Anda di halaman 1dari 24

KAJIAN RAMADHAN

Oleh
Supandi Awaludin
4 Golongan manusia yang dirindukan
syurga
• Hadist dari ibnu Abas bahwa Rasulullah Rasulullah saw. bersabda
• ‫صا ِئ ٍم فِى َشه ِْر‬
َ ‫ َو‬,‫ان‬ ْ ‫ َو ُم‬,‫ان‬
ِ ‫ط ِع ِم ْال ِج ْي َع‬ ِ ْ‫ تَا ِلى ْالقُر‬: ‫ْال َجنَّةُ ُم ْشتَاقَةٌ اِلَى َأرْ بَ َع ِة نَفَ ٍر‬
ِ ‫ َو َحافِ ِظ اللِّ َس‬,‫ان‬
‫رواه أبوداود والترمذي عن ابن عباس‬. ‫ان‬ َ ‫ض‬َ ‫َر َم‬
“Surga merindukan empat golongan;
1. Orang yang membaca Alquran,
2. Menjaga lisan (Ucapan),
3. Memberi makan orang lapar,
4. Puasa Ramadhan.”
(HR. Abu Daud dan Tirmizi dari Ibnu Hasan).
• Membaca Al-Qur’an sendiri termasuk ibadah paling utama di antara
ibadah-ibadah yang lain, sebagaimana yang diriwayatkan oleh an-
Nu‘man ibn Basyir:  
ِ ْ‫ض ُل ِعبَا َد ِة ُأ َّمتِي قِ َرا َءةُ ْالقُر‬
• ‫آن‬ َ ‫ َأ ْف‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ‫ قَا َل َرسُو ُل هللا‬ 
• Artinya: Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-
baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi). 
• Beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ب َمثَُلا ْل ُمْؤ ِ ِمنا ذَّل ِ ى َال ي َ ْ َقرُأ ا ْل ُق ْ َرآن َم ُثَل‬


‫ب َط ْع ُم َاه َط ٌِّي َو‬ ‫َمثَُلا ْل ُمْؤ ِ ِمنا ذَّل ِ ي َى ْ َقرُأ ا ْل ُق ْ َرآن َم ُثَلا ْتُأل ُر َّج ِة ِر ُحيهَا َط ٌِّي َو‬
‫ب َط ْع ُم َاه ُم ٌّر‬‫ا ل َّت ْم َرِة َال ِر َحي لَ هَا َو َط ْع ُم َاه ُح ْل ٌو َو َمثَُلا ْل ُم َن ِاف ِقا ذَّل ِ ي َى ْ َقرُأ ا ْل ُق ْ َرآن َم ُثَلا َّلر حْي َا ن َِة ِر ُحيهَا َط ٌِّي َو‬
‫و َمثَُلا ْل ُم َن ِاف ِقا ذَّل ِ ى َال ي َ ْ َقرُأ ا ْل ُق ْ َرآنمَك َ ِثَلا ْل َح ْن َظةَل ِ لَ يْ َسلَ هَا ِر ٌحي َو َط ْع ُم َاه ُم ٌّر‬ َ
“Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah
utrujah yang memiliki wangi yang sedap dan rasa yang manis.
• Sedangkan perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Quran
ibarat buah tamar (kurma) yang tidak memiliki bau namun rasanya manis.
• Adapun perumpamaan seorang munafiq yang membaca Al-Quran ibarat
buah raihanah yang memiliki wangi yang sedap tapi rasanya pahit. Dan
• Perumpamaan seorang munafiq yang tidak membaca Al-Quran ibarat buah
handzholah yang tidak memiliki bau dan rasanya pahit.” (HR. Muslim, 1896)
• Hadits tentang keutamaan membaca Al-Qur’an yang cukup familiar
sebagai mana berikut ini.  
ِ ‫ َم ْن قَ َرَأ َحرْ فًا ِم ْن ِكتَا‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
• ِ ‫ب هَّللا‬ َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬
َ َ‫ ق‬:‫ يَقُو ُل‬،‫عن َع ْب َد هَّللا ِ ب َْن َم ْسعُو ٍد‬
‫ف َو ِمي ٌم‬ٌ ْ‫ف َواَل ٌم َحر‬ ٌ ْ‫ف َحر‬ ٌ ‫ َولَ ِك ْن َأ ِل‬،‫ف‬ ٌ ْ‫ اَل َأقُو ُل الم َحر‬،‫ َوال َح َسنَةُ بِ َع ْش ِر َأ ْمثَا ِلهَا‬،ٌ‫فَلَهُ بِ ِه َح َسنَة‬
‫ف‬ ٌ ْ‫ َحر‬ 
• Artinya: Kata ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-
Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu
kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan
alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan
mîm satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).  
• Al-Qur’an juga akan memberikan syafaat pada hari Kiamat bagi siapa
saja yang membacanya, sebagaimana hadits dari Abu Umamah al-
Bahili:
•   ‫آن؛ فَِإنَّهُ يَْأتِي‬
َ ْ‫ ا ْق َر ُءوا ْالقُر‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ َ‫َع ْن َأبِي ُأ َما َمةَ ْالبَا ِهلِ ِّي ق‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
َ ِ‫ال َرسُو ُل هللا‬
‫احبِ ِه‬
ِ ‫ص‬َ ِ‫ َش ِفي ًعا يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة ل‬ 
• Artinya, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah Al-
Qur’an. Sebab, ia akan datang memberikan syafaat pada hari Kiamat
kepada pemilik (pembaca, pengamal)-nya,” (HR. Ahmad).
• sebagaimana riwayat Abu Sa‘id dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bahwa Allah berfirman:  
• ‫ين‬ ِ ‫ض َل ثَ َوا‬
َ ِ‫ب السَّاِئل‬ َ ‫ط ْيتُهُ َأ ْف‬
َ ‫آن َع ْن ِذ ْك ِري َو َم ْسَألَتِي َأ ْع‬ِ ْ‫يَقُو ُل هَّللا ُ تَ َعالَى َم ْن َش َغلَهُ ِق َرا َءةُ ْالقُر‬
‫آن َعلَى َساِئ ِر ْالكَاَل ِم َكفَضْ ِل هَّللا ِ َعلَى َخ ْلقِ ِه‬ ِ ْ‫ض ُل ْالقُر‬
َ َ‫ َوف‬ 
• Artinya: Allah berfirman, “Siapa saja yang disibukkan oleh membaca
Al-Qur’an, hingga tak sempat dzikir yang lain kepada-Ku dan meminta
kepada-Ku, maka Aku akan memberinya balasan terbaik orang-orang
yang meminta. Ingatlah, keutamaan Al-Qur’an atas kalimat-kalimat
yang lain seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya,” (HR. Al-
Baihaqi).
• Menjaga Lisan 
• Berikut bunyi dari hadis tersebut:
• ،‫ فَلْ َي ُق ْل َخرْي ً ا َأ ْو ِل َي ْص ُم ْت‬،‫ « َم ْن اَك َن يُْؤ ِم ُن اِب هَّلل ِ َوالْ َي ْو ِم اآل ِخ ِر‬:‫ع َْن َأىِب ه َُرْي َر َة ريض هللا عنه َع ْن َر ُس ِول اهَّلل ِ صىل هللا عليه وسمل قَا َل‬
‫ فَلْ ُي ْك ِر ْم ضَ ْي َف ُه‬،‫ َو َم ْن اَك َن يُْؤ ِم ُن اِب هَّلل ِ َوالْ َي ْو ِم اآل ِخ ِر‬،‫ فَلْ ُي ْك ِر ْم َج َار ُه‬،‫َو َم ْن اَك َن يُْؤ ِم ُن اِب هَّلل ِ َوالْ َي ْو ِم اآل ِخ ِر‬
• "Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa
beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau
diam; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia
menghormati tetangganya; barang siapa beriman kepada Allah dan
Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya."(HR. Bukhari dan
Muslim)
• Menjaga Lisan Dapat Terhindar dari Api Neraka
• Pada hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
•‫ب‬ِ ‫ق َوا ْل َم ْغ ِر‬ ْ ‫ يَ ْن ِز ُل بِ َها فِي النَّا ِر َأ ْب َع َد َما بَ ْي َن ا ْل َم‬،‫ا ْل َع ْب َد لَيَتَ َكلَّ ُم بِا ْل َكلِ َم ِة‬
ِ ‫ش ِر‬
• "Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa
dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam
neraka sejauh antara timur dan barat." (HR. Muslim )
• Hadis di atas menerangkan bahwa jika seseorang berbicara tanpa
memikirkan apa yang hendak ia katakan, ia akan terjerumus ke dalam
neraka.
• Untuk menghindari hal ini, umat Islam tentunya dianjurkan untuk
senantiasa menjaga lisannya agar terhindar dari api neraka.
• Menjaga Lisan Dapat Jaminan Masuk Surga
• Rasulullah SAW pernah menjelaskan bahwa apabila seseorang bisa
menjaga lisan serta kemaluannya, maka orang tersebut akan
memperoleh jaminan untuk masuk ke surga.
• Adapun hadis yang menjelaskan hal ini ialah sebagai berikut:
• َ‫َم ْن يَضْ َم َّن لِي َمابَي َْن لِحْ يَ ْي ِه َو َما بَي َْن ِرجْ لَ ْي ِه َأضْ َم ْن لَهُ ْال َجنَّة‬
• “Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga)
apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka
kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.” (HR. Bukhari)
• Bagi mereka yang menjaga lisan ada jaminan surga. Tentu saja juga
dibarengi dengan ibadah lainnya.
• MEMBERI SEDEKAH
• Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
•  ‫ش ْيًئا‬ َّ ‫ص ِمنْ َأ ْج ِر ال‬
َ ‫صاِئ ِم‬ ُ ُ‫ان لَهُ ِم ْث ُل َأ ْج ِر ِه َغ ْي َر َأنَّهُ الَ يَ ْنق‬ َ ‫َمنْ فَطَّ َر‬
َ ‫صاِئ ًما َك‬
• “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti
orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang
berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746,
dan Ahmad 5: 192, Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini
shahih).
• Dengan banyak berderma melalui memberi makan berbuka dibarengi
dengan berpuasa itulah jalan menuju surga.
• Dari ‘Ali bin Abu Thalib ra , beliau berkata, Nabi SAW bersabda,

• ‫ فَقَا َم َأ ْع َرا ِب ٌّى فَقَا َل لِ َمنْ ِه َى يَا‬.‫ِإنَّ فِى ا ْل َجنَّ ِة ُغ َرفًا تُ َرى ظُ ُهو ُر َها ِمنْ بُطُو ِن َها َوبُطُونُ َها ِمنْ ظُ ُهو ِر َها‬

ُ َّ‫صلَّى هَّلِل ِ بِاللَّ ْي ِل َوالن‬


• ‫اس ِنيَا ٌم‬ ِّ ‫اب ا ْل َكالَ َم َوَأ ْط َع َم الطَّ َعا َم َوَأ َدا َم‬
َ ‫الصيَا َم َو‬ َ َ‫سو َل هَّللا ِ قَا َل لِ َمنْ َأط‬
ُ ‫َر‬
• “Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari
bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.”Lantas seorang arab
baduwi berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai
Rasululullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Untuk orang yang berkata
benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan salat pada malam hari
di waktu manusia pada tidur.” (HR Tirmidzi no. 1984. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan).
• Imam Ghazali dalam kitabnya Mukasyafatul Qulub mengisahkan dialog
Nabi Musa AS dengan Allah SWT tentang amalan apa yang disukai
oleh-Nya. Nabi Musa AS pernah bertanya kepada Allah SWT, “Wahai
Allah, aku sudah melaksanakan ibadah yang engkau perintahkan.
Manakah di antara ibadahku yang engkau senangi, apakah shalatku?”
• Allah SWT kemudian menjawab, “Shalatmu itu hanya untukmu sendiri.
Karena shalat membuat engkau terpelihara dari perbuatan keji dan
munkar”.
• Kemudian Nabi Musa AS bertanya lagi kepada Allah SWT, “Apakah
dzikirku?”
• Lalu Allah SWT menjawab, “Dzikirmu itu untuk dirimu sendiri. Karena
dzikir membuat hatimu menjadi tenang”.
• Nabi Musa AS masih penasaran, dan mengatakan, “Apakah puasaku?”
Kemudian Allah SWT menjawab, “Puasamu itu hanya untukmu saja.
Karena puasa melatih diri dan mengekang hawa nafsumu?”.
• Lalu ibadah apa yang membuat Engkau senang ya Allah? Ucap Nabi
Musa AS. Kemudian Allah SWT menjawab, “Sedekah. Tatkala engkau
membahagiakan orang yang sedang kesusahan dengan sedekah,
sesungguhnya aku berada di sampingnya”.
• Dialog antara Nabi Musa AS dan Allah SWT menunjukkan pada kita
semua bahwa ibadah-ibadah seperti shalat, puasa, dzikir belum tentu
membuat Allah SWT senang kepada kita, walaupun ibadah tersebut
sangat tinggi nilai pahalanya.
• Mengapa demikian? Karena ibadah-ibadah tersebut hanya berdampak
kepada diri manusia sendiri, tidak berdampak kepada orang lain.
• Sedangkan sedekah merupakan ibadah atau amal perbuatan yang bukan
hanya berpahala tinggi bagi diri sendiri, tetapi juga dapat membuat
bahagia orang lain yang sedang kesulitan dan membutuhkan uluran
tangan dari kita. Amal perbuatan seperti inilah yang disenangi oleh Allah
SWT.
• Para ulama besar Islam juga sering mengingatkan akan pentingnya
sedekah. Karena bila seseorang hanya sibuk dengan ibadah ritual saja,
seperti shalat, dzikir, puasa, haji dan lainnya. Maka jangan merasa puas
bahwa telah menjadi dekat dengan Allah SWT, dan Allah SWT senang
dengan kita. Karena ibadah tersebut belum sepenuhnya sebagai upaya
untuk mencintai Allah SWT.
DALIL TENTANG PUASA

Quran Surat Al Baqarah Ayat 183


١٨٣ - ‫ب َعلَى الَّ ِذيْ َن ِم ْن َقْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َتَّت ُق ْو ۙ َن‬ِ‫الصيام َكما ُكت‬
ِّ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ي‬‫ل‬
َ
َ َ ُ َ ُ ْ َ َ ْ َ َْ َ ‫ع‬ ‫ب‬ِ‫ٰيٓاَيُّها الَّ ِذين اٰمُنوا ُكت‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
•Ciri-Ciri Orang Bertaqwa 
•Menafkahkan Sebagian Harta yang dimiliki. ...
•Menahan Amarah. Sebagai manusia sudah pasti pernah merasakan marah. ...
•Mengerjakan Kebaikan. ...
•Memberi Maaf. ...
•Mohon Ampun atas Kesalahan.
‫ون يِف ۞‬ ‫َو َس ِار ُعوا ىَل ٰ َم ْغ ِف َر ٍة ِّمن َّ ِربّمُك ْ َو َجن َّ ٍة َع ْرضُ هَا ال َّس َم َاو ُات َواَأْل ْر ُض ُأ ِعد َّْت ِللْ ُمتَّ ِق َني (‪ )133‬اذَّل ِ َين يُن ِف ُق َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ِإ‬
‫الرَّس َّ ا ِء َوالرَّض َّا ِء َوالاَك ِظ ِم َني الْ َغ ْيظَ‪َ  ‬والْ َعا ِف َني َع ِن النَّ ِاس ۗ َواهَّلل ُ حُي ِ ُّب ال ُم ْح ِس ِن َني (‪)َ 134‬واذَّل ِ َين َذا فَ َعلُوا‬
‫ِإ‬
‫ُوب اَّل اهَّلل ُ َولَ ْم‪  ‬يُرِص ُّ وا عَىَل ٰ َما فَ َعلُوا‬ ‫فَا ِح َش ًة َأ ْو َظلَ ُموا َأن ُف َسه ُْم َذ َك ُروا اهَّلل َ فَا ْس َت ْغ َف ُروا ذِل ُ نُوهِب ِ ْم َو َمن ي َ ْغ ِف ُر ُّاذلن َ‬
‫ِإ‬
‫ات جَت ْ ِري ِمن حَت ْ هِت َا اَأْلهْن َ ُار َخادِل ِ َين ِفهيَا ۚ َوِن ْع َم َأ ْج ُر‬ ‫ون (‪ُ)135‬أولَٰ ِئ َك َج َزاُؤ مُه َّم ْغ ِف َر ٌة ِّمن َّرهِّب ِ ْم َو َجن َّ ٌ‬ ‫َومُه ْ ي َ ْعلَ ُم َ‬
‫الْ َعا ِم ِل َني ‪136‬‬
Artinya: Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan untuk mendapatkan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.(133)

yaitu orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit,dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebaikan.(134)

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau mendzalimi diri sendiri, ia
segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa-dosanya selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang
mereka mengetahui.
(135)
Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.
(136)
Riwayat al-Bukhari berikut:
ِ ْ‫من صام رمضا َن إميانا واحتسابا غُ ِفر له ما تقدَّم من َذن‬
‫ب‬ َ
Artinya, “Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan
mengharap pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR.
Bukhari)
‫ ومن قام ليلةَ ال َق ْد ِر إميانا واحتسابا غُ ِفَر له ما تقدَّم ِم ْن َذنْبِ ِه‬، ‫من قام رمضان إميانا واحتسابا غُ ِفَر له ما تقدَّم ِم ْن َذنْبِ ِه‬
Artinya, “Siapa yang menghidupkan bulan Ramadhan (dengan puasa atau
ibadah) dengan iman dan mengharap pahala dari Allah Swt. maka diampuni
dosanya yang telah lalu, dan siapa yang menghidupkan (beribadah) malam
lailatul qadar dengan iman dan mengharap pahala dari Allah subhanahu
wata’ala maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan oleh Bukhari, 1761 dan Muslim,
1946
‫عن َأيب ه َُرْي َر َة َريِض َ اهَّلل ُ َع ْن ُه قال‬
: َ ‫ قَ ا َ َلر ُ ُسولا هَّلل ِ َص ىَّل ا هَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َس مَّل‬:
ُ ‫ قَا َل اهَّلل‬:
‫لُك ُّ مَع َ ِل ا ْب ِن آ َد َم هَل ُ ال ا ّ ِلص َيا َم فَ ن َّ ُه يِل َوَأاَن َأ ْج ِزي ِب ِه‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah
Shallallahu’alai wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal
anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan
membalasnya
• Hikmah Puasa Ramadhan
1. Melatih Disiplin Waktu
Saat puasa supaya tubuh tetap fit dan kuat, tubuh memerlukan istirahat
yang cukup. Istirahat yang cukup membuat seseorang yang menjalani
puasanya lebih teratur dan lancar dalam berpuasa. Selain itu melakukan
sahur juga bermanfaat untuk melatih kebiasaan bangun lebih pagi dan
mendapatkan rejeki.
• 2. Keseimbangan dalam Hidup
Pada bulan puasa ini, manusia dilatih agar kembali mengingat dan
melaksanakan semua kewajiban tersebut dengan jaminan pahala yang
dilipatgandakan sehingga keseimbangan dalam hidup bisa diraih dengan
beribadah
• 3. Mempererat Silahturahmi dan Peduli
Suasana menjalin silahturahmi sangat terasa erat saat Ramadhan. Hal ini terlihat dari masjid/
orang yang memberikan takjil buka puasa gratis. Selain itu juga dapat dilakukan dengan sholat
bersama di masjid, memberi ilmu islam, dan mendengarkan ceramah maupun diskusi
keagamaan yang dilaksanakan di Masjid saat bulan Ramadhan.

4. Mendekatkan Diri kepada Sang Pencipta


Ketika kita menjalankan ibadah puasa sesuai dengan perintah Allah, maka berarti kita
mempasrahkan segalanya pada Allah, selalu meningkatkan ibadah secara rutin. Tujuan dari
puasa kita adalah untuk mentaati segala perintah Allah demi mendekatkan diri kepadanya.

5. Mengontrol Emosi
Emosi atau marah adalah salah satu hal yang bisa membatalkan ibadah puasa kita, oleh karena
itu saat kita menjalankan puasa Ramadhan kita diwajibkan untuk bisa mengontrol emosi kita.
Terlebih kita diwajibkan untuk bisa mengontrol emosi kita selama sebulan penuh, tentunya hal
ini bisa kita jadikan sebagai sarana kita untuk berlatih dalam mengontrol emosi kita.
• 6. Meningkatkan Kesehatan Jasmani
Saat kita berpuasa dapat bermanfaat bagi kita yang ingin menurunkan berat badan,
selain itu juga bermanfaat pada kesehatan jasmani seperti meningkatkan kesehatan
jantung, mengontrol kadar gula darah, meningkatkan kesehatan otak, dan mencegah
peradangan.

7. Melatih untuk Hidup Sederhana


Waktu berpuasa terjadi saat terbit fajar dan terbenamnya matahari, maka kita hanya
diperbolehkan untuk makan dan minum diantara waktu berbuka dan makan sahur. Hal
ini tentunya akan membuat kita berhemat, karena pada dasarnya saat kita kenyang kita
tidak akan membeli makanan atau minuman.

8. Melatih Manusia Agar Lebih Tabah


Dalam berpuasa manusia dilatih untuk menahan yang tidak baik dilakukan agar tidak
membatalkan puasa. Misalnya marah-marah, suudzon, dan dianjurkan untuk melatih
kesabaran atas segala perbuatan orang.
• 9. Hindari dosa
Saat berpuasa kita bisa menghindari dosa-dosa di hari lain saat di luar bulan Ramadhan. Jika tujuan tersebut
tercapai maka puasa dapat berhasil. Tetapi jika tujuan itu gagal maka puasa tersebut tidak memiliki arti apa-
apa.

10. Refleksi Diri, Muhasabah


• Puasa saat bulan Ramadhan bisa kita jadikan sebagai bahan perefleksian diri kita agar ke depannya menjadi
lebih baik lagi. Dengan harapan segala kebaikan yang kita lakukan pada bulan Ramadhan dapat kita lakukan
secara terus menerus di luar bulan Ramadhan.

11. Meningkatkan Rasa Empati


Bulan Ramadhan menjadi kesempatan bagi setiap muslim untuk meningkatkan ketakwaan, nilai moral dan
sosial. Dengan menjalankan puasa orang kaya merasakan bagaimana perasaan menahan lapar seharian, hal
yang setiap hari dirasakan oleh orang yang kurang mampu. Hal ini akan membuat kita mendapatkan pahala
yang berkali-kali lipat juga apabila dapat mempraktekkannya.

12. Peka Sosial dan Peka Hati


Dalam ajaran islam ada perintah mengeluarkan zakat fitrah, hal ini bertujuan untuk membuka mata kita agar
peduli kondisi umat saat ini, bahwa masih banyak sesama muslim yang hidup serba kekurangan.

Mungkin selama setahun kita tak memperhatikan mereka, meski tinggal hanya terpaut satu atau dua dusun
atau bahkan hanya selisih dua-tiga rumah. Saat membantu orang yang kurang mampu membuat hati yang
terdalam kita merasa iba, bersyukur, dan malu, dan menyadari bahwa ada yang lebih menderita dari kita.

Anda mungkin juga menyukai