Anda di halaman 1dari 19

NAMA : ARTHA NICGHARA BELLA WIJAYA

NIM : 30202100040
KELAS : SIPIL A

PERTEMUAN 2

MANUSIA DAN HAKIKAT IBADAH NYA


Makna Ibadah

Ibadah secara etimologi diambil dari kata ‘ abada, ya’budu , ‘abdan,fahuwa ‘aabidun . Berarti
merendahkan diri serta tunduk. Didalam syara Adapun definisi ibadah dalam Bahasa arab berarti
kehinaan atau ketundukan

Dalam terminology syariat, ibadah diartikan sebagai sesuatu yang diperintahkan Allah sebagai
syariat, bukan karena tuntutan logika atau akal manusia. Ibadah adalah segala perkara yang dicintai
oleh Allah Ta'ala, baik berupa perkataan ataupun perbuatan yang tampak (dzahir) ataupun yang
tidak nampak (batin) karena tuntutan logika atau akal manusia.

Ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi ibadah
itu antara lain :
➢ Ibadah adalah taat kepada Allah
➢ Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah
➢ Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicntai sudah diridhoi Allah
Ibadah Qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihat
adalah Ibadah Badaniyah Qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam
ibadah yang berkaitan dengan hati , lisan dan badan.
Sejatinya ibadah itu pada hakikatnya dalam rangka tiga hal :

• Pertama, membina diri dengan baik. Jika orang beribadah, tapi dirinya tidak terbina,
sebenarnya ia belum mencapai tujuan itu.
• Kedua, dalam rangka mensucikan diri kita. Mensucikan yang dimaksud adalah mensucikan
diri dari sifat-sifat yang kotor, mensucikan diri dari perbuatan -perbuatan kotor. Sifat kotor
akan mendorong kita melakukan perbuatan-perbuatan kotor.
• Ketiga, mengisi diri dengan sifat yang terpuji, mengisi diri dengan perbuatan baik, dan
mengisi diri dengan perbuatan yang berpahala. Kalau begitu, sasaran ibadah itu pada
hakikatnya adalah untuk membina diri, mensucikan diri, dan mengisi diri.

Macam-macam ibadah

Dalam syariah Islam, pengertian ibadah yang merupakan ketundukan atau ketaatan seorang hamba
secara khusus kepada Allah diklasifikasikan menjadi beberapa macam ibadah.

Di antaranya berdasarkan jenis perbuatan hamba, kualitasnya, keberadaan 'illah di dalamnya, dan
berdasarkan ruang lingkupnya serta berdasarkan hukum syariahnya.

1. Berdasarkan Pelaksanaanya
• Macam ibadah jasmaniah dan rohaniah (jasmani dan rohani).
Contohnya: Shalat dan Puasa
• Macam ibadah rohaniah dan maliyah (rohani dan harta).
Contonya: Zakat.
• Macam ibadah jasmaniah, rohaniah, dan maliyah (jasmani, rohani, dan harta).
Contohnya: Ibadah Haji.
2. Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya
• Macam ibadah dalam bentuk perkataan/ lisan.
Contohnya: zikir, doa, dan baca Al Quran
• Macam ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya.
Contohnya: membantu atau menolong orang lain.
• Macam ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan bentuknya.
Contohnya: sholat, puasa, zakat, ibadah haji.
• Macam ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri.
Contohnya: puasa, iktikaf, dan ihram.
• Macam ibadah yang berbentuk menggugurkan hak. Contohnya: memaafkan
kesalahan orang lain dan membebaskan hutang seseorang.
3. Secara Umum
Konsep ibadah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah atau
sering disebut muamalah.
• Ibadah mahdhah adalah macam ibadah yang telah ditentukan dan menjadi syariat
bagi umat Islam. Dalam kata lain, ibadah mahdhah adalah hubungan manusia
dengan Tuhan atau hubungan secara vertikal. Ibadah sholat, zakat, puasa, dan haji
dinamakan ibadah mahdhah.
• Ibadah ghairu mahdhah atau umum atau muamalah, merupakan segala perbuatan
yang mendatangkan kebaikan dan dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT.
Ibadah ini dilakukan antar sesama manusia atau hubungan horizontal. Contohnya
silaturahmi, menjenguk orang sakit, sedekah, mencari ilmu, bekerja, membangun masjid,
menolong orang, dan perbuatan baik lainnya.

Sejarah Ibadah

Ibadah itu pada hakihatnya dalam rangka 3 hal yaitu :


- Pertama, membina diri dengan baik. Jika orang beribadah, tapi dirinya tidak terbina
sebenarnya dia belum mencapai tujuan itu.
- Kedua, dalam rangka mensucikan diri kita. Mensuciikan diri yang dimaksud adalah :
pertama, mensucikan diri dari sifat-sifat yang kotor. Kedua, mensucikan diri dari
perbuatan-perbuatan yang kotor. Sifat kotor akan mendorong kita melakukan perbuatan
perbuatan – perbuatan kotor.

Ketiga mengisi diri dengan sifat yang terpuji ,mengisi diri dengan perbuatan baik,dan mengisi
diri dengan perbuatan yang berpahal. Kalau begitu sasaran ibadah iru pada hakikatnya adalah
untuk membina diri, mensucikan diri, dan mengisi diri.
BUKTI SCREENSHOT :
VIDEO 1
VIDEO 2 :
PERTEMUAN 4

BERSUCI DALAM PERSPEKTIF ISLAM (THOHAROH)

A. PENGERTIAN THOHAROH
Thaharah merupakan perintah agama untuk bersuci dari hadas dan najis. Kedudukan
bersuci dalam hukum Islam termasuk amalan yang penting lantaran salah satu syarat sah salat
adalah diwajibkan suci dari hadas dan najis.
Thaharah tak sekadar bersih-bersih badan. Tak setiap yang bersih pun pasti sudah suci. Lebih
dari itu, suci dari hadas adalah melakukannya dengan berwudu, mandi, ataupun tayamum.

Sementara suci dari najis yaitu menghilangkan kotoran yang ada di badan, pakaian, dan
tempat. Agar ibadah dapat diterima oleh Allah SWT sekaligus terhindar dari berbagai penyakit,
simak pengertian thaharah dan pembagiannya menurut syara' atau peraturan Allah.
Hukum thaharah itu sendiri wajib dan telah disampaikan oleh Allah melalui firmanNya:

‫س ُك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم ِإلَى‬ ِ ‫س ُحوا ِب ُر ُءو‬َ ‫ِق َوا ْم‬ِ ‫سلُوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأ َ ْي ِديَ ُك ْم ِإلَى ا ْل َم َراف‬ ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإذَا قُ ْمت ُ ْم ِإلَى الص َََّل ِة َفا ْغ‬
َ‫سا َء َفل ْم‬ َ ِ‫ست ُ ُم الن‬ َ َ َ ْ ْ َ َ
ْ ‫سف ٍر أ ْو جَا َء أ َح ٌد مِ ن ُك ْم مِ نَ الغائِطِ أ ْو َل َم‬ َ َ ‫عل ٰى‬ َ َ
َ ‫ط َّه ُروا ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْرض َٰى أ ْو‬ َّ ‫ا ْل َك ْعبَي ِْن ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا َفا‬
ٰ
‫ج َولَك ِْن يُ ِري ُد‬ َّ ‫س ُحوا ِب ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ َ ْيدِي ُك ْم مِ ْنهُ ۚ َما يُ ِري ُد‬ َ ‫ط ِيبًا َفا ْم‬َ ‫صعِيدًا‬ َ ‫ت َ ِجدُوا َما ًء َفتَيَ َّم ُموا‬
ٍ ‫علَ ْي ُك ْم مِ ْن ح ََر‬
َ ‫َّللاُ ِليَ ْجعَ َل‬
‫ش ُك ُرون‬ َ َّ َ َ
ْ ‫عل ْي ُك ْم لعَل ُك ْم ت‬ َ ُ‫ِلي‬
َ ُ‫ط ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ َّم نِ ْع َمتَه‬

ARTINYA :
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah
wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu
sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika
kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah
wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.
(Al-Maidah:6)
َ‫َّللا َوا ْعلَ ُموا أَنَّ ُك ْم ُم ََلقُوهُ ۗ َوبَش ِِر ا ْل ُمؤْ مِ نِين‬
َ َّ ‫س ُك ْم ۚ َواتَّقُوا‬ ِ ‫ث لَ ُك ْم َفأْت ُوا ح َْرث َ ُك ْم أَنَّ ٰى‬
ِ ُ‫شئْت ُ ْم ۖ َو َق ِد ُموا ِِلَ ْنف‬ ٌ ‫سا ُؤ ُك ْم ح َْر‬
َ ِ‫ن‬

ARTINYA :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.” (Al-Baqarah:223)

B. JENIS THAHARAH
1. Taharah dari khabas ( yaitu suatu benda yang dipandang kotor oleh syarak ) terbagi
menjadi dua :
a. Taharah Asliyyah
b. Taharah Aridah
2. Taharah dari hadas artinya adalah mensucikan hadas, baik hadas kecil dengan wudhu
maupun hadas besar dengan mandi wajib.

C. BENDA YANG DIGUNAKAN THAHARAH


Alat-alat atau sarana taharah adalah air, debu, batu, zabag. Dari sekian alat atau saran yang
ditentukan tersebut air merupakan alat yang paling dominan.

D. MACAM – MACAM AIR DARI SEGI HUKUM


1. Air suci mesucikan ( mutlak )
2. Air suci tapi tidak mensucikan
3. Air suci tapi makruh
4. Air yang terkena najis
E. JENIS AIR YANG DIGUNAKAN THAHARAH
1. Air langit ( hujan)
2. Air laut
3. Air sungai
4. Air sumur
5. Mata air
6. Air salju
7. Air embun

F. BENTUK – BENTUK THAHARAH


1. Wudhu
2. Mandi wajib ( mandi besar )
3. Tayamum ( sebagai penggantit wudhu dan mandi wajib)
4. Mencuci atau membersihkan najis

G. PEMBAGIAN AIR UNTUK THAHARAH

Pengertian thaharah dan pembagiannya juga ditinjau dari segi hukum Islam dengan
mengelompokkan jenis air yang diperbolehkan maupun tidak dalam bersuci. Air tersebutdibagi
menjadi empat yaitu:
1. Air suci dan menyucikan, yaitu air mutlak atau masih murni dapat digunakan untukbersuci
dengan tidak makruh (digunakan sewajarnya tidak berlebihan).
2. Air suci dan dapat menyucikan, yaitu air musyammas (air yang dipanaskan dengan
matahari) di tempat logam yang bukan emas.
3. Air suci tapi tidak menyucikan, yaitu air musta'mal (telah digunakan untuk bersuci)
menghilangkan hadas atau najis walau tidak berubah rupa, rasa dan baunya.
4. Air mutanajis, yaitu air yang kena najis (kemasukan najis), sedangkan jumlahnya kurang,
maka tidak dapat menyucikan.
5. Air haram, yaitu air yang diperoleh dengan cara mencuri (ghashab), atau mengambiltanpa
izin, sehingga air itu tidak dapat menyucikan.
F. NAJIS
✓ Pengertian Najis
Najis dari kata an-najs ( bahasa arab) yang artinya kotor. Segala sesuatu yang dianggap
kotor oleh syarak. Persoalan najis berkaitan erat dengan persoalan ibadah, karena dalam
melaksanakan ibadah seseorang harus suci atau bersih baik secara material maupun secara
hukum.
✓ Macam – macam najis
1. Najis ringan ( Mukhoffafah)
Contohnya : air kencing bayi laki-laki berumur kurang dari 2 tahun dan belum makan
apa-apa kecuali, air susu ibu (ASI).
Najis Mukhaffafah dapat dibersihkan dengan tiga cara, antara lain sebagai berikut:

a. Dengan memercikkan air sekali percikan ke area yang terkena najis lalu mengambil
wudhu
b. Mandi lalu mengambil wudhu
c. Mencuci badan yang terkena kencing dengan sabun sehingga tidak bau lalu
mengambil wudhu
2. Najis sedang ( Mutawasitoh )
Contonhnya : kotoran manusia, darah haid, air mani yang cair, minuman keras, kotoran
hewan yang haram dimakan, bangkai hewan kecuali bangkai manusia, ikan dan
belalang.
Najis Mutawasitoh dibedakan menjadi 2 :
• Najis Ainiyah yakni najis yang terlihat rupa, rasa atau tercium baunya.
• Najis Hukmiyah yakni najis yang tidak tampak seperti bekas kencing dan miras.
Untuk mesucikannya cara nya gunakan air mengalir lalu gosok-gosok bagian tubuh
yang terkena najis, bisa dibantu dengan tanah atau debu. Setelah itu basuh tubuh dengan
air mengalir. Cuci tubuh dengan sabun sampai bersih. Hilangkan keberadaan najis di
tubuh sampai najis itu tidak bersisa, tidak ada lagi bau yang tercium, dan rasanya tentu
saja harus sudah hilang sama sekali.

3. Najis berat ( Mugholadhoh )


Contohnya : najis yang berasal dari anjing dan babi (termasuk kotoran dan air liurnya).
Cara menyucikannya dengan menghilangkan terlebih dahulu wujud benda najis
tersebut. Kemudian, dicuci dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya
menggunakan tanah.
BUKTI SCREENSHOT VIDEO :
VIDEO 1 :
VIDEO 2 :
PERTEMUAN 6

PANDUAN ISLAM DALAM BERSUCI


A. Pengertian Mandi Wajib
Mandi besar atau mandi wajib (bahasa Arab: ‫الغسل‬, translit. al-ghusl) adalah mandi atau
menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara tertentu untuk menghilangkan hadats besar. Hal
itu adalah pengertian dalam syariat Islam. Arti al-gusl secara etimologi adalah menuangkanair pada
sesuatu.

B. Syarat Sah Mandi Wajib


Adapun syarat sah melakukan adalah sebagai berikut.
1. Beragama islam
2. Tamyiz (sudah bisa membedakan hal yang baik dan buruk)
3. Suci dari haid, nifas, wadilah
4. Tidak ada hal yang mencegah mengalirnya air pada anggota tubuh
5. Mengetahui hukum wajibnya mandi dan wudhu dengan baik
6. Tidak ada yang dapat mengubah datangnya air, contohnya tinta
7. Air yang digunakan harus suci dan menyucikan
8. Sudah memasuki waktu sholat

C. Sebab-sebab Mandi Wajib


➢ Bersetubuh
Bersetubuh ini maksudnya adalah melakukan hubungan seksual atau bersenggama
walaupun tidak keluar mani. Para ulama membuat batasan tentang hal ini, yaitu lenyapnya
kemaluan (masuknya) ke dalam faraj wanita atau faraj apapun, termasuk faraj hewan atau
pun usia dewasa hingga anak kecil. Jika suami istri bersetubuh di bulan Ramadhan maka
mereka harus membayar diyat.
Dalilnya berasal dari hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah
bersabda :

َ َ‫هللا َفا ْغت‬


‫س ْلنَا‬ ُ ‫س ُل َف َع ْلتُهُ أَنَا َو َر‬
ِ ‫سو ُل‬ ْ ُ‫َب الغ‬ َّ ‫ِإذَا ا ْلتَقَى ال َختَانا َ ِن أ َ ْو َم‬
َ ‫س الخِ تَا ُن الخِ ت َانَ َوج‬

“Bila dua kemaluan bertemu atau bila menyentuh kemaluan lainnya, maka hal itu
mewajibkan mandi janabah. Aku melakukannya bersama Rasulullah SAW dan kami
mandi.” (HR. Bukhari).
➢ Keluar mani
Keluarnya air mani menyebabkan seseorang harus mandi janabah atau junub, baik secara
sengaja (masturbasi) maupun tidak sengaja.
➢ Mati
Seseorang yang meninggal disebut dengan hadas besar, maka diwajibkan bagi orang lain
yang masih hidup untuk memandikan jenazahnya.
➢ Masuk Islamnya orang kafir
Setelah orang tersebut membaca syahadat langsung boleh dimandikan karena itu menjadi
ikrar dia untuk kemudian memeluk ajaran agama islam.
➢ Haid
Haid atau menstruasi merupakan kejadian alamiah pada seorang wanita yang
menunjukkan bahwa tubuh wanita tersebut sehat. Dalil tentang bersuci setelah haid
termaktub dalam QS Al Baqarah ayat 222
Artinya:
“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah
sesuatu yang kotor." Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati
mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan
(ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang
tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”
➢ Nifas
Nifas yang dimaksud adalah keluarnya darah setelah seorang wanita melahirkan. Setelah
darah yang keluar berhenti, seorang wanita diwajibkan untuk mandi junub meskipun bayi
yang dilahirkan dalam keadaan meninggal.
➢ Melahirkan
Jika seorang wanita tidak mengalami nifas setelah melahirkan, diwajibkan pula untuk
mandi junub. Sebab sebagian ulama berpendapat bahwa ‘illat atas wajib mandinya wanita
melahirkan pada hakikatnya adalah keluarnya mani. Meskipun konteks dalam melahirkan
adalah seorang bayi.
D. Rukun Mandi Wajib
Untuk melakukan mandi janabah, maka ada beberapa hal yang harus dikerjakan karena
merupakan rukun (pokok), di antaranya adalah:
1. Mengguyur air keseluruh badan
2. Mengguyur kepala tiga kali, kemudian guyur bagian tubuh yang lain
Dengan seseorang memenuhi rukun mandi di atas, maka mandinya dianggap sudah sah, dengan
disertai niat untuk mandi wajib (al ghuslu). Jika seseorang mandi di pancuran (shower) dan air
mengenai seluruh tubuhnya, maka mandinya sudah dianggap sah. Kemudian untuk berkumur-
kumur (madhmadhoh), memasukkan air dalam hidung (istinsyaq) dan menggosok-gosok badan(ad
dalk) adalah perkara yang disunnahkan menurut mayoritas ulama.
E. Tata Cara Mandi Wajib
Berikut adalah tata cara mandi yang disunnahkan, ketika seorang Muslim melakukannya,
maka akan membuat mandi wajib tadi lebih sempurna. Yang menjadi dalil dari bahasan ini adalah
dua dalil yaitu hadits dari ‘Aisyah dan hadits dari Maimunah.
➢ Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan
dalam bejana atau sebelum mandi
➢ Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri
➢ Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau
dengan menggunakan sabun
➢ Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak salat
➢ Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut
➢ Memulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri
➢ Menyela-nyela rambut
➢ Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri

F. Tayamum
Menurut arti bahasa adalah menyengaja, sedangkan menurut arti syara’ adalah
mengusapkan debu pada wajah dan kedua tangan dengan syarat-syarat tertentu. Tayamum
merupakan salah satu sarana bersuci dari hadast kecil atau hadast besar, sebagai pengganti wudhu
atau mandi disaat seseorang tidak bisa menggunakan air dikarenakan terdapay suatuhalangan.
G. Dasar Hukum Tayamum
‫طيِ ًبا‬َ ‫صعِيدًا‬ َ ‫سا َء َفلَ ْم تَ ِجدُوا َما ًء َفتَيَ َّم ُموا‬ َ ِ‫ست ُ ُم الن‬ْ ‫سفَ ٍر أ َ ْو جَا َء أ َ َح ٌد مِ ْن ُك ْم مِ نَ ا ْلغَائِطِ أ َ ْو ََل َم‬
َ ‫علَ ٰى‬ َ ‫َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْرض َٰى أ َ ْو‬
‫علَ ْي ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم‬ ٰ
َ ُ‫ج َولَك ِْن يُ ِري ُد ِلي‬ َّ ‫س ُحوا ِب ُو ُجو ِه ُك ْم َوأَ ْيدِي ُك ْم مِ ْنهُ ۚ َما يُ ِري ُد‬ ْ ‫َف‬
َ ُ‫ط ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ َّم نِ ْع َمتَه‬ ٍ ‫علَ ْي ُك ْم مِ ْن ح ََر‬َ ‫َّللاُ ِليَ ْجعَ َل‬ َ ‫ام‬
‫شك ُُرون‬ ْ َ‫ت‬
Artinya: “dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih) sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu.”(Al-Maidah:6)

H. Bentuk-bentuk Thoharoh
➢ Wudhu
➢ Mandi Wajib (mandi besar)
➢ Tayamum (pengganti wudhu dan mandi wajib)
➢ Mencuci/membersihkan Najis

A. Pengertian Wudhu
Secara bahasa aslinya artinya adalah al-wudu (arab) akar kata al-wada’ah artinya bagus
dan bersih, Sedangkan menurut istilah adalah membasuh anggota badan tertentu dengan air yang
suci dan mensucikan (air mutlak) dengan tujuan menghilangkan hadas kecil yang sesuai dengan
syarat dan rukunnya.
B. Rukun Wudhu
Pengertian wudhu tentu harus diikuti dengan pemahaman rukun-rukunnya. Rukun wudhu
sendiri sebenarnya ada enam, yaitu niat, membasuh wajah, membasuh tangan, mengusap
sebagian kepala, membasuh kaki, dan tertib atau menurut susunan yang disebutkan dalam Al-
Qur’an.
C. Sunnah Wudhu

Selain rukun wudhu, ada juga beberapa sunah yang bisa dilakukan agar mendapatkan
pahala berlimpah. Berikut beberapa sunah berwudhu yang telah dicontohkan oleh Rasulullah
SAW:

- Membasuh kedua telapak tangan.


- Menggosok gigi dengan siwak dan berkumur.
- Memasukkan air ke dalam hidung.
- Menyapu air ke seluruh kepala.
- Membasuh kedua telinga (bagian dan luar).
- Mendahulukan yang kanan.
- Menggosok celah-celah jari tangan, kaki, dan janggut jika panjang.
- Melakukan sebanyak 3 kali.
- Berturut-turut, yaitu bersambung dari awal sampai akhir tanpa jeda.
BUKTI SCREENSHOT :
VIDEO 1
VIDEO 2 :

Anda mungkin juga menyukai