Anda di halaman 1dari 10

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pelayanan Kesehatan Usia Produktif

Berdasarkan PMK no 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan


Minimal, Setiap warga negara Indonesia usia 15–59 tahun mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib
memberikan skriningkesehatan sesuai standar pada warga negara usia 15–59
tahun di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun sesuai standar adalah
Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun diberikan
sesuai kewenanganya oleh Dokter; Bidan; Perawat; Nutrisionis/Tenaga Gizi,
dan Petugas Pelaksana Posbindu PTM terlatih yang dilakukan di Puskesmas
dan jaringannya (Posbindu PTM) serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang bekerja sama dengan pemerintah daerah minimal dilakukan satu tahun
sekali. Adapun Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun meliputi :
1. Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa tinggi badan
dan berat badan serta lingkarperut.
2. Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan
primer.
3. Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes cepat gula darah.
4. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku.
5. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
6. Pemeriksaan ketajaman pendengaran
7. Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis dan
pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30–59 tahun.

Pengunjung yang ditemukan menderita kelainan wajib ditangani atau


dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya.
5

Capaian kinerja dalam memberikan pelayanan skrining kesehatan


warga negara berusia usia 15–59 tahun dinilai dari persentase pengunjung
usia 15–59 tahun yang mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar
di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Adapun Rumus
Perhitungan Kinerja yaitu:
A= B x 100%
C

A: Persentase warga negara usia 15–59 tahun mendapatkan skrining


kesehatan sesuai standar
B: Jumlah pengunjung usia 15–59 tahun mendapat pelayanan skrining
kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
C: Jumlah warga negara usia 15–59 tahun yang ada di wilayah kerja dalam
kurun waktu satu tahun yang sama.
Contoh:
Di Kabupaten “F” terdapat 6000 warga negara berusia 15–59 tahun. Rincian
yang berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya serta fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya yang bekerja sama dengan pemerintah daerah adalah
sebagai berikut:
6

Hasil rekapitulasi pada tahun itu, warga negara berusia 15–59 yang
berkunjung adalah sebanyak 5000 orang. Sebanyak 4850 orang mendapat
pemeriksaan obesitas, hipertensi dan diabetes melitus,pemeriksaan ketajaman
penglihatan dan pendengaran serta pemeriksaan gangguan mental emosional
dan perilaku sesuai standar. Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten
“F” dalam memberikan pelayanan skrining kesehatan warga negara usia 15–
59 tahun adalah 4850/6000 x 100 % = 80,83 %.
Target Capaian kinerja dalam pelayanan skrining kesehatan sesuai
standar pada warga negara yang berusia 15–59 tahun yang membutuhkan
pelayanan skrining di wilayah kerja adalah 100 persen.

2.2. Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
1) Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan
unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia.
2) Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
3) Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab
hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
7

4) Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari
satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota (KepmenkesNo 128 Tahun 2004).
A. Tujuan Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang:
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Hidup dalam lingkungan sehat, dan
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (Permenkes No. 75 Tahun 2014).
B. Wewenang Puskesmas
Dalam menyelenggarakan fungsi maka Puskesmas berwenang untuk:
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaanmasyarakat dalam bidang kesehatan
1) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
2) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
danupaya kesehatan berbasis masyarakat
3) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
4) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8

5) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap


akses,mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan, dan
6) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit(Permenkes No. 75 Tahun 2014).

2.3. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)


A. Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kerja yang terus menerus yang
meliputi pengambilan keputusan yang bersifat pokok dan penting dan
yang akan dilaksanakan secara sistematik, melakukan perkiraan dengan
menggunakan segala pengetahuan yang ada tentang masa depan,
mengorganisir secara sistematik segala upaya yang dipandang perlu untuk
melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan, serta mengukur
keberhasilan dari pelaksanaan keputusan tersebut dengan membandingkan
hasil yang dicapai terhadap target yang ditetapkan melalu pemanfaatan
umpan balik yang diterima dan yang telah disusun secara teratur dan baik
(Azwar, A. 2010).

B. Ciri – Ciri Perencanaan


Perencanaan yang baik mempunyai beberapa ciri yang harus
diperhatikan. Ciri yang dimaksud secara sederhana dapat diuraikan
sebagai berikut : (Azwar, A. 2010)
1) Bagian dari system administrasi
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan
pekerjaan perencanaan sebagai bagian dari system administrasi secara
keseluruhan.Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan
salah satu dari fungsi administrasi yang amat penting.Pekerjaan
administrasi yang tidak didukung oleh perencanaan, bukan merupakan
pekerjaan administrasi yang baik.
9

2) Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan


Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan.Perencanaan yang dilakukan hanya
sekali bukanlah perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan yang
bekelanjutan antara perencanaan dengan berbagai fungsi administrasi
lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting untuk pelaksanaan,
yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi dengan
perencanaan penting untuk pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah
dinilai, dilanjutkan lagi dengan perencanaan.

3) Berorientasi pada masa depan


Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa
depan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila
dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya
pada saat ini tapi pada masa yang akan datang.

4) Mampu menyelesaikan masalah


Suatu perencanaan yang baik adalah yang mampu menyelesaikan
berbagai masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi.Penyelesaian
masalah dan ataupun tantangan yang dimaksudkan disini tentu harus
disesuaikan dengan kemampuan.

5) Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang
dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkan disini biasanya
dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian
secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih
spesifik.

6) Bersifat mampu kelola


Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola,
dalam arti bersifat wajar, logis, objektif, jelas, runtun, fleksibel serta
10

telah disesuaikan dengan sumber daya.Perencanaan yang disusun tidak


logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai dengan sumberdaya,
bukanlah perencanaan yang baik.

C. Macam-macam Perencanaan
Perencanaan banyak macamnya.Untuk keberhasilan pekerjaan
perencanaan, perlulah dipahami berbagai macam perencaan tersebut.
Macam perencanaan yang dimaksud adalah (Azwar, A. 2010) :
1) Ditinjau dari jangka waktu berlakukanya rencana
a. Perencanaan jangka panjang
b. Perencanaan jangka menengah
c. Perencanaan jangka pendek
2) Ditinjau dari frekuensi penggunaan
a. Digunakan satu kali
b. Digunakan berulang kali
3) Ditinjau dari tingkatan rencana
a. Perencanaan induk
b. Perencanaan operasional
c. Perencanaan harian
5) Ditinjau dari filosofi perencanaan
a. Perencanaan memuaskan
b. Perencanaan optimal
c. Perencanaan adaptasi
6) Ditinjau dari orientasi waktu
a. Perencanaan berorientasi masa lalu-kini
b. Perencanaan berorientasi masa depan
c. Perencanaan kebijakan
7) Ditinjau dari ruang lingkup
a. Perencanaan strategik
b. Perencanaan taktis
c. Perencanaan menyeluruh
d. Perencanaan terpadu
11

D. Tujuan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)


a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di puskesmas dalam
menyusun perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi dan azas
penyelenggaraannya(Depkes, 2006).

b. Tujuan Khusus
1. Tersusunnya rencana usulan kegiatan (RUK) puskesmas untuk
tahun berikurnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian
masalah kesehatan masyarakat.
2. Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) setelah
diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan
dari berbagai sumber (Depkes, 2006).

E. Manfaat Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)


1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
3. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan
potensi yang ada.

F. Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas


a. Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat dalam
proses penyusunan perencanaan tingkat puskesmas agar memperoleh
kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap-
tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara :
1. Kepala puskesmas membentuk tim penyusun perencanaan tingkat
puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf puskesmas
2. Kepala puskesmas menjelaskan tentang pedoman perencanaan
tingkat puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman
12

tersebut demi keberhasilan penyusunan perencanaan tingkat


puskesmas
3. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah
ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan
propinsi dan departemen kesehatan (Depkes, 2006).

b. Tahap Analisis Situasi


Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh infomasi mengenai
keadaan dan permasalahan yang dihadapi puskesmas melalui proses
analisis terhadap data yang dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh
kepala puskesmas melakukan pengumpulan data.Ada dua kelompok
data yang perlu dikumpulkan yaitu data umum dan data khusus
(Depkes, 2006).

c. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


1. Identifikasi Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah
yang dikelompokan menurut jenis program, cakupan, mutu,
ketersediaan sumber daya(Depkes, 2006).
2. Prioritas Masalah
Telah disebutkan bahwa yang terpenting dalam
perencanaan adalah yang menyangkut proses perencanaan.
Adapun yang dimaksud dengan proses perencanaan disini ialah
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun suatu
rencana. Untuk bidang kesehatan, langkah-langkah yang sering
dipergunakan adalah mengikuti prinsip lingkaran pemecahan
masalah.Sebagai langkah pertama dilakukanlah upaya menetapkan
prioritas masalah. Adapun yang dimaksudkan dengan masalah
disini ialah kesenjangan antara apa yang ditemukan dengan apa
yang semestinya(Azwar, 2010).
13

Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi


masalah secara sekaligus, ketidaktersediaan teknologi atau adanya
keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu
dipilih prioritas dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai
kesepakatan dapat ditembuh dengan menggunakan kriteria lain.
Dalam penetapan prioritas masalah dapat mempergunakan
berbagai macam metode seperti kriteria matriks, MCUA, Hanlon,
Carl, dsb.Penetapan penggunaan metode tersebut diserahkan
kepada masing-masing puskesmas (Depkes, 2006).
3. Merumuskan Masalah
Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, berapa besar masalahnya, dimana masalah itu terjadi
dan bila mana masalah itu terjadi (What, who, when, where dan
how).
4. Mencari Akar Penyebab Masalah
Mencari akar masalah dapat dilakukan antara lain dengan
menggunakan metode :14
a. Diagram sebab akibat dari Ishikawa (disebut juga diagram
tulang ikan karena digambarkan membentuk tulang ikan)
b. Pohon masalah (problem trees)
Kemungkinan penyebab masalahnya dapat berasal dari :

a. Input (sumber daya) : jenis dan jumlah alat, obat, tenaga serta
prosedur kerja manajemen alat, obat dan dana
b. Proses (Pelaksana kegiatan) : Frekwensi, kepatuhan pelayanan
medis dan non medis
c. Lingkungan
5. Pemecahan Masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat
dilakukan dengan kesepakatan diantara anggota tim. Bila tidak
terjadi kesepakatan dapat digunakan kriteria matriks.Untuk itu
harus dicari alternative pemecahan masalahnya (Depkes, 2006).

Anda mungkin juga menyukai