Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NUR MUTHMAINAH

NIM : 11904004
KELAS : HES 3 A
MAKUL : FIQIH IBADAH
SOAL
1. Berikan contoh- contoh thaharah yang dapat kamu jumpai dalam kehidupan
sehari-hari dan bagaiman menurut mu mengenai praktek tersebut!
2. Pelaksanaan thaharah tersebut jika ditinjau dalam thaharah perspektif
normativitas dan historisitas, serta pendapat Imam!
JAWAB
1. Salah satu contoh thaharah di dalam kehidupan sehari-hari ialah wudhu. Menurut saya
wudhu adalah salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air. Seorang muslim
diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan salat. Berwudhu bisa pula
menggunakan debu yang disebut dengan tayammum.
2. Wudhu jika ditinjau dari perspektif normativitas
Itu sudah dijelaskan dalam Firman Allah yang berbunyi :
79) َ‫( اَل يَ َم ُّسهُ إِال ْال ُمطَهَّرُون‬78) ‫ب َم ْكنُو ٍن‬ ٌ ْ‫إِنَّهُ لَقُر‬
ٍ ‫( فِي ِكتَا‬77) ‫آن َك ِري ٌم‬
Artinya : Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab
yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang
disucikan. (Al-Waaqi'ah [56]:77-79)
Sementara itu ada ayat lainnya yang mewajibkan seorang Muslim untuk berwudhu
sebelum hendak melakukan salat. Allah berfirman:

‫ق َوامۡ َسح ُۡوا بِ ُر ُء ۡو ِس ُكمۡ َواَ ۡر ُجلَ ُكمۡ اِلَى‬ ۡ


ِ ِ‫اغ ِسلُ ۡوا ُوج ُۡوهَ ُكمۡ َواَ ۡي ِديَ ُكمۡ اِلَى ال َم َراف‬ۡ َ‫ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡۤوا اِ َذا قُمۡ تُمۡ اِلَى الص َّٰلو ِة ف‬
‫ض ٰۤى اَ ۡو ع َٰلى َسفَ ٍر اَ ۡو َجٓا َء اَ َح ٌد ِّم ۡن ُكمۡ ِّمنَ ۡالغَٓا ِٕٕٮِـ ِط اَ ۡو ٰل َم ۡستُ ُم النِّ َسٓا َء‬ َ ‫ۡالـ َك ۡعبَ ۡي ِن‌ ؕ َواِ ۡن ُك ۡنتُمۡ ُجنُبًا فَاطَّهَّر ُۡوا‌ ؕ َواِ ۡن ُك ۡنتُمۡ َّم ۡر‬
‫ج و َّٰلـ ِك ۡن‬ ‫هّٰللا‬
ٍ ‫ص ِع ۡيدًا طَيِّبًا فَامۡ َسح ُۡوا بِ ُوج ُۡو ِه ُكمۡ َواَ ۡي ِد ۡي ُكمۡ ِّم ۡن ‌هُ ؕ َما ي ُِر ۡي ُد ُ لِيَ ۡج َع َل َعلَ ۡي ُكمۡ ِّم ۡن َح َر‬ َ ‫فَلَمۡ تَ ِجد ُۡوا َمٓا ًء فَتَيَ َّم ُم ۡوا‬
َ‫ي ُِّر ۡي ُد ِليُطَه َِّر ُكمۡ َو لِيُتِ َّم نِ ۡع َمتَهٗ َعلَ ۡي ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ ت َۡش ُكر ُۡون‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan
shalat, makabasuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka
mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu
dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu
bersyukur.” (QS. Al-Maidah [5]:6)
Wudhu jika ditinjau dari perspektif historisitas :
Rasulullah s.a.w. bersabda:
‫ رواه النائ‬-‫اِ ْب َدءُوْ ابِهَابَدَأَهللُ بِ ِه‬
Artinya: mulailah pekerjaanmu dengan apa yang dimulai oleh Allah s.w.t.” Riwayat
An-Nasai.

Dari Al-Miqdam katanya, Rasulullah s.a.w. telah diberi air untuk berwudhu, maka
dibasuhnya kedua telapak tangannya tiga kali dan mukanya tiga kali, kemudian
dimasukan air ke hidung tiga-tiga kali, kemudian disapunya kepalanya dan kedua
telinganya sebelah luar dan sebelah dalam. Riwayat Abu Daud dan Ahmad.
Dan wudhu jika ditinjau dari pendapat imam:
Para ularna fiqih berpendapat bahwa hadas itu dibagi mcnjadi dua bagian, pertama:
Hadas kecil, yaitu yang hanya mewajibkan wudhu saja. Kedua: Hadas besar, yang
kedua ini pun dibagi dua: ada yang hanya diwajibkan mandi saja, dan ada yang
diwajibkan mandi dan wudhu secara bersamaan, keterangan lebih rinci tentang hal
tersebut akan dijelaskan nanti.
Orang yang berhadas kecil dilarang melakukan beberapa hal di bawah ini:

1. Shalat, baik sunnah maupun wajib, menurut kesepakatan sernua ulama. Hanya
Imamiyah berpendapat lain tentang shalat jenazah. Bagi Imamiyah: Dalam shalat
jenazah tidak diwajibkan berwudhu, hanya disunnahkan saja, karena ia hanya
mendoakan saja pada dasarnya, bukan shalat yang sebenarnya. Keterangan lebih
rinci akan dijelaskan nanti.
2. Thawaf, ia seperti shalat, maksudnya tidak sah melakukan thawaf tanpa
berwudhu terlebih dahulu, begitulah menurut Maliki, Syafi'i, Imamiyah dan
Hambali berdasarkan hadis: "Berthawaf di Baitullah adalah shalat " Hanafi:
Barangsiapa yang berthawaf di Baitullah dalam keadaan hadas, ia tetap sah,
sekalipun berdosa.
3. Sujud Tilawah dan sujud syukur juga wajib suci (berwudhu), menurut empat
mazhab, tetapi menurur Imamiyah hanya disunnahkan.
4. Menyentuh Mushaf. Semua Mazhab sepakat bahwa tidak boleh menyentuh tulisan
Al-Qur'an kecuali suci. Hanya mereka berbeda pendapat tentang orang yang
berhadas kecil, apakah ia boleh menulis Al-Qur'an dan membacanya, baik ada AI-
Qur’an- nya maupun tidak ada, dan menyentuhnya dengan aling-aling serta
membawanya demi menjaganya.
5. Maliki: Tidak boleh menulisnya, menyentuh kulitnya walaupun dengan aling-
aling, tetapi boleh melafalkan dengan aling-aling dan membawanya demi
menjaganya.
6. Hambali: Boleh menulisnya, dan membawanya demi menjaganya kalau dengan
aling-aling.
7. Syafi'i: Tidak boleh menyentuh kulitnya, walau ia terpisah dengan isinya, juga
tidak boleh menyentuh talinya selama ia masih melekat dengan Al-Qur'an, tetapi
boleh menulisnya dan membawanya demi menjaganya sebagaimana boleh
menyentuh sesuatu yang menjadi sulaman dari ayat-ayat Al-Qur'an.
8. Hanafi: Tidak boleh menulisnya dan menyentuhnya walau ditulis dengan bahasa
asing, tetapi boleh membacanya tanpa memakai Al-Qur'an.
9. Imamiyah: Diharamkan menyentuh Al-Qur'an bertuliskan huruf Arab tanpa aling-
aling (alas), baik tulisan tersebut di dalam Al-Qur'an maupun tidak, tetapi tidak
dihararnkan membaca dan menulis, membawa demi menjaganya dan menyentuh
tulisan selain tulisan Arab, kecuali kata "Allah", maka dihararnkan bagi orang
yang berhadas menyentuhnya dalam bentuk tulisan apa pun juga, dengan bahasa
apa pun dan dimana saja, baik yang ada di Al-Qur'an maupun bukan.

Anda mungkin juga menyukai