Anda di halaman 1dari 21

KEWAJIBAN MENUTUP AURAT

Oleh
Wirdati Bahrul, S.Pd

Guru SMK Hidayah Semarang

1
A. Defenisi Aurat

Menurut pengertian bahasa (literal), aurat adalah


al-nuqshaan wa al-syaial-mustaqabbih (kekurangan
dan sesuatu yang mendatangkan celaan). Diantara
bentuk pecahan katanya adalah awara`, yang
bermakna qabiih (tercela); yakni aurat manusia dan
semua yang bisa menyebabkan rasa malu. Disebut
aurat, karena tercela bila terlihat (ditampakkan).
B. Batasan Aurat
Jumhur ulama bersepakat;
Aurat Wanita; Seluruh Tubuh Selain Muka dan Kedua
Telapak Tangan. Dalil : Surat An-Nur : 31
Surat An-Nur : 31
Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-
budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak
yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung
Hadits yang diriwayatkan dari Abu Said al-Khuduriy,
bahwasanya Nabi saw bersabda, Aurat laki-laki adalah
antara pusat dan lutut. Sedangkan aurat wanita adalah
seluruh badannya, kecuali muka dan kedua telapak tangan.
C. Syarat-syarat Menutup Aurat
Menutup aurat harus dilakukan hingga warna kulitnya
tertutup. Seseorang tidak bisa dikatakan melakukan satru
al-aurat (menutup aurat) jika auratnya sekedar ditutup
dengan kain atau sesuatu yang tipis hingga warna kulitnya
masih tampak kehilatan.
Dalil yang menunjukkan ketentuan ini adalah sebuah hadits
yang diriwayatkan dari Aisyah ra, ra bahwasanya Asma
binti Abubakar telah masuk ke ruangan Nabi saw dengan
berpakaian tipis/transparan, lalu Rasulullah saw. berpaling
seraya bersabda, Wahai Asma sesungguhnya seorang
wanita itu apabila telah baligh (haidl) tidak pantas baginya
untuk menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini.
Dalam hadits ini, Rasulullah saw. menganggap bahwa Asma
belum menutup auratnya, meskipun Asma telah menutup
auratnya dengan kain transparan. Oleh karena itu lalu Nabi
saw berpaling seraya memerintahkannya menutupi auratnya,
yaitu mengenakan pakaian yang dapat menutupi .
Dalil lain yang menunjukkan masalah ini adalah hadits
riwayat Usamah, bahwasanya ia ditanyai oleh Nabi saw
tentang kain tipis. Usamah menjawab, bahwasanya ia telah
mengenakannya terhadap isterinya, maka Rasulullah saw.
bersabda kepadanya: Suruhlah isterimu melilitkan di
bagian dalam kain tipis, karena sesungguhnya aku
khawatir kalau-kalau nampak lekuk tubuhnya.

Qabtiyah dalam lafadz di atas adalah sehelai kain tipis.


Oleh karena itu tatkala Rasulullah saw. mengetahui
bahwasanya Usamah mengenakan kepada isterinya kain
tipis, beliau memerintahkan agar kain itu dikenakan pada
bagian dalam kain supaya tidak kelihatan warna kulitnya.
Beliau bersabda,Suruhlah isterimu melilitkan di bagian
dalamnya kain tipis. Kedua hadits ini menunjukkan
dengan sangat jelas, bahwasanya aurat harus ditutup
dengan sesuatu, hingga warna kulitnya tidak tampak.
D. Khimar (Kerudung) dan Jilbab; Busana Wanita Di
Luar Rumah

Selain memerintahkan wanita untuk menutup auratnya,


syariat Islam juga mewajibkan wanita untuk mengenakan
busana khusus ketika hendak keluar rumah. Sebab,
Islam telah mensyariatkan pakaian tertentu yang harus
dikenakan wanita ketika berada depan khalayak umum.
Kewajiban wanita mengenakan busana Islamiy ketika
keluar rumah merupakan kewajiban tersendiri yang
terpisah dari kewajiban menutup aurat. Dengan kata
lain, kewajiban menutup aurat adalah satu sisi,
sedangkan kewajiban mengenakan busana Islamiy (jilbab
dan khimar) adalah kewajiban di sisi yang lain.
Dua kewajiban ini tidak boleh dicampuradukkan,
sehingga muncul persepsi yang salah terhadap keduanya.
Dalam konteks menutup aurat (satru al-aurat), syariat Islam
tidak mensyaratkan bentuk pakaian tertentu, atau bahan tertentu
untuk dijadikan sebagai penutup aurat. Syariat hanya mensyaratkan
agar sesuatu yang dijadikan penutup aurat, harus mampu menutupi
warna kulit.
Oleh karena itu, seorang wanita Muslim boleh saja mengenakan
pakaian dengan model apapun, semampang bisa menutupi auratnya
secara sempurna. Hanya saja, ketika ia hendak keluar dari rumah, ia
tidak boleh pergi dengan pakaian sembarang, walaupun pakaian itu
bisa menutupi auratnya dengan sempurna. Akan tetapi, ia wajib
mengenakan khimar (kerudung) dan jilbab yang dikenakan di atas
pakaian biasanya. Sebab, syariat telah menetapkan jilbab dan
khimar sebagai busana Islamiy yang wajib dikenakan seorang wanita
Muslim ketika berada di luar rumah, atau berada di kehidupan
umum.
Walhasil, walaupun seorang wanita telah menutup auratnya, yakni
menutup seluruh tubuhnya, kecuali muka dan kedua telapak tangan,
ia tetap tidak boleh keluar keluar dari rumah sebelum mengenakan
khimar dan jilbab.
Dalam konteks menutup aurat (satru al-aurat), syariat Islam
tidak mensyaratkan bentuk pakaian tertentu, atau bahan
tertentu untuk dijadikan sebagai penutup aurat. Syariat hanya
mensyaratkan agar sesuatu yang dijadikan penutup aurat, harus
mampu menutupi warna kulit.
Oleh karena itu, seorang wanita Muslim boleh saja mengenakan
pakaian dengan model apapun, semampang bisa menutupi auratnya
secara sempurna. Hanya saja, ketika ia hendak keluar dari rumah,
ia tidak boleh pergi dengan pakaian sembarang, walaupun pakaian
itu bisa menutupi auratnya dengan sempurna. Akan tetapi, ia
wajib mengenakan khimar (kerudung) dan jilbab yang dikenakan di
atas pakaian biasanya. Sebab, syariat telah menetapkan jilbab
dan khimar sebagai busana Islamiy yang wajib dikenakan seorang
wanita Muslim ketika berada di luar rumah, atau berada di
kehidupan umum.
Walhasil, walaupun seorang wanita telah menutup auratnya, yakni
menutup seluruh tubuhnya, kecuali muka dan kedua telapak
tangan, ia tetap tidak boleh keluar keluar dari rumah sebelum
mengenakan khimar dan jilbab.
E. Ancaman Bagi Orang yang Membuka Auratnya

Imam Muslim menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya


Rasulullah saw bersabda; Ada dua golongan manusia
yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku
tidak pernah melihatnya; yakni, sekelompok orang yang
memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk
menyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka
auratnya dan berpakaian tipis merangsang berlenggak-
lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti punuk
onta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan
mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari
jarak sekian-sekian.[HR. Imam Muslim].
F. Penanggulangan Sex Bebas

1. Beberapa Upaya untuk menghindari sex


bebas adalah
Teman yang Shalih
Jangan kamu berteman kecuali dengan orang mukmin dan
jangan memakan makananmu kecuali orang yang takwa (HR.
At-Turmudzi).
Seseorang itu menurut agama temannya, maka hendaklah
dia memperhatikan siapa yang menjadi temannya (HR. At-
Turmudzi)
Menghindari media massa yang buruk
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang
buruk (QS Al-Israa: 32)

12
Berpuasa Sunnah
Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah
mempunyai kemampuan (untuk menikah) maka menikahlah.
Sesungguhnya pernikahan itu lebih dapat menjaga
pandangan mata dan mengekang hawa nafsu. Bagi siapa yang
belum memiliki kemampuan, maka berpuasalah.
Sesungguhnya puasa adalah penawar baginya (HR Bukhari)
Menghindari media massa yang buruk
Menggunakan cara-cara medis
Hikmah itu adalah barang yang tercecer milik orang yang
beriman, dimana saja ia mendapatkannya ... ia yang lebih
berhak untuk itu (HR. Turmudzi dan Al Askari)
Sering mandi air dingin di musim panas memperbanyak
olahraga dan latihan fisik
Menjauhi makanan yang mengandung merica dan rempah-
rempah karena mempunyai sifat merangsang
Tidak terlalu banyak mengkonsumsi semampunya minuman
perangsang saraf seperti kopi
Tidak terlalu banyak mengkonsumsi daging merah dan telur 13
G. Peran Pemuda
Dalam kehidupan pribadi & keluarga
Menjadi solusi, bukan masalah. Semangat &
optimisme. Terus mencari ilmu &
pengalaman. Selalu taat pada ortu. dll
Dalam kehidupan bermasyarakat
Terlibat aktif dalam perubahan
Mencurahkan segenap kemampuannya untuk
perubahan
Menjadi garda terdepan dalam proses
perubahan
Stop, remaja jangan asal
gaya!!!
Stop, jangan habiskan energi untuk pacaran!!!
Masa depan Anda perlu perhatian
Stop, jangan hanya main-main!!!
Pekerjaan remaja bukan hanya main motor!!!
Stop, melawan ortu!!!
Saatnya jadi anak sholeh
Masa depan kita,
tergantung kita
F. Kesimpulan
Syariat Islam telah mewajibkan wanita untuk menutup
anggota tubuhnya yang termasuk aurat. Seorang wanita
diharamkan menampakkan auratnya di kehidupan umum, di
hadapan laki-laki non mahram, atau ketika ia melaksanakan
ibadah-ibadah tertentu yang mensyaratkan adanya satru al-
aurat (menutup aurat).
Aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua
telapak tangan. Seseorang baru disebut menutup aurat, jika
warna kulit tubuhnya tidak lagi tampak dari luar. Dengan kata
lain, penutup yang digunakan untuk menutup aurat tidak boleh
transparan hingga warna kulitnya masih tampak; akan tetapi
harus mampu menutup warna kulit.
Ancaman bagi yang tidak menurut aurat adalah tidak mencium
bau surge alias neraka, karena tidak amanah, tidak tunduk
kepada aturan sang Kholik.

Anda mungkin juga menyukai