Anda di halaman 1dari 14

1.

Pengertian surat dan ayat alquran Dalam KBBI, devinisi ayat adalah alamat atau tanda,
beberapa kalimat yang merupakan kesatuanmaksud sebagai bagian surah dalam kitab suci
Alquran, kenyataan yang benar atau bukti. Ayat kitabullah berarti bukti yang ada di dalam
Alquran[1]. Sedangkan dala Wikipedia BahasaIndonesia, ensiklopedia bebas, disebutkan bahwa
ayat ( yatun, jamak Ayat ytun) adalah kata dalam bahasa Arab untuk tanda atau
keajaiban,sama dengan bahasa Ibrani ot (), yang berarti tanda. Kata ini biasanya merujuk pada
satu dari 6236 ayatdalam Alquran (6349 ayat bila termasuk 113 bismillah, tak termasuk satu di
Surah At-Taubah). Muslim menghormati setiap ayat Alquran sebagai tanda dari Allah. Kata Ayat
juga digunakan oleh penganut Kristen di negara dengan pengaruh bahasa Arab yang kuat, seperti
penganut Kristen di Indonesia[2]. Sedangkan pengertian Surah dalam sejumlah referensi, salah
satunya disebutkan sebagai berikut. Kata surah berasal dari tiga kata, yaitu kata al-surah yang
berarti sisa air dalam bejana, al-sur yang berarti pagar pembata atau dinding, dan kata al-surah
yang berarti pasal. Moenawar Kholil mengatakan kata surah sebagai tingkatan atau martabat,
tanda atau alamat, gedung yang tinggi yang indah, sesuatu yang sempurna serta susua yang
bertingkat-tingkat. Secara terminologis, surah merupakan sekelompok ayat Alquran yang berdiri
sendiri dan mempunyai permulaan dan penutup. Sedangkan Al-Suyuti merumuskan batasan dari
surah dengan mengemukakan bahwa batasan surah ialah Alquran yang mencakup sejumlah ayat
yang mempunyai permulaan dan penutup. Berdasarkan uraian di atas, Moenawar berkesimpulan
bahwa ada beberapa kecenderungan kandungan dapat dipetik, yaitu barangsiapa yang membaca
surah dengan sungguh-sungguh, maka akan mendapatkan tingkatan yang mulia[3]. 2.Tertib
surah dan ayat Muhammad Ahmad Abdullah dalam kitabnya Kaifa Takqrou wa Tahfadu wa
Tajawwadu Alqurani Alkarim mengatakan bahwa menurut pendapat yang telah disepakati oleh
para ulama, susunan surah-surah dalam Alquran seperti mushaf sekarang-urutan turunnya
berlainan dengan urutan pada saat surah-surah tersbut diturunkankepada Nabi Muhammad
Saw,karena banyak surah-surah Madaniyah[surat-surat yang diturunkan sesudah peristiwa
hijrah]diletakkandi akhir mushaf. Ada tiga aliran utama[madzhab ulamak]dalam masalah urutan
surah-surah dalam Alquran.Pertama,menyatakan bahwa urutan surah-surahAlquran itu adalah
berdasarkan hasil ijtihad shabat,bukan berdasarkan tauqif atau petunjuk dari Nabi Muhammad
Saw.Kedua,menyatakan bahwa urutan sarah-surahAlquran itu adalah sacara tauqifi atau
berdasarkan petunjak dari Nabi Muhammad Saw,kecuali surat Al-Anfaal dan surat Baraah.
Penempatan dua surat ini sendiri dilakukan berdasarkan hasil ijtihad Sayyidina Usman bin Affan
dan telah mendapat persetujuan dari sejumlah besar sahabat Nabi Muhammad Saw.
Ketiga,urutan surah-surahAlquran sebagaimana ayat-ayat dan huruf-hurufnya adalah berdasrkan
tauqifi atau menunggu instruksi Nabi atau Rasulullah Saw.,bukan berdasarkan pada ijtihad
sejumlah sahabat. Pendapat yang dikemukakan oleh jumhur ulama ini adalah yang diunggulkan
dan dijadikan pegangan. Dalil-dalil yang melegitimasi pendapat ini juga cukup banyak.Di
antaranya dalil tersebut, yaitu dalil dalil yang diriwayatkan ImamBukhari,bahwaSesungguhnya
Nabi Muhammad Sawketika menempati permadaninya, beliau mengumpulkan kedua telapak
tangannya, kemudian menimpakan terhadap keduanya bacaan Qul Huwallahu Ahad dan suratAl-
Muawidzatain yakni surat al-Falaq dan surat an-Naas.Beliau mengucapkan keduanya secara
berurutan seperti urutan yang terdapat dalam mushaf. Sementara itu,Imam Muslim
meriwayatkan, sesungguhhya Nabi Muhammad Saw menasihatkankalian azzahraawain, yakni
surah Albaqarah dan surah Ali Imran.Kemudian Nabi Muhammad Sawmengucapkan dua surah
itu dengan urutan keduanya. Abu Bakaral-Ambary menuturkan bahwa,Allah Swtmenurunkan
Alquran kesemuanya ke langit dunia, kemudian dia mengatur turunnya selama dua puluh sekian
tahun.Maka,surah-surahAlquran merupakan cakupan dari kejadian suatu peristiwa,sedangkan
ayat merupakan jawaban mengenai sesuatu yang memerlukan penjelasan.Untuk itulah, malaikat
Jibril mendatangi Nabi Muhammad Sawuntuk memberikan penjelasan mengenai penempatan
surah dan ayat. Maka pengaturan surah-surah seperti pengaturan ayat-ayat dan huruf Al
quran,keseluruhannya merupakan instruksi dari Nabi Muhammad Saw.[berdasarkan wahyu
Allah Swtyang disampaikan melalui malaikat Jibril]. Karena itulah,barangsiapa yang mengacak-
acak[mendahulukan atau mengakhirkan]surat-surat Alquran, berarti dia merusaksusunan
Alquran. Imam Baghawi menjelaskan dalam Syarah As-Sunnah bahwa sahabat Nabi
mengumpulkan Alquran yang diturunkan Allah Swtkepada Nabi Muhammad Saw tanpa
menambahi atau mengurangi sedikit pun,karena khawatir bagian dan keutuhan Alquran menjadi
hilang.Mereka menulis Alquran seperti yang mereka dengarkan dari Rasulullah Saw,tanpa
mendahulukan atau mengakhirkan sedikit punayat-ayat dan surah-surah tersebut dan mereka
mengurutkannya sesuai instruksi Rasulullah Saw. Rasulullah Sawmenyampaikan dan
mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya apa yang telah diturunkan Allah Swtkepada beliau
sacaratertib sabagaimana terlihat dalam mushaf-mushaf yang ada sekarang. Susunan Alquran
tersebut merupakan instruksi langsung[tuqifi]dari malaikat Jibril kepada Nabi,kemudian setiap
kali turun ayat Alquran, Nabi memberitahu para sahabat mengenai urutan ayatnya dan termasuk
menjadi bagian surat yang mana,kemudian para sahabat mengumpulkan ayat-ayat[yang
diinstruksikan Rasulullah]dalam satu tempat yang teratur. Sesungguhnya Alquran yang ditulis di
Lauh Mahfuzh itu konon serupa dengan urutan Alquran [yang ada sekarang ini] yang diturunkan
Allah Swtkedunia,yang maskipun turunnya bercerai-berai sesuai dengan kebutuhan umat,namun
tetap teratur. Dari beberapa keterangan di atas,dapat dijelaskan bahwa urutan surah-surahAlquran
itu ditulis secara tauqifi dari Rasulullah Sawdan bahwasanya Alquran itu diajarkan dengan cara
tersebut. Sesungguhnya Nabi Muhammad Sawtidak menyusul kekasihnya yang Maha
Tinggi[menghadap Allah,wafat], melainkan setelah Alquran Alkarim itu secara keselurhan telah
ditulis berurutan ayat-ayat dan surah-surahya,maskipun belum dihimpun dalam satu mushaf dan
masih berserakanpada pelapah kurma,kulit, dan batu.Lantaspada masa sahabat,mereka
mengumpulkan Alquran yang tercerai-berai tersebut ke dalam satu tempat. Kumpulan Alquran
inilah yang belakangan dinamai dengan mushaf[4]. Sebagaimana sudah diketahui, ayat dan surah
merupakan bagian terpenting dalam Alquran Alkarim. Sebab Alquran terdiri dari surah-surah
dan ayat-ayat, baik yang pendek maupun yang panjang. Karena itulah dalam menentukan urutan
ayat-ayat dan surah-surah tentu tidak bisa sembarangan, karena ini menyangkut hal yang sangat
sakral. Dalam sejumlah literatur lain disebutkan bahwa penyusunan ayat-ayat dan surah-surah
yang ada di dalam Alquran tidak didasarkan pada kehendak hati, tetapi telah dilakukan secara
taukifi. Ayat merupakan sejumlah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surah dalam
Alquran. Sedangkan surah merupakan himpunan yang berisi sejumlah ayat Alquran yang
mempunyai permulaan dan kesudahan. Tertib atau urut ayat-ayat Alquran ini adalah tauqifi,
ketentuan dari Rosulullah atas perintah Allah Swt. Ulama mengelompokkan surah-surah dalam
Alquran menjadi empat kelompok. Pertama, disebut At-Tiwal. Dalam kelompok ini ada tujuh
surah, yaitu Albaqarah, Ali Imran, an Nisa`, Al Maidah, An'am, A'raf, dan yang ketujuh ada
yang mengatakan Al-Anfal dan surah Bara'ah sekaligus, karena di antara keduanya tidak dipisah
dengan basmalah. Bahkan ada pendapat minuritas, surah yang ketujuh dalam kelompok ini
adalah surah Yunus. Kedua, disebut Al mi'un. Dalam kelompok ini, surah-surah yang ayat-
ayatnya lebih dari seratus atau sekitar itu. Ketiga, disebut Al Matsani, yaitu surah-surah yang
jumlah ayatnya di bawah al Mi'un. Dinamakan matsani, karena surah itu diulang-ulang
bacaannya lebih banyak dari at-Tiwal dan al- Mi'un. Keempat, disebut Almufasal. Dalam
kelompok ini, surah surah ini dimulai dari surah qof. Ada pula yang mengatakan dimulai dari
surah al-Hujurat. Mufasal dibagi menjadi tiga, yaitu tiwal, ausat, dan qisar. Mufasal tiwal
dimulai dari surat Qaf atau Alhujurat sampai dengan Amma atau Alburuj. Almufasal ausat
dimulai dari surah Amma atau Alburuj sampaidengan Adduha atau lamyakun. Sedangkan
Almufasal qisar dimiulai dari Adduha atau lam yakun sampai dengan surah Alquran terakhir.
Sesungguhnya penamaan Almufasal, karena banyaknya fasal (pemisah) di antara surah-surah
tersebut dengan basmalah. Jumlah surah Alquran ada 114 surah. Jumlah ayatnya sebanyak 6200
lebih, namun kelebihanya ini masih diperselisihkan. Surah yang terpanjang adalah surat Al
Baqarah. Sedangkan surah terpendek adalah Alkautsar[5]. Al-Sayuthi menyatakan disepakati
urutannya berdasarkan tauqifi dari Rasul. Karena setiap kali turun ayat Nabi selalu memberikan
petunjuk supaya meletakkan ayat tersebut pada tempat tertentu atau pada surat yang di dalamnya
disebutkan seperti ini. Usman bin Abi al-Ash mengatakan Saya duduk di samping Rasul, tiba-
tiba pandangannya menjadi tajam lalu kembali seperti semula kemudian memerintahkan aku
meletakan ayat ini di tempat ini surat ini. Ibnu Zubair berkata Aku mengatakan kepada Usman
bahwa ayat 23 surat al-Baqarah telah dimansukhkan oleh ayat lain, tetapi mengapa Anda
menuliskannya atau membiarkannya dituliskan. Beliau menjawab: Kemenakanku, aku tidak
mengubah sesuatu pun dari tempatnya. Di samping itu diriwayatkan pula bahwa Jibril
senantiasa mengulangi dan memeriksa Alquran yang telah disampaikannya kepada Muhammad
setiap tahun pada bulan Ramadan, bahkan sampai dua kali pada tahun-tahun terakhir hidup
Muhammad saw. Pengulangan Jibril terakhir ini adalah seperti susunan surah-surahAlquran yang
dikenal sekarang.Baik surah-surah maupun ayat-ayat, selalu mempunyai korelasi (munasabah).
Penjelasan tentang korelasi surah-surah dan ayat-ayat Alquran biasanya dapat dilihat dalam
kitab-kitab tafsir[6]. Dalam leksikologi Arab, kata surah (jamak: suwar) mengandung banyak
arti, yaitu: bangunan yang menjulang tinggi ke langit, kedudukan/tempat dan keutamaan (Louis
Maluf, tt: 362). Juga bisa berarti pagar jika terambil dari kata . Seperti yang dikatakan W.
Montgomery Watt yang dikutipnya dari CF. Jeffery, bahwa pandangan umum asal kata ini
adalah bahasa Ibrani, yaitu surah, yang berarti suatu deretan bekas batu bata di dinding dan bekas
pepohonan anggur. (Watt, 1991: 90). Dari makna ini surat disimpulkan menjadi serangkaian
bagian atau bab (Inggris: chapter). Tetapi, meskipun penyimpulan ini relevans, Watt mencari
alternatif lain. Karena dari beberapa tantangan yang dimajukan, Alquran meminta orang yang
tidak membenarkan dirinya mendatangkan sebuah surah (QS. 10: 38), sepuluh surat (QS. 11:
13), dan sebuah kitab (QS. 28: 49) yang semisal dengannya. Dari beberapa permintaan Alquran
ini jelas bahwa makna yang dimaksudkan adalah sesuatu yang seperti wahyu atau kitab suci.
Alternatif yang diajukan Watt adalah bahwa kata surah terambil dari bahasa Siria, surta yang
bermakna tulisan teks kitab suci, atau bahkan kitab suci. (Watt: 1991: 90). Alternatif Watt
yang menyatakan bahwa surat yang bermakna tulisan atau teks kitab suci mungkin dapat
diterima, tetapi bila itu diartikan kitab suci sebagai suatu kesatuan tentu saja kita akan
mengalami kesulitan.Bila Alquran meminta untuk didatangkan sepuluh surah berarti yang
dimaksud adalah sepuluh kitab suci yang sama. Sungguh tantangan yang vulgar tak masuk akal
dan tak dapat diterima. Padahal tantangan Alquran merupakan tantangan yang sunguh-sungguh.
Pada sisi terminologis, kita tidak melihat batasan surah dalam perspektif yang berbeda. Pada
umumnya memberikan batasan yang sama tentu dengan sedikit penjelasan tambahan yang
berbeda. Al-Zarkasyi misalnya menjelaskan pengertian surah dengan sekelompok ayat-ayat
Alquran yang mempunyai permulaan dan penutup (al-Zarqasyi, t.t: I, 263). Al-Zarqani
memberikan sedikit tambahan bahwa sekelompok ayat-ayat Alquran yang mempunyai
permulaan dan akhir itu adalah berdiri sendiri (Al-Zarqani, 1988: I, 350). Tetapi, meskipun
sekelompok ayat dimaksud berdiri sendiri, namun satu sama lain dipercaya berhubungan erat
saling melengkapi, sehingga ada yang mengatakan bahwa surah al-Fatihah adalah pengatar surah
al-Baqarah, dan surat al-Baqarah adalah pengantar surat al-Nisa dan seterusnya. Batasan surah
yang dikemukakan oleh pakar-pakar ilmu Alquran sebagai sekelompok ayat-ayat tampaknya
cukup beralasan. Karena Alquran sendiri tampaknya menghendaki pengertian demikian. Alquran
menggunakan kata surah dalam ungkapannya sebanyak 7 kali dalam bentuk mufrad yang
tersebar 3 surat, yaitu surat al-Tawbah: 64, 86, dan 124, surat al-Nur: 1 dan surat Muhammad: 20
dengan dua kali penyebutan. Sedang bentuk jamaknya hanya satu kali digunakan Alquran dalam
surat Hud: 13. Penggunaan kata surah adalah dalam pengertian yang sama yakni merujuk pada
sekumpulan ayat-ayat Alquran. Surah-surahAlquran antara satu sama lainnya, baik dalam
mushaf yang ditulis tangan maupun cetak, dipisahkan dengan sebuah mukaddimah yang
diletakkan di awal surat. Dalam mukaddimah ini, biasanya pertama-tama disebutkan nama surah,
kemudian pernyataan tentang penanggalannya, yakni diskripsi sederhana tentang surah tersebut
apakah sebagai surat Makiyah atau Madaniyah , dan diakhiri dengan catatan tentang jumlah ayat.
Muqaddimah ini seperti yang dikatakan Watt hanya perlengkapan keserjanaan belaka (Watt,
1991: 93). Setelah mukaddimah disusul dengan basmalah ( ) pada setiap surat.
Pengecualian penggunanaan frase tersebut hanya pada surat 9. Penulisan basmalah pada setiap
surat tentu tak dapat dipandang sebagai hasil penyuntingan yang belakangan, tetapi merupakan
bentuk asli yang datang dari Muhammad saw. Hal ini cukup beralasan karena pada surat 27 atau
surat al-Naml ayat 30 dimana Sulaiman mengirim sepucuk surat kepada Ratu Balqis, ungkapan
basmalah mengawali suratnya seakan-akan kepala yang memadai untuk sebuah dokumen yang
berasal dari seorang Nabi.[7]. 3.Jumlah surat, nama, dan tujuannya 3.1Surah Dalam buku
Metode Cepat dan Efektif Menghafal Alqurani Alkarim, buku terjemahan penulis tugas ini yang
diterbitkan di garailmu Jogjakarta disebutkan jumlah surah Alquran sebanyak 114 diawali dari
QS Alfatihah dan diakhiri dengan QS.Annas. Dalam Alquran juga terdapat 30 juz. Dalam setiap
juz terdapat dua hizb. Jumlah hizb sebanyak60 hizb. Dalam setiap hisb ada 4 ribun. Secara
keseluruhan ada 240 ribun dalam Alquran, sekadar melengkapi pembahasan tentang mengenai
surah[8]. Pendapat yang paling umum diterima, jumlah surat Alquran seperti dalam mushaf
Usman adalah 114 surat, seperti pembahasan di atas. Tetapi pendapat yang diterima dari Mujahid
surat Alquran adalah 113 surat dengan menggabungkan surat al-Anfal dengan surat al-Tawbah
menjadi satu surat. Hasan, ketika ditanya apakah surat al-Baraah dan surat al-Anfal itu satu surat
atau dua surat, menjawab satu surat. Ibnu Masud dalam mushafnya menyatakan terdapat 112
surat dalam Alquran. Ini karena ia tidak memasukan dua surat terakhir (muawidzatani) (al-
Sayuthi, t.t: 67; Abu Syuhbah, 1996: 288) yang oleh Montgomery Watt dikatakan sebagai jimat-
jimat pendek (Watt, 1991: 91). Sementara sebagian di antara ulama Syiah menetapkan bahwa
jumlah surat Alquran 116. Hal ini karena mereka memasukkan surat qunut yang dinamai surat
Al-Khaf Dan Al-Hafd yang oleh ditulis oleh Ubay di kulit Alquran. (Ash-Shiddieqy, 1984: 58).
Penamaan surah-surahAlquran tersebut memiliki nama-nama tersendiri. Sebuah surah boleh jadi
mempunyai satu atau beberapa nama. Surat al-Tawbah misalnya, disebut juga dengan surat al-
Baraah, dan al-Buhus. Surat al-Insan dinamai pula dengan surat al-Dahr, dan lain-lain. Tetapi,
nama-nama surat tersebut tidaklah menunjukkan judul atau tema pokok dari surah-surah
tersebutmeskipun tak dapat dipungkiri bahwa setiap surat mempunyai tematetapi hanya
dijadikan sebagai alat metode identifikasi. Nama-nama surah ini diambil dari kata yang
mencolok atau tidak lazim di dalamnya. Biasanya kata ini muncul hampir di awal surah, tetapi
tidak demikian selamanya. Surat 16 misalnya, diberi nama dengan surat al-Nahl (lebah) tetapi
tidak disebutkan di dalamnya hingga pada ayat 68 lebih separuh dari surat tersebut; bahkan ayat
ini (16: 68) merupakan satu-satunya bagian dari al-Quran yang berbicara tentang al-Nahl.
Senada dengan ini, surat 26 diberi nama dengan al-Syuara, kata yang disebutkan al-Quran di
dalam ayat 224 surat tersebut dan merupakan bagian paling akhir dari surat tersebut. Jelas sekali
bahwa nama-nama surat ini tidak berasal dari al-Quran, tetapi diperkenalkan oleh para-pakar al-
Quran. Tampaknya tidak ada aturan yang umum dalam pemilihan nama-nama surat tersebut.
Orang-orang menggunakan kata apa saja yang paling menonjol dalam suatu surat. Sebagian
ulama mengasumsikan bahwa nama-nama surat al-Quran ini adalah petunjuk Rasul (tawqifi).
(petunjuk Rasul). Sedangkan sebagian lagi percaya bahwa penamaan surat tersebut berdasarkan
jitihad sahabat yang diambil dari pokok pembicaraan dalam surat itu. (Ismail, tt: 66). Tetapi,
tampaknya yang lebih masuk akal adalah bahwa Nabi sangat berperan dalam mensosialisasikan
nama-nama surat. Tidak mungkin Nabi saw sebagai transmiter dan penerjemah al-Quran untuk
para sahabat tidak memiliki nama-nama surat sebagai alat identifikasi. Yang jelas sejak masa
yang paling awal Nabi dan sahabat-sahabat telah mengetahui dan mempopulerkan nama-nama
surat al-Quran. Di samping nama-nama yang secara an sich diberikan kepada surat-surat al-
Quran untuk kepentingan identifikasi, juga diberi nama-nama kelompok untuk surat al-Quran,
baik yang terkait dengan periode kerasulan Muhammad seperti surat Makiyah dan surat
Madaniyah, ataupun panjang pendeknya surat-surat al-Quran tersebut. Pengelompokan surat-
surat al-Quran yang terkait dengan periode kerasulan dimaksudkan untuk kepentingan
kronologis turunnya surat atau ayat untuk kepentingan penafsiran al-Quran, seperti yang akan
dijelaskan selanjutnya. Sementara penamaan surat-surat yang berdasarkan panjang pendeknya
surat tampaknya hanya untuk identifikasi dalam kerangka yang lebih luas. Al-thiwal, misalnya
adalah surat-surat yang dikenal dengan tujuh surat yang panjang yang terdapat pada permulaan
mushaf, yaitu surat 2 8 (surat al-Baqarah, Ali Imran, al-Maidah, al-Nisa, al-Anam, al-Araf
dan al-Anfal). Al-miun adalah nama yang diberikan kepada surat-surat yang ayatnya seratus
atau lebih sedikit. Al-matsani, dikenal sebagai surat-surat yang jumlah ayatnya yang tidak
mencapai 100 ayat. Sedangkan al-mufashshal adalah surat-surat yang lebih pendek. Disebut
dengan mufashshal karena banyak fashal (pemisah) di antara surat-surat tersebut dengan
basmalah (al-Zarqani, 1988 : I, 352).[9] 3.2Ayat Kata ayat yang digunakan oleh al-Quran
beberapa kali merujuk pada makna yang berbeda-beda. Di antara makna-makna etimologis ayat
tersebut adalah tanda (QS. al-Hijr: 77; al-Nahl: 11, 13, 65, 67, dan 69; al-Baqarah, 248);
mukjizat (QS. al-Baqarah: 211); ibrah atau pelajaran (QS. Hud: 102, 103 dan al-Furqan: 37);
sesuatu yang menakjubkan (QS. al-Mukmin: 50); bukti atau dalil (QS. al-Rum: 20, 21, 23, dan
24). Akan tetapi, secara terminologis para ulama memberi batasan ayat dengan sekelompok kata
yang mempunyai permulaan dan akhir yang berada dalam suatu surahAlquran (al-Zarqani, 1988:
I, 350). Batasan ini didukung oleh Alquran sendiri yang mengungkapkan ayat dengan pengertian
tersebut sehingga makna etimologis tetap relevan dengan pengertian terminologis. Salah satunya
adalah dalam surat Yusuf ayat 1: Alif lam ra. Ini adalah ayat-ayat kitab
(Alquran) yang nyata (dari Allah). Seperti halnya surat, panjang pendek ayat juga sangat
beragam. Dalam beberapa surah, pada umumnya surah-surah panjang, ayat-ayat pun yang
panjang dan menggugah[10]. Dalam Alquran terdapat 6236 ayat. Bila diklasifikasikan sesuai
dengan golongan ayatnya, maka diketahui yang masuk golongan ayat Makkiyah ada 4475 ayat
dan ayat Madaniyah sebanyak 1761 ayat. Sedangkan jumlah kalimat dalam ayat-ayat yang
terdapat di semua surah dalam Alquran tercatat sebanyak 77437 kalimat. Juga hurufnya
diketahui berjumlah 323671 huruf[11]. 3.3Tujuan Alquran ini terdiri sejumlah surat dengan
nama-nama tersendiri dan juga sejumlah ayat dengan nomor urut tersendiri. Pembagian Alquran
ke dalam surat dan ayat tentu memiliki makna yang jelas. Setidaknya di samping menjadi lebih
sistematis, akan memudahkan orang untuk membaca, mempelajari, dan menghafalnya Alquran.
Di samping pembagian ke dalam surat dan ayat, al-Quran juga dibagi dalam bagian-bagian atau
juz yang sama yang keseluruhannya berjumlah 30 juz. Pembagian al-Quran menjadi 30 juz
berkaitan dengan jumlah hari dalam bulan Ramadhan, ketika satu juz al-Quran dibaca setiap
harinya. Tetapi, bagian atau juz al-Quran tampaknya kurang diperhitungkan untuk menjadi
pembicaraan dalam pembahasan ilmu-ilmu al-Quran. Berbeda dengan pembicaraan tentang
surat dan ayat, banyak persoalan dan komentar tentangnya bahkan satu sama lain saling berbeda
bahkan bertolak belakang[12]. 4.Perbedaan pendapat ulama tentang jumlah ayat alquran Ulama
berbeda pendapat tentang jumlah ayat al-Quran. Ibnu Katsir menyebutkan beberapa pendapat,
dan beliau tegaskan bahwa jumlah ayat Alquran tidak kurang dari 6000 ayat. Sementara
lebihnya, diperselisihkan. Beliau mengatakan dengan ungkapannya berikut.
: :
: : :
. Tentang jumlah ayat Alquran ada 6000 ayat.
Kemudian ulama berbeda pendapat yang lebih dari angka itu. Diantara mereka berpendapat,
tidak lebih dari 6 ribu ayat. Ada yang mengatakan, 6204 ayat. Ada yang mengatakan, 6014 ayat.
Ada juga yang mengatakan 6219 ayat. Ada yang mengatakan 6225 atau 6226 ayat. Ada juga
yang mengatakan 6236 ayat. Pendapat terakhir ini disampaikan oleh Abu Amr ad-Dani dalam
kitab al-Bayan. (Tafsir Ibn Katsir, 1/98). Ada beberapa catatan terkait keterangan yang
disampaikan Alhafidz Ibnu Katsir di atas. Pertaman, sikap yang tepat mengenai jumlah ayat
adalah tidak menegaskan dengan bilangan angka tertentu. Kedua, perbedaan jumlah ayat di atas,
sama sekali bukan karena perbedaan al-Quran yang mereka miliki. al-Quran mereka sama. Persis
seperti Mushaf al-Imam yang diterbitkan di zaman Khalilfah Utsman bin Affan radhiyallahu
anhu. Karena mengingkari satu 1. Pengertian surat dan ayat alquran Dalam KBBI, devinisi ayat
adalah alamat atau tanda, beberapa kalimat yang merupakan kesatuanmaksud sebagai bagian
surah dalam kitab suci Alquran, kenyataan yang benar atau bukti. Ayat kitabullah berarti bukti
yang ada di dalam Alquran[1]. Sedangkan dala Wikipedia BahasaIndonesia, ensiklopedia bebas,
disebutkan bahwa ayat ( yatun, jamak Ayat ytun) adalah kata dalam bahasa Arab
untuk tanda atau keajaiban,sama dengan bahasa Ibrani ot (), yang berarti tanda. Kata ini
biasanya merujuk pada satu dari 6236 ayatdalam Alquran (6349 ayat bila termasuk 113
bismillah, tak termasuk satu di Surah At-Taubah). Muslim menghormati setiap ayat Alquran
sebagai tanda dari Allah. Kata Ayat juga digunakan oleh penganut Kristen di negara dengan
pengaruh bahasa Arab yang kuat, seperti penganut Kristen di Indonesia[2]. Sedangkan
pengertian Surah dalam sejumlah referensi, salah satunya disebutkan sebagai berikut. Kata surah
berasal dari tiga kata, yaitu kata al-surah yang berarti sisa air dalam bejana, al-sur yang berarti
pagar pembata atau dinding, dan kata al-surah yang berarti pasal. Moenawar Kholil mengatakan
kata surah sebagai tingkatan atau martabat, tanda atau alamat, gedung yang tinggi yang indah,
sesuatu yang sempurna serta susua yang bertingkat-tingkat. Secara terminologis, surah
merupakan sekelompok ayat Alquran yang berdiri sendiri dan mempunyai permulaan dan
penutup. Sedangkan Al-Suyuti merumuskan batasan dari surah dengan mengemukakan bahwa
batasan surah ialah Alquran yang mencakup sejumlah ayat yang mempunyai permulaan dan
penutup. Berdasarkan uraian di atas, Moenawar berkesimpulan bahwa ada beberapa
kecenderungan kandungan dapat dipetik, yaitu barangsiapa yang membaca surah dengan
sungguh-sungguh, maka akan mendapatkan tingkatan yang mulia[3]. 2.Tertib surah dan ayat
Muhammad Ahmad Abdullah dalam kitabnya Kaifa Takqrou wa Tahfadu wa Tajawwadu
Alqurani Alkarim mengatakan bahwa menurut pendapat yang telah disepakati oleh para ulama,
susunan surah-surah dalam Alquran seperti mushaf sekarang-urutan turunnya berlainan dengan
urutan pada saat surah-surah tersbut diturunkankepada Nabi Muhammad Saw,karena banyak
surah-surah Madaniyah[surat-surat yang diturunkan sesudah peristiwa hijrah]diletakkandi akhir
mushaf. Ada tiga aliran utama[madzhab ulamak]dalam masalah urutan surah-surah dalam
Alquran.Pertama,menyatakan bahwa urutan surah-surahAlquran itu adalah berdasarkan hasil
ijtihad shabat,bukan berdasarkan tauqif atau petunjuk dari Nabi Muhammad
Saw.Kedua,menyatakan bahwa urutan sarah-surahAlquran itu adalah sacara tauqifi atau
berdasarkan petunjak dari Nabi Muhammad Saw,kecuali surat Al-Anfaal dan surat Baraah.
Penempatan dua surat ini sendiri dilakukan berdasarkan hasil ijtihad Sayyidina Usman bin Affan
dan telah mendapat persetujuan dari sejumlah besar sahabat Nabi Muhammad Saw.
Ketiga,urutan surah-surahAlquran sebagaimana ayat-ayat dan huruf-hurufnya adalah berdasrkan
tauqifi atau menunggu instruksi Nabi atau Rasulullah Saw.,bukan berdasarkan pada ijtihad
sejumlah sahabat. Pendapat yang dikemukakan oleh jumhur ulama ini adalah yang diunggulkan
dan dijadikan pegangan. Dalil-dalil yang melegitimasi pendapat ini juga cukup banyak.Di
antaranya dalil tersebut, yaitu dalil dalil yang diriwayatkan ImamBukhari,bahwaSesungguhnya
Nabi Muhammad Sawketika menempati permadaninya, beliau mengumpulkan kedua telapak
tangannya, kemudian menimpakan terhadap keduanya bacaan Qul Huwallahu Ahad dan suratAl-
Muawidzatain yakni surat al-Falaq dan surat an-Naas.Beliau mengucapkan keduanya secara
berurutan seperti urutan yang terdapat dalam mushaf. Sementara itu,Imam Muslim
meriwayatkan, sesungguhhya Nabi Muhammad Saw menasihatkankalian azzahraawain, yakni
surah Albaqarah dan surah Ali Imran.Kemudian Nabi Muhammad Sawmengucapkan dua surah
itu dengan urutan keduanya. Abu Bakaral-Ambary menuturkan bahwa,Allah Swtmenurunkan
Alquran kesemuanya ke langit dunia, kemudian dia mengatur turunnya selama dua puluh sekian
tahun.Maka,surah-surahAlquran merupakan cakupan dari kejadian suatu peristiwa,sedangkan
ayat merupakan jawaban mengenai sesuatu yang memerlukan penjelasan.Untuk itulah, malaikat
Jibril mendatangi Nabi Muhammad Sawuntuk memberikan penjelasan mengenai penempatan
surah dan ayat. Maka pengaturan surah-surah seperti pengaturan ayat-ayat dan huruf Al
quran,keseluruhannya merupakan instruksi dari Nabi Muhammad Saw.[berdasarkan wahyu
Allah Swtyang disampaikan melalui malaikat Jibril]. Karena itulah,barangsiapa yang mengacak-
acak[mendahulukan atau mengakhirkan]surat-surat Alquran, berarti dia merusaksusunan
Alquran. Imam Baghawi menjelaskan dalam Syarah As-Sunnah bahwa sahabat Nabi
mengumpulkan Alquran yang diturunkan Allah Swtkepada Nabi Muhammad Saw tanpa
menambahi atau mengurangi sedikit pun,karena khawatir bagian dan keutuhan Alquran menjadi
hilang.Mereka menulis Alquran seperti yang mereka dengarkan dari Rasulullah Saw,tanpa
mendahulukan atau mengakhirkan sedikit punayat-ayat dan surah-surah tersebut dan mereka
mengurutkannya sesuai instruksi Rasulullah Saw. Rasulullah Sawmenyampaikan dan
mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya apa yang telah diturunkan Allah Swtkepada beliau
sacaratertib sabagaimana terlihat dalam mushaf-mushaf yang ada sekarang. Susunan Alquran
tersebut merupakan instruksi langsung[tuqifi]dari malaikat Jibril kepada Nabi,kemudian setiap
kali turun ayat Alquran, Nabi memberitahu para sahabat mengenai urutan ayatnya dan termasuk
menjadi bagian surat yang mana,kemudian para sahabat mengumpulkan ayat-ayat[yang
diinstruksikan Rasulullah]dalam satu tempat yang teratur. Sesungguhnya Alquran yang ditulis di
Lauh Mahfuzh itu konon serupa dengan urutan Alquran [yang ada sekarang ini] yang diturunkan
Allah Swtkedunia,yang maskipun turunnya bercerai-berai sesuai dengan kebutuhan umat,namun
tetap teratur. Dari beberapa keterangan di atas,dapat dijelaskan bahwa urutan surah-surahAlquran
itu ditulis secara tauqifi dari Rasulullah Sawdan bahwasanya Alquran itu diajarkan dengan cara
tersebut. Sesungguhnya Nabi Muhammad Sawtidak menyusul kekasihnya yang Maha
Tinggi[menghadap Allah,wafat], melainkan setelah Alquran Alkarim itu secara keselurhan telah
ditulis berurutan ayat-ayat dan surah-surahya,maskipun belum dihimpun dalam satu mushaf dan
masih berserakanpada pelapah kurma,kulit, dan batu.Lantaspada masa sahabat,mereka
mengumpulkan Alquran yang tercerai-berai tersebut ke dalam satu tempat. Kumpulan Alquran
inilah yang belakangan dinamai dengan mushaf[4]. Sebagaimana sudah diketahui, ayat dan surah
merupakan bagian terpenting dalam Alquran Alkarim. Sebab Alquran terdiri dari surah-surah
dan ayat-ayat, baik yang pendek maupun yang panjang. Karena itulah dalam menentukan urutan
ayat-ayat dan surah-surah tentu tidak bisa sembarangan, karena ini menyangkut hal yang sangat
sakral. Dalam sejumlah literatur lain disebutkan bahwa penyusunan ayat-ayat dan surah-surah
yang ada di dalam Alquran tidak didasarkan pada kehendak hati, tetapi telah dilakukan secara
taukifi. Ayat merupakan sejumlah kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surah dalam
Alquran. Sedangkan surah merupakan himpunan yang berisi sejumlah ayat Alquran yang
mempunyai permulaan dan kesudahan. Tertib atau urut ayat-ayat Alquran ini adalah tauqifi,
ketentuan dari Rosulullah atas perintah Allah Swt. Ulama mengelompokkan surah-surah dalam
Alquran menjadi empat kelompok. Pertama, disebut At-Tiwal. Dalam kelompok ini ada tujuh
surah, yaitu Albaqarah, Ali Imran, an Nisa`, Al Maidah, An'am, A'raf, dan yang ketujuh ada
yang mengatakan Al-Anfal dan surah Bara'ah sekaligus, karena di antara keduanya tidak dipisah
dengan basmalah. Bahkan ada pendapat minuritas, surah yang ketujuh dalam kelompok ini
adalah surah Yunus. Kedua, disebut Al mi'un. Dalam kelompok ini, surah-surah yang ayat-
ayatnya lebih dari seratus atau sekitar itu. Ketiga, disebut Al Matsani, yaitu surah-surah yang
jumlah ayatnya di bawah al Mi'un. Dinamakan matsani, karena surah itu diulang-ulang
bacaannya lebih banyak dari at-Tiwal dan al- Mi'un. Keempat, disebut Almufasal. Dalam
kelompok ini, surah surah ini dimulai dari surah qof. Ada pula yang mengatakan dimulai dari
surah al-Hujurat. Mufasal dibagi menjadi tiga, yaitu tiwal, ausat, dan qisar. Mufasal tiwal
dimulai dari surat Qaf atau Alhujurat sampai dengan Amma atau Alburuj. Almufasal ausat
dimulai dari surah Amma atau Alburuj sampaidengan Adduha atau lamyakun. Sedangkan
Almufasal qisar dimiulai dari Adduha atau lam yakun sampai dengan surah Alquran terakhir.
Sesungguhnya penamaan Almufasal, karena banyaknya fasal (pemisah) di antara surah-surah
tersebut dengan basmalah. Jumlah surah Alquran ada 114 surah. Jumlah ayatnya sebanyak 6200
lebih, namun kelebihanya ini masih diperselisihkan. Surah yang terpanjang adalah surat Al
Baqarah. Sedangkan surah terpendek adalah Alkautsar[5]. Al-Sayuthi menyatakan disepakati
urutannya berdasarkan tauqifi dari Rasul. Karena setiap kali turun ayat Nabi selalu memberikan
petunjuk supaya meletakkan ayat tersebut pada tempat tertentu atau pada surat yang di dalamnya
disebutkan seperti ini. Usman bin Abi al-Ash mengatakan Saya duduk di samping Rasul, tiba-
tiba pandangannya menjadi tajam lalu kembali seperti semula kemudian memerintahkan aku
meletakan ayat ini di tempat ini surat ini. Ibnu Zubair berkata Aku mengatakan kepada Usman
bahwa ayat 23 surat al-Baqarah telah dimansukhkan oleh ayat lain, tetapi mengapa Anda
menuliskannya atau membiarkannya dituliskan. Beliau menjawab: Kemenakanku, aku tidak
mengubah sesuatu pun dari tempatnya. Di samping itu diriwayatkan pula bahwa Jibril
senantiasa mengulangi dan memeriksa Alquran yang telah disampaikannya kepada Muhammad
setiap tahun pada bulan Ramadan, bahkan sampai dua kali pada tahun-tahun terakhir hidup
Muhammad saw. Pengulangan Jibril terakhir ini adalah seperti susunan surah-surahAlquran yang
dikenal sekarang.Baik surah-surah maupun ayat-ayat, selalu mempunyai korelasi (munasabah).
Penjelasan tentang korelasi surah-surah dan ayat-ayat Alquran biasanya dapat dilihat dalam
kitab-kitab tafsir[6]. Dalam leksikologi Arab, kata surah (jamak: suwar) mengandung banyak
arti, yaitu: bangunan yang menjulang tinggi ke langit, kedudukan/tempat dan keutamaan (Louis
Maluf, tt: 362). Juga bisa berarti pagar jika terambil dari kata . Seperti yang dikatakan W.
Montgomery Watt yang dikutipnya dari CF. Jeffery, bahwa pandangan umum asal kata ini
adalah bahasa Ibrani, yaitu surah, yang berarti suatu deretan bekas batu bata di dinding dan bekas
pepohonan anggur. (Watt, 1991: 90). Dari makna ini surat disimpulkan menjadi serangkaian
bagian atau bab (Inggris: chapter). Tetapi, meskipun penyimpulan ini relevans, Watt mencari
alternatif lain. Karena dari beberapa tantangan yang dimajukan, Alquran meminta orang yang
tidak membenarkan dirinya mendatangkan sebuah surah (QS. 10: 38), sepuluh surat (QS. 11:
13), dan sebuah kitab (QS. 28: 49) yang semisal dengannya. Dari beberapa permintaan Alquran
ini jelas bahwa makna yang dimaksudkan adalah sesuatu yang seperti wahyu atau kitab suci.
Alternatif yang diajukan Watt adalah bahwa kata surah terambil dari bahasa Siria, surta yang
bermakna tulisan teks kitab suci, atau bahkan kitab suci. (Watt: 1991: 90). Alternatif Watt
yang menyatakan bahwa surat yang bermakna tulisan atau teks kitab suci mungkin dapat
diterima, tetapi bila itu diartikan kitab suci sebagai suatu kesatuan tentu saja kita akan
mengalami kesulitan.Bila Alquran meminta untuk didatangkan sepuluh surah berarti yang
dimaksud adalah sepuluh kitab suci yang sama. Sungguh tantangan yang vulgar tak masuk akal
dan tak dapat diterima. Padahal tantangan Alquran merupakan tantangan yang sunguh-sungguh.
Pada sisi terminologis, kita tidak melihat batasan surah dalam perspektif yang berbeda. Pada
umumnya memberikan batasan yang sama tentu dengan sedikit penjelasan tambahan yang
berbeda. Al-Zarkasyi misalnya menjelaskan pengertian surah dengan sekelompok ayat-ayat
Alquran yang mempunyai permulaan dan penutup (al-Zarqasyi, t.t: I, 263). Al-Zarqani
memberikan sedikit tambahan bahwa sekelompok ayat-ayat Alquran yang mempunyai
permulaan dan akhir itu adalah berdiri sendiri (Al-Zarqani, 1988: I, 350). Tetapi, meskipun
sekelompok ayat dimaksud berdiri sendiri, namun satu sama lain dipercaya berhubungan erat
saling melengkapi, sehingga ada yang mengatakan bahwa surah al-Fatihah adalah pengatar surah
al-Baqarah, dan surat al-Baqarah adalah pengantar surat al-Nisa dan seterusnya. Batasan surah
yang dikemukakan oleh pakar-pakar ilmu Alquran sebagai sekelompok ayat-ayat tampaknya
cukup beralasan. Karena Alquran sendiri tampaknya menghendaki pengertian demikian. Alquran
menggunakan kata surah dalam ungkapannya sebanyak 7 kali dalam bentuk mufrad yang
tersebar 3 surat, yaitu surat al-Tawbah: 64, 86, dan 124, surat al-Nur: 1 dan surat Muhammad: 20
dengan dua kali penyebutan. Sedang bentuk jamaknya hanya satu kali digunakan Alquran dalam
surat Hud: 13. Penggunaan kata surah adalah dalam pengertian yang sama yakni merujuk pada
sekumpulan ayat-ayat Alquran. Surah-surahAlquran antara satu sama lainnya, baik dalam
mushaf yang ditulis tangan maupun cetak, dipisahkan dengan sebuah mukaddimah yang
diletakkan di awal surat. Dalam mukaddimah ini, biasanya pertama-tama disebutkan nama surah,
kemudian pernyataan tentang penanggalannya, yakni diskripsi sederhana tentang surah tersebut
apakah sebagai surat Makiyah atau Madaniyah , dan diakhiri dengan catatan tentang jumlah ayat.
Muqaddimah ini seperti yang dikatakan Watt hanya perlengkapan keserjanaan belaka (Watt,
1991: 93). Setelah mukaddimah disusul dengan basmalah ( ) pada setiap surat.
Pengecualian penggunanaan frase tersebut hanya pada surat 9. Penulisan basmalah pada setiap
surat tentu tak dapat dipandang sebagai hasil penyuntingan yang belakangan, tetapi merupakan
bentuk asli yang datang dari Muhammad saw. Hal ini cukup beralasan karena pada surat 27 atau
surat al-Naml ayat 30 dimana Sulaiman mengirim sepucuk surat kepada Ratu Balqis, ungkapan
basmalah mengawali suratnya seakan-akan kepala yang memadai untuk sebuah dokumen yang
berasal dari seorang Nabi.[7]. 3.Jumlah surat, nama, dan tujuannya 3.1Surah Dalam buku
Metode Cepat dan Efektif Menghafal Alqurani Alkarim, buku terjemahan penulis tugas ini yang
diterbitkan di garailmu Jogjakarta disebutkan jumlah surah Alquran sebanyak 114 diawali dari
QS Alfatihah dan diakhiri dengan QS.Annas. Dalam Alquran juga terdapat 30 juz. Dalam setiap
juz terdapat dua hizb. Jumlah hizb sebanyak60 hizb. Dalam setiap hisb ada 4 ribun. Secara
keseluruhan ada 240 ribun dalam Alquran, sekadar melengkapi pembahasan tentang mengenai
surah[8]. Pendapat yang paling umum diterima, jumlah surat Alquran seperti dalam mushaf
Usman adalah 114 surat, seperti pembahasan di atas. Tetapi pendapat yang diterima dari Mujahid
surat Alquran adalah 113 surat dengan menggabungkan surat al-Anfal dengan surat al-Tawbah
menjadi satu surat. Hasan, ketika ditanya apakah surat al-Baraah dan surat al-Anfal itu satu surat
atau dua surat, menjawab satu surat. Ibnu Masud dalam mushafnya menyatakan terdapat 112
surat dalam Alquran. Ini karena ia tidak memasukan dua surat terakhir (muawidzatani) (al-
Sayuthi, t.t: 67; Abu Syuhbah, 1996: 288) yang oleh Montgomery Watt dikatakan sebagai jimat-
jimat pendek (Watt, 1991: 91). Sementara sebagian di antara ulama Syiah menetapkan bahwa
jumlah surat Alquran 116. Hal ini karena mereka memasukkan surat qunut yang dinamai surat
Al-Khaf Dan Al-Hafd yang oleh ditulis oleh Ubay di kulit Alquran. (Ash-Shiddieqy, 1984: 58).
Penamaan surah-surahAlquran tersebut memiliki nama-nama tersendiri. Sebuah surah boleh jadi
mempunyai satu atau beberapa nama. Surat al-Tawbah misalnya, disebut juga dengan surat al-
Baraah, dan al-Buhus. Surat al-Insan dinamai pula dengan surat al-Dahr, dan lain-lain. Tetapi,
nama-nama surat tersebut tidaklah menunjukkan judul atau tema pokok dari surah-surah
tersebutmeskipun tak dapat dipungkiri bahwa setiap surat mempunyai tematetapi hanya
dijadikan sebagai alat metode identifikasi. Nama-nama surah ini diambil dari kata yang
mencolok atau tidak lazim di dalamnya. Biasanya kata ini muncul hampir di awal surah, tetapi
tidak demikian selamanya. Surat 16 misalnya, diberi nama dengan surat al-Nahl (lebah) tetapi
tidak disebutkan di dalamnya hingga pada ayat 68 lebih separuh dari surat tersebut; bahkan ayat
ini (16: 68) merupakan satu-satunya bagian dari al-Quran yang berbicara tentang al-Nahl.
Senada dengan ini, surat 26 diberi nama dengan al-Syuara, kata yang disebutkan al-Quran di
dalam ayat 224 surat tersebut dan merupakan bagian paling akhir dari surat tersebut. Jelas sekali
bahwa nama-nama surat ini tidak berasal dari al-Quran, tetapi diperkenalkan oleh para-pakar al-
Quran. Tampaknya tidak ada aturan yang umum dalam pemilihan nama-nama surat tersebut.
Orang-orang menggunakan kata apa saja yang paling menonjol dalam suatu surat. Sebagian
ulama mengasumsikan bahwa nama-nama surat al-Quran ini adalah petunjuk Rasul (tawqifi).
(petunjuk Rasul). Sedangkan sebagian lagi percaya bahwa penamaan surat tersebut berdasarkan
jitihad sahabat yang diambil dari pokok pembicaraan dalam surat itu. (Ismail, tt: 66). Tetapi,
tampaknya yang lebih masuk akal adalah bahwa Nabi sangat berperan dalam mensosialisasikan
nama-nama surat. Tidak mungkin Nabi saw sebagai transmiter dan penerjemah al-Quran untuk
para sahabat tidak memiliki nama-nama surat sebagai alat identifikasi. Yang jelas sejak masa
yang paling awal Nabi dan sahabat-sahabat telah mengetahui dan mempopulerkan nama-nama
surat al-Quran. Di samping nama-nama yang secara an sich diberikan kepada surat-surat al-
Quran untuk kepentingan identifikasi, juga diberi nama-nama kelompok untuk surat al-Quran,
baik yang terkait dengan periode kerasulan Muhammad seperti surat Makiyah dan surat
Madaniyah, ataupun panjang pendeknya surat-surat al-Quran tersebut. Pengelompokan surat-
surat al-Quran yang terkait dengan periode kerasulan dimaksudkan untuk kepentingan
kronologis turunnya surat atau ayat untuk kepentingan penafsiran al-Quran, seperti yang akan
dijelaskan selanjutnya. Sementara penamaan surat-surat yang berdasarkan panjang pendeknya
surat tampaknya hanya untuk identifikasi dalam kerangka yang lebih luas. Al-thiwal, misalnya
adalah surat-surat yang dikenal dengan tujuh surat yang panjang yang terdapat pada permulaan
mushaf, yaitu surat 2 8 (surat al-Baqarah, Ali Imran, al-Maidah, al-Nisa, al-Anam, al-Araf
dan al-Anfal). Al-miun adalah nama yang diberikan kepada surat-surat yang ayatnya seratus
atau lebih sedikit. Al-matsani, dikenal sebagai surat-surat yang jumlah ayatnya yang tidak
mencapai 100 ayat. Sedangkan al-mufashshal adalah surat-surat yang lebih pendek. Disebut
dengan mufashshal karena banyak fashal (pemisah) di antara surat-surat tersebut dengan
basmalah (al-Zarqani, 1988 : I, 352).[9] 3.2Ayat Kata ayat yang digunakan oleh al-Quran
beberapa kali merujuk pada makna yang berbeda-beda. Di antara makna-makna etimologis ayat
tersebut adalah tanda (QS. al-Hijr: 77; al-Nahl: 11, 13, 65, 67, dan 69; al-Baqarah, 248);
mukjizat (QS. al-Baqarah: 211); ibrah atau pelajaran (QS. Hud: 102, 103 dan al-Furqan: 37);
sesuatu yang menakjubkan (QS. al-Mukmin: 50); bukti atau dalil (QS. al-Rum: 20, 21, 23, dan
24). Akan tetapi, secara terminologis para ulama memberi batasan ayat dengan sekelompok kata
yang mempunyai permulaan dan akhir yang berada dalam suatu surahAlquran (al-Zarqani, 1988:
I, 350). Batasan ini didukung oleh Alquran sendiri yang mengungkapkan ayat dengan pengertian
tersebut sehingga makna etimologis tetap relevan dengan pengertian terminologis. Salah satunya
adalah dalam surat Yusuf ayat 1: Alif lam ra. Ini adalah ayat-ayat kitab
(Alquran) yang nyata (dari Allah). Seperti halnya surat, panjang pendek ayat juga sangat
beragam. Dalam beberapa surah, pada umumnya surah-surah panjang, ayat-ayat pun yang
panjang dan menggugah[10]. Dalam Alquran terdapat 6236 ayat. Bila diklasifikasikan sesuai
dengan golongan ayatnya, maka diketahui yang masuk golongan ayat Makkiyah ada 4475 ayat
dan ayat Madaniyah sebanyak 1761 ayat. Sedangkan jumlah kalimat dalam ayat-ayat yang
terdapat di semua surah dalam Alquran tercatat sebanyak 77437 kalimat. Juga hurufnya
diketahui berjumlah 323671 huruf[11]. 3.3Tujuan Alquran ini terdiri sejumlah surat dengan
nama-nama tersendiri dan juga sejumlah ayat dengan nomor urut tersendiri. Pembagian Alquran
ke dalam surat dan ayat tentu memiliki makna yang jelas. Setidaknya di samping menjadi lebih
sistematis, akan memudahkan orang untuk membaca, mempelajari, dan menghafalnya Alquran.
Di samping pembagian ke dalam surat dan ayat, al-Quran juga dibagi dalam bagian-bagian atau
juz yang sama yang keseluruhannya berjumlah 30 juz. Pembagian al-Quran menjadi 30 juz
berkaitan dengan jumlah hari dalam bulan Ramadhan, ketika satu juz al-Quran dibaca setiap
harinya. Tetapi, bagian atau juz al-Quran tampaknya kurang diperhitungkan untuk menjadi
pembicaraan dalam pembahasan ilmu-ilmu al-Quran. Berbeda dengan pembicaraan tentang
surat dan ayat, banyak persoalan dan komentar tentangnya bahkan satu sama lain saling berbeda
bahkan bertolak belakang[12]. 4.Perbedaan pendapat ulama tentang jumlah ayat alquran Ulama
berbeda pendapat tentang jumlah ayat al-Quran. Ibnu Katsir menyebutkan beberapa pendapat,
dan beliau tegaskan bahwa jumlah ayat Alquran tidak kurang dari 6000 ayat. Sementara
lebihnya, diperselisihkan. Beliau mengatakan dengan ungkapannya berikut.
: :
: : :
. Tentang jumlah ayat Alquran ada 6000 ayat.
Kemudian ulama berbeda pendapat yang lebih dari angka itu. Diantara mereka berpendapat,
tidak lebih dari 6 ribu ayat. Ada yang mengatakan, 6204 ayat. Ada yang mengatakan, 6014 ayat.
Ada juga yang mengatakan 6219 ayat. Ada yang mengatakan 6225 atau 6226 ayat. Ada juga
yang mengatakan 6236 ayat. Pendapat terakhir ini disampaikan oleh Abu Amr ad-Dani dalam
kitab al-Bayan. (Tafsir Ibn Katsir, 1/98). Ada beberapa catatan terkait keterangan yang
disampaikan Alhafidz Ibnu Katsir di atas. Pertaman, sikap yang tepat mengenai jumlah ayat
adalah tidak menegaskan dengan bilangan angka tertentu. Kedua, perbedaan jumlah ayat di atas,
sama sekali bukan karena perbedaan al-Quran yang mereka miliki. al-Quran mereka sama. Persis
seperti Mushaf al-Imam yang diterbitkan di zaman Khalilfah Utsman bin Affan radhiyallahu
anhu. Karena mengingkari satu huruf dalam al-Quran, sama dengan mengingkari seluruh isi al-

Quran. Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu mengatakan,

Barangsiapa yang kufur terhadap satu huruf al-Quran atau salah satu ayat al-Quran
berarti dia telah kufur terhadap seluruh isi al-Quran. (Tafsir at-Thabari, 1/55). Meskipun
Alquran yang dimiliki sama, namun hitungan jumlah ayatnya berbeda, ini terjadi karenahal-hal
berikut. 1.Perbedaan mereka dalam menentukan titik-titik ayat dalam al-Quran. Terkadang ada
dua ayat dalam mushaf kita, yang menurut ulama tertentu, dua ayat itu dihitung satu ayat.
Terkadang ada satu ayat panjang, oleh ulama A masih dianggap satu ayat, sementara oleh ulama
B dianggap dua ayat. Dan demikian seterusnya, sehingga jumlah ayat al-Quran menurut berbeda-
beda sesuai dengan ijtihad mereka. 2.Perbedaan dalam menentukan status basmalah. Sebagian
ulama menyebut basmalah di setiap awal surat sebagai ayat pertama. Sementara ulama lainnya
menyatakan itu bukan ayat pertama dalam surat tersebut[13]. 5.Penentuan fasilah dan rois alayat
5.1Fasilah Fasilah ialah kalam atau pembicaraan yang terputus dengan kalam sesudahnya.
Fasilah terkadang berupa ra`sul ayat (rois alayat) dan terkadang bukan ra`sul ayat.Fasilah ini
terjadi pada akhir penggalan pembicaraan. Dinamakan fasilah karena pembicaraan terputus
(berakhir) di tempat itu . Fasilah itu bukan sajak . Sedang orang yang mengatakan sama dengan
sajak itu tidak benar, karena fasilah dalam Alquran ialah meruntutkan makna, dan bukan fasilah
itu sendiri yang dimaksud. Sedangkan sajak, maka sajak itu sendirilah yang dimaksud, baru
kemudian arti perkataan itu dialihkan, diarahkan kepadanya. Ini yangterjadi sebab hakikat sajak
ialah menguntaikan kalimat dalam satu irama. Macam-macam fasilah dalam Alquran ada empat,
di antaranyamutamaatsilah, mutaqaribah fil huruf, mutawaziah, dan mutawazin. Bila diuraikan
menjadi sebagai berikut: 5.1.1Fasilah Mutamaatsilah seperti dalam QS. at-Tur: 1-4. 5.1.2Fasilah
Mutaqaribah Fil Huruf,seperti QS. Alfatihah 3-4, karena dekatnya mim dengan nun dalam akhir
kata. 5.1.3 Fasilah Mutawaziah, yaitu bila dua kata sama dalam irama dan huruf-huruf sajaknya,
seperti QS. Alghasiah: 13-14. 5.1.4 Fasilah Mutawazin, yaitu bila hanya irama yang diperhatikan
dalam penggalan kalimat, seperti QS. Alghasiah: 15-16. [14] 5.2 RoisAlayat Rois Alayat disebut
juga Ra`sul ayat. Rasul alayat adalah akhir ayat yang padanya diletakkan tanda fasal (pemisah)
antara satu ayat dengan ayat yang lain. Oleh karena itu, mereka mengatakan setiap ra`sul ayat
adalah fasilah, tetapi tidak setiap fasilah itu ra`sul ayat, sebab fasilah meliputi dan
mengumpulkan keduanya. Itu disebabkan ra`sul ayat memutuskan ayat sesudahnya. [15] Sesuatu
yang dipakai untuk memisahkan ayat-ayat Alquran adalah bagian dari ilmu tajwid. Lingkaran
kosong yang di tengah-tengahnya terdapat nomor itu dipakar untuk menunjukkan berakhirnya
suatu ayat. Sedangka nomor dalam lingkaran itu merupakan petunjuk pada urutan nomor ayat-
ayat dalam suatu Alquran.[16] 6.Perbedaan pendapat tentang kedudukan basmalah Ulama
berbeda pendapat dalam masalah kedudukan basmalah. Sebagian ulama mengatakan
sesungguhnya kalimat basmalah itu merupakan bahasa induk. Imam Mawardi menyatakan
dikatakan kepada seseorang bahwa basmaah merupaka mubasmalah, yakni bahasa induk. Akan
tetapi menurut ulama Malikiyah, basmalah tidak termasuk bagian dari ayat Alquran. Ini berbeda
dengan ulama Syafiiyah yang meyakini bahwa basmalah itu termasuk ayat dari tiap-tiap surah
Alquran. Sementara menurut pendapat mereka yang ittifaq (mufakat bersama), basmalah
termasuk ayat pada awal surah Alfatihah. Sedangkan pendapat yang menyatakan basmalah itu
termasuk dalam ayat selain surah Alfatihah juga dianggap sah. Basmalah dikatakan sebagai
bagian ayat Alquran karena basmalah diturunkan sebagai pemisah di antara surah-surah
dalamAlquran. Akan tetapi, menurut mazhab Imam Hanifah, basmalah tidak termasuk bagian
dari surah Alfatihah dan juga tidak termasuk bagian dari semua surah dalam Alquran. Pendapat
inilah yang terkenal dari Imam Ahmad. Ulama tidak berselisih mengenai status basmalah yang
terdapat di pertengahan surah Annaml. Basmalah dalam surah ini dianggap sebagaibagian dari
surah Annaml. Letak perselisihandi kalangan ulama dalam menetapkan status basmalah
sebenarnya apakah menjadi bagian ayat Alquran ataukah karenafaktor diturunkannya Alquran
yang menggunakan bermacam-macam qiraat.[17]

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/arahemseksa/penetapan-urutan-ayat-dan-surat-
alquran_54f9833ca33311106a8b4787
huruf dalam al-Quran, sama dengan mengingkari seluruh isi al-Quran. Abdullah bin Masud
Barangsiapa yang
radhiyallahu anhu mengatakan,
kufur terhadap satu huruf al-Quran atau salah satu ayat al-Quran berarti dia telah kufur terhadap
seluruh isi al-Quran. (Tafsir at-Thabari, 1/55). Meskipun Alquran yang dimiliki sama, namun
hitungan jumlah ayatnya berbeda, ini terjadi karenahal-hal berikut. 1.Perbedaan mereka dalam
menentukan titik-titik ayat dalam al-Quran. Terkadang ada dua ayat dalam mushaf kita, yang
menurut ulama tertentu, dua ayat itu dihitung satu ayat. Terkadang ada satu ayat panjang, oleh
ulama A masih dianggap satu ayat, sementara oleh ulama B dianggap dua ayat. Dan demikian
seterusnya, sehingga jumlah ayat al-Quran menurut berbeda-beda sesuai dengan ijtihad mereka.
2.Perbedaan dalam menentukan status basmalah. Sebagian ulama menyebut basmalah di setiap
awal surat sebagai ayat pertama. Sementara ulama lainnya menyatakan itu bukan ayat pertama
dalam surat tersebut[13]. 5.Penentuan fasilah dan rois alayat 5.1Fasilah Fasilah ialah kalam atau
pembicaraan yang terputus dengan kalam sesudahnya. Fasilah terkadang berupa ra`sul ayat (rois
alayat) dan terkadang bukan ra`sul ayat.Fasilah ini terjadi pada akhir penggalan pembicaraan.
Dinamakan fasilah karena pembicaraan terputus (berakhir) di tempat itu . Fasilah itu bukan sajak
. Sedang orang yang mengatakan sama dengan sajak itu tidak benar, karena fasilah dalam
Alquran ialah meruntutkan makna, dan bukan fasilah itu sendiri yang dimaksud. Sedangkan
sajak, maka sajak itu sendirilah yang dimaksud, baru kemudian arti perkataan itu dialihkan,
diarahkan kepadanya. Ini yangterjadi sebab hakikat sajak ialah menguntaikan kalimat dalam satu
irama. Macam-macam fasilah dalam Alquran ada empat, di antaranyamutamaatsilah,
mutaqaribah fil huruf, mutawaziah, dan mutawazin. Bila diuraikan menjadi sebagai berikut:
5.1.1Fasilah Mutamaatsilah seperti dalam QS. at-Tur: 1-4. 5.1.2Fasilah Mutaqaribah Fil
Huruf,seperti QS. Alfatihah 3-4, karena dekatnya mim dengan nun dalam akhir kata. 5.1.3
Fasilah Mutawaziah, yaitu bila dua kata sama dalam irama dan huruf-huruf sajaknya, seperti QS.
Alghasiah: 13-14. 5.1.4 Fasilah Mutawazin, yaitu bila hanya irama yang diperhatikan dalam
penggalan kalimat, seperti QS. Alghasiah: 15-16. [14] 5.2 RoisAlayat Rois Alayat disebut juga
Ra`sul ayat. Rasul alayat adalah akhir ayat yang padanya diletakkan tanda fasal (pemisah)
antara satu ayat dengan ayat yang lain. Oleh karena itu, mereka mengatakan setiap ra`sul ayat
adalah fasilah, tetapi tidak setiap fasilah itu ra`sul ayat, sebab fasilah meliputi dan
mengumpulkan keduanya. Itu disebabkan ra`sul ayat memutuskan ayat sesudahnya. [15] Sesuatu
yang dipakai untuk memisahkan ayat-ayat Alquran adalah bagian dari ilmu tajwid. Lingkaran
kosong yang di tengah-tengahnya terdapat nomor itu dipakar untuk menunjukkan berakhirnya
suatu ayat. Sedangka nomor dalam lingkaran itu merupakan petunjuk pada urutan nomor ayat-
ayat dalam suatu Alquran.[16] 6.Perbedaan pendapat tentang kedudukan basmalah Ulama
berbeda pendapat dalam masalah kedudukan basmalah. Sebagian ulama mengatakan
sesungguhnya kalimat basmalah itu merupakan bahasa induk. Imam Mawardi menyatakan
dikatakan kepada seseorang bahwa basmaah merupaka mubasmalah, yakni bahasa induk. Akan
tetapi menurut ulama Malikiyah, basmalah tidak termasuk bagian dari ayat Alquran. Ini berbeda
dengan ulama Syafiiyah yang meyakini bahwa basmalah itu termasuk ayat dari tiap-tiap surah
Alquran. Sementara menurut pendapat mereka yang ittifaq (mufakat bersama), basmalah
termasuk ayat pada awal surah Alfatihah. Sedangkan pendapat yang menyatakan basmalah itu
termasuk dalam ayat selain surah Alfatihah juga dianggap sah. Basmalah dikatakan sebagai
bagian ayat Alquran karena basmalah diturunkan sebagai pemisah di antara surah-surah
dalamAlquran. Akan tetapi, menurut mazhab Imam Hanifah, basmalah tidak termasuk bagian
dari surah Alfatihah dan juga tidak termasuk bagian dari semua surah dalam Alquran. Pendapat
inilah yang terkenal dari Imam Ahmad. Ulama tidak berselisih mengenai status basmalah yang
terdapat di pertengahan surah Annaml. Basmalah dalam surah ini dianggap sebagaibagian dari
surah Annaml. Letak perselisihandi kalangan ulama dalam menetapkan status basmalah
sebenarnya apakah menjadi bagian ayat Alquran ataukah karenafaktor diturunkannya Alquran
yang menggunakan bermacam-macam qiraat.[17]

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/arahemseksa/penetapan-urutan-ayat-dan-surat-
alquran_54f9833ca33311106a8b4787

Anda mungkin juga menyukai