Anda di halaman 1dari 15

JADWAL PESANTREN RAMADHAN 1444 H / 2023 M

SDN 262 PANYILEUKAN


KELAS :3 ___
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at
• Asmaul
• Asmaul Husna • Asmaul Husna
Husna
• Tadarus • Tadarus
10.30 -11.00 • Tadarus
• Menghafal Surat • Menghafal Surat
Menghafal
pilihan (Juz pilihan (Juz
Surat pilihan
‘amma) ‘amma)
(Juz ‘amma)
Lomba Penutupan
Menghafal doa Menghafal
Menghafal doa
11.00-11.15 masuk dan keluar doa keluar
berwudhu
masjid rumah
Sholat
11.15 – 12.00 Adab wudhu Adab didalam masjid berjamaah
dan adabnya

*Hafalan wajib Juz ‘amma


Kelas 3 : Al-Qoriah & Al-Adiyat
Doa Setelah Berwudhu

َ.ُ ‫سولُه‬ َّ َّ‫اَ ْشهدَُأ ْنَالَإِلهَ ِإال‬


ُ ‫ََّللاَُو ْحدهَُالَش ِريكَلهَُوأ ْشهدَُأ َّنَ ُمح َّمدًاَع ْب ُدهَُور‬
َ‫ىَمنَ ْال ُمتط ِ ِّه ِرين‬
ِ ِ‫اجع ْلن‬ ِ ِ‫َاجع ْلن‬
ْ ‫ىَمنَالت َّ َّوا ِبينَو‬ ْ ‫اللَّ ُه َّم‬
Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu anna Muhammadan
Abduhu wa rasuluhu. Allahumma-j alnii minat tabinna waj alnii minal mutathohiirina waj
alni min ibadati shalihin.

Artinya: "Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutukan bagi-
Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah
jadikanlah aku orang yang ahli tobat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku
dari golongan orang-orang yang saleh."

Link Video : https://www.youtube.com/watch?v=RCDf4c7P0KQ

PEMBELAJARAN 1
ADAB WUDHU
1. PENGERTIAN WUDHU
Sebagai orang Islam yang baik, kita diharuskan bisa berwudhu dengan baik dan
benar. Kenapa? Karena wudhu salah satu syarat sahnya sholat. Berwudhu bisa pula
menggunakan debu yang disebut dengan tayammum. Wudhu’ secara bahasa adalah
tampil indah dan bersih. Sedangkan, secara syar'i (terminologi) Wudhu’ adalah
"Menggunakan air yang tohur (suci dan mensucikan) pada anggota tubuh yang empat
(yaitu wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki) dengan cara yang khusus menurut
syari'at"

2. HUKUM WUDHU
Hukum wudhu ada dua yaitu, wajib dan sunah.
1) Wudhu menjadi wajib ketika akan melaksanankan hal-hal , seperti;
a. Mengerjakan sholat
Firman Allah Subahanahu Wa Ta’ala. “Hai orang-orang yang beriman, jika
kalian hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah muka dan tangan kalian
sampai kesiku dan usapkan kepala serta basuhlah kaki kalian sampai mata
kaki.” (Al-Maidah:6)

b. Hendak menyentuh Al-Qur’an


Firman Allah Subahanahu Wa Ta’ala. “Tidak menyentuhnya kecuali hamba-
hamba yang disucikan.” (Al-Waaqi’ah)

2) Wudhu bersifat sunnah adalah bila akan mengerjakan hal-hal berikut ini:
a. Mengulangi wudhu untuk tiap shalat,
b. Bagi setiap Muslim untuk selalu tampil dengan wudhu,
c. Ketika hendak tidur,
d. Ketika marah,
e. Ketika membaca al-Qur'an,
f. Ketika Melantunkan azan dan iqamat,

3. SYARAT WUDHU
Syarat wudhu, antara lain:
1) Islam
2) Tamyiz (Cukup Umur dan Ber’akal)
3) Bersih dari haid
4) Bersih dari nifas
5) Bebas dari sesuatu yang bisa menghalangi sampainya air ke kulit
6) Jangan ada barang yang bisa merubah air (najis dll)
7) Mengetahui bahwa hukum wudhu tersebut adalah wajib
8) Tidak boleh beri`tiqad (berkeyakinan) bahwa salah satu dari fardhu–fardhu
wudhu` hukumnya sunnah (tidak wajib).
9) Menggunakan air yang mensucikan
10) Harus Masuk waktu (Sholat) bagi orang yang da’imul hadats (selalu berhadats).

4. TATA CARA BERWUDHU


Tata cara berwudhu
1) Berniat wudhu
2) Mencuci dua telapak tangan
3) Berkumur-kumur (3 kali)
4) Membasuh hidung (3 kali)
5) Membasuh wajah (3 kali)
6) Membasuh kedua tangan dari ujung jari sampai siku sebanyak 3 kali, setelah
itu tangan kiri dengan cara yang sama.
7) Mengusap kepala dengan air, sedikitnya 3 helai rambut.
8) Mencuci kaki kanan sampai mata kaki sebanyak 3 kali kemudian kaki kiri.
9) Berdoa setelah berwudhu
10) Tertib.

5. RUKUN WUDHU
Rukun wudu adalah sesuatu yang harus ada pada wudhu, atau yang wajib ada pada
wudhu, tidak boleh ditinggalkan atau bahkan tidak ada pada wudhu.
Rukun wudhu berjumlah 6 :
1. Niat
2. Membasuh wajah
3. Membasuh kedua tangan sampai siku
4. Mengusap sebagian kepala
5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
6. tertib ( dilakukan secara berurutan)

6. HAL YANG MEMBATALKAN WUDHU


a. Sesuatu yang keluar dari qubul (kelamin depan) dan dubur (kelamin belakang)
baik berupa angin atau (berupa) benda lain selain air mani (sperma)
b. Hilangnya akal sebab tidur atau lainnya, kecuali tidurnya orang yang duduk
yang menetapkan pantatnya pada tanah (tempat duduk)
c. Bersentuhan antara kulit laki-laki dan wanita yang sudah sama-sama dewasa,
dari selain orang yang halal (keduanya tidak ada urusan mahram dan ketika
bersentuhan tidak ada penghalang)
d. Memegang (menyentuh) qubul anak adam dan lingkaran duburnya dengan
telapak tangan atau jari-jari bagian dalam (tapak tangan/jari-jari)
Doa masuk masjid

َ ‫اَللّٰ ُه َّم ا ْفتَحْ ِل ْي اَب َْو‬


‫اب َرحْ َمتِ َك‬
Allahummaf tahlii abwaaba rohmatik
"Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu"

Doa keluar masjid

ْ َ‫اَلل ُه َّم اِنِِّى اَسْأَلُ َك ِم ْن ف‬


‫ض ِل َك‬
"Allaahumma innii as’aluka min fadhlika."
Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu karunia-Mu.”

Link Video : https://www.youtube.com/watch?v=AV5C7MAFL1U

PEMBELAJARAN 2
SHOLAT DAN ADAB DI MASJID

1. SHOLAT
Sholat berasal dari bahasa arab yang artinnya ‘’do’a’’. Sedangkan menurut isltilah
sholat adalah ibadah yang dimulai dengan bacaan takbiratul ikhrom dan diakhiri
dengan mengucap salam dengan syarat dan ketentuan tertentu. Segala perkataan dan
perbuatan yang termasuk rukun sholat mempunyai arti dan makna tertentu yang
bertujuan untuk mendekatkan hamba dengan Penciptannya.

Rukun sholat
Ada 13 Rukun Dalam Sholat Yaitu :
1. Niat
2. Takbirotul Ihrom
3. Berdiri Tegak Lurus
4. Membaca Surat Al Fatihah
5. Ruku’ Dengan Tumakninah, Tumakninah itu Artinya : (Tenang Lahir Dan
Batinnya)
6. I’tidal ( Bangun Dari Ruku’ )
7. Sujud Dengan Tumakninah
8. Lungguh Dengan Tumakninah (Lungguh Artinya Duduk Diantara 2 Sujud)
9. Duduk Tahiyat Akhir
10. Membaca Tasyahhud
11. Membaca Sholawat Nabi Muhammad SAW Pada Tasyahud Akhir
12. Salam Pertama
13. Tertib (Artinya Melakukan Sesuatu Yang Dimulai Dari Allah dan RosulNYA)

Syarat sahnya sholat


a. Badan Suci Dari Hadats Kecil Dan Hadats Besar.
b. Badan, Pakaian, Dan Tempat Sholat Harus Bersih Dari Najis.
c. Menutup Aurot.
d. Sudah Masuk Waktunya Sholat.
e. Menghadap Kiblat.

Hal yang membatalkan sholat


a. Berhadats ( Segala Sesuatu Kotoran Yang Keluar Dari Tubuh, Contohnya :
Buang Air Kecil, Buang Air Besar, Buang Angin ).
b. Terkena Najis Yang Jelas.
c. Menyengaja Berkata/Ngomong/Bicara Selain Bacaan Sholat.
d. Menyengaja/Dengan Sengaja Meninggalkan Suatu Syarat, Rukun Sholat.
e. Menyengaja Bergerak 3x Berturut-turut, selain gerakan sholat. Contohnya :
Garuk Garuk Ke Arah yang Sama.
f. Tertawa Terbahak-bahak.
g. Mendahului Imam Jika ia Makmum ( Sholat Berjamaah ).
h. Murtad.

2. ADAB DI MASJID
Masjid adalah rumah Allah di bumi ini. Tempat yang paling dicintai oleh Allah
Ta’ala dibandingkan bagian bumi mana pun di dunia ini. Di dalam masjid shalat
ditegakkan, nama Allah Ta’ala disebut, ayat-ayat-Nya dibaca, kesucian dan
ketenangan dijaga.
Untuk itulah syariat Islam yang lengkap dan agung ini telah menetapkan adab-
adab saat seorang Muslim berada di dalam masjid. Adab di Masjid dalam Islam sesuai
Sunnah Rosul, diantaranya:
1. Mendahulukan kaki kanan saat memasuki masjid
Termasuk adab mendatangi masjid adalah mendahulukan kaki kanan saat
masuk ke masjid.
Al Bukhari rahimahullah berkata di dalam kitab Shahih-nya: “Bab
Mendahulukan yang Kanan Saat Memasuki Masjid dan lainnya.” Ibnu Umar
selalu memulai dengan kakinya yang kanan dan apabila keluar maka dia pun
memulai dengan kaki kirinya.” [ Shahih Al Bukhari: 1/116]
Kemudian dia menyebutkan hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dengan
lafazh: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai memulai dengan yang
kanan semampu beliau dalam semua urusan beliau, baik dalam bersuci,
menyisir rambut maupun memakai sandal.” [HR Al Bukhari: 1/116]

2. Berdoa saat memasuki masjid


Termasuk adab mendatangi masjid adalah berdoa saat memasuki masjid:

َ ‫اللَّ ُه َّم َا ْفتَ ْح ِلى أَب َْو‬


‫اب َر ْح َمتِ َك‬
“Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-MU”
Dan membaca doa saat keluar masjid:

ْ َ‫اَللّ ُه َّم اِنِّ ْي أ ْسأَلُ َك ِم ْن ف‬.


‫ض ِل َك‬
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu karunia dari-Mu.” [Muslim]

3. Tidak berbicara batil di Masjid


Termasuk adab selama di masjid adalah berhati-hati dari berbicara batil atau
bebicara yang tidak ada faidahnya. Tidak ada tempat di masjid bagi ghibah,
namimah, dusta. Bila semua hal ini diharamkan di luar masjid maka di masjd
lebih keras haramnya.

Terdapat riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa dia berkata
mengenai ayat:

“(cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Allah untuk


memuliakan..” [An Nur: 36]

Ibnu Abbas berkata, ” Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang melakukan hal yang
sia-sia (laghwun) di dalam masjid.”

4. Tidak berteriak dan meninggikan suara di masjid


Termasuk adab di dalam masjid adalah tidak meninggikan suara di dalam
masjid. Tidak meninggikan suara baik itu bacaan quran, maupun yang lainnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang muslim yang membaca Al
Quran dari menyakiti saudaranya muslim: “Janganlah kalian saling meninggikan
suara dengan Al Quran.” [HR Ahmad: 19044. Dishahihkan oleh Al Albani dalam
Misykatul Mashabih: 856]
Oleh karena itu Ahli Ilmi menetapkan atas makruhnya meninggikan suara
di masjid kecuali karena suatu keharusan seperti karena menyampaikan ilmu dan
semisalnya. Misal seorang Syaikh meninggikan suaranya dalam menyampaikan
pelajaran agar orang bisa mendengar. Imam mengangkat suaranya saat
membaca Al Quran agar didengar para makmum.
Ada tambahan hukum terkait hukum wanita ke masjid adalah menjaga
suaranya dari terdengar oleh jama’ah laki-laki. Karenanya, untuk cara
mengingatkan imam ketika lupa cukup dengan bertepuk tangan tanpa
mengucapkan apapun.

5. Shalat Tahiyatul Masjid


Di antara adab ketika memasuki masjid adalah melaksanakan shalat dua
rakaat sebelum duduk. Shalat ini diistilahkan para ulama dengan shalat tahiyatul
masjid. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
“Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat
dua rakaat sebelum dia duduk”

6. Larangan Jual Beli di Masjid


Jika jual beli dilakukan di masjid, maka niscaya fungsi masjid akan berubah
menjadi pasar dan tempat jual beli sehingga jatuhlah kehormatan masjid dengan
sebab itu. Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, dari Abu
Hurairah radhiallahu’anhu bahwasanyaRasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda,
“apabila kalian melihat orang yang jual beli di dalam masjid maka
katakanlah padanya, ‘Semoga Allah tidak memberi keuntungan dalam jual
belimu!”
Dalam kitab Lubabul Hadis, Imam Suyuthi menyebutkan ancaman bagi
orang yang membicarakan masalah dunia di dalam masjid. Nabi Saw bersabda;
“Siapa yang berbicara tentang urusan dunia di dalam masjid, maka Allah
menghapus amalnya selama empat puluh tahun.”
Doa hendak keluar rumah

‫اَلل‬ َّ ‫َللاِ تَ َو َّك ْلتُ َعلَى‬


َّ ‫َللاِ َوال َح ْولَ َوالقُ َّوةَ ِإالَّ ِب‬ َّ ‫ِب ْس ِم‬
Bismillâhi tawakkaltu ‘alallâhi wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘adhîm.
Artinya: “ Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya dan
kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah.”

Link Video : https://www.youtube.com/watch?v=KulAtsrfCzM

Pembelajaran 3
Sholat berjamaah dan adabnya

1. Keutamaan Sholat Berjamaah


a. Pahala 27 Kali Lipat
Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda bahwa “Shalat berjamaah lebih utama
27 derajat dibanding shalat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan
demikian, akan sangat disayangkan jika seorang umat Muslim melewatkan sholat
berjamaah untuk sholat sendirian karena pahala yang didapatkan jauh berbeda.
Namun, jika keadaan tidak memungkinkan, sholat sendirian pun diizinkan selama
tidak meninggalkan sholat.

b. Mendapatkan Naungan dari Allah SWT Pada Hari Kiamat


Hal ini sesuai sabda Rasulullah yang menjelaskan bahwa hanya 7 golongan umat
muslim yang akan mendapatkan naungan dari Allah SWT pada hari kiamat, yaitu
salah satunya adalah “seseorang yang hatinya bergantung di masjid-masjid.”

c. Allah SWT akan Meninggikan Derajat


Bagi orang-orang yang menunaikan sholat berjamaah di masjid, Allah SWT
menjanjikan kenaikan derajat dan menghapus dosa yang telah dilakukan di dunia.
Seperti dalam hadist riwayat muslim berikut: ”Menyempurnakan wudhu’ pada
saat yang tidak disukai, banyak melangkah ke masjid-masjid, dan menunggu
shalat setelah melaksanakan shalat. Maka, itulah ar-tibath (berjuang di jalan
Allah).” (HR. Muslim)

d. Allah SWT Menjanjikan Surga


Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasalam bersabda; “Ada tiga golongan yang
semuanya dijamin oleh Allah Ta’ala, yaitu orang yang keluar untuk berperang di
jalan Allah, maka ia dijamin oleh Allah hingga Dia mewafatkannya lalu
memasukkannya ke dalam Surga atau mengembalikannya dengan membawa
pahala dan ghanimah, kemudian orang yang pergi ke masjid, maka ia dijamin oleh
Allah hingga Dia mewafatkannya lalau memasukkannya ke dalam Surga atau
mengembalikannya dengan membawa pahala, dan orang yang masuk rumahnya
dengan mengucapkan salam, maka ia dijamin oleh Allah.” (HR. Abu Dawud)

2. Tata Cara Sholat Berjamaah


“Sholat adalah tiang agama, maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia
telah mendirikan agama (Islam) itu dan barangsiapa merobohkannya maka sungguh
ia telah merobohkan agama (Islam) itu.”
Sholat bisa dilakukan seorang diri atau dengan berjamaah. Namun ada baiknya
kita menjalankan sholat dengan cara berjamaah. Pasalnya dalam sebuah hadis,
Rasulullah bersabda bahwa “ Shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dibanding
shalat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam pelaksanaannya, terdapat tata
cara sholat berjamaah yang patut diikuti, yakni;
1. Membaca Niat
Diambil dari contoh bacaan niat sholat zuhur, antara imam dengan makmum
tentu berbeda bacaan niatnya. Sebagai imam, berikut adalah bacaan niat sholatnya:
"USHOLLI FARDODH DHUHRI ARBA'A RAKA'ATIM MUSTAQBILAL
QIBLATI ADAA-AN IMAAMAN LILLAHI TA'ALA"
Artinya: "Saya niat sholat fardhu dhuhur dua rakaat dengan adzan menjadi imam
karena Allah Ta'ala"
Sementara sebagai makmum, membaca; "USHOLLI FARDODH DHUHRI
ARBA'A RAKA'ATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA-AN IMAAMAN
LILLAHI TA'ALA"
Artinya: "Saya niat sholat fardhu dhuhur dua rakaat dengan adzan menjadi
makmum karena Allah Ta'ala"

2. Posisi Makmum Berada di Belakang Imam


Apabila jumlah makmum terlalu banyak dengan ruangan yang kurang memadai,
posisi imam boleh dekat dengan makmum. Dekat namun tidak sejajar, beri jarak
dengan tumit makmum minimal tidak mendahului tumit imam.
Jika makmum hanya satu orang, maka posisi saling berdampingan. Ketika ada
makmum lain yang datang atau makmum masbuk, maka makmum pertama atau yang
sebelumnya tadi mundur selangkah. Sehingga posisi imam ada di depan.

3. Meluruskan dan merapatkan shaf


Selain meluruskan shaf, kita juga diperintahkan untuk merapatkan shaf,
sehingga tidak ada celak-celah di antara orang yang shalat. Sebagaimana sabda Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam:
“luruskan shaf kalian dan hendaknya kalian saling menempel, karena aku
melihat kalian dari balik punggungku” (HR. Al Bukhari no.719).
dalam riwayat lain, terdapat penjelasan dari perkataan dari Anas bin Malik,
“Setiap orang dari kami (para sahabat), merapatkan pundak kami dengan
pundak sebelahnya, dan merapatkan kaki kami dengan kaki sebelahnya” (HR. Al
Bukhari no.725).
Dan wajib menempelkan kaki dengan kaki orang disebelahnya, serta pundak
dengan pundak di sebelahnya. Inilah hakekat merapatkan shaf. Dari Abdullah bin
Umar radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Luruskan shaf dan luruskan pundak-pundak serta tutuplah celah. Namun
berlemah-lembutlah terhadap saudaramu. Dan jangan kalian biarkan ada celah untuk
setan. Barangsiapa yang menyambung shaf, Allah akan menyambungnya. Barangsiapa
yang memutus shaf, Allah akan memutusnya” (HR. Abu Daud no. 666, dishahihkan Al
Albani dalam Shahih Abi Daud).

4. Ikuti Gerakan Imam


Tata cara sholat berjamaah selanjutnya adalah makmum mengikuti setiap
gerakan yang dilakukan oleh imam, bagi shaf yang dibelakang dapat mengikuti yang
di depannya, dan seterusnya. Dilarang mendahului gerakan, karena apabila
mendahului gerakan imam 2 kali berturut0turut tanpa adanya udzur, sholatnya
menjadi batal.

5. Berada dalam Satu Masjid


Tata cara sholat berjamaah yang benar berikutnya adalah imam dan makmum
berada dalam satu tempat yang sama. Apabila masjid terlalu penuh dan mengharuskan
sebagian shaf ada di luar, maka salat tetap dianggap sah, selama makmum mengetahui
setiap gerakan sholat dengan jelas.
Contoh posisi imam dan makmum
1. Posisi imam dan satu orang makmum laki-laki
Apabila imam dan makmum sama-sama laki-laki, dan makmum hanya seorang, ia
harus berdiri di sebelah kanan sejajar dengan posisi imam. Hal ini sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam hadits dari Ibnu Abbas Ra berikut ini.

“Aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Lalu, Rasulullah SAW shalat pada
sebagian malam, lalu aku berdiri di samping kiri beliau. Maka, beliau
memegang kepalaku dan mendirikan aku di sisi kanan beliau.” (HR. Bukhari
dan Muslim)

2. Posisi makmum ketika berjamaah dua orang atau lebih


Jika imam bersama dua orang makmum atau lebih dan berjenis kelamin sama,
makmum berdiri membentuk shaf di belakang imam.

Jabir Ra, berkata, “Aku datang dan berdiri di sebelah kiri Rasulullah SAW, lalu
beliau memegang tanganku dan menarikku hingga membuatku berdiri di
sebelah kanannya. Kemudian, datang Jabbar bin Shakhr, lalu ia berwudhu
kemudian datang dan berdiri di sebelah kiri Rasulullah SAW, lalu beliau
memegang tangan kami berdua dan mendorong kami hingga kami berdiri di
belakang beliau.” (HR. Muslim)

3. Posisi makmum laki-laki dan perempuan


Jika makmumnya laki-laki dan perempuan, makmum laki-laki dapat menempati
posisi di depan. Lalu makmum perempuan mengisi shaf di belakang makmum
laki-laki. Ini berlaku berapa pun jumlah makmumnya.

Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baiknya barisan shalat laki-laki ialah paling


depan, seburuk-buruknya ialah yang paling belakang. Sebaik-baiknya barisan
shalat wanita ialah yang paling belakang, dan seburuk-buruknya ialah paling
depan.” (HR. Muslim)

4. Posisi imam atau makmum perempuan


Jika imam laki-laki diikuti satu atau lebih jamaah perempuan, maka posisi
makmum adalah berada tepat di belakang imam. Sedangkan, apabila di dalam
shalat tersebut imam-nya adalah perempuan yang diikuti oleh satu makmum,
maka makmum harus berdiri di sebelah kanan imam perempuan tersebut.

Untuk makmum perempuan lebih dari seorang, dan bahkan dengan shaf yang
lebih dari satu, posisi imam berada di tengah-tengah shaf pertama. Kemudian shaf
berikutnya berjajar di belakangnya.

Dijelaskan dalam sebuah riwayat Rabthah Al Hanafiyah berkata, “Sesungguhnya,


Aisyah mengimani mereka, dan berdiri di antara mereka dalam satu shalat
wajib.” (HR. Abdurrazaq, Daraquthni, dan Baihaqi)

Kewajiban Makmum dalam Shalat Berjamaah


Terdapat beberapa kewajiban seorang makmum dalam pelaksanaan shalat berjamaah,
di antaranya yaitu:
1. Makmum hendaklah berniat mengikuti imam.
2. Makmum harus memerhatikan gerak, suara dan perbuatan imam, serta tidak boleh
mendahului gerakan shalat imam mulai dari takbiratul ihram hingga salam.
3. Makmum harus menegur atau mengingatkan imam bilamana melakukan kesalahan,
baik salah dalam bacaan Alquran maupun gerakan-gerakan shalat. Cara
memberitahunya yaitu dengan bertasbih bagi makmum laki-laki dan bertepuk
tangan bagi wanita.
4. Tempat berdiri makmum adalah di belakang imam.

Anda mungkin juga menyukai