1. Pengertian
Mahram (Arab: )adalah semua orang yang haram untuk dinikahi
selamanya karena sebab keturunan, persusuan dan pernikahan dalam syariat Islam.
Mahram, Imam an-Nawawi memberi batasan dalam sebuah definisi berikut,
Setiap wanita yang haram untuk dinikahi selamanya, disebab sesuatu yang mubah,
karena statusnya yang haram. (Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, 9:105)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kedua, empat wanita yang tidak boleh dinikahi karena hubungan pernikahan:
1. Ibu istri (ibu mertua), nenek istri dan seterusnya ke atas, meskipun hanya dengan akad
2. Anak perempuan istri (anak tiri), jika si lelaki telah melakukan hubungan dengan
ibunya
3. Istri bapak (ibu tiri), istri kakek (nenek tiri), dan seterusnya ke atas
4. Istri anak (menantu perempuan), istri cucu, dan seterusnya kebawah.
Demikian pula karena sebab persusuan, bisa menjadikan mahram sebagaimana nasab.
(Taisirul Alam, Syarh Umdatul Ahkam, hal. 569)
1
Catatan:
Pertama, saudara ipar apakah mahram (muhrim):
Saudara ipar bukan termasuk mahram. bahkan Nabi shallallahu alaihi wa
sallammengingatkan agar berhati-hati dalam melakukan pergaunlan bersama ipar.
Dalilnya: Ada seorang sahabat yang bertanya, Ya Rasulullah, bagaimana hukum kakak
ipar?
Nabi
shallallahu
alaihi
wa
sallam
bersabda, Saudara
ipar
adalah
untuk
ulama
berpergian,
telah
kecuali
sepakat
bahwa
dengan
mahramnya
perbuatan
seperti
KDRT
1. Pengertian
3
PKDRT),
KDRT
adalah
setiap
perbuatan
terhadap
seseorang
adalah salah satu faktor penguatan pondasi rumah tangga. Struktur keluarga dalam
Islam harus dibangun atas landasan kasih sayang dan hubungan harmonis.
Di antara seluruh anggota keluarga, cinta dan kasih sayang harus
mendominasi, sebab kasih sayang memiliki pengaruh besar dalam membentuk
kepribadian individu, khususnya anak-anak. Dalam ilmu psikologi modern disebutkan
bahwa anak-anak yang tumbuh di tengah keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang,
maka ia akan terhindari dari sifat-sifat buruk seperti dengki dan egois. Demikian juga
motivasi terpenting dalam menciptakan dan memperkuat pondasi rumah tangga
adalah munculnya ruang yang penuh cinta dan kehangatan di antara suami-istri.
Di antara faktor lain untuk memperkuat pondasi keluarga adalah menjauhi
perkataan-perkataan buruk dan ucapan yang tidak pantas dalam menjalin komunikasi
suami-istri. Jelas bahwa perkataan yang buruk akan melahirkan kedengkian dan
permusuhan di antara keduanya dan hal ini akan menyebabkan keretakan hubungan
rumah tangga. Seorang suami tidak boleh menghina istrinya dan memanggilnya
dengan kata-kata yang tidak pantas. Sebaliknya, istri juga harus menghargai kerja
keras suami sehingga tercipta keharmonisan di tengah keluarga. Imam Jakfar Shadiq
as berkata, "Setiap perempuan yang berkata kepada suaminya bahwa ?aku tidak
melihat kebaikan darimu,' maka Tuhan akan menghapus amal kebaikannya."
Pada dasarnya, agama Islam menginginkan kebahagiaan dan kesejahteraan
keluarga dan juga ingin memperluas kasih sayang di antara para anggotanya. Tanpa
ragu bahwa komunikasi yang baik dan santun antara suami-istri akan mendorong
penguatan interaksi mereka dan penyebaran keutamaan dan akhlak di tengah anakanak.
Faktor lain yang akan memperkuat pondasi keluarga adalah sifat pemaaf dan
kelembutan, yang harus ada dalam interaksi suami-istri. Jika salah satu dari mereka
melakukan perbuatan buruk atau mengeluarkan kata kotor, maka pihak lain harus
memberi maaf dan tidak boleh dendam. Rasulullah Saw bersabda, "Setiap suami yang
bersabar atas sikap buruk istrinya dan memohon pahala dari Tuhan sebagai gantinya,
maka Dia akan memberikan pahala dan balasan orang-orang yang bersyukur." Jelas
bahwa keluarga adalah bukan medan tempur, di mana setiap perbuatan dan perkataan
buruk harus dibalas dengan bentuk yang lebih buruk lagi. Dalam keluarga, sifat
pemaaf dan berbesar hati serta tidak dendam justru akan melahirkan kedamaian dan
ketenangan. Keluarga tersebut akan hidup dalam kondisi yang penuh dengan
perdamaian dan ketentraman.
REPRODUKSI
1. Pengertian
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkanketurunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnyadan melestarikan jenis
agar tidak punah. Pada manusia untukmenghasilkan keturunan yang baru diawali
dengan peristiwa fertilisasi.Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengancara generatif atau seksual
2. Ritual menyimpang di sekitar reproduksi
Ritual Ngalab Berkah Gunung Kemukus-Dalam suatu aturan yang tak resmi
disyaratkan bahwa setiap peziarah harus berziarah ke makam Pangeran Samudro
sebanyak 7 kali yang biasanya dilakukan pada malam Jum'at Pon dan Jum'at Kliwon
atau pada hari-hari dan bulan yang diyakhini baik, melakukan hubungan seksual
dengan seseorang yang bukan suami atau istrinya (mereka boleh membawa
pasangannya sendiri atau mungkin bertemu di sana), pada hari yang terakhir
kedatangannya/yang ke 7 kalinya, peziarah harus melakukan slametan (semacam
syukuran dengan menyembelih ayam atau kambing) yang dipimpin oleh juru kunci
untuk mensyukuri penggenapan laku ziarahnya itu dan memohon berkah agar
keinginannya berhasil.
Pertama kali pengunjung yang bermaksud berziarah datang biasanya mereka
harus menemui juru kunci, kepada juru kunci mereka menceritakan apa maksud
kedatangannya, setelah itu masuk ke dalam beranda makam dan menaburkan
kembang telon/bunga tiga macam sambil memohon agar terkabul permintaannya.
Syarat laku yang kemudian dilakukan adalah tradisi "bersetubuh" dengan pasangan
yang bukan suami atau istrinya dan mereka sengaja tidak tidur semalam dengan
menggelar tikar di bawah pohon di sekitar makam bersama pasangannya itu. Lain lagi
menurut Hasto Pratomo, juru kunci atau kuncen senior makam. "Tidak ada syarat
tertentu hanya bawa bunga.
Dengan panduan juru kunci kita berdoa. Tawassul atau tahlil supaya dapat
barokah," kata dia. Kini, tiba saatnya bagi para peziarah untuk melaksanakan ritual di
makam Pangeran Samudro. Tidak ada panduan resmi, bagaimana ritual harus
8
dilakukan. Yang jelas, para peziarah harus menyampaikan maksud kedatangan dan
mengutarakan permintaan yang diinginkan. Tentu saja, tidak semua peziarah
melakukan seks bebas usai melakukan ritual di makam Sang Pangeran. Namun, tak
sedikit di antara mereka melakukan hal itu.
Diskriminasi terhadap perempuan memang selalu ada dimana-mana dan
bagaimanapun perempuan selalu dijadikan korban atas semua. Dari penelusuran data
yang ada Perempuan yang dipekerjakan sebagai PSK di prostitusi gunung kemukus,
memang kebanyakan bukan dari warga setempat, namun berasal dari luar kota bahkan
dari luar pulau. Kesuburan prostitusi yang dilegalkan atas nama ritus, dengan mencari
berkah membuat daerah ini menjadi lahan subur sebagai penadah trafficking
perempuan.
Salah satu contohnya adalah ES yang sudah dipaparkan dalam pendahuluan
yang tersebut diatas. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa perempuan yang
dieksploitasi secara seksualitas. Bahkan yang paling ironis adalah perempuan
dijadikan sebagai objek ngalab berkah sebagai sarana atau syarat mendapatkan
kedudukan, harta, martabat, bahkan kekuasaan. Pertanyaannya adalah apakah
perempuan setara dengan barang, kedudukan dan semua itu? Dan mengapa
pandangan ini hidup dengan langgeng ditanah jawa? Jika demikian bagaimanakah
budaya Jawa memandang perempuan? Untuk lebih jelasnya dalam bahasan
selanjutnya saya akan membahas tentang Perempuan dalam budaya jawa
.
3. Memproduksi secara syari
Sunat-sunat dalam melakukan Persetubuhan
1. Suci daripada hadas kecil, tegasnya sunat terlebih dahulu mengambil air
sembahyang.
2. Mandi dan memakai wangi-wangian.
Sesungguhnya Allah itu baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai
kebersihan. (Hadith Riwayat Tirmizi)
3. Memakai pakaian yang mengghairahkan tegasnya pakaian menimbulkan nafsu
syawat (lelaki atau perempuan).
4. Sunat melakukan persetubuhan pada hari Jumaat atau malamnya, malam Khamis
dan malam Isnin.
5. Sunat bersetubuh diwaktu sihat, jangan waktu terlalu lapar atau terlalu kenyang.
6. Sunat bersetubuh dengan bersenda gurau dan bermain-main terlebih dahulu
supaya dapat membangkitkan syawat seterusnya jika memperolehi anak, insyaAllah
akan cerdik (berakal). Kemesraan mesti ada, dan proses ini penting untuk
mengurangkan kesakitan, perasaan gemuruh, gementar, malu, takut dan rasa tertekan.
9
7. Sunat bersetubuh dalam satu selimut dan di atas satu hamparan elakan daripada
telanjangbogel tanpa penutup kain.
8. Sunat membaca bismillah dan doa sebelum dan sesudahbersetubuh.
9. Selesai bersetubuh sunat disegerakan mandi junub jika tidak dapat dilakukan atas
sebab-sebab tertentu sunat membasuh kemaluan dan mengambil air sembahyang
(wuduk).
Imam Al-Ghazali berkata : Setengah ulamak menyatakan sunat bersetubuh pada hari
Jumaat dan Malamnya, berpandukan salah satu tawil daripada sabda Rasulullah
s.a.w. bermaksud Allah merahmati orang yang mandi dan memandikan isteri
(Pada hari Jumaat).
4. Merawat kehamilan secara syari
Cara mendidik anak dalam kandungan secara Islami dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Berikut adalah metoda pendidikan anak semenjak dalam kandungan dan
diantaranya yaitu dengan :
1. Membacakan
Al-Qur'an.
kandungan selanjutnya
adalah
Metoda mendidik
dengan
anak
memperdengarkan
semenjak
tilawati
dalam
Al-Qur'an.
Diharapkan dengan anak bayi yang masih dalam kandungan dibiasakan oleh orang
tuanya untuk mendengarkan tilawah Qur'an karena banyak manfaat dari
mendenagrkan Al-Qur'an ini. Kita ketahui fungsi pertama yang paling banyak
digunakan janin dalam kandungan adalah fungsi pendengarannya maka kita
optimalkan fungsi pendengaran janin untuk terbiasa mendengarkan lantunan ayat-ayat
suci Al-Qur'an. Selain itu dengan kita membiasakan bayi dalam kandungan
memperdengarkan Al-Qur'an maka ketika sang anak memasuki masa kanak-kanak ia
akan lebih mudah dalam menghafal al-Qur'an.
2. Membacakan Doa. Ada berbagai cara metoda doa serta doa-doa agar mendapatkan
anak sholeh yang diajarkan oleh Nabi dan juga orang-orang Sholeh dahulu yang bisa
kita pelajari dan dipraktekkan. Ada Doa Nabi Zakariya yaitu yang tercantum dalam
Al-Qur'an surat Ali Imran : 38 yang artinya :"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi
Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa..(QS.
Ali Imran (3);38 ). Kata anak yang baik mengandung makna jadikanlah anak kami
yang shaleh, berakhlaq mulia, dan beradab agar sempurna nikmat dunia dan
akheratnya. Ada juga doa Nabi Ibrahim yang tercantum dalam Al-Qur'an surat As
Shaafaat :100 dan An Nahl : 78.
10
GENDER
1. Pengertian
Gender (pengucapan
bahasa
Indonesia: [gnder])
atau
sering
juga
disalahejakan jender dalam sosiologi mengacu pada sekumpulan ciri-ciri khas yang
dikaitkan dengan jenis kelaminseseorang dan diarahkan pada peran sosial atau
identitasnya dalam masyarakat. WHO memberi batasan gender sebagai "seperangkat
peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yang dianggap layak bagi laki-laki dan
perempuan yang dikonstruksi secara sosial dalam suatu masyarakat."[1]
Konsep gender berbeda dari seks atau jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)
yang bersifat biologis, walaupun dalam pembicaraan sehari-hari seks dan gender
dapat saling dipertukarkan. Ilmu bahasa (linguistik) juga menggunakan istilah gender
11
(alternatif lain adalah genus) bagi pengelompokan kata benda (nomina) dalam
sejumlah bahasa. Banyak bahasa yang terkenal dari rumpun bahasa IndoEropa (contohnya bahasa Spanyol) dan Afroasiatik (seperti bahasa Arab), mengenal
kata benda "maskulin" dan "feminin" (beberapa juga mengenal kata benda "netral").
Dalam isu LGBT, gender dikaitkan dengan orientasi seksual. Seseorang yang
merasa identitas gendernya tidak sejalan dengan jenis kelaminnya dapat menyebut
dirinya "intergender", seperti dalam kasus waria.
Dalam konsep gender yang dikenal adalah peran gender individu di
masyarakat, sehingga orang mengenal maskulinitas dan femininitas. Sebagai ilustrasi,
sesuatu yang dianggap maskulin dalam satu kebudayaan bisa dianggap sebagai
feminin dalam budaya lain. Dengan kata lain, ciri maskulin atau feminin itu
tergantung dari konteks sosial-budaya bukan semata-mata pada perbedaan jenis
kelamin.
2. Sejarah singkat munculnya paham gender
Gerakan feminis pada mulanya adalah gerak sekelompok aktivis perempuan
barat, yang kemudian lambat laun menjadi gelombang akademik di universitasuniversitas, termasuk negara-negara Islam, melalui program woman studies.
Gerakan perempuan telah mendapat restu dari Perserikatan Bangsa Bangsa
perempuan dengan dikeluarkannya CEDAW (Convention on the Elimination of All
Forms of Discrimination Againts Women). Negara dan lembaga serta organisasiorganisasi di dunia terus mendukung gerakan-gerakan perempuan , walaupun
menurut Khan dukungan tersebut memiliki efek negatif bagi gerakan perempuan
(baca-feminisme) karena aktivis perempuan telah kehilangan sudut pandang politik
(political edge) dan juga untuk beberapa kasus telah kehilangan komitmennya.
Meskipun demikian, gerak kaum feminis di dunia Islam justru menunjukan
tingkat agresivitas yang mengkhawatirkan. Dalam dua dekade terakhir ini perempuan
pakistan telah menjadi target gerakan feminis. Pada tahun 1975 pemerintah Pakistan
mendorong perempuan untuk mengikuti pemikiran feminisme, walaupun pada tahun
1977 ketika proses islamisasi dan militerisasi telah berhasil membendung pemikiran
ini, tetapi pada tahun 1980, gerakan feminis kembali bermunculan di Pakistan secara
12
isi
berhak
diibadahi
kecuali
hanya
Allah Subhanahu
wa
Taala dan
bila ada kemampuan. Ia wajib beriman kepada Allah Subhanahu wa Taala, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, beriman akan datangnya hari akhir
dan beriman dengan takdir Allah Subhanahu wa Taala, yang baik ataupun yang
buruk semuanya ditetapkan oleh-Nya. Wajib pula bagi wanita untuk beribadah kepada
Allah Subhanahu wa Taala seakan-akan ia melihat Allah Subhanahu wa Taala. Bila
tidak bisa menghadirkan yang seperti ini, maka ia harus yakin Allah Subhanahu wa
Taala selalu melihatnya dalam seluruh keadaannya, ketika sendiri ataupun bersama
orang banyak.
Wanita juga harus melaksanakan amar maruf nahi mungkar semampunya,
melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Ia pun
diperintah untuk berhias dengan akhlak mulia seperti jujur, amanah, dan adab-adab
Islam lainnya.
Pembebanan syariat atas wanita sebagaimana kepada lelaki ini tidak lain
bertujuan untuk memuliakan wanita dan mengantarkannya kepada derajat keimanan
yang lebih tinggi. Karena, pemberian beban syariat kepada seorang hamba hakikatnya
adalah pemuliaan bagi si hamba, bila ia melaksanakannya sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Taala. Bukankah di balik beban syariat itu ada
pahala yang dijanjikan dan kenikmatan abadi yang menanti?
Perlu diketahui, sekalipun wanita memiliki kedudukan yang sama dengan
lelaki dalam hukum syariat, namun ada beberapa kekhususan hukum yang diberikan
kepada wanita. Di antaranya:
1. Wanita tidak diwajibkan mencari nafkah untuk keluarganya.
2. Dalam warisan, wanita memperoleh setengah dari bagian lelaki, sebagaimana
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
Allah memberi wasiat kepada kalian tentang pembagian warisan bagi anak-anak
kalian, yaitu anak laki-laki mendapat bagian yang sama dengan bagian yang
diperoleh dua anak perempuan. (An-Nisa`: 11)
Pembagian seperti ini ditetapkan karena seorang lelaki memiliki kebutuhan untuk
memberi nafkah, memikul beban, mencari rizki dan menanggung kesulitan, sehingga
pantas sekali ia menerima bagian warisan dua kali lipat dari yang diperoleh wanita.
Demikian dinyatakan Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu ketika menafsirkan ayat
di atas.
3. Wanita tidak boleh memimpin laki-laki, bahkan ia harus berada di bawah
kepemimpinan lelaki. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
14
Kaum lelaki adalah pemimpin atas kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena
mereka (lelaki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (An-Nisa`: 34)
Al-Imam Al-Alusi rahimahullahu berkata: .Terdapat riwayat yang menerangkan
bahwa para wanita kurang akal dan agamanya, sedangkan lelaki sebaliknya. Hal ini
sangatlah jelas. Karena itulah para lelaki mendapat kekhususan mengemban risalah
kerasulan dan kenabian menurut pendapat yang paling masyhur. Mereka mengemban
amanah
imamatul
kubra
(kepemimpinan
global)
dan imamatus
manusia-manusia
lain
di
dalam
kehidupan
di
dunia.
semata.
Muslimah
diminta
untuk
benar-benar
mewujudkan,
bagaimana bentuk dan penjabaran dari kehidupan yang harus dijalani. Baik yang
bersifat langsung ataupun tidak langsung, dalam pelbagai aspek kehidupan.
b. Posisi di persimpangan jalan
Tidaklah ringan memikul suatu kehormatan. Apalagi dikaitkan dengan dimensi
keagamaan, ketuhanan, dan kemuliaan hidup. Demikianlah yang dialami oleh
muslimah dalam kedudukannya selaku perhiasan dunia. Sementara di sisi lain,
selain adanya pengaruh eksternal yang demikian deras menggoda, ternyata
dorongan-dorongan yang bersifat internal sering muncul. Akibatnya, muslimah
sering berada di persimpangan jalan. Belum lagi jumlah wanita yang tidak ingin
diberikan penghormatan selaku perhiasan dunia, sangatlah banyak dan terlihat enak
kehidupannya
dari
pada
muslimah
yang
senantiasa
berupaya
untuk
Taqwa adalah sebuah nilai puncak bagi suatu tujuan, ukuran, dan kerangka
kehidupan manusia di dalam Islam. Dengan demikian maka akan membuat sangat
sedikit orang yang dapat mencapainya. Inilah pula yang dijadikan indikasi, bagi
setiap
muslimah
di
dalam
kedudukannya
selaku
perhiasan
dunia.
Ketaqwaan ini merupakan sekumpulan sikap dan perilaku yang terbentuk secara
holistik, juga didasarkan kepada nilai dan tingkat keimanan dengan secara
bersinambung diuji berulang kali, bahkan dapat dijadikan sebagai tolok ukur
mengenai kualitas kehidupan yang diraihnya.
2. Kesempatan melakukan amal bagi kehidupan
Sangat banyak dan sulit untuk dapat disebutkan secara persis, berapa dan
bagaimana sumbangan yang dapat diberikan oleh muslimah bagi kehidupan.
Tidaklah belebihan andaikata harus disebutkan, bahwa tidak ada artinya kehidupan
ini tanpa kehadiran para muslimah. Secara umum bentuk-bentuk sumbangan yang
dapat diberikan oleh kaum muslimah, terbagi menjadi paling tidak 4 (empat)
klasifikasi, yaitu:
a. Pendamping seorang suami
Haruslah dapat dibedakan antara suami dengan lelaki. Lelaki masih bersifat
umum dan dibatasi oleh sejumkah ketentuan antara halal-haram. Sedangkan suami
adalah sosok manusia yang telah memiliki kemampuan melaksanakan amanah dari
Allah SWT untuk dapat menjadi figur yang dapat mengokohkan eksistensi
kelembagaan rumah tangga. Dikarenakan posisi semacam itu, suami akan
berhadapan dengan sejumlah tanggung jawab dan konsekuensi. Betapa besar dan
berat resiko yang akan dihadapinya kelak.
Dengan demikian, keberadaan muslimah dan perhatian yang diberikan kepada
suaminya, merupakan sejumlah sumbangan yang secara minimal membuat suami
merasa tidak sendirian mengahadapi sejumlah tanggung jawab dan konsekuensi
sebagai kepala keluarga. Belum lagi andaikata muslimah sebagai istrinya, turut
mengambil alih sebagian dari apa yang diterima suaminya sebagai tugas
kehidupan. Sehingga sangat wajar andaikata kemudian sering disebutkan, bahwa
muslimah sebagai seorang istri adalah sosok yang berdiri di belakang layar terkait
kemampuan dan keberhasilan suami, dalam menanggulangi segenap tugas yang
dipikul pada pundaknya.
b. Perawat anak-anak
Tidak dapat disangkal lagi oleh siapa pun, andaikata dari pernikahan dan
kehidupan berumahtangga, lahir anak-anak sebagai keturunan yang syah dan suci.
17
Maka sosok yang yang paling awal merasakan, merawat, membesarkan, mendidik,
dan berkorban adalah ibu atau istri dari ayah kandung bagi anak-anak tersebut.
Kehadiran anak-anak dan keberadaan mereka di antara sepasang suami-istri dan
rumahtangganya, demikian berarti dan tak ternilai harganya. Mereka bagaikan
intan atau mutiara, yang senantiasa disimpan secara ektra hati-hati dan senantiasa
dilindungi, diawasi, dirawat dan menjadi kebanggaan yang tiada habis-habisnya.
Tentunya menumbuhkan sejumlah konsekuensi dan tanggung jawab. Untuk
itu, anak-anak harus memperoleh perhatian dan kasih sayang, supaya mereka terus
tumbuh secara baik sejalan dengan harapan orang tuanya, sesuai dengan
kedudukan
dan
peranan
yang
diterima
dalam
keluarganya.
lebih banyak waktu dan perhatian kerumahtanggaan dalam pengertian fisik ialah
rumah tinggal. Sehingga suasana keluarga akan senantiasa hidup, dinamis, dan
hangat. Jadi, akan sangat janggal, jika kehidupan rumahtangga atau keluarga yang
tidak memiliki istri dengan mempunyai banyak perhatian terhadap urusan-urusan
yang tumbuh di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://hafizamri.com/adab-adab-bersetubuh-dalam-islam/
https://id-id.facebook.com/permalink.php?
story_fbid=229079817190801&id=114636275301823
http://sehatsecaraislam.blogspot.com/p/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_3.html
http://parthenos85.blogspot.com/2009/11/ritual-gunung-kemukus-dalam-budaya-jawa.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gender_(sosial)
http://lsi.unisba.ac.id/index.php/makalah/makna-wanita/71-makna-wanita/88-maknakemuliaan-wanita
19