Anda di halaman 1dari 19

MAHRAM

1. Pengertian
Mahram (Arab: )adalah semua orang yang haram untuk dinikahi
selamanya karena sebab keturunan, persusuan dan pernikahan dalam syariat Islam.
Mahram, Imam an-Nawawi memberi batasan dalam sebuah definisi berikut,

Setiap wanita yang haram untuk dinikahi selamanya, disebab sesuatu yang mubah,
karena statusnya yang haram. (Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, 9:105)

2. Kerabat yang temasuk dalam daftar mahram


Adapun wanita yang tidak boleh dinikahi karena selamanya ada 11 orang
ditambah karena faktor persusuan. Tujuh diantaranya, menjadi mahram karena hubungan
nasab, dan empat sisanya menjadi mahram karena hubungan pernikahan.
Pertama, tujuh wanita yang tidak boleh dinikahi karena hubungan nasab:
1.

Ibu, nenek, buyut perempuan dan seterusnya ke atas.

2.

Anak perempuan, cucu perempuan, dan seterusnya ke bawah.

3.

Saudara perempuan, baik saudari kandung, sebapak, atau seibu.

4.

Keponakan perempuan dari saudara perempuan dan keturunannya ke bawah.

5.

Keponakan perempuan dari saudara laki-laki dan keturunannya ke bawah.

6.

Bibi dari jalur bapak (ammaat).

7.

Bibi dari jalur ibu (Khalaat).

Kedua, empat wanita yang tidak boleh dinikahi karena hubungan pernikahan:
1. Ibu istri (ibu mertua), nenek istri dan seterusnya ke atas, meskipun hanya dengan akad
2. Anak perempuan istri (anak tiri), jika si lelaki telah melakukan hubungan dengan
ibunya
3. Istri bapak (ibu tiri), istri kakek (nenek tiri), dan seterusnya ke atas
4. Istri anak (menantu perempuan), istri cucu, dan seterusnya kebawah.
Demikian pula karena sebab persusuan, bisa menjadikan mahram sebagaimana nasab.
(Taisirul Alam, Syarh Umdatul Ahkam, hal. 569)
1

Catatan:
Pertama, saudara ipar apakah mahram (muhrim):
Saudara ipar bukan termasuk mahram. bahkan Nabi shallallahu alaihi wa
sallammengingatkan agar berhati-hati dalam melakukan pergaunlan bersama ipar.
Dalilnya: Ada seorang sahabat yang bertanya, Ya Rasulullah, bagaimana hukum kakak
ipar?

Nabi

shallallahu

alaihi

wa

sallam

bersabda, Saudara

ipar

adalah

kematian. (HR. Bukhari dan Muslim).


Maksud hadis: Interaksi dengan kakak ipar bisa menjadi sebab timbulnya
maksiat dan kehancuran. Karena orang bermudah-mudah untuk bebas bergaul dengan
iparnya, tanpa ada pengingkaran dari orang lain. Sehingga interaksinya lebih
membahayakan daripada berinteraksi dengan orang lain yang tidak memiliki hubungan
keluarga. Kondisi semacam ini akan memudahkan mereka untuk terjerumus ke dalam
zina.
Kedua, Sepupu bukan mahram
Karena itu, dalam islam kita dibolehkan menikahi sepupu. Keterangan
selengkapnya ada di: www.konsultasisyariah.com/menikah-dengan-sepupu
Ketiga, istri paman atau suami bibi, bukan mahram.
Misal: Adi punya paman (Rudi), istri Rudi bukan mahram bagi Adi. Atau Wati
punya bibi (Ida), suami Ida bukan mahram bagi Wati.
3. Tata pergaulan yang mengindahkan mahram
Dalam hadist di atas ada dua larangan:
1. Larangan berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dan
belum resmi menikah.
2. Larangan wanita

untuk

Larangan pertama, para

ulama

berpergian,
telah

kecuali

sepakat

bahwa

dengan

mahramnya

perbuatan

seperti

itu haramhukumnya, tanpa pengecualian. Dalam hadist lain di tambahkan bahwa


kalau laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berkumpul, maka yang ketiganya
adalahsetan, sehingga sangat mungkin mereka melakukan hal-hal yang di larang oleh
syara.
Jika ada keperluan kepada wanita yang bukan muhrim, Al-Quran telah mengajarkan,

yaitu melalui tabir:



2

Artiya: Apabila kamu meminta sesuatu [keperluan] kepada mereka [isteri-isteri


Nabi], maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi
hatimu dan hati mereka. (53)

(Q.S, Al-Ahzab: 53)

Larangan yang di maksud tersebut sebagai batasan dalam pergaulan antara


lawan jenis demi menghindari fitnah. Oleh karena itu, larangan islam, tidak sematamata untuk membatasi pergaulan, tetapi lebih dari itu yaitu, untuk menyelamatkan
peradaban manusia. Berduaan dengan lawan jenis merupakan salah satu langkah
awal terhadap terjadinya fitnah. Dengan demikian, larangan perbuatan tersebut,
sebenarnya sebagai langkah preventif agar tidak melanggar norma-norma hukum
yang telah di tetapkan oleh agama dan yang telah di sepakati oleh masyarakat.
Adapun larangan yang kedua, tentang wanita yang berpergian tanpa mahram,
terjadi perbedaan pendapat di antara para ulama. Ada yang menyatakan bahwa
larangan tersebut sifatnya mutlak. Dengan demikian, perjalanan apa saja, baik yang
dekat maupun jauh, harus di sertai mahram. Ada yang berpendapat bahwa perjalanan
perjalanan tersebut adalah perjalan jauh yang memerlukan waktu minimal dua hari.
Ada pula yang berpendapat bahwa larangan tersebut ditujukan bagi wanita yang
masih muda saja, sedangkan bagi wanita yang sudah tua di perbolehkan, dan masih
banyak pendapat yang lainnya.
Sebenarnya, kalu dikaji secara mendalam, larangan wanita mengadakan safar
adalah sangat kondisional. Seandainya wanita tersebut dapat menjaga diri dan
diyakini tidak akan menjadi apa-apa, serta merasa bahwa ia akan merepotkan
mahramnya setiap kali akan pergi, maka perjalanan di bolehkan, misalnya pergi
untuk kuliah , kantor dan lain-lainyang memang sudah biasa di lakukan setiap hari,
apalagi kalau kantor atau tempat kuliahnya dekat. Namun demikian, lebih baik
ditemani oleh mahramnya, kalu tidak merepotkan dan mengganggunya.
Dengan demikian, yang menjadi standar adalah kemaslahatan dan keamanan.
Begitu pula pergi haji, kalau di perkirakan akan aman, apalagi pada saat ini telah ada
petugas pembimbing haji yang akan bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
kelancaran para jamaah haji, maka seorang wanita yang pergi haji, tidak di sertai
mahramnya di perbolehkan kalau memang dia sudah memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan ibadah haji.

KDRT
1. Pengertian
3

Kekerasan dalam rumah tangga (disingkat KDRT) adalah kekerasan yang


dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami maupun oleh istri. Menurut Pasal 1
UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga
(UU

PKDRT),

KDRT

adalah

setiap

perbuatan

terhadap

seseorang

terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan


secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
2. Contoh KDRT
Lama tak muncul, aktor Egi John Foreisythe membawa kabar mengejutkan.
Egi menjadi korban tindak penganiayaan oleh istrinya, Citta Permata pada 2011 lalu.
Menurut ibunda Egi, Rina putranya pernah disiram oleh minyak panas oleh Citta. Tak
berhenti di situ, aktor yang laris main di beberapa judul FTV itu juga pernah ditusuk
gunting oleh istrinya itu.
Semua hal itu terjadi saat Egi dan Citta tengah bertengkar. Namun apa
sebenarnya duduk permasalahannya? Rina coba membeberkan masalah penyebab
pertengkaran rumah tangga putranya itu. Menurutnya, sang menantu saat itu selalu
cemburu dengan lawan main Egi di sinetron dan FTV hingga pertengkaran pun tak
terelakkan.
Emang dari dulu sering cemburu sama lawan mainnya Egi, ya sama Nia
(Ramadhani), sama (Laudya Chintya) Bella, sama Thalita-lah dan nggak bisa nahan
emosi. Lama-lama Egi juga nyerah lah ya, beber Rina. Selain itu, menurut Rina, sang
menantu juga sangat suka dengan dunia malam seperti dugem. Egi dan Citta pun
kerap bertengkar karena masalah tersebut.Orangnya kan sering dugem. Justru Egi
kan diajak-ajak begitu gara-gara dia. Lama-lama Egi juga nggak tahan, tuntasnya.
Kini Egi dan Citta sudah resmi bercerai. Namun masalah KDRT itu tetap dibawa ke
ranah hukum. Bahkan kasus tersebut sudah beberapa kali disidangkan di Pengadilan
Negeri Tangerang.

3. Kasih sayang sebagai pondasi dalam kehidupan rumah tangga


Agama Islam menaruh perhatian khusus untuk memperkuat pondasi keluarga
dan telah menetapkan pilar-pilar yang kokoh sehingga tunas kehidupan bisa
berkembang dengan subur di tengah kasih sayang dalam rumah tangga. Memperkuat
pondasi keluarga merupakan sebuah keniscayaan dalam Islam, sebab ketahanan
keluarga akan mendorong penguatan masyarakat Islam. Menebarkan kasih sayang
4

adalah salah satu faktor penguatan pondasi rumah tangga. Struktur keluarga dalam
Islam harus dibangun atas landasan kasih sayang dan hubungan harmonis.
Di antara seluruh anggota keluarga, cinta dan kasih sayang harus
mendominasi, sebab kasih sayang memiliki pengaruh besar dalam membentuk
kepribadian individu, khususnya anak-anak. Dalam ilmu psikologi modern disebutkan
bahwa anak-anak yang tumbuh di tengah keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang,
maka ia akan terhindari dari sifat-sifat buruk seperti dengki dan egois. Demikian juga
motivasi terpenting dalam menciptakan dan memperkuat pondasi rumah tangga
adalah munculnya ruang yang penuh cinta dan kehangatan di antara suami-istri.
Di antara faktor lain untuk memperkuat pondasi keluarga adalah menjauhi
perkataan-perkataan buruk dan ucapan yang tidak pantas dalam menjalin komunikasi
suami-istri. Jelas bahwa perkataan yang buruk akan melahirkan kedengkian dan
permusuhan di antara keduanya dan hal ini akan menyebabkan keretakan hubungan
rumah tangga. Seorang suami tidak boleh menghina istrinya dan memanggilnya
dengan kata-kata yang tidak pantas. Sebaliknya, istri juga harus menghargai kerja
keras suami sehingga tercipta keharmonisan di tengah keluarga. Imam Jakfar Shadiq
as berkata, "Setiap perempuan yang berkata kepada suaminya bahwa ?aku tidak
melihat kebaikan darimu,' maka Tuhan akan menghapus amal kebaikannya."
Pada dasarnya, agama Islam menginginkan kebahagiaan dan kesejahteraan
keluarga dan juga ingin memperluas kasih sayang di antara para anggotanya. Tanpa
ragu bahwa komunikasi yang baik dan santun antara suami-istri akan mendorong
penguatan interaksi mereka dan penyebaran keutamaan dan akhlak di tengah anakanak.
Faktor lain yang akan memperkuat pondasi keluarga adalah sifat pemaaf dan
kelembutan, yang harus ada dalam interaksi suami-istri. Jika salah satu dari mereka
melakukan perbuatan buruk atau mengeluarkan kata kotor, maka pihak lain harus
memberi maaf dan tidak boleh dendam. Rasulullah Saw bersabda, "Setiap suami yang
bersabar atas sikap buruk istrinya dan memohon pahala dari Tuhan sebagai gantinya,
maka Dia akan memberikan pahala dan balasan orang-orang yang bersyukur." Jelas
bahwa keluarga adalah bukan medan tempur, di mana setiap perbuatan dan perkataan
buruk harus dibalas dengan bentuk yang lebih buruk lagi. Dalam keluarga, sifat
pemaaf dan berbesar hati serta tidak dendam justru akan melahirkan kedamaian dan
ketenangan. Keluarga tersebut akan hidup dalam kondisi yang penuh dengan
perdamaian dan ketentraman.

Memuliakan istri juga termasuk faktor lain untuk memperkuat pondasi


keluarga. Islam sangat menekankan agar suami memuliakan istrinya dan memberi
perhatian kepadanya, sebab hal itu akan menambah cinta dan kasih sayang di antara
suami-istri. Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Semoga Tuhan merahmati seorang
hamba yang memperbaiki hubungan antara dirinya dan istrinya, sebab Tuhan telah
memberikan wanita kepada pria dan menjadikan pria sebagai pemimpin dan
pengayom bagi wanita." Tentu saja memuliakan istri akan lebih memperkuat pondasi
keluarga dan mencegah lahirnya kedengkian dan permusuhan.
Dalam ajaran Islam, keimanan dan ketaatan merupakan salah satu faktor
utama dalam memperkuat pondasi keluarga. Dalam Islam, iman memiliki peran
penting dalam memperkokoh landasan keluarga, sebab suami-istri yang taat akan
menempatkan dirinya dan keluarganya di bawah lindungan Tuhan dan nilai-nilai luhur
agama. Berkenaan dengan hal ini, Allah Swt dalam surat al-Baqarah ayat 221
berfirman,"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya
budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan
izin-Nya."
Imanmemiliki peran penting dalam memperkuat pondasi keluarga. Sebab,
suami-istri ingin hidup bersama hingga akhir hayat mereka dan menerima pengaruh
dari akidah, pemikiran, tingkah laku, dan akhlak satu sama lain. Selain itu, mendidik
anak-anak untuk menjadi seorang mukmin dan berpengaruh di masyarakat,
membutuhkan seorang ayah dan ibu yang mukmin dan taat.

4. Rumah tangga rasulullah nihil dari KDRT


Alangkah baik kita menjadikan rumah tangga Rasulullah sebagai teladan
utama. Inilah potret rumah tangga yang diliput berkah dan bertabur cinta. Panutan
umat sejagat ini adalah sosok suami yang pandai mengistimewakan istri.
Beliau biasa memanggil Aisyah dengan sebutan Humaira, yang kemerahmerahan pipinya. Kadang juga Aisy, yang dalam budaya Arab, pemenggalan huruf
terakhir dari nama itu menunjukan panggilan manja sebagai tanda sayang. Tidak ada
wanita yang tidak tersanjung dipanggil demikian oleh suaminya.
6

Di tengah kesibukan mengurus umat, Rasulullah juga mampu menjaga


keintiman bersama istri. Perhatikan penuturan Aisyah berikut. Aku pernah mandi
janabat bersama Rasulullah dengan satu tempat air. Tangan kami bergantian
mengambil air. (HR Bukhari dan Muslim). Rasulullah juga pernah minum di gelas
yang digunakan Aisyah. Beliau pernah makan daging yang sudah digigit Aisyah (HR
Muslim).
Kemesraan bahkan tetap dilakukan Rasulullah ketika istri sedang dalam
keadaan haid. Simak penuturan Ummu Salamah. Ketika aku rebahan bersama
Rasulullah di lantai, tiba-tiba aku haid. Aku keluar mengambil pakaian haidku. Beliau
bertanya, Mengapa kamu, apakah kamu haid? Aku menjawab, Ya. Beliau lalu
memanggilku, dan aku tidur bersama beliau di lantai yang rendah.
Rasulullah memang begitu memuliakan istri. Boleh jadi sebagian suami lebih
nyaman keluar rumah bersama rekan, meninggalkan istri di rumah. Perhatikan sikap
Rasulullah, sebagaimana kesaksian Aisyah. Ketika hendak melakukan sebuah
perjalanan, Nabi biasa membuat undian di antara para istri beliau. Siapa yang
namanya keluar undian, dialah yang ikut pergi bersama Rasulullah. (HR Bukhari dan
Muslim).
Demikian pula ketika beliau menyaksikan hiburan. Aisyah berkisah, Pada
suatu hari, orang-orang berkulit hitam mempertontonkan permainan perisai dan
lembing. Aku tidak ingat apakah aku yang meminta atau Nabi sendiri yang berkata
padaku, apakah aku ingin melihatnya. Aku menjawab, Ya. Lalu beliau menyuruhku
berdiri di belakang beliau. Pipiku menempel ke pipi beliau. Beliau berkata, Teruskan
permainan kalian, Wahai Bani Arfidah (julukan orang Habasyah)! Hingga ketika aku
merasa bosan, beliau bertanya, Apakah kamu sudah puas?Aku menjawab, Ya.
Beliau lalu berkata, Kalau begitu, pergilah!. (HR Bukhari dan Muslim).
Itulah sosok suami sejati. Kendati demikian, sebagai manusia normal, tentu
saja rumah tangga Rasulullah tidak bebas dari konflik. Perselisihan dalam rumah
tangga adalah bumbu cinta. Namun, ketika berselisih, Rasulullah tidak pernah
melibatkan emosi. Ketika sedang marah kepada Aisyah, beliau berkata, Tutuplah
matamu! Kemudian Aisyah menutup matanya dengan perasaan cemas, khawatir
dimarahi Rasulullah. Nabi berkata, Mendekatlah! Tatkala Aisyah mendekat,
Rasulullah kemudian memeluk Aisyah sambil berkata, Humairahku, telah pergi
marahku setelah memelukmu.
Tidak pernah ada kalimat kasar dan menyakitkan dalam rumah tangga
Rasulullah. Bahkan, beliau biasa memijit hidung Aisyah jika dia marah, sambil
7

berkata, Wahai Aisyah, bacalah doa, Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad,


ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari
fitnah yang menyesatkan. (HR Ibnu Sunni).

REPRODUKSI
1. Pengertian
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkanketurunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnyadan melestarikan jenis
agar tidak punah. Pada manusia untukmenghasilkan keturunan yang baru diawali
dengan peristiwa fertilisasi.Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengancara generatif atau seksual
2. Ritual menyimpang di sekitar reproduksi
Ritual Ngalab Berkah Gunung Kemukus-Dalam suatu aturan yang tak resmi
disyaratkan bahwa setiap peziarah harus berziarah ke makam Pangeran Samudro
sebanyak 7 kali yang biasanya dilakukan pada malam Jum'at Pon dan Jum'at Kliwon
atau pada hari-hari dan bulan yang diyakhini baik, melakukan hubungan seksual
dengan seseorang yang bukan suami atau istrinya (mereka boleh membawa
pasangannya sendiri atau mungkin bertemu di sana), pada hari yang terakhir
kedatangannya/yang ke 7 kalinya, peziarah harus melakukan slametan (semacam
syukuran dengan menyembelih ayam atau kambing) yang dipimpin oleh juru kunci
untuk mensyukuri penggenapan laku ziarahnya itu dan memohon berkah agar
keinginannya berhasil.
Pertama kali pengunjung yang bermaksud berziarah datang biasanya mereka
harus menemui juru kunci, kepada juru kunci mereka menceritakan apa maksud
kedatangannya, setelah itu masuk ke dalam beranda makam dan menaburkan
kembang telon/bunga tiga macam sambil memohon agar terkabul permintaannya.
Syarat laku yang kemudian dilakukan adalah tradisi "bersetubuh" dengan pasangan
yang bukan suami atau istrinya dan mereka sengaja tidak tidur semalam dengan
menggelar tikar di bawah pohon di sekitar makam bersama pasangannya itu. Lain lagi
menurut Hasto Pratomo, juru kunci atau kuncen senior makam. "Tidak ada syarat
tertentu hanya bawa bunga.
Dengan panduan juru kunci kita berdoa. Tawassul atau tahlil supaya dapat
barokah," kata dia. Kini, tiba saatnya bagi para peziarah untuk melaksanakan ritual di
makam Pangeran Samudro. Tidak ada panduan resmi, bagaimana ritual harus
8

dilakukan. Yang jelas, para peziarah harus menyampaikan maksud kedatangan dan
mengutarakan permintaan yang diinginkan. Tentu saja, tidak semua peziarah
melakukan seks bebas usai melakukan ritual di makam Sang Pangeran. Namun, tak
sedikit di antara mereka melakukan hal itu.
Diskriminasi terhadap perempuan memang selalu ada dimana-mana dan
bagaimanapun perempuan selalu dijadikan korban atas semua. Dari penelusuran data
yang ada Perempuan yang dipekerjakan sebagai PSK di prostitusi gunung kemukus,
memang kebanyakan bukan dari warga setempat, namun berasal dari luar kota bahkan
dari luar pulau. Kesuburan prostitusi yang dilegalkan atas nama ritus, dengan mencari
berkah membuat daerah ini menjadi lahan subur sebagai penadah trafficking
perempuan.
Salah satu contohnya adalah ES yang sudah dipaparkan dalam pendahuluan
yang tersebut diatas. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa perempuan yang
dieksploitasi secara seksualitas. Bahkan yang paling ironis adalah perempuan
dijadikan sebagai objek ngalab berkah sebagai sarana atau syarat mendapatkan
kedudukan, harta, martabat, bahkan kekuasaan. Pertanyaannya adalah apakah
perempuan setara dengan barang, kedudukan dan semua itu? Dan mengapa
pandangan ini hidup dengan langgeng ditanah jawa? Jika demikian bagaimanakah
budaya Jawa memandang perempuan? Untuk lebih jelasnya dalam bahasan
selanjutnya saya akan membahas tentang Perempuan dalam budaya jawa
.
3. Memproduksi secara syari
Sunat-sunat dalam melakukan Persetubuhan
1. Suci daripada hadas kecil, tegasnya sunat terlebih dahulu mengambil air
sembahyang.
2. Mandi dan memakai wangi-wangian.
Sesungguhnya Allah itu baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai
kebersihan. (Hadith Riwayat Tirmizi)
3. Memakai pakaian yang mengghairahkan tegasnya pakaian menimbulkan nafsu
syawat (lelaki atau perempuan).
4. Sunat melakukan persetubuhan pada hari Jumaat atau malamnya, malam Khamis
dan malam Isnin.
5. Sunat bersetubuh diwaktu sihat, jangan waktu terlalu lapar atau terlalu kenyang.
6. Sunat bersetubuh dengan bersenda gurau dan bermain-main terlebih dahulu
supaya dapat membangkitkan syawat seterusnya jika memperolehi anak, insyaAllah
akan cerdik (berakal). Kemesraan mesti ada, dan proses ini penting untuk
mengurangkan kesakitan, perasaan gemuruh, gementar, malu, takut dan rasa tertekan.
9

7. Sunat bersetubuh dalam satu selimut dan di atas satu hamparan elakan daripada
telanjangbogel tanpa penutup kain.
8. Sunat membaca bismillah dan doa sebelum dan sesudahbersetubuh.
9. Selesai bersetubuh sunat disegerakan mandi junub jika tidak dapat dilakukan atas
sebab-sebab tertentu sunat membasuh kemaluan dan mengambil air sembahyang
(wuduk).
Imam Al-Ghazali berkata : Setengah ulamak menyatakan sunat bersetubuh pada hari
Jumaat dan Malamnya, berpandukan salah satu tawil daripada sabda Rasulullah
s.a.w. bermaksud Allah merahmati orang yang mandi dan memandikan isteri
(Pada hari Jumaat).
4. Merawat kehamilan secara syari
Cara mendidik anak dalam kandungan secara Islami dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Berikut adalah metoda pendidikan anak semenjak dalam kandungan dan
diantaranya yaitu dengan :
1. Membacakan

Al-Qur'an.

kandungan selanjutnya

adalah

Metoda mendidik
dengan

anak

memperdengarkan

semenjak
tilawati

dalam
Al-Qur'an.

Diharapkan dengan anak bayi yang masih dalam kandungan dibiasakan oleh orang
tuanya untuk mendengarkan tilawah Qur'an karena banyak manfaat dari
mendenagrkan Al-Qur'an ini. Kita ketahui fungsi pertama yang paling banyak
digunakan janin dalam kandungan adalah fungsi pendengarannya maka kita
optimalkan fungsi pendengaran janin untuk terbiasa mendengarkan lantunan ayat-ayat
suci Al-Qur'an. Selain itu dengan kita membiasakan bayi dalam kandungan
memperdengarkan Al-Qur'an maka ketika sang anak memasuki masa kanak-kanak ia
akan lebih mudah dalam menghafal al-Qur'an.
2. Membacakan Doa. Ada berbagai cara metoda doa serta doa-doa agar mendapatkan
anak sholeh yang diajarkan oleh Nabi dan juga orang-orang Sholeh dahulu yang bisa
kita pelajari dan dipraktekkan. Ada Doa Nabi Zakariya yaitu yang tercantum dalam
Al-Qur'an surat Ali Imran : 38 yang artinya :"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi
Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa..(QS.
Ali Imran (3);38 ). Kata anak yang baik mengandung makna jadikanlah anak kami
yang shaleh, berakhlaq mulia, dan beradab agar sempurna nikmat dunia dan
akheratnya. Ada juga doa Nabi Ibrahim yang tercantum dalam Al-Qur'an surat As
Shaafaat :100 dan An Nahl : 78.

10

3. Mengajak Berbicara. Indera pendengaran mulai berkembang pada minggu ke 8 dan


selesai pembentukan pada minggu ke 24. Indera pendengaran ini juga dibantu oleh air
ketuban yang merupakan penghantar suara yang baik. Janin akan mulai mendengar
suara aliran darah melalui plasenta, suara denyut jantung dan suara udara dalam usus.
Selain itu janin akan bereaksi terhadap suara-suara keras, bahkan bisa membuat janin
terkejut melompat. Untuk itu mengajak janin berbicara dengan mengelus-elus peut
terutama saat organ pendengaran mulai berfungsi baik. Ketika sang ibu mau
berwudhu maka ajaklah pula sang janin berbicara dengan cara "Adik, ibu mau
berwudhu karena wudhu adalah satu cara sebelum menjalankan sholat dan sholat
adalah kewajiban tiap muslim untuk beribadah kepada Allah, Sang Pencipta Alam
Semesta yang menciptakan segala kehidupan dunia ini termasuk ayah ibu dan juga
adik" Dan biasanya respon janin dengan tendangan ke arah perut sang ibu.
4. Menjaga Perilaku. Menjaga perilaku sangat penting dan dibutuhkan ketika masa
kehamilan. Karena akhlak orang tua sangat berpengaruh terhadap akhlak anakanaknya kelak, terutama ibu hamil. Mulai dari sikap, ucapan hingga perilaku.
Menghindari hal-hal yang kurang baik tidak hanya ditekankan dalam masa kehamilan
saja, namun juga sampai anak dewasa. Sebab orang tua memegang peranan yang
penting dalam menanamkan perilaku dan adab serta akhlak yang baik kepada anakanaknya. Jika orang tua berperilaku baik maka diharapkan sang anak juga meniru
serta mencontoh perilaku baik dari orang tuanya.

GENDER
1. Pengertian
Gender (pengucapan

bahasa

Indonesia: [gnder])

atau

sering

juga

disalahejakan jender dalam sosiologi mengacu pada sekumpulan ciri-ciri khas yang
dikaitkan dengan jenis kelaminseseorang dan diarahkan pada peran sosial atau
identitasnya dalam masyarakat. WHO memberi batasan gender sebagai "seperangkat
peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yang dianggap layak bagi laki-laki dan
perempuan yang dikonstruksi secara sosial dalam suatu masyarakat."[1]
Konsep gender berbeda dari seks atau jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)
yang bersifat biologis, walaupun dalam pembicaraan sehari-hari seks dan gender
dapat saling dipertukarkan. Ilmu bahasa (linguistik) juga menggunakan istilah gender
11

(alternatif lain adalah genus) bagi pengelompokan kata benda (nomina) dalam
sejumlah bahasa. Banyak bahasa yang terkenal dari rumpun bahasa IndoEropa (contohnya bahasa Spanyol) dan Afroasiatik (seperti bahasa Arab), mengenal
kata benda "maskulin" dan "feminin" (beberapa juga mengenal kata benda "netral").
Dalam isu LGBT, gender dikaitkan dengan orientasi seksual. Seseorang yang
merasa identitas gendernya tidak sejalan dengan jenis kelaminnya dapat menyebut
dirinya "intergender", seperti dalam kasus waria.
Dalam konsep gender yang dikenal adalah peran gender individu di
masyarakat, sehingga orang mengenal maskulinitas dan femininitas. Sebagai ilustrasi,
sesuatu yang dianggap maskulin dalam satu kebudayaan bisa dianggap sebagai
feminin dalam budaya lain. Dengan kata lain, ciri maskulin atau feminin itu
tergantung dari konteks sosial-budaya bukan semata-mata pada perbedaan jenis
kelamin.
2. Sejarah singkat munculnya paham gender
Gerakan feminis pada mulanya adalah gerak sekelompok aktivis perempuan
barat, yang kemudian lambat laun menjadi gelombang akademik di universitasuniversitas, termasuk negara-negara Islam, melalui program woman studies.
Gerakan perempuan telah mendapat restu dari Perserikatan Bangsa Bangsa
perempuan dengan dikeluarkannya CEDAW (Convention on the Elimination of All
Forms of Discrimination Againts Women). Negara dan lembaga serta organisasiorganisasi di dunia terus mendukung gerakan-gerakan perempuan , walaupun
menurut Khan dukungan tersebut memiliki efek negatif bagi gerakan perempuan
(baca-feminisme) karena aktivis perempuan telah kehilangan sudut pandang politik
(political edge) dan juga untuk beberapa kasus telah kehilangan komitmennya.
Meskipun demikian, gerak kaum feminis di dunia Islam justru menunjukan
tingkat agresivitas yang mengkhawatirkan. Dalam dua dekade terakhir ini perempuan
pakistan telah menjadi target gerakan feminis. Pada tahun 1975 pemerintah Pakistan
mendorong perempuan untuk mengikuti pemikiran feminisme, walaupun pada tahun
1977 ketika proses islamisasi dan militerisasi telah berhasil membendung pemikiran
ini, tetapi pada tahun 1980, gerakan feminis kembali bermunculan di Pakistan secara
12

signifikan. Indonesia mengalami nasib serupa dengan Pakistan. kesetaran jender


disosialisasikan dengan gencar dan sistematis ke seluruh dunia melalui media, ormas,
LSM, lembaga pendidikan formal dan non formal. Wilayah gerakan kaum feminis
begitu luas, dari tingkat internasional sampai menjangkau institusi masyarakat yang
terkecil, yaitu RT.
Dengan mengatasnamakan HAM, para aktivis perempuan kemudian berusaha
mempengaruhi pemerintah dalam masalah kebijakan sampai teknis operasional.
Usaha mereka sepertinya mulai menampakan hasil dengan diratifikasinya

isi

CEDAW sehingga keluarlah UU no. 7 tahun 1984. Kemudian Pemerintah Indonesia


telah mengesahkan undang-undang nomor 23

tahun 2004 tentang PKDRT

(Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga), UU Perlindungan Anak , dan


mereka berupaya melakukan legalisasi aborsi melalui amandemen UU Kesehatan.
Dalam bidang politik, feminis berada dibelakang keluarnya UU Pemilu tahun 2008
tentang kuota caleg perempuan sebanyak 30 persen.
Bagaimanakah sebenarnya awal kemunculan gerakan feminis di Barat?
Benarkah gerakan feminis menawaran solusi bagi berbagai permasalahan yang
dialami kaum perempuan? Tulisan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa
feminisme yang mengusung isu jender, lahir dari latar belakang kultural-historis yang
dialami dunia Barat. Walaupun beberapa tokoh feminis bersikukuh bahwa jender
bukan merupakan konsep Barat, tetapi berasal dari konstruksi linguistik dari pelbagai
bahasa yang memberi kata sandang tertentu untuk memberikan perbedaan jenis
kelamin perempuan dan laki-laki.[2] Namun kenyataannya, jender identik dengan
gerakan feminis, dan feminisme adalah jender.

3. Budaya perlakuan dishumais dalam islam kepada wanita


Syariat Islam yang diturunkan Allah Subhanahu wa Taala kepada Nabi-Nya
Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menetapkan bahwa wanita adalah insan
yang mukallaf sebagaimana lelaki. Wanita wajib bersaksi tidak adanya sesembahan
yang

berhak

diibadahi

kecuali

hanya

Allah Subhanahu

wa

Taala dan

Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah utusan Allah Subhanahu wa Taala.


Ia harus menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan berhaji
13

bila ada kemampuan. Ia wajib beriman kepada Allah Subhanahu wa Taala, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, beriman akan datangnya hari akhir
dan beriman dengan takdir Allah Subhanahu wa Taala, yang baik ataupun yang
buruk semuanya ditetapkan oleh-Nya. Wajib pula bagi wanita untuk beribadah kepada
Allah Subhanahu wa Taala seakan-akan ia melihat Allah Subhanahu wa Taala. Bila
tidak bisa menghadirkan yang seperti ini, maka ia harus yakin Allah Subhanahu wa
Taala selalu melihatnya dalam seluruh keadaannya, ketika sendiri ataupun bersama
orang banyak.
Wanita juga harus melaksanakan amar maruf nahi mungkar semampunya,
melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Ia pun
diperintah untuk berhias dengan akhlak mulia seperti jujur, amanah, dan adab-adab
Islam lainnya.
Pembebanan syariat atas wanita sebagaimana kepada lelaki ini tidak lain
bertujuan untuk memuliakan wanita dan mengantarkannya kepada derajat keimanan
yang lebih tinggi. Karena, pemberian beban syariat kepada seorang hamba hakikatnya
adalah pemuliaan bagi si hamba, bila ia melaksanakannya sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Taala. Bukankah di balik beban syariat itu ada
pahala yang dijanjikan dan kenikmatan abadi yang menanti?
Perlu diketahui, sekalipun wanita memiliki kedudukan yang sama dengan
lelaki dalam hukum syariat, namun ada beberapa kekhususan hukum yang diberikan
kepada wanita. Di antaranya:
1. Wanita tidak diwajibkan mencari nafkah untuk keluarganya.
2. Dalam warisan, wanita memperoleh setengah dari bagian lelaki, sebagaimana
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Allah memberi wasiat kepada kalian tentang pembagian warisan bagi anak-anak
kalian, yaitu anak laki-laki mendapat bagian yang sama dengan bagian yang
diperoleh dua anak perempuan. (An-Nisa`: 11)
Pembagian seperti ini ditetapkan karena seorang lelaki memiliki kebutuhan untuk
memberi nafkah, memikul beban, mencari rizki dan menanggung kesulitan, sehingga
pantas sekali ia menerima bagian warisan dua kali lipat dari yang diperoleh wanita.
Demikian dinyatakan Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu ketika menafsirkan ayat
di atas.
3. Wanita tidak boleh memimpin laki-laki, bahkan ia harus berada di bawah
kepemimpinan lelaki. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:



14

Kaum lelaki adalah pemimpin atas kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena
mereka (lelaki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (An-Nisa`: 34)
Al-Imam Al-Alusi rahimahullahu berkata: .Terdapat riwayat yang menerangkan
bahwa para wanita kurang akal dan agamanya, sedangkan lelaki sebaliknya. Hal ini
sangatlah jelas. Karena itulah para lelaki mendapat kekhususan mengemban risalah
kerasulan dan kenabian menurut pendapat yang paling masyhur. Mereka mengemban
amanah

imamatul

kubra

(kepemimpinan

global)

dan imamatus

shughra (kepemimpinan nasional), menegakkan syiar-syiar Islam seperti adzan,


iqamah, khutbah, shalat Jumat, bertakbir pada hari-hari tasyrik -menurut pendapat
guru kami yang mulia-. Demikian pula memutuskan perceraian dan pernikahan
menurut pendapat madzhab Syafiiyyah, memberikan kesaksian-kesaksian dalam
perkara pokok, mendapat bagian yang lebih banyak dalam pembagian harta warisan
dan berbagai permasalahan lainnya. (Ruhul Maani, 3/23)
Demikianlah. Semua kekhususan yang ditentukan oleh Islam terhadap wanita
bertujuan untuk menjaga agama, akal, nasab/keturunan, jiwa dan harta, di mana
-menurut Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu- bila kelima perkara ini
terjaga niscaya akan terwujud kebaikan dunia dan akhirat.
4. Islam mendudukkan wanita amat terhormat
Muslimah memiliki karakter yang dibentuk dari paling tidak oleh dua
kemuliaan berikut: (1) Aspek jasmaniah dan (2) nilai keagamaan yang dianut. Kedua
hal ini yang kemudian menjadikan muslimah sangat berbeda dengan wanita-wanita
non muslim. Melalui aspek jasmaniah, melahirkan suatu penampilan fisik yang
mencerminkan nilai syariah; mulai dari penetapan jilbab sebagai cara berbusana, tidak
bertabaruj dalam pergaulan, tidak berkomunikasi bebas dengan seorang lelaki kecuali
apabila telah menjadi suaminya, hingga ke tata cara yang lebih prinsipil dan
monumental, misalnya cara berumahtangga, mendidik anak, dan bermasyarakat.
Sedangkan pada segi nilai keagamaan, dicirikan pada tatacara beribadah
kepada Allah SWT, tingkat ketaqwaan yang dapat diraih, hingga menjadi tauladan
bagi

manusia-manusia

lain

di

dalam

kehidupan

di

dunia.

Berdasarkan karakter yang dimiliki para muslimah, maka diperoleh sejumlah


kemuliaan sebagai berikut.
1. Selaku Perhiasan Dunia
Kehadiran wanita mempunyai peran dan pengaruh tersendiri di dalam
kehidupan dunia. Akibat dari struktur jasmaniah, pola perilaku yang dimiliki dan
15

kemampuan memperoleh segala sesuatu, mereka hadir memberi suasana tersendiri


dan memiliki kelebihan tersendiri. Karenanya kemudian Islam memberikan posisi
kepada muslimah, bahwa dirinya adalah perhiasan dunia (mataun dunya). Terkait
dengan wanita sebagai perhiasaan dunia, hendaknya memperhatikan aspek-aspek
sebagai berikut :
a. Sebuah tantangan dalam kehidupan
Melalui posisi wanita sebagai perhiasan dunia, maka timbullah konsekuensi
logis bahwa hal tersebut merupakan sebuah tantangan dalam kehidupan. Betapa
tidak, selaku perhiasan dunia, muslimah dituntut untuk membuktikan sekaligus
untuk mempertahankannya. Sehingga, kehidupan dunia sejalan dengan kehendak
Allah SWT, dan sesuai dengan karakteristik suci yang dimiliki pribadi-pribadi taat
kepada-Nya

semata.

Muslimah

diminta

untuk

benar-benar

mewujudkan,

bagaimana bentuk dan penjabaran dari kehidupan yang harus dijalani. Baik yang
bersifat langsung ataupun tidak langsung, dalam pelbagai aspek kehidupan.
b. Posisi di persimpangan jalan
Tidaklah ringan memikul suatu kehormatan. Apalagi dikaitkan dengan dimensi
keagamaan, ketuhanan, dan kemuliaan hidup. Demikianlah yang dialami oleh
muslimah dalam kedudukannya selaku perhiasan dunia. Sementara di sisi lain,
selain adanya pengaruh eksternal yang demikian deras menggoda, ternyata
dorongan-dorongan yang bersifat internal sering muncul. Akibatnya, muslimah
sering berada di persimpangan jalan. Belum lagi jumlah wanita yang tidak ingin
diberikan penghormatan selaku perhiasan dunia, sangatlah banyak dan terlihat enak
kehidupannya

dari

pada

muslimah

yang

senantiasa

berupaya

untuk

mewujudkannya sebutan perhiasan dunia.


Dalam hal ini, paling tidak ada beberapa aspek yang dapat dijadikan
penyebab. Pertama, antara wanita dengan keindahan kehidupan dunia tidak dapat
dipisahkan; sementara kehidupan dunia adalah permainan, kesenangan yang
memperdayakan, dan senda gurau belaka. Kedua, manusia mudah dipengaruhi oleh
posisi mayoritas, sehingga dalam kehidupan nyata yang tengah dialami, ukuran
jumlah akan membuatnya berpaling dari hakikat dan tergeser ke dalam hal-hal
yang bersifat sementara dan menyesatkan.
c. Ketaqwaan sebagai indikasi
16

Taqwa adalah sebuah nilai puncak bagi suatu tujuan, ukuran, dan kerangka
kehidupan manusia di dalam Islam. Dengan demikian maka akan membuat sangat
sedikit orang yang dapat mencapainya. Inilah pula yang dijadikan indikasi, bagi
setiap

muslimah

di

dalam

kedudukannya

selaku

perhiasan

dunia.

Ketaqwaan ini merupakan sekumpulan sikap dan perilaku yang terbentuk secara
holistik, juga didasarkan kepada nilai dan tingkat keimanan dengan secara
bersinambung diuji berulang kali, bahkan dapat dijadikan sebagai tolok ukur
mengenai kualitas kehidupan yang diraihnya.
2. Kesempatan melakukan amal bagi kehidupan
Sangat banyak dan sulit untuk dapat disebutkan secara persis, berapa dan
bagaimana sumbangan yang dapat diberikan oleh muslimah bagi kehidupan.
Tidaklah belebihan andaikata harus disebutkan, bahwa tidak ada artinya kehidupan
ini tanpa kehadiran para muslimah. Secara umum bentuk-bentuk sumbangan yang
dapat diberikan oleh kaum muslimah, terbagi menjadi paling tidak 4 (empat)
klasifikasi, yaitu:
a. Pendamping seorang suami
Haruslah dapat dibedakan antara suami dengan lelaki. Lelaki masih bersifat
umum dan dibatasi oleh sejumkah ketentuan antara halal-haram. Sedangkan suami
adalah sosok manusia yang telah memiliki kemampuan melaksanakan amanah dari
Allah SWT untuk dapat menjadi figur yang dapat mengokohkan eksistensi
kelembagaan rumah tangga. Dikarenakan posisi semacam itu, suami akan
berhadapan dengan sejumlah tanggung jawab dan konsekuensi. Betapa besar dan
berat resiko yang akan dihadapinya kelak.
Dengan demikian, keberadaan muslimah dan perhatian yang diberikan kepada
suaminya, merupakan sejumlah sumbangan yang secara minimal membuat suami
merasa tidak sendirian mengahadapi sejumlah tanggung jawab dan konsekuensi
sebagai kepala keluarga. Belum lagi andaikata muslimah sebagai istrinya, turut
mengambil alih sebagian dari apa yang diterima suaminya sebagai tugas
kehidupan. Sehingga sangat wajar andaikata kemudian sering disebutkan, bahwa
muslimah sebagai seorang istri adalah sosok yang berdiri di belakang layar terkait
kemampuan dan keberhasilan suami, dalam menanggulangi segenap tugas yang
dipikul pada pundaknya.
b. Perawat anak-anak
Tidak dapat disangkal lagi oleh siapa pun, andaikata dari pernikahan dan
kehidupan berumahtangga, lahir anak-anak sebagai keturunan yang syah dan suci.
17

Maka sosok yang yang paling awal merasakan, merawat, membesarkan, mendidik,
dan berkorban adalah ibu atau istri dari ayah kandung bagi anak-anak tersebut.
Kehadiran anak-anak dan keberadaan mereka di antara sepasang suami-istri dan
rumahtangganya, demikian berarti dan tak ternilai harganya. Mereka bagaikan
intan atau mutiara, yang senantiasa disimpan secara ektra hati-hati dan senantiasa
dilindungi, diawasi, dirawat dan menjadi kebanggaan yang tiada habis-habisnya.
Tentunya menumbuhkan sejumlah konsekuensi dan tanggung jawab. Untuk
itu, anak-anak harus memperoleh perhatian dan kasih sayang, supaya mereka terus
tumbuh secara baik sejalan dengan harapan orang tuanya, sesuai dengan
kedudukan

dan

peranan

yang

diterima

dalam

keluarganya.

Dalam melaksanakan berbagai tugas dalam merawat anak-anak, muslimah kembali


tampil secara utuh. Betapa besar andil yang diberikan dalam perawatan anak, yang
sebagian di antaranya adalah: Pertama, mengandung dengan masa yang panjang,
beban yang kian memberat, pelbagai kesulitan yang ditemui, dan berada pada saatsaat kritis dalam kehidupan. Kedua, menyusui, merawat, mengasuh, mendidik pada
waktu yang sangat lama. Ketiga, melepaskan anak-anak untuk bersama-sama
suami atau istrinya.
c. Penghangat rumah tangga
Sebuah keluarga inti terdiri atas seorang suami, istri, dan anak. Dalam hidup
berumah tangga, tentu terdapat sejumlah tugas yang harus dilaksanakan oleh
anggota yang hidup dalam keluarga tersebut. Untuk itu, muslimah selaku seorang
istri dituntut untuk banyak berada di dalam rumah, dikarenakan beberapa
pertimbangan:
Pertama, kehidupan rumah tangga yang eksistensinya sangat tampak dalam
rumah tinggal, paling tidak membuat ada seseorang yang banyak berada di
dalamnya, sebagai petunjuk yang menggambarkan keberadaan rumah tangga
tersebut.
Kedua, buah berumah tangga yang antara lain menuntut fasilitas perawatan
yaitu satu dan atau lebih seorang anak, mesti didampingi sosok pribadi yang paling
dekat dengan mereka yaitu ibu kandungnya.
Ketiga, wakil keluarga yang paling cocok dan pantas bagi aktivitas interaksi,
dalam kondisi tanpa ikatan yang ketat, sehingga dapat mendukung suasana
kekeluargaan yang semarak, karena dilakukannya di rumah tinggal sebagai tempat
yang representatif.
Melihat posisi-posisi sebagaimana telah disebutkan di awal, demikian besar
sumbangan yang kelak diberikan oleh muslimah selaku seorang istri, andaikata ia
18

lebih banyak waktu dan perhatian kerumahtanggaan dalam pengertian fisik ialah
rumah tinggal. Sehingga suasana keluarga akan senantiasa hidup, dinamis, dan
hangat. Jadi, akan sangat janggal, jika kehidupan rumahtangga atau keluarga yang
tidak memiliki istri dengan mempunyai banyak perhatian terhadap urusan-urusan
yang tumbuh di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://hafizamri.com/adab-adab-bersetubuh-dalam-islam/
https://id-id.facebook.com/permalink.php?
story_fbid=229079817190801&id=114636275301823
http://sehatsecaraislam.blogspot.com/p/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_3.html
http://parthenos85.blogspot.com/2009/11/ritual-gunung-kemukus-dalam-budaya-jawa.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gender_(sosial)
http://lsi.unisba.ac.id/index.php/makalah/makna-wanita/71-makna-wanita/88-maknakemuliaan-wanita

19

Anda mungkin juga menyukai