

Lebih dari 30 jenis neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Kanker ovarium

dikelompokkan dalam 3 kategori besar : 1. Tumortumor epiteliel, 2. Tumor stroma

gonad, dan 3. Tumor-tumor sel germinal. Keganasan epiteliel yang paling sering
adalah adenoma karsinoma serosa. Kebanyakan neoplasma epiteliel mulai

berkembang dari permukaan epitelium, atau serosa ovarium. Kanker ovarium

bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan

pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan perinetoneal sehingga implantasi

dan pertumbuhan. Keganasan selanjutnya dapat timbul pada semua permukaan

intraperitoneal. Limfasik yang disalurkan ke ovarium juga merupakan jalur untuk

penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjer pada pelvis dan kavum abdominal pada

akhirnya akan terkena. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal

dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik. Gejala tidak pasti akan muncul

seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis, sering berkemih, dan disuria,

dan perubahan gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat

kenyang, dan konstipasi.pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal

vagina sekunder akibat hiperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen,

beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala

keadaan akut pada abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam

tumor, ruptur, atau torsi ovarium.

4. Pathway
5. Klasifikasi

Menurut Prawirohardjo (2014), klasifikasi stadium kanker ovarium menurut

FIGO (Federation International de Gynecologis Obstetricts) 1988 sebagai berikut.


6. Manifestasi Klinis

Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium seperti,

perut membesar/merasa adanya tekanan, dyspareunia, berat badan meningkat karena

adanya massa/asites, peningkatan lingkar abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri

punggung, konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih, dyspepsia, perdarahan

abnormal, flatulens. peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai, nyeri panggul.


7. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan medis

a) Pembedahan Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada kanker

ovarium sampai stadium IIA dan dengan hasil pengobatan seefektif

radiasi, akan tetapi mempunyai keunggulan dapat meninggalkan ovarium

pada pasien usia pramenopouse. Kanker ovarium dengan diameter lebih

dari 4 cm menurut beberapa peneliti lebih baik diobati dengan

kemoradiasi dari pada operasi. Histerektomi radikal mempunyai

mortalitas kurang dari 1%. Morbiditas termasuk kejadian fistel (1%

sampai 2%), kehilangan darah, atonia kandung kemih yang

membutuhkan katerisasi intermiten, antikolinergik, atau alfa antagonis.

b) Radioterapi

Terapi radiasi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai

stadium II B sampai IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil

tetapi bukan kandidat untuk pembedahan. Penambahan cisplatin selama

radio terapi whole pelvic dapat memperbaiki kesintasan hidup 30%

sampai 50%.

c) Kemoterapi

Terutama diberikan sebagai gabungan radio-kemoterapi lanjutan atau

untuk terapi paliatif pada kasus residif. Kemoterapi yang paling aktif

adalah ciplastin. Carboplatin juga mempunyai aktivitas yang sama

dengan cisplatin.
8. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk membantu menegakkan

diagnosis adalah pemeriksaan radiografi dan penanda tumor. Pemeriksaan

histopatologi umumnya dilakukan bersamaan dengan operasi laparoskopi untuk

menentukan ada tidaknya keganasan dan tipenya. Lesi ovarium umumnya ditemukan

secara insidental pada pemeriksaan radiografi abdomen atau pelvis untuk indikasi

lainnya.

a. Pemeriksaan Radiografi

Ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang paling bermanfaat

karena dapat menentukan morfologi tumor pelvis, serta menilai ada

tidaknya massa pada bagian lain abdomen. Ultrasonografi transvaginal

bermanfaat untuk menilai struktur dan pendarahan ovarium, membedakan

massa kistik dan solid, serta mendeteksi adanya asites. Tingkat akurasi

pemeriksaan ini untuk membedakan massa jinak dan ganas adalah

sensitivitas 86-94%, spesifisitas 94-96%.

Walau demikian, perlu diingat bahwa ultrasonografi sangat dipengaruhi

oleh operator (operator-dependent). Studi dilakukan untuk validasi

eksternal sistem skoring ultrasonografi transvaginal untuk kanker ovarium

dan hasilnya menunjukkan bahwa performa pemeriksaan ini inferior

dibandingkan dengan tingkat akurasi yang dilaporkan. Selain itu,

ultrasonografi juga memiliki nilai prediksi positif yang rendah karena

tingginya prevalensi lesi ovarium jinak.

b. Pemeriksaan Penanda Tumor


Pemeriksaan penanda tumor yang dilakukan adalah CA 125 pada

darah. Pemeriksaan ini sebaiknya dikombinasikan dengan pemeriksaan

radiologis untuk mendeteksi kanker ovarium. Selain CA 125, assay yang

dapat digunakan untuk pemeriksaan di antaranya adalah apolipoprotein

A1, follicle stimulating hormone (FSH) dan human epididymis protein 4.

Walau demikian, pemeriksaan ini memiliki tingkat akurasi yang rendah.

c. Kombinasi Pemeriksaan Ultrasonografi dan Penanda Tumor

Keterbatasan pemeriksaan ultrasonografi dan penanda tumor

menjadi dasar penelitian untuk kombinasi kedua pemeriksaan ini. Studi

menunjukkan tingkat akurasi yang lebih tinggi sehingga kombinasi kedua

pemeriksaan ini saat ini menjadi standar diagnosis kanker ovarium. Walau

demikian masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai standar

penelitian (apakah penanda tumor terlebih dahulu, ultrasonografi terlebih

dahulu, atau keduanya bersamaan), serta akurasi pemeriksaan.

d. Pemeriksaan Histopatologi

Biopsi dengan aspirasi jarum halus (fine needle aspiration biopsy)

tidak rutin dilakukan. Pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan dengan

operasi laparoskopi untuk mereseksi tumor. Dari pemeriksaan

histopatologi dapat diketahui secara pasti apakah tumor tersebut ganas

atau jinak dan tipe dari keganasan tersebut. Berdasarkan histopatologi,

kanker ovarium dibedakan menjadi beberapa jenis di antaranya tipe

epitelial tipe yang terbanyak (90%) yang meliputi subtipe serosa,

endometrioid, clear-cell dan karsinoma musinosa. Dari tipe ini yang paling
banyak adalah high-grade serous carcinoma (HGSC). Tipe kanker

ovarium yang lain di antaranya adalah tumor stromal, tumor sel germinal,

karsinoma peritoneal primer dan metastasis tumor ovarium. Beberapa

kanker ovarium diduga berasal dari luar ovarium, banyak kasus HGSC

ovarium ditemukan berasal dari tuba fallopii. Baik ovarium maupun tuba

falopii berasal dari epitel coelomic pada saat perkembangan embrio.(dr.

Yelvi Levani, 2019).


REFERENSI

dr. Yelvi Levani. (2019). Diagnosis Kanker Ovarium.

Drs.H.syaifuddin, A. (2016). Anatomi Fisiologi berbasis kompetensi untuk keperawatan &


kebidanan (S. K. monica ester (ed.)). buku kedokteran EGC.
Hariyono Winarto, & Andrew Wijaya. (2020). Gambaran Myelosupresi pada pasien Kanker
Ovarium yang Menerima Kemoterapi Carboplatin-Paclitaxel di 109 RSUPN Cipto
Mangunkusumo Tahun 2018. Journal Of The Indonesian Medical Association.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). standar diagnosis keperawatan indonesia. Dewan pengurus
pusat persatuan perawat nasional indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). standar diagnosis keperawatan indonesia. Dewan pengurus
pusat persatuan perawat nasional indonesia.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny, A DENGAN GANGGUAN GANGGUAN
KEBUTUHAN ISTITAHAT DAN TIDUR

DI RUANG TURSINA II

Oleh

UMAYRA HIJRIAH

P1337420921208

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2022
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN


ISTITAHAT DAN TIDUR DI RUANG TURSINA II

Tanggal Pengkajian/Jam: 30-03-2022 / 11-00 Ruang/RS: Thursina 2


A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny, A
b. Umur : 69 Th
c. Alamat : Kampung Baru
d. Pendidikan : SLTA/Sederajat
e. Pekerjaan : Swasta
f. Tanggal masuk : 31-03-2022
g. Diagnosa medis : CA Ovarium
h. Nomor register : #02-2428184

2. Biodata Penanggung jawab


a. Nama : Riski
b. Alamat : Kampung Baru
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Hubungan dengan klien: Anak Kandung.
B. KELUHAN UTAMA
Pasien datang untuk kemoterapi siklus pertama.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat di kaji pasien mengatakan Pasien terdiagnosa Ca Ovarium dari sejak tahun
2021. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 30 Maret 2022. Pasien mengatakan
masuk rumah sakit karena sudah jadwalnya untuk melakukan kemoterapi yang ke 1.
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Pasien mengeluh mual muntah setelah
menjalani kemoterapi. Pasien dapat beraktifitas secara mandiri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasien tidak ada sakit seperti yang di alami sekarang.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit seperti yang dialami pasien saat
ini. Didalam keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit menular seperti
hepatitis, TBC dan lain – lain.
D. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL

1. Pola Manajemen dan persepsi kesehatan

a. Keluarga mengatakan pasien sadar akan kesehatannya dan saat mengalami gejala-
gejala sakit, pasien langsung memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.

b. Keluarga mengatakan pasien tidak tahu tentang penyakit yang dideritannya karena
telat menyadari gejala yang dialami.

c. Bila sakit, biasanya pasien berobat ke pelayanan kesehatan terdekat.

2. Pola nutrisi & metabolism


A (antropometri) TB: 150
BB: 55
LILA: 21
B (biokimia) (Tanggal 30 Maret 2022)
Hb: 12
Ureum: 29
Kreatinin: 1,00

C (clinic sign) Kulit tidak kering , bibir tidak kering dan


tidak pecah-pecah, mukosa mulut normal,
konjungtiva normal , turgor kulit sedang.

D (diet) Diet makan biasa, pantangan makan penyedap


atau makanan yang dibakar, frekuensi makan
3x sehari, makan habis 3 sendok, selingan
buah sesekali.
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Jenis Nasi, lauk, sayur, Nasi, lauk, buah ,susu, air
buah, teh manis, dan putih
air putih
Porsi 1 porsi habis 2-3 sendok
Pola Minum 1 2 gelas/hari, air putih, 5 gelas/hari, air putih, susu
dan teh
Berat Badan
Keluhan Tidak ada

3. Pola eleminasi
a. Eliminasi Urine
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 6-8x sehari 8-10x sehari
Pancaran Kuat -
Bau Amoniak Menyengat
Warna Kuning Pucat Kuning pucat
Perasaan Setelah BAK Lega -
Total Produksi Urin ±1500 ─ 2000 cc / hari ±500 ─ 1000 cc / hari

b. Eliminasi Alvi
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 2 x / hari pagi 1x / hari
Konsistensi Lembek berbentuk -
Bau Khas -
Warna Kuning kecoklatan -
4. Pola istirahat & tidur
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Jumlah jam tidur malam 6 ─ 7 jam 3 jam
Pengantar tidur Tidak ada Mendengar ayat al-qur’an
Gangguan tidur Tidak ada Sering terbangun
Perasaan waktu bangun Nyaman Masih ngantuk dan lemas

5. Pola aktifitas dan latihan


AKTIVITAS MANDIRI BANTU KETERANGAN
Mandi √ - Mandiri
Berpakaian √ - Mandiri
Pergi ke Toilet √ - Mandiri
Berpindah/Berjalan √ - Mandiri
Mengontrol BAB Dan BAK √ - Mandiri
Makan Minum √ - Mandiri
Tingkat Ketergantungan Tingkat ketergantungan total

6. Pola peran & hubungan


a. Pasien dapat berkomunikasi dengan jelas, mampu mengekspresikan.
b. Pasien dekat dengan anggota keluarganya dan merekalah yang paling berpengaruh
dalam hidup pasien dan pasien meminta bantuan pada keluarga terdekatnya jika
memiliki masalah.

7. Pola presepsi kognitif dan sensori


a. Keluarga mengatakan pasien sering merasa nyeri, serta mengeluhkan sakit.
b. Pasien mampu mengingat sesuatu dengan baik, mampu bicara jelas, dan memahami
pesan yang diterima.

8. Pola persepsi diri /Konsep diri


a. Harapan pasien setelah menjalani perawatan yaitu pasien ingin segera sembuh dan
dapat beraktivitas kembali.
b. Keadaan sakitnya saat ini sangat mempengaruhi kebiasaan hidup pasien, pasien jadi
tidak dapat makan semua yang pasien inginkan, karena ada pantangan dari
kemoterapi.
c. Sebelum sakit, pasien berperan sebagai seorang ibu dalam keluarga dan, saat pasien
sakit, pasien tidak dapat menjalankan perannya lagi.
9. Pola Seksual & reproduksi
Pasien tidak memiliki masalah reproduksi dan seksual, dan pasien saat ini sudah
menikah.

10. Pola mekanisme koping


 Koping Terhadap Sakitnya :Menerima dan optimis
sembuh dengan mengikuti program dari dokter

 Penyelesaian Bila Ada Masalah :Minta Bantuan atau arahan


dari keluarga.

11. Pola Nilai Dan Kepercayaan

Pasien beragama islam, sebelum sakit pasien menjalankan selalu menjalankan ibadahnya
dengan rajin sholat 5 waktu. Setelah sakit Ny.A tetap rajin menjalankan ibadah sholat 5
waktu.

E. PEMERIKSAAN FISIK

a. Penampilan / keadaan umum : Baik / compos mentis.


b. Tanda-tanda vital
1) Suhu tubuh : 36,0 ºC
2) Tekanan darah:120/80 mmHg
3) Respirasi : 20 x/m
4) Nadi : 80 x/m
c. Pengukuran antropometri
1) Tinggi badan :150 cm
2) Berat badan : 55 kg
3) Lingkar lengan atas : 21
d. Kepala : Bentuk simetris dan tidak ada luka
1) Rambut :Warna hitam dan ada uban, bergelombang, tipis, dan agak kotor
2) Mata :kedua mata bereaksi terhadap cahaya, tidak memakai kacamata,
dan konjungtiva anemis.
3) Hidung :Hidung bersih, tidak ada sekret.
4) Telinga : Tidak adanya masaa
5) Mulut :Selaput mukosa tidak kering, mulut tampak bersih, gigi dan gusi
baik, tidak bau mulut, bibir pink dan tidak pecah-pecah.
6) Leher dan tenggorokan : posisi trakea simetris.
e. Dada dan Thorak : bentuk dada simetris, pergerakan simetris, tidak ada luka dan tidak
menggunakan otot bantu pernapasan.
1) Paru-paru
a) Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan simetris, tidak ada luka
b) Perkusi : Terdapat bunyi sonor
c) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, terdapat bunyi vesikuler
2) Jantung
a) Inspeksi : Bentuk simetris, ictus cardis, tidak ada jaringan parut
b) Perkusi : Tidak ada pelebaran jantung, suara jantung redup
c) Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Reguler, S1, S2, suara jantung resonan
3) Abdomen
a) Inspeksi : Bentuk simetris, tampak bengkak
b) Auskultasi : Bising usus normal
c) Perkusi : normal
d) Palpasi : Terdapat nyeri tekan di kwadran bawah.
f. Genital : Daerah genital bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda infeksi.
g. Ekstremitas
1) Inspeksi kuku : Warna merah muda, pendek, Bersih, tidak ada edema, dan utuh.
2) Capillary refill : Cepat
3) Kemampuan berfungsi

Kanan Kiri
5 5
5 5

a) Ekstremitas atas : Skala kekuatan otot pada ekstremitas atas sinistra dan
dextra yaitu masing-masing 5,ditandai dengan mampu menggerakkan.
b) Ekstremitas bawah : Skala kekuatan pada ekstremitas bawah sinistra dan
dextra yaitu masing-masing 5, pasien sanggup untuk dan mampu berjalan.
4) Pada tangan kiri pasien terpasang infus, tidak ada tanda-tanda infeksi pada daerah
tusukan infus, dan tidak ada nyeri berlebihan ketika area tusukan infus ditekan.
h. Kulit
Kulit pasien warna sawo matang, kulit kering, turgor NOR.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ( Disesuaikan dengan topic yg diambil…!)


1. Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
HB 12 12.0-15,0 g/dl
Hematokrit 35 37-47 %
Eritrosit 4,1 4,2-5,4 106/mm3
Trombosit 248 150-450 103/mm3
Leukosit 7,52 4,5-10,5 103/mm3
MCV 85 80-100 fL
MCH 29 27-31 Pg
MCHC 35 32-36 g/dL
RDW 13,6 11,5-14,5 %
MPV 10,3 7,2-11.1 Fl
PDW 11,2 Fl
LED 76 20 MM/JAM
KIMIA KLINIK
Ureum 29 13-43 mg/dL
Kreatinin 1,00 0,51-0,95 mg/dL

G. PROGRAM TERAPI
- Dexametason 10mg iv
- Ranitidine 50mg iv
- Ondansentron 8mg iv
- Brexel 114mg dalam NaCl 0,9%
- NaCl 0,9%
- Cisplatin 143mg dalam NaCl 0,9%
- Inj Neurobion 1Amp
- D5%
- Inj Lsix 1 Amp
DAFTAR MASALAH

Tanggal/ Masalah TTD


Data Fokus Etiologi
Jam Keperawatan perawat

Ds : -klien mengatakan Nyeri Gangguan pola tidur


31
biasanya tidur selama 8
Maret
jam, selama kemo klien kurang
2022
kontrol tidur
merasa sulit tidur
11-00
terkadang tidur 2-3 jam
gangguan
saja.
pola tidur
-klien mengeluh sering
terjaga setiap malam
-klien mengeluh istirahat
tidak cukup -klien
mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun.
-klien mengeluh nyeri
perut dan sakit kepala
Do :
TTV
TD: 120/80 mmHg
N: 80 x/M
RR: 20 x/m
T: 36,0 ºC
RENCANA KEPERAWATAN

Tanggal / Diagnosa TTD


No Tujuan Intervensi
Jam Keperawatan Perawat
31 1 Gangguan pola Setelah dilakukan
1. identifikasi pola
Maret tidur b.d kurang
tindakan keperawatan aktivitas dan tidur
2022 kontrol tidur
12.00 selama 1x24 jam 2. identifikasi faktor
pengganggu tidur
diharapkan pola tidur
3. identifikasi
(L.05045) membaik
makanan dan
dengan kriteria hasil: minuman yang
mengganggu tidur
1. keluhan sulit tidur
4. fasilitasi
membaik
menghilangkan
2. keluhan sering terjaga stress sebelum tidur
membaik 5. jelaska pentingnya
3. keluhan tidak puas tidur cukup selama
sakit
tidur membaik
6. anjurkan menepati
4. keluhan pola tidur kebiasaan waktu
berubah membaik tidur

5. keluahan istirahat tidak


cukup membaik.
TINDAKAN KEPERAWATAN

Kode
Tanggal / Tindakan Respon Tindakan TTD
Diagnosa
Jam Keperawatan
Keperawatan

31 1 1. identifikasi pola 1. klien mengatakan tidak


Maret aktivitas dan tidur
pernah tidur siang selama
2022 2 identifikasi faktor
pengganggu tidur sakit
14. 00 3 identifikasi makanan
dan minuman yang 2. klien mengatakan tidurnya
mengganggu tidur tidak pernah puas
4 fasilitasi
menghilangkan stress 3. klien mengatakan jam tidur
sebelum tidur berubah
4. klien mengatakan tidak
puas dengan tidurnya
5. klien mengeluh sulit tidur
1 1 - jelaska pentingnya - klien mengatakan tadi
April tidur cukup selama
2022 sakit malam mulai tidur
10.00 - anjurkan menepati dengan tenang tanpa
kebiasaan waktu
tidur terbangun
- klien mengatakan klien
mulai puas dengan
tidurnya
- klien tampak tenang
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal / TTD
Kode DX Catatan Perkembangan
Jam Perawat
31
Maret 1 S: -klien mengatakan tidak puas dengan
2022 tidurnya -klien mengeluh sulit tidur -klien
mengeluh tidurnya sering terbangun
14.00
O: -klien tampak pucat -klien tampak lemas
A: masalah gangguan pola tidur belum
teratasi

P: intervensi dilanjutkan
1
April 1 S: -klien mengatakan tadi malam tidurnya
2022 mulai tenang

-klien mengatakan merasa puas dengan


tidurnya

-klien mengatakan tidak terbangun dimalam


hari

O: -klien tampak tenang

A: masalah gangguan pola tidur teratasi

P:intervensi dihentikan
Nama : Umayra Hijriah
NIM : P1337420921208

Ruang : Thursina 3
Stase : Keperawatan Dasar Profesi
No Hari/tanggal/jam Ketrampilan yang Keterangan Tanda
dilakukan Pencapaian tangan
Preceptor
1. Senin , 28 Maret Memberikan obat melalui
2022 infus

2. Senin , 28 Maret Prosedur pemasangan Infus


2022
3. Rabu , 30 Maret Melepaskan infus
2022
4. Rabu , 30 Maret Prosedur pemasangan Infus
2022
5. Kamis , 31 Maret Prosedur pemasangan oksigen
2022 nasal kanul
6. Kamis , 31 Maret Prosedur pelepasan infus
2022
7. Kamis , 31 Maret Memberikan penkes mengenai
2022 nutrisi pada pasien post
kemoterapi

Anda mungkin juga menyukai