Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Anak retardasi mental di Yayasan Bina Autis Mandiri dan Yayasan
Pembinaan Anak Cacat Palembang yang didiagnosis retardasi mental
sebanyak 90 orang, namun hanyak 83 data yang dapat dianalisis sedangkan 7
data tidak dapat dianalisis dikarenakan terdapat bekas luka pada jari-jari
tangan, responden menolak dan responden tidak hadir saat penelitian.

4.1.1 Usia Anak Retardasi Mental


Distribusi frekuensi usia anak retardasi mental dapat dilihat pada
gambar 4.1.

Gambar 4.1 Distribusi frekuensi usia


Usia anak retardasi mental pada penelitian ini merupakan usia saat
dilakukannya penelitian, bukan usia pada saat responden didiagnosis
menderita retardasi mental. Dari gambar 4.1, diketahui bahwa usia anak
retardasi mental pada penelitian ini antara 7-21 tahun. Usia terbanyak
adalah usia 11 tahun yaitu 15,8%, sedangkan usia paling sedikit adalah
usia 7 tahun, 12 tahun, 13 tahun, 15 tahun, 19 tahun dan 21 tahun yaitu
masing-masing 2,6%.

4.1.2 Intelligence Quotient (IQ) Anak Retardasi Mental

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi IQ Anak Retardasi Mental

Kategori IQ Frekuensi (n) Persentase (%)


Ringan
Sedang
Total

Nilai IQ pada penelitian ini didapatkan dari data rekam medik di


bagian kesiswaan yayasan. Hasil penelitian didapatkan nilai IQ anak
retardasi mental dengan kategori ringan dan sedang, sedangkan untuk
kategori berat dan sangat berat tidak ditemukan dalam penelitian ini.
Nilai IQ tertinggi yaitu kategori sedang sebanyak (%), sedangkan IQ
ringan sebanyak (%).
4.1.3 Sudut ATD Anak Retardasi Mental
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sudut ATD Tangan Kanan

Sudut ATD Frekuensi (n) Persentase (%)


<35o
35 o - 50 o
>50o
Total

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sudut ATD Tangan Kanan

Sudut ATD Frekuensi (n) Persentase (%)


<35o
35 o - 50 o
>50o
Total

Sudut ATD pada penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu


<35o, 35 o
-50 o, dan >50o pada setiap tangan kanan dan kiri. Hasil
pengukuran didapatkan untuk sudut ATD palmar tangan kanan terbanyak
yaitu sudut 35 o -50 o sebanyak .. orang (%), diikuti sudut <35o sebanyak
orang (26,3%) dan paling sedikit sudut >50o sebanyak orang (%). Data
pengukuran sudut ATD pada palmar tangan kiri didapatkan frekuensi
terbanyak yaitu sudut 35 o -50 o sebanyak .. orang (%), diikuti sudut <35o
sebanyak orang (26,3%) dan paling sedikit sudut >50o sebanyak orang
(%).

4.1.4 Pola Sidik Jari Anak Retardasi Mental

Distribusi pola sidik jari responden dapat dilihat pada tabel 4.4
Distribusi dihitung berdasarkan jumlah jari tangan, yaitu sebanyak 380
pola.
Tabel 5. Distribusi Pola Sidik Jari

Pola Frekuensi
SA 5
TA 15
UL 170
RL 7
SW 143
CPW 18
AW 2
DLW 20

Pola sidik jari pada anak retardasi mental di Yayasan Bina Autis
Mandiri dan Yayasan Pembinaan Anak Cacat Palembang meliputi
kedelapan pola sidik jari. Pola sidik jari diperoleh dari lima jari tangan
kanan dan lima jari tangan kiri. Sehingga dari 83 responden didapatkan
830 pola sidik jari. Pola sidik jari terbanyak yaitu pada pola ulnar loop
sebanyak 170 jari (44,7%). Sedangkan frekuensi terendah yaitu pada
pola accidental whorl sebanyak 2 jari (0,5%).

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian ini diperoleh usia yang tertinggi anak retardasi mental adalah 11
tahun. Menurut Lumbantobing SM (1997) bahwa insiden tertinggi retardasi
mental yaitu pada anak usia sekolah dengan usia puncak 10 hingga 14 tahun.

Nilai IQ pada anak retardasi mental pada penelitian ini didapatkan frekuensi
tertinggi pada kategori IQ sedang yaitu sebanyak .. orang (%). Hasil ini serupa
dengan Walker WO (2006) bahwa Prevalensi untuk IQ ringan 0,37-0,59% sedangkan
untuk IQ sedang, berat dan sangat berat adalah 0,3-0,4%
Lumbantobing SM. Anak dengan mental terbelakang. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI, 1997.

Anda mungkin juga menyukai