Dasar Hukum Tahlilan dan Kirim Doa Bagi Orang Meninggal Dianggap Bidah,
Simak Penjelasan Kiyai NU
Wikimalaya.com
َّ َ ِّ
َُ ) ُي َهلtahlilan (
TAHLILAN secara bahasa berakar dari kata hallala (َ )هل َلyuhallilu ( ل
ا َ
َ ) ت ْه ِل ْيartinya adalah membaca “Laila illallah.”
ل
Istilah ini kemudian merujuk pada sebuah tradisi membaca kalimat dan doa- doa
tertentu yang diambil dari ayat al- Qur’an,َdenganَharapanَpahalanyaَ
dihadiahkan untuk orang yang meninggal dunia.
KH Abdul Manan A.Ghani, Ketua Lembaga Ta'mir Masjid PBNU, menuliskan bahwa
tahlilanَseringَdilakukanَsecaraَrutinَpadaَmalamَjum’atَdanَmalam-malam
tertentu lainnya.
DariَsahabatَMa’qalَbinَYasarَr.a.َbahwaَRasulallahَs.a.w.َbersabdaَ:َsuratَYasinَ
adalah pokok dari al-Qur’an,َtidakَdibacaَolehَseseorangَyangَmengharapَridhaَ
Allah kecuali diampuni dosa-dosanya. Bacakanlah surat Yasin kepada orang-orang
yang meninggal dunia di antara kalian. (H.R. Abu Dawud, dll)
AdapunَbeberapaَulamaَjugaَberpendapatَsepertiَImamَSyafi’iَyangَmengatakanَ
bahwa
Begitu juga Imam al-Qurthubi memberikan penjelasan bahwa, dalil yang dijadikan
acuanَolehَulama’َkitaَtentangَsampainyaَpahalaَkepadaَmayitَadalahَbahwa,َ
Rasulallah SAW pernah membelah pelepah kurma untuk ditancapkan di atas
kuburَduaَsahabatnyaَsembariَbersabdaَ“Semogaَiniَdapatَmeringankanَ
keduanyaَdiَalamَkuburَsebelumَpelepahَiniَmenjadiَkering”.
Imam al-Qurtubi kemudian berpendapat, jika pelepah kurma saja dapat
meringankan beban si mayit, lalu bagaimanakah dengan bacaan-bacaan al-Qur’anَ
dari sanak saudara dan teman-temannya Tentu saja bacaan-bacaan al-Qur’anَdanَ
lainlainnyaakan lebih bermanfaat bagi si mayit.
َ ْ َ َ َ ِّ َ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َّ َ َ
ذالك َو َح َص َل ِلل َم ِّي ِت ا ْج ُر ُه َ َ
ِ الرجل واهدى ثواب ِق َر ِأت ِه ِللمي ِت جاز َوِان قرأ
Tahlilan oleh sebagian kalangan sebagai tindakan bidah atau ibadah yang tidak
memiliki dasar hukum. Bidah dilarang oleh agama. (pro)