Anda di halaman 1dari 14

MEMBACA AL-QUR’AN TANPA BERWUDLU

DEDE ADZANI HERMAWAN S.UD


َ ‫اس ِم َر ِبّ َك ال َّ ِذ ْي‬ ‫ْأ‬
١ - ۚ‫خل ََق‬ ْ ‫اِق َْر ِب‬
Artinya: "Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu
yang menciptakan

‫ َفِإن َُّه يَْأ ِتي‬،‫آن‬ َ ‫اق َْر ُءوا الْقُ ْر‬


‫يعا‬ً ‫ام ِة َش ِف‬ َ َ‫يَ ْو َم ال ْ ِقي‬
َ ‫َأل ْص‬.
‫حا ِب ِه‬
Artinya: "Bacalah Alquran
karena ia akan memberikan
syafaat kepada para
sahabatnya." (HR. Muslim)
Ayat Bersuci

َ ّ ‫ين َآ َمنُوا ِإ َذا ق ُْمتُ ْم ِإ ل َى‬


‫الصل َا ِة َفا ْغ ِسل ُوا‬ َ ‫يَا َأيُّ َها ال َّ ِذ‬
‫حوا‬ ْ ‫وهك ُْم َوَأيْ ِديَك ُْم ِإ ل َى ال َْم َرا ِف ِق َو‬
ُ ‫ام َس‬ َ ‫ُو ُج‬
‫وسك ُْم َوَأ ْر ُجلَك ُْم ِإ ل َى الْك َْعبَي ْ ِن َوِإ ْن كُنْتُ ْم ُجنُبًا‬ ِ ‫ِب ُر ُء‬
‫اط َّه ُروا‬
َّ ‫َف‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
maka mandilah …” (QS. Al Maidah: 6)
SYARIAT BERWUDLU
bahwa perintah wajib wudlu turun bersamaan dengan perintah wajib
shalat. Namun, dalam perkembangannya wudlu juga berlaku untuk
ibadah-ibadah lainnya. Pensyariatan wudu di dasarkan pada Alquran,
As-Sunnah dan berdasarkan ijma ulama.

al maidah ayat 6 dan an-nisa ayat 43


Hadits yang diriwayatkan dari Ali
bin Abi Thalib ia berkata:

‫كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ال‬


‫يحجبه عن القرآن شيء ليس الجنابة‬
Artinya: Tidak ada yang menghalangi
Rasulullah dari Al-Quran tidak juga
junub.

Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu


Dawud dan Nasai dan disahihkan oleh
Tirmidzi. Ibnu Hajar berkata: yang benar
hadits ini masuk kategori hadits hasan dan
bisa dijadikan hujjah. Menurut Abdul
Qadir Al-Arnaut dalam Takhrij Jamik Al-
Ushul: Hadits ini juga diriwayatkan oleh
Ahmad dalam Al-Musnad dan Ibnu Majah
dan Hakim dan lainnya. Hadits ini adalah
hadits hasan sanadnya.
Pandangan Mayoritas
Ulama
Apabila hadasnya adalah hadas kecil maka boleh bagi yang hadas membaca Al-Quran tanpa
menyentuh berdasarkan kesepakatan ulama (ijmak). Adapun bagi yang hadas besar maka diperinci
sebagai berikut: (a) Apabila junub maka tidak boleh membaca Quran menurut jumhur (mayoritas)
ulama kecuali apabila membaca Quran sebagai zikir dan doa. Seperti ucapan:

‫الدنيا حسنة وفي اآلخرة حسنة وقنا عذاب النّا‬


ّ ‫ ربّنا آتنا في‬atau ‫سبحان ال ّذي سخر لنا هذا وما كنّا له مقرنين‬
dan semacamnya.

Dan tidak haram melihat bacaan dzikir dan doa tersebut dalam kitab Quran dan membacanya dalam
hati tanpa melafalkan. Adapun hadas besar karena haid atau nifas, maka boleh baginya membaca
Quran tanpa menyentuh kecuali apabila wanita haid atau nifas itu guru atau pelajar atau sedang
berobat dengan cara ruqyah maka dia mendapat rukhsoh (dispensasi) untuk menyentuh Quran. Ini
menurut pendapat madzhab Maliki (Lihat, Hasyiyah Dasuqi 1/434; Syarah Al-Kabir lid Dardir 1/126
pendapat imam madzhab
Imam madzhab sepakat membolehkan membaca Al-Qur’an tanpa berwudlu bagi
yang mempunyai hadas kecil.
ada perbedaan untuk hadas besar seperti junub atau wanita haid :
Imam Syafi’i : tidak boleh membaca Al-Qur’an bagi yang mempuyai hadas besar
dengan niatan membaca Al-Qur’an, tapi jika diniatkan dengan berdzikir ,berdoa,
tertimpa musibah atau mengingat hafalan dikarenakan takut lupa maka
diperbolehkan membaca dalam hati tanpa dilafalkan.
Imam Abu Hanifah : membolehkan membaca sebagian ayat dari Al-Qur’an bagi
yang sedang junub.
Imam Malik : membolehkan membaca sedikit dari Al-Qur’an kira-kira satu atau
dua ayat.
ADAB MEMBACA

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,

Al-Qur'an akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu
Allah berikan seorang hafiz Al-Qur'an mahkota kemuliaan. Al-Qur'an meminta lagi, “Ya Allah,
tambahkan untuknya.” Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia minta lagi, “Ya
Allah, ridai dia.” Allah pun meridainya. Lalu dikatakan kepada hafiz Al-Qur’an, “Bacalah dan
naiklah, akan ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca." (HR. Turmudzi 3164
dan beliau menilai Hasan shahih).

Oleh karena Al-Qur'an bukanlah sebuah benda yang sembarangan, maka sudah seyogianya kita
memperlakukan Al-Qur’an dengan cara yang arif.

Begitu pula saat kita membacanya, maka harus memperhatikan adab yang berlaku dan tidak boleh
asal-asalan.
Imam Nawawi dalam kitab At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur'an
menyebutkan ada 10 adab yang mesti diperhatikan bagi seseorang yang sedang
membaca Al-Qur’an.

Pertama, sebaiknya bersihkan dahulu mulut kita dengan menggunakan siwak


atau menggosok gigi.
Kedua, biasakan berwudu dahulu sebelum menyentuh dan membaca Al-
Qur'an.
Ketiga, menghadap kiblat sebagaimana kita sedang melaksanakan salat.
Keempat, mengawalinya dengan kalimat taawuz (a'udzubillahi minasyaitonirrajim).

Kelima, membaca basmalah di setiap awal surah, kecuali pada surah At-Taubah.

Keenam, bacalah dengan khusyuk dan di tempat yang bersih.

Ketujuh, menangislah apabila bertemu dengan ayat-ayat yang menceritakan azab.

Kedelapan, bacalah dengan tenang dan tidak terburu-buru.

Kesembilan, baca dengan irama yang indah.

Kesepuluh, mohonlah karunia saat membaca ayat yang dikaitkan dengan rahmat.
MANFAAT BERWUDLU
1. Pengampun Dosa dan Pemberi Syafaat (HR Ibnu
Hibban dari Ibnu Umar r.a.)

2. Menjaga Kesehatan

3. Identitas Muslim Pada Hari Perhitungan (Riwayat


Bukhari dan Muslim)

4. Pertanda Keimanan (HR Muslim)

5. Memberi Cahaya Anggota Wudhu Saat Kiamat


(HR. Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246)

6. Sebagai ukuran Perhiasan di Akhirat (HR. Muslim)

7. Terangkat derajat Disisi Allah subhanahu wata’ala


(HR. Muslim no. 251)
kesimpulan

1. diperbolehkan membaca Al-Qur’an tanpa


berwudlu.
2. bagi yang hadast besar diperbolehkan
dengan catatan.
3. alangkah lebih baik jika berwudlu terlebih
dahulu.
ۚ‫ح ْوا يَ ْف َس ِح الل ّ ٰ ُه لَك ُْم‬ ُ ‫جلِ ِس َفاف َْس‬ ٰ ‫ح ْوا ِفى ال َْم‬ ُ ‫يٰٓاَيُّ َها ال َّ ِذي ْ َن ا ٰ َمن ُ ْوٓا اِ َذا ِقيْ َل لَك ُْم تَ َف َّس‬
‫َواِ َذا ِقيْ َل ان ْ ُش ُز ْوا َفان ْ ُش ُز ْوا ي َ ْر َف ِع الل ّ ٰ ُه ال َّ ِذي ْ َن ا ٰ َمن ُ ْوا ِمنْك ُْمۙ َوال َّ ِذي ْ َن ا ُ ْوتُوا ال ِْعل َْم‬
‫تۗ َوالل ّ ٰ ُه ِب َما تَ ْع َمل ُْو َن َخ ِبيْ ٌر‬ ٍ ‫َد َر ٰج‬

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-
majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
“Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu
kerjakan.
lebih baik menahan penderitaan sesaat,
daripada menderita selamanya
dikemudian hari

wassalamu’alaikum

Anda mungkin juga menyukai