BAB I
PENDAHULUAN
Wudhu disyariatkan bukan hanya ketika kita hendak beribadah, bahkan juga
disyariatkan dalam segala kondisi, agar apa yang kita lakukan dapat bernilai
ubadah dan mendapat rahmat dari Allah SWT. Oleh karena itu, seorang muslim
dianjurkan agar selalu dalam kondisi bersuci (wudhu) sebagaimana yang telah
dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang mulia. Mereka
senantiasa berwudhu dalam segala kondisi.
Oleh karena hal tersebut, alangkah baiknya kita mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan Wudu ini, seperti: Rukun Wudu, Sunnah Wudu, maupun hal-hal
yang dapatmembatalkan wudu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
ص ٍة ِ علَئ
ُ صفَ ٍة َم ْخ
َ ص ْو َ اء االَ ْر َب ِع ِة
ِ ضَ ط ُه ْو ٍر فِي اْالَ ْع ُ َمعنَئ ْالو
َ ا َ ْست َ ْغ ِم ُل َماء: ض ْوء
َّ ِفئ ال
ِش ْرع
Artinya: “makna wudhu adalah menggunakan air yang suci lagi menyucikan
pada anggota-anggota badan yang empat (wajah, tangan, kepala dan kaki)
berdasarkan tata cara yang khusus menurut syariat”. 3
Jadi definisi wudhu bila ditinjau dari sisi syariat adalah suatu bentuk
peribadatan kepada Allah Ta’ala dengan mencuci anggota tubuh tertentu
dengan tata cara yang khusus. Disyari’atkan wudhu ditegaskan berdasarkan 3
macam alasan. 4
2
a. Firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 6
صلَ َوةِ فَا ْغ ِسلُواْ ُو ُجو َه ُك ْم َوأ َ ْي ِد َي ُك ْم َّ َيأَيُّ َها الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوآ إِذَا قُ ْمت ُ ْم ِإلَى ال
س ُحواْ ِب ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم ِإلَى ْال َك ْعبَي ِْن َ ق َو ْام ِ ِِإلَى ْال َم َراف
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka cucilah mukamu dan tanganmu sampai dengan
siku, dan sapulah kepalamu dan (cuci) kakimu sampai dengan kedua mata
kaki”.
b. Sabda Rasulullah
3
B. Membasuh wajah
Rukun wudhu yang ke dua yaitu membasuh muka mulai dari
tumbuhnya rambut kepala sampai bawah dagu dan dari telinga kanan hingga
telinga kiri.
F. Tertib
Menertibkan rukun-rukun tersebut secara berurutan yaitu mengerjakan
rukun-rukun wudhu secara berurutan atau tertib, dan mendahulukan anggota
yang kanan dari yang kiri.
ُ َوا َ ْش َهدُ ا َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُه.ُا َ ْش َهدُ ا َ ْن الَاِلَهَ اِالَّهللاُ َو ْحدَهُ الَ ش َِري َْك لَه
َ َ اج َع ْلنِ ْي ِمنَ ْال ُمت
. َط ِه ِريْن ْ اج َع ْلنِ ْي ِمنَ ت َّ َّوا ِبيْنَ َو
ْ اَللَّ ُه َّم.ُس ْولَه
ُ َو َر
. َصا ِل ِحيْن َ اجعَ ْل ِن ْي ِم ْن ِعبَاد
َّ ِك ال ْ َو
Artinya : “ saya bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah yang Esa, tiada sekutu
bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
Hamba-Nya dan Utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah saya orang yang
ahli taubat dan jadikanlah saya orang yang suci, dan jadikanlah saya
dai golongan hamba-hamba- Mu yang shaleh.
4
2.3 SYARAT- SYARAT WUDHU
A. Islam
Maka tidak syah wudhunya orang kafir atau orang murtad
B. Tamiyiz
Yang dimaksud dengan tamiyiz adalah seseorang yang memahami dari
pada percakapan atau bisa makan sendiri, minum sendiri dan membersihkan
buang hajat sendiri atau bisa membedakan antara kanan dan kiri atau juga bisa
membedakan antara kurma dan bara api.
5
H. Memakai air yang suci dan mensucikan
Air yang suci itu banyak sekali , namun tidak semua air yang suci itu
bisa digunakan untuk mensucikan. Air suci adalah air yang boleh digunakan
atau dikonsumsi, misyalnya air teh, air kelapa atau air-air lainnya. Namun
belum tentu boleh digunakan untuk mensucikan seperti untuk berwudhu atau
mandi. Maka ada air yang suci tapi tidak mensucikan namun setiap air yang
mensucikan pastilah air yang suci hukumnya.
Contoh air suci mensucikan atau disebut dennga air mutlaq
1. Air hujan
2. Salju
3. Embun
4. Air laut
5. Air zam-zam
6. Air sumur atau mata air air sumur
7. Air sungai
I. Masuknya waktu
Seseorang yang terus menerus mengeluarkan najis (anyang anyangan-
beser) maka wudhunya harus masuk waktu sholat. diluar waktu sholat tidak
syah.
J. Muwalah
Yaitu tanpa adanya jeda waktu antara setiap basuhan wudhu dan sholat
bagi yang selalu hadas. jadi setelah melaksanakan wudhu diharuskan langsung
melaksanakan sholat.
6
3. Berkumur.
4. Beristisyaq (menghirup air ke dalam hidung) Dan sunnah mengeraskan
berkumur dan beristinsyaq bagi yang tidak puasa, dan makruh bagi yang
puasa. Berkumur dan istinsyaq dilakukan 3x.
5. Istinsaar (membuang air dari hidung) dengan meletakkan jari telunjuk dan ibu
jari tagan kiri di atas hidung. Jika dalam hidung terdapat kotoran yang keras,
hendaklah dikeluarkan dengan jari kelingking tangan kiri.
6. Mengusap kedua telinga bagian luar atau dalam hingga gendang telinga
Dalam mengusap telinga harus menggunakan air yang baru, bukan air yang
habis digunakan mengusap kepala.
7. Merenggangkan jari-jari kedua tangan dan kaki jika menghalangi masuknya
air ke sela-sela jari.
Caranya pada tang Caranya pada tangan ialah meletakkan bagian dalam
pada salah satu telapak tangan di atas telapan tangan yang lain sambil
memasukkan jari tanganpada tangan lain. Dan caranya pada kaki adalah
meletakkan jari-jari tangan kiri diantara jari kaki, dimulai dari jari kelingking
kaki kanan dan berakhir pada kelingking kiri pada bagian bawah kaki.
8. Menggerakkan cincin agar air sampai pada bagian bawah jari.
9. Mendahulukan anggota kanan ketika membasuh kedua tangan dan kaki.
10. Memulai dengan ujung anggota yaitu membasuh wajah mulai bagian atas
sampai bawah dan membasuh kedua tangan mulai jari-jari sampai siku,
mengusap kedua kepala mulai dari tempat yang biasa ditumbuhi rambut
sampai bagian atas kepala, dan membasuh kedua kaki dari ujung jari-jari
sampai kedua mata kaki
11. Melebihkan basuhan pada anggota yang wajib seperti wajah, tangan, kaki.
12. Membasuh dua atau tiga kali dalam segala hal, kecuali bila sudah merata, bila
merata pada basuhan kedua, maka basuhan kedua itu dianggap kali pertama.
Bila merata pada basuhan kali ketiga, maka semua basuhan dianggap kali
pertama, dan hendakllah diteruskan dengan basuhan kali kedua dan ketiga.
13. Menghadap kiblat.
7
14. Tertib yaitu beruntun antara anggota-anggota wudhu tidak terdapat jarak yang
lama, sehingga anggota yang telah dibasuh mengering kembali.
15. Membasuh tangan hingga pergelangan pada saat akan mulai wudhu. Ini biasa
dilakukan Rasulullah SAW, sunnah ini sangat sesuai dengan fitrah dan akal.
Sebab biasanya pada tangan itu ada debu atau yang serupa dengan debu. Maka
sudah harusnya, kamu dimulai dengan membersihkannya sehingga kemudian
bisa digunakan untuk mencuci muka dan anggota tubuh lainnya.
Dan yang sangat ditekankan untuk melakukan itu adalah saat bangun dari
tidur. Sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim.
َاء َحتَّى يَ ْغ ِسلَ َها ِ ْظ أ َ َحدُ ُك ْم ِم ْن ن َْو ِم ِه فَالَ يُ ْد ِخ ْل يَدَهُ فِى ا
ِ اإلن َ َإِذَا ْست َ ْيق
ْ َ ث فَإِنَّهُ الَ َي ْد ِرى أَيْنَ َبات
ُت َيدَه ً َثَال
“Jika seorang diantara kalian bangun dari tidur, maka janganlah ia
memasukkan tangannya ke dalam wadah air hingga dia mencucinya sebanyak
3x. Sebab dia tidak tahu di tempat mana tangannya berada sebelumnya.7
16. Menyela-nyela jenggot yang lebat.
17. Memulai dari bagian kanan. Hendaknya ia mulai mencuci tangan kanan
sebelum yang kiri, mencuci kaki kanan sebelm yang kiri.
18. Hemat dalam menggunakan air.
Madzi adalah sesuatu yang keluar dari penis seseorang lelaki setelah dia
bercumbu, melihat atau berpikir mengenai seks. Dia adalah air yang kental
yang keluar dengan cara mengalir dan tidak memancar laksana mani.
8
Sedangkan wadi adalah air berwarna putih yang keluar setelah buang air
kecil. Keduanya membatalkan wudhu seperti kencing, dan kewajiban
seseorang yang keluar madzi dan wadi adalah istinja’ dan wudhu.
Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Zaid dari
Ashim AlAnshari, bahwa dia mengadukan sesuatu kepada Rasulullah tentang
seseorang yang ragu merasakan sesuatu pada saat shalat yakni dia merasakan
ada angin keluar dari anusnya, maka Rasulullah SAW bersabda:
4. Tidur berat
Hal yang disepakati membalatkan wudhu adalah tidur nyeyak dan lama.
Sebagaimana tidurnya seseorang yang tidur di malam hari, kemudian dia
bangun pagi.
9
Sedangkan yang berupa kantuk, maka dia tidak membatalkan wudhu,
sebab itu adalah tidur ringan.
5. Bersentuhan laki-laki dan perempuan yang belumh nikah yang telah baligh
dan berakal, dan tidak ada penghalang antara keduanya.
6. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan tanpa ada penghalang.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
A. Pengertian dan Dasar Hukum Wudhu
1. Pengertian Wudu Secara Bahasa Al Imam Ibnu Athir Al-Jazary
Rahimahullah (Seorang ahli bahasa) menjelaskan bahwa yang dikatakan
wadhu adalah air yang digunakan untuk berwudhu, dan yang dikatakan
wudhu disini adalah perbuatannya. Jadi wudhu adalah perbuatan,
sedangkan wadhu adalah air wudhu. Al-Hafi’ah Ibnu Hajar Asy-Syafi’iy,
kata wudhu diambil dari kata alwadho’ah/kesucian. Wudhu disebut
demikian, karena orang yang shalat menyucikan diri dengan wudhu,
sehingga ia menjadi orang yang suci.
B. Rukun Wudhu
1. Niat
2. Membasuh wajah
3. Membasuh kedua tangan dari telapak tangan sampai siku
4. Membasuh kepala
5. Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki
6. Tertib
C. Sunah-sunah Wudhu
1. Membaca basmalah
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan
3. Berkumur
11
4. Istinsyak (menghirup air ke dalam hidung)
5. Istinsar (membuang air dari hidung)
6. Mengusap kedua telinga bagian luar atau dalam hingga gendang telinga
7. menyela-nyela jari tangan dan kaki dengan air
8. mengerakkan cincin sehingga air membasahi bagian yang tertutup cincin
bagi yang menggunakannya.
9. Mendahulukan anggota kanan dari yang kiri
10. Membasuh dua atau tiga kali
11. Menghadap kiblat
12. Tertib
E. Syarat-syarat Wudhu
1. Dikerjakan dengan air mutlak
2. Mengalirkan air ke atas anggota yang dibasuh
3. Tidak ada sesuatu pada anggota yang dapat mengubah air
4. Pada anggota wudhu, tidak ada sesuatu yang menghalangi antara air dan
anggota tubuh yang dibasuh.
5. Dilakukan sesudah masuk waktu shalat bagi orang yang selalu berhadats
A. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita
tentang hal -hal yang berkaitan dengan wudhu.
12
DAFTAR CATATAN KAKI
13