Anda di halaman 1dari 180

Kajian Tentang

Udhhiyah
Pertama

Pengertian
Qurban / Udhhiyah
‫ِح‬
‫ْض َيُة‬‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ُأل‬ ‫ا‬
As-Sayyid Sabiq di dalam kitabnya “ Fiqh Sunnah “ berpendapat
bahwa yang di maksud dengan Udh-hiyyah adalah:

: ‫االضحية والضحية‬
‫ِإْس ٌم ِلَم ا ُيْذ َبُح ِم َن اِإل ِبِل َوالَبَق ِر َوالَغَنِم َيْو َم الَّنْح ِر‬
‫ِهلل‬
. ‫َوَأَّياِم الَّتْش ِرْيِق َتَق ُّرًبا ِإىَل ا َتَعاىَل‬
“ Udhhiyyah atau dhohiyyah adalah:
Nama dari hewan yang disembelih , baik berupa unta, sapi maupun kambing, pada
hari raya qurban dan hari-hari tasyriq, dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Alloh
Swt”.
Kedua

Dasar Hukum
Ber-Qurban
1. Firman Alloh Swt di dalam surah Al-Kautsar:

‫ِّب‬ ‫ِل‬ ) ١ ( ‫َك‬‫ْل‬ ‫ا‬ ‫َك‬ ‫ا‬ ‫َط‬ ‫َأ‬ ‫ا‬‫َّن‬‫ِإ‬ ﴿


‫َفَص ِّل َر َك‬ ‫ْو َثَر‬ ‫ْع ْيَن‬
‫ِن‬
﴾ )٣( ‫) ِإَّن َش ا َئَك ُه َو األْبَتُر‬٢( ‫َواَحْنْر‬
Artinya:
( Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berqurbanlah,
sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus ).
2. Firman Alloh Swt di dalam surah Al-Hajj: 36
‫﴿ اْل ْد َن ْلَنا ا َلُك ِم َش اِئِر الَّلِه‬
‫َو ُب َج َع َه ْم ْن َع‬
‫ِف‬
﴾ ... ‫َلُك ْم يَه ا َخ ْيٌر‬
( Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu
sebahagian dari syiar Alloh, kamu memperoleh kebaikan yang
banyak padanya …)
3. Adanya tuntunan dari Rosululloh Saw, bahwa beliau
selalu berqurban.
Ketiga

Hikmah
Ber-Qurban
Hikmah disyariatkannya berqurban antara lain;
1. Sebagai ungkapan syukur kepada Allah yang telah
memberikan ni’mat yang banyak kepada kita.
2. Bagi orang yang beriman kepada Allah, dapat mengambil
pelajaran dari keluarga nabi Ibrahim As., yaitu;
a. Kesabaran nabi Ibrahim dan putranya Ismail As. ketika
keduanya menjalankan perintah Allah.
b. Mengutamakan ketaatan kepada Allah dan mencintai-Nya
dari mencintai dirinya dan anaknya.
3. Sebagai realisasi ketaqwaan seseorang kepada Allah
4. Membangun kesadaran tentang kepedulian terhadap
sesama, terutama terhadap orang miskin.
•Allah Swt. berfirman :

‫ُك‬‫َل‬ ‫ا‬ ‫ٰـ‬


‫َن‬ ‫َّخ‬ ‫ِل‬ ‌ٰ
‫َذ‬ ‫َك‬  ۚ ‫َّر‬ ‫ْل‬ ‫ٱ‬ ‫ِن‬ ‫ا‬ ‫َق‬‫ْل‬ ‫ٱ‬ ‫۟ا‬
‫و‬ ‫ِع‬‫ْط‬‫َأ‬ .... ﴿
‫َس ْر َه ْم‬ ‫َك‬ ‫َع َو ُم ْع َت‬ ‫َو ُم‬
﴾ (٣٦( ‫َلَعَّلُك ْم َتْش ُك ُروَن‬
Dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya
(yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami
telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu
bersyukur (al-Hajj: 36).
Hukum
Udhhiyah
Para ulama berbeda pendapat
mengenai hukum berqurban,
menjadi dua kelompok :
1. Wajib bagi yang mudah / mampu,
Itu adalah pendapat :
•Robi’ah,
•Al-Auza’i,
•Abu Hanifah,
•Laits dan
•Sebagian ulama Malikiyyah.
Dalil mereka adalah:
a. Firman Alloh Swt di dalam surah Al-Kautsar.

‫ِل‬
)٢( ‫) َفَص ِّل َرِّبَك َواَحْنْر‬١( ‫﴿ ِإَّنا َأْع َطْيَناَك اْلَك ْو َثَر‬
﴾ )٣( ‫ِإَّن َش ا َئَك ُه َو األْبَتُر‬ ‫ِن‬
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1].
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus[2].

[1]. Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan
mensyukuri nikmat Allah.
[2]. Maksudnya terputus di sini ialah terputus dari rahmat Allah.
Kaidah ushul Fiqh :

‫األصل ىف األمر للوجوب‬


“ Asal dari semua bentuk perintah
adalah menunjukkan kewajiban ”.
b. Hadits riwayat dari Jundub bin Sufyan bahwa Nabi Saw
bersabda :

‫ِع‬ ‫ِّل‬ ‫َأ‬


‫ َمْن َذَبَح َقْبَل ُيَص َي َف ُي ْد‬.... «
‫ْل‬ ‫ْن‬
.» ‫ َو َمْن ْمَل َيْذ َبْح َفْلَيْذ َبْح‬،‫َم َك اَنَه ا ُأْخ َرى‬
.‫رواه البخارى و مسلم‬
(…Siapa yang menyembelih sebelum sholat maka hendaknya
mengganti dengan yang lain, dan siapa yang belum menyembelih,
segeralah untuk menyembelih).
Perintah tersebut bermakna: wajib.

Namun di jawab:
Hadits tersebut hanya menjelaskan syarat
sahnya udhhiyyah, bukan wajibnya.
c. Hadits riwayat dari Abu Huroiroh ra, bahwa
Rosululloh Saw bersabda :

‫« َمْن َك اَن َلُه َس َعًة َو ْمَل ُيَض ِّح َفَال‬


» ‫َيْق َرَبَّن ُمَص َّالَنا‬
.‫رواه إبن ماجه وأمحد و احلاكم‬
Siapa yang memiliki keluasan / kemudahan dan tidak
berqurban, maka janganlah mendekati tempat sholat kita .
Menurut beberapa ahli hadits seperti Imam Ad-
Daruquthni, Ibn Abdul Bar dan At-Tirmidzi, hadits
tersebut mauquf ( dho’if ).
Namun menurut Nashiruddin Al-Albani, hadits
tersebut hasan.
‫‪Ada riwayat lain yang semakna:‬‬
‫عن أيب هريرة رضي اهلل عنه قال قال رسول اهلل صـلى‬
‫اهلل عليه وسلم ‪:‬‬

‫« َمْن َوَج َد َس َعًة َأِلْن ُيَض ِّح َي َفَلْم ُيَض ِّح‬


‫َفَال ْحَيُضْر ُمَص َّالَنا »‬
2. Sunnah Muakkadah, bukan wajib.
Ini adalah pendapat Jumhur Ulama:
• Malik,
• Syafi’i,
• Ahmad,
• Ishaq,
• Abu Tsaur,
• Al-Muzani,
• Ibn Mundzir,
• Dawud,
• Ibn Hazm dan lainnya.
Dalil yang mereka gunakan adalah:
a. Hadits riwayat dari Um Salamah ra, bahwa Nabi
Saw bersabda:

:‫حديث أم سلمة أّن الّنّيب قال‬


‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ِة‬
‫َّج َو َر َد َح ُدُك ْم ْن‬‫ِحل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ِذ‬ ‫ِه‬ ‫َأ‬ ‫ِإ‬
‫« َذ َر ْيُتْم َالَل‬
‫ا‬
‫ِه‬
‫ِر‬ ‫ِه‬
‫ِر‬ ‫ِس‬
» ‫ُيَض ِّح َي َفْلُيْم ْك َعْن َش ْع َوَأْظَف ا‬
( Apabila kalian melihat hilal Dzul-Hijjah, dan salah seorang dari kalian
berniat ingin berqurban, hendaknya diatidak memotong rambut dan kukunya ).
HR. Muslim
b. Terdapat riwayat yang shohih dari para
shohabat, bahwa berqurban, hukumnya
tidak wajib.

Tidak ada satupun dari mereka yang


berpendapat bahwa hukumnya wajib.
Bahkan diriwayatkan bahwa Abu Bakar dan
Umar pernah tidak berqurban, karena khawatir di
anggap suatu ibadah yang wajib.
‫عن عبد الرزاق عن الثوري عن إمساعيل و مطرف عن‬
‫الشعيب عن ايب سرحية قال ‪:‬‬

‫َرَأْيُت َأَبا َبْك ـ ـ ـ ـٍر َو ُعـ ـ ـ ـَم ـَر َو َم ـ ـ ـ ــا‬


‫ِن‬
‫ُيَض ِّح ـ ـ ـ ـَيا ‪.‬‬
‫•( مصنف عبد الرزاق ) وقال األلباىن‪ :‬صحيح‬
‫صحيح ‪ .‬أخرجه البيهقي ( ‪ ) 295 / 9‬من طريق مجاعة عن أيب سرحية‬
‫الغفاري قال ‪:‬‬

‫( ما أدركت أبا بكر أو رأيت أبا بكر وعمر‬


‫رضي اهلل عنهما ‪ .‬كانا ال يضحيان ‪ -‬يف بعض‬
‫حديثهم ‪ -‬كراهية أن يقتدى هبما ) ‪.‬‬
‫وقال ‪ ( :‬أبو سرحية الغفاري هو حذيفة بن أسيد صاحب رسول اهلل صلى اهلل‬
‫عليه وسلم ‪ .‬قلت ‪ :‬والسند إليه صحيح ‪ ( .‬إرواع الغليل لأللباىن)‬
‫روي عن أيب بكر وعمر أهنما كانا ال‬
‫يضحيان عن أهلهما خمافة أن يرى ذلك‬
‫واجبا‪.‬‬
‫وقال األلباىن‪ :‬صحيح‬
Kapan
menjadi wajib ?
1.Bernadzar.
Berdasarkan sabda Rosululloh Saw:

‫« من نذر أن يطيع اهلل فليطعه وحىت لو مات‬


» ‫الناذر فإنه جتوز النيابة فيما عينه بنذره قبل موته‬
Artinya :
Siapa yang bernadzar untuk taat kepada Alloh hendaknya
mentaatinya – menepatinya-, meskipun orang yang bernadzar
tersebut wafat, maka boleh diwakilkan dari apa yang dinadzarkan
sebelum wafat tersebut .
2. Ia mengucapkan: “ Hewan ini untuk Alloh “
atau “ Hewan ini untuk udhhiyyah .”

Bahkan menurut Imam Malik:


“ Apabila ia membelinya dengan niat untuk
berqurban, maka hukumnya wajib.”
Keempat

Hewan / Binatang
Qurban
Pertama
Macam-Macam Binatang Qurban
Alloh Swt berfirman didalam surah Al-Hajj: 34

‫ٍۢة‬ ‫ِل‬
‫ َو ُك ـ ـ ـِّل ُأَّم ـ ـ ـ َج ـ ـ ـَعْلَنا َم نَس ـ ـ ـًۭك ا‬.... ﴿
‫ِه‬ ‫۟ا‬
‫ِّلَيْذُك و ٱْس ـ ـ ـ ٱلَّل َعَلٰى َم ـ ـ ـا َرَزَقُه م ِّم ۢن‬
‫َم‬ ‫ُر‬
‫ِم‬ ‫ِة‬
﴾ ... ‫يـ ـ ـَم ٱَأْلْنَعٰــ ـ ـ ـ‬‫ِهَب‬
( … Dan setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan
(qurban), supaya mereka menyebut nama Allah yang telah memberi
rizqi kepada mereka, berupa binatang ternak …)
Jenis binatang yang bisa dijadikan
“Udhhiyyah” hanyalah tiga macam:
1. Unta,
2. Sapi dan
3. Kambing.
Kedua
Kriteria Binatang Qurban
Pertama
Secara Fisik
Yakni hewan untuk qurban
hendaknya yang sehat, baik dan tidak
cacat. Hal ini digambarkan dalam
hadis Nabi saw. sebagai berikut;
‫َعْن َأَنٍس َقاَل ‪:‬‬
‫ِه‬
‫َض َّح ى َرُس وُل الَّل صلى اهلل عليه وسلم‬
‫ِبَك ِنْي َأ َل ِنْي َأ ِنْي َقاَل َأ ْذ ا ِب ِد ِه‬
‫َوَر ْيُتُه َي ُحَبُه َم َي‬ ‫ْبَش ْم َح ْقَرَن‬
‫ِه‬ ‫ِح‬ ‫ِص‬ ‫ِض‬
‫َوَرَأْيُتُه َوا ًعا َقَد َم ُه َعَلى َف ا َم ا َقاَل َوَّمَسى‬
‫َوَك َّبَر ‪.‬‬
‫رواه مسلم‬
‫عن أىب سعيد قال ‪:‬‬
‫كان رس ـ ــول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
‫يض ـ ــحى بكبش أق ـ ــرن فحـ ـ ــيل ينظر ىف س ـ ـ ـواد‬
‫ويأكـ ـ ــل ىف س ـ ـ ـواد وميشى ىف س ـ ـ ـواد‪.‬‬
‫رواه أبو داود‬
‫عن أىب أم ـ ــامة بن س ـ ــهل ق ـ ــال ‪:‬‬
‫ُك َّنـ ـ ــا ُن ـ ـ ـِّم اُألْض ـ ـ ـِح َة ِبـامل ِد ـ ـ ـَنِة‬
‫َي َـ ْي‬ ‫َس ُن‬
‫ِل‬
‫َوَك ـ ــاَن املُـْس ـ ـ ـ ُم ْو َن ُيَس ـ ـ ـِّم ُنْو َن ‪.‬‬
‫رواه البخ ـ ــارى‬
Hadis-hadis di atas menjelaskan bahwa;
a. Hewan yang layak dan pantas dijadikan
hewan qurban sebagai berikut;
1) Al-Aqran, hewan yang bertanduk lengkap
2) As-Samin, yaitu hewan yang gemuk badannya
atau berdaging
3) Al-Amlah, yaitu hewan yang warna putihnya lebih
banyak daripada warna hitamnya
Bagaimana sifat
Udhhiyah
yang paling baik ?
Yang paling baik dijadikan
Udhhiyah adalah:

1. Yang sempurna secara fisik


2. Yang Lebih gemuk ( Berdaging )
‫َش اِئ الَّلِه‬ ‫ِّظ‬ ‫ِل‬ ‫َذ‬ ﴿
‫َع َر‬ ‫َو َمْن ُيَع ْم‬ ‫َك‬
﴾ )٣٢( ‫َفِإَّن ا ِم ْق ى اْلُقُلوِب‬
‫َه ْن َت َو‬
Artinya:
Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa
mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, Maka Sesungguhnya
itu timbul dari Ketakwaan hati.
‫‪Hadits riwayat Al-Bukhori:‬‬
‫عن أىب أمامة بن سهل قال ‪:‬‬
‫ِة‬ ‫ِد‬ ‫ِب‬ ‫ِح‬
‫ُك َّنـا ُنَس ـِّم ُن اُألْض ـ َيَة ـاملَـ ْيَن َوَك اَن‬
‫ِل‬
‫ا ْس ـ ُم ْو َن ُيَس ـِّم ُنْو َن ‪.‬‬
‫رواه البخارى‬ ‫ُمل‬
Diriwayatkan dari Shohabat Abu Umamah
r.a.:
“ Kita dahulu biasa menggemukkan hewan
udhhiyah di Madinah, dan ummat Islam pada
waktu itu juga menggemukkannya .”
H.R. Bukhori
Selanjutnya .....
Rosululloh Saw bersabda :

‫ العوراء البني عورها‬:‫« أربعة ال جتزئ يف االضاحي‬


‫واملريضة البني مرضها والعرجاء البني ظلعها والعجفاء اليت‬
» ‫ال تنقي‬
‫رواه النسائى و ابن ماجه و أمحد‬
Empat hal yang tidak boleh ada pada hewan qurban, yaitu: yang matanya
jelas cacat, yang jelas menderita sakit, yang jelas pincangnya dan yang sangat kurus
‫عن عبيد بن فريوز قال سألت الرباء بن عازب ما ال جيوز ىف األضاحى‬
‫فقال قام فينا رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم وأصابعى أقصر من أصابعه‬
‫وأناملى أقصر من أنامله فقال ‪:‬‬
‫« أربع ال جت ـ ــوز ىف األض ـ ــاحى العوراء ب ـ ــني‬
‫عوره ـ ــا واملريض ـ ــة بني مرضها والعرج ـ ــاء بني ظلعها‬
‫والكس ـ ــري الىت ال تن ـ ــقى »‪.‬‬
‫رواه أبو داود‬
Hadis-hadis di atas menjelaskan bahwa;
b. Hewan yang tidak layak dijadikan
hewan qurban adalah;
1) Al-‘Auraa, yaitu hewan yang buta salah satu
matanya22
2) Al-Mardhoh, yaitu hewan yang jelas sakitnya
3) Al-‘Arja, yaitu hewan yang jelas pincangnya
4) Al-’Ajfa’ / Al-Kasir, yaitu hewan yang kurus
kering dan kotor.
Bagaimana
kondisi hewan yang sah
untuk udhhiyah ?
Cacat yang terdapat di
dalam hewan qurban terbagi
menjadi tiga macam :
Pertama
Yang menjadikan
Udhhiyyah tidak sah, yaitu :
1). Al-‘Auroo’ : Yang matanya cacat berat, atau buta.
2). Al-Maridh : Yang sakit berat.
3). Al-‘Urjaa’ : Yang jelas pincangnya, termasuk yang
terpotong kakinya.
4). Al-‘Ajfaa’ : Yang sangat kurus, kadang sampai
hilang otaknya. ( terlalu tua, tdk lagi
bersum-sum )
Hal itu berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Al-Barroo’,
bahwa Rosululloh Saw bersabda:

‫ العوراء البني عورها‬:‫« أربعة ال جتزئ يف االضاحي‬


‫واملريضة البني مرضها والعرجاء البني ظلعها والعجفاء اليت ال‬
» ‫تنقي‬
‫رواه النسائى و ابن ماجه و أمحد‬
Artinya:
( Empat hal yang tidak boleh ada pada hewan qurban, yaitu: yang matanya jelas cacat, yang jelas
menderita sakit, yang jelas pincangnya dan yang sangat kurus ) HR. An-Nasai, Ibn Majah dan Ahmad.
Kedua
Yang hukumnya makruh, dan
udhhiyyah-nya tetap sah :
Karena telah dijelaskan oleh Rosul,
empat jenis cacat yang menjadikan
udhhiyyah tidak sah.
Maka cacat yang selain dari yang di atas
maksimal, makruh hukumnya.
1). Yang terpotong kupingnya, atau sebagian
kupingnya.
2). Yang pecah / rusak / patah tanduknya.
‫قال الش ـ ــافعي رمحه اهلل‪:‬‬
‫َلْي يِف الَق ـ ـ ـْرِن َنْق ـ ـ ـٌص َيْع يِن َلْي يِف‬
‫َس‬ ‫َس‬ ‫َو‬
‫َنْق ـ ـ ـِص ِه َأْو َفَق ـ ـ ـِدِه َنْق ـ ـ ـٌص يِف الَّلْح ِم‬
‫( سنن البيهقى الكربى )‬
Ketiga
Yang tidak berpengaruh terhadap
udhhiyyah, karena tidak ada dalil yang
melarangnya:
Meskipun sebenarnya juga mengurangi
kesempurnaan hewan qurbannya, yaitu
diantaranya:
1). Al-Hatmaa’ : Yang tidak ada giginya.
2). Al-Batroo’ : Yang terpotong ekornya.
3). Al-Jad’aa’ : Yang terpotong hidungnya.
4). Al-Khusho : Yang di kebiri.
5). Al-Hamil : Yang sedang hamil.
Kedua
dari segi umur
Adapun syarat minimal umurnya
adalah:
1. Kambing : Satu tahun
2. Sapi : Dua tahun
3. Unta : Lima tahun

• Hal itu berdasarkan sabda Rosululloh Saw:


‫َّل‬ ‫ِه‬ ‫َّل‬ ‫َّل‬ ‫ِه‬
‫َعْن َج اِبٍر َقاَل َقاَل َرُس وُل الَّل َص ى ال ُه َعَلْي َو َس َم ‪:‬‬
‫ِس‬
‫« َال َتْذ ُحَبوا ِإَّال ُم ـ ـ ـَّنًة َّال َأْن َيْع ُس ـ ـ َرـ‬
‫ِإ‬
‫ِن‬ ‫ِم‬
‫َعَلْيُك ْم َفَتْذ ُحَبـ ـ ـوا َج ـ ـ ـَذ َعًة ْن الَّض ـ ـ ـْأ »‬
‫رواه مسلم‬
Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata,
Rasulullah SAW telah bersabda:
Janganlah kalian menyembelih hewan kurban
kecuali Musinnah ( yang telah cukup umur ),
kecuali jika memang sulit bagi kalian untuk
mendapatkannya, maka kalian boleh menyembelih
domba Jadza'ah.”
HR. Muslim
Menurut Abu Hanifah:

“ Kambing Jadz’ah dari jenis Adh-Dho’n :


setengah tahun sudah bisa dijadikan
udhhiyyah.
‫عن أيب هريرة قال‪ :‬مسعت رسـول اهلل صلى اهلل عليه‬
‫وسلم يقول‪:‬‬
‫« نعمت االض ـ ــحية اجل ـ ــذع –مـ ــا له‬
‫ستة أش ـ ــهر عند احلنفية وما له س ـ ــنة يف‬
‫االص ـ ــح عند الش ـ ــافعية‪ -‬من الض ـ ــأن »‬
Artinya:
Dari Abu Huroiroh ra, beliau berkata: Saya
mendengar Rosululloh Saw bersabda:
Sebaik-baik udhhiyyah adalah Al-Jadz’ dari
Adh-Dho’n.
HR. Ahmad dan At-Tirmidzi.
•menurut Abu Hanifah : berumur setengah tahun,
•menurut Asy-Syafi’i : satu tahun dari Adh-Dho’n.
Apakah Jenis
Udhhiyah
Yang Paling Baik ?
1. Jumhur Ulama:
• Yang paling baik adalah:
a.Unta, kemudian
b. Sapi, kemudian
c.Kambing
Dalilnya :
‫َعْن َأىِب ُه َرْيَرَة َأَّن َرُس وَل الَّلِه ‪-‬صلى اهلل عليه وسلم‪َ -‬قاَل ‪:‬‬
‫َق َب َبَد َنًة‬ ‫َّر‬ ‫ا‬‫َمَّن‬‫َأ‬ ‫َك‬‫َف‬ ‫ا‬ ‫َّمُث‬ ‫ِة‬ ‫ا‬ ‫َن‬ ‫ا‬ ‫ُغ‬ ‫ِة‬ ‫ا‬ ‫َت‬ ‫ْغ‬‫ا‬ ‫ِن‬ ‫«‬
‫َم َس َل َيْو َم ُجْلُم َع ْس َل َجْل َب َر َح‬
‫ا ىِف الَّس ا ِة الَّثاِلَثِة‬ ‫ًة‬ ‫َق‬ ‫َّر‬ ‫ا‬‫َمَّن‬‫َأ‬ ‫َك‬‫َف‬ ‫ِة‬ ‫ِن‬ ‫َّثا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِة‬ ‫ا‬ ‫َّس‬ ‫ال‬ ‫ىِف‬ ‫ا‬
‫َع‬ ‫َق َب َب َر َو َمْن َر َح‬ ‫َي‬ ‫َع‬ ‫َو َمْن َر َح‬
‫ا‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫َك‬ ‫ِة‬ ‫ِب‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِة‬ ‫ا‬ ‫ال‬ ‫ىِف‬
‫َفَك َأَمَّنا َقَّرَب َك ْبًش ا َأْقَرَن َو َمْن َراَح َّس َع َّر َع َف َمَّن َقَّرَب َدَج َج ًة‬
‫ِت‬ ‫ا‬ ‫ِإل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َذ‬ ‫ِإ‬‫َف‬ ‫ًة‬ ‫َّر‬ ‫ا‬ ‫َمَّن‬‫َأ‬ ‫َك‬ ‫َف‬ ‫ِة‬ ‫ِم‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ِة‬ ‫ا‬ ‫َّس‬ ‫ال‬ ‫ىِف‬ ‫ا‬
‫َض‬
‫َخ َرَج َم ُم َح َر‬ ‫َض‬ ‫َق َب َبْي‬ ‫َس‬ ‫َخْل‬ ‫َع‬ ‫َو َمْن َر َح‬
‫اْلَم َالِئَك ُة َيْس َتِم ُعوَن الِّذْك َر »‪.‬‬
‫متفق عليه‬
2. Ulama Malikiyah:
• Yang paling baik adalah:
1.Kambing
2.Sapi
3.Unta

• Karena yang paling thayyib adalah kambing, lalu


sapi, lalu unta.
Dalil
Surah Ash-Shaffaat: 107
‫ِظ‬ ‫ِذ‬
﴾ )١٠٧( ‫﴿ َو َفَد ْيَناُه ِب ْبٍح َع ي‬
‫ٍم‬
Artinya:
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar [1].

[1] Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah
melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah
menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar
disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari raya haji.
‫‪• Rosululloh Saw berqurban dengan 2 ekor‬‬
‫‪kambing:‬‬
‫ٍل‬ ‫ِم‬
‫َح َّد َثَنا َح َّج اُج ْبُن ْنَه ا َح َّد َثَنا َّمَهاٌم َعْن َقَتاَدَة‬
‫َّد َنا َأَن ِض الَّل ْن َأَّن الَّن َّلى الَّل َل ِه‬
‫َّيِب َص ُه َع ْي‬ ‫َح َث ٌس َر َي ُه َع ُه‬
‫ِنْي‬ ‫َأ‬ ‫ِنْي‬ ‫َل‬ ‫َأ‬ ‫ِنْي‬ ‫َك‬‫ِب‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫َّل‬
‫َو َس َم َك َن ُيَض ِّح ْبَش ْم َح ْقَرَن َو َيَض ُع‬
‫ِر َل َلى ْف ِتِه ا ْذ ا ِب ِدِه‬
‫ْج ُه َع َص َح َم َو َي ُحَبُه َم َي‬
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal
telah menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah
telah menceritakan kepada kami Anas r.a. bahwa Nabi
Saw pernah berkurban dengan dua ekor domba yang
warna putihnya lebih banyak daripada warna hitamnya
dan bertanduk, beliau meletakkan kaki beliau di atas leher
domba tersebut lalu menyembelihnya dengan tangan
beliau sendiri.“
( HR. Al-Bukhori )
‫ٍك‬‫ِل‬
‫َعْن َأَنِس ْبِن َم ا ‪:‬‬
‫َّل‬ ‫ِه‬ ‫َّل‬ ‫َّل‬ ‫ِه‬
‫َأَّن َرُس وَل الَّل َص ى ال ُه َعَلْي َو َس َم َك اَن ُيَض ِّح ي‬
‫َأ‬
‫َر ْيُتُه‬ ‫ِنْي‬ ‫ِنْي‬ ‫ِنْي‬
‫َك ْبَش َأْم َلَح َأْقَرَن َو ُيَس ِّم ي َو ُيَك ِّبُر َو َلَق ْد‬‫ِب‬
‫ِه‬ ‫ِح‬ ‫ِص‬ ‫ِض‬ ‫ِه‬
‫َيْذ َبُح َي َوا ًعا َقَد َم ُه َعَلى َف ا َم ا ‪.‬‬ ‫ِد‬ ‫ِب‬
‫رواه أبوداود وابن ماجه‬
Artinya:
Dari Anas bin Malik ra. :
Bahwa Rasulullah SAW berkurban dengan dua ekor
kambing kibas belang (hitam putih) dan bertanduk, dan
(ketika menyembelih) beliau membaca basmalah dan
bertakbir. Sungguh aku melihat beliau menyembelih hewan
qurbannya dengan tangannya sendiri sambil meletakkan
kakinya di atas leher kedua hewan qurbannya itu .
( HR. At-Tirmidzi )
Setelah memahami dalil-dalil tersebut,
saya berpendapat:
1.Kalau udhhiyah tidak dengan patungan, maka yang
terbaik adalah Unta, kemudian sapi, kemudian kambing.
2.Tapi kalau unta dan sapi dengan patungan bertujuh,
maka yang lebih banyak dagingnya, adalah yang lebih
baik, karena itu lebih bermanfaat bagi faqir dan miskin.
Ketiga
dari segi jenis kelamin
Tidak ada perbedaan antara
jantan dan betina, semua boleh
untuk udhhiyyah.
Hal itu berdasarkan :
‫عن أيب هريرة قال‪ :‬مسعت رسـ ـ ــول اهلل صلى اهلل عليه‬
‫وسلم يقول ‪:‬‬
‫« نعمت االضحية اجل ــذع ‪ -‬م ــا له ستة‬
‫أش ـ ــهر عند احلنفية وم ـ ــا له س ـ ــنة يف االصـ ــح‬
‫عند الش ـ ــافعية ‪ -‬من الض ـ ــأن »‬
Dari Abu Huroiroh ra, beliau berkata: Saya mendengar
Rosululloh Saw bersabda:
Sebaik-baik udhhiyyah adalah Al-Jadz’ dari Adh-
Dho’n.
HR. Ahmad dan At-Tirmidzi.
•menurut Abu Hanifah : berumur setengah tahun,
•menurut Asy-Syafi’i : satu tahun dari Adh-Dho’n.
_________________________
• Rasul tidak mengkhususkan jenis kelamin, jadi berlaku secara
umum
Ketiga
Jumlah Binatang Qurban
Pertama
Satu udhhiyah cukup untuk satu keluarga:
Apabila seorang muslim berqurban satu kambing,
maka semua ahlu bait ( keluarga ) nya mendapatkan pahala
qurban tersebut.
Demikianlah yang sudah dilakukan sejak zaman Rosul, para
shohabat berqurkan untuk seluruh anggota keluarganya. Mereka
memahaminya sebagai sunnah muakkadah.
Hal itu sesuai dengan riwayat dari Abu Ayyub, berkata:
‫ صلى اهلل عليه‬،‫كان الرج ـ ــل يف عه ــد رس ـ ــول اهلل‬
‫ يض ـ ــحي بالش ـ ــاة عنه وعن أهل بيته فيأكلون‬،‫وسلم‬
.‫ويطع ـ ــمون ح ـ ــىت تباهى الناس فصار كما ترى‬
‫رواه ابن ماجه والرتمذي وصححه‬
Artinya:
Dahulu, kepala keluarga di zaman Rosululloh Saw, berqurban dengan satu
kambing untuk dirinya dan juga keluarganya, mereka makan dan memberi
makan, sehingga mereka berbangga diri seperti yang kalian lihat sekarang .
HR. Ibn Majah dan At-Tirmidzi
Kedua
Seorang muslim yang berqurban boleh membeli hewan
qurbannya dengan cara patungan, dengan syarat, hewannya dari
jenis sapi atau unta.

1. Sapi bisa untuk 7 orang


2. Unta bisa 7 orang atau 10 orang.

Hal itu berdasarkan hadits :


Seorang muslim yang berqurban boleh membeli
hewan qurbannya dengan cara patungan, dengan
syarat, hewannya dari jenis sapi atau unta.

1.Sapi bisa untuk 7 orang


2.Unta bisa 7 orang atau 10 orang.

Hal itu berdasarkan hadits :


:‫فعن جابر قال‬
،‫ صلى اهلل عليه وسلم‬،‫حنرنا مع النيب‬
.‫باحلديبية البدنة عن سبعة والبقرة عن سبعة‬
.‫رواه مسلم وأبو داود والرتمذي‬
Kami menyembelih qurban bersama Rosululloh Saw di
daerah Hudaibiyyah, unta untuk tujuh orang dan sapi untuk tujuh
orang .
: ‫َعِن اْبِن َعَّباٍس َقاَل‬
‫َف‬ ‫ٍر‬ ‫َف‬ ‫ىِف‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫ِه‬‫َّل‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِل‬
‫و‬ ‫َّنا‬ ‫ُك‬
‫َر‬ ‫َض‬ ‫َح‬ ‫َس‬ ‫ُس‬ ‫َر‬ ‫َمَع‬
‫ِع‬
. ‫اَألْض َح ى َفاْش َتَرْك َنا ىِف اْلَبَق َرِة َس ْبَعًة َوىِف اْلَب َعَش َرًة‬
‫ِري‬
‫ صحيح‬:‫ حتقيق األلباىن‬.‫رواه الرتمذى‬
( Dahulu kami bersama Rosululloh ketika bepergian, lalu datanglah hari raya idul
adha, maka kami berpatungan ( membeli untuk udhhiyyah ) untuk sapi, tujuh
orang dan untuk unta sepuluh orang ).
Kelima

Penyembelihan
Hewan Qurban
Ta’rif “Adz-Dzakat”
Penyembelihan / Penikaman
Pertama :
Penyembelihan hewan yang boleh
di makan dan penikaman hewan yang
boleh di makan

• ( Minhaaj Al-Muslim, Abu Bakar Jabir Al-Jazaairi ).


Kedua :
Sesuatu yang menjadikan
hewan darat halal di makan
secara ihtiari.
Ketiga :
( Menurut ulama Hanafiyah )

Jalan yang syar’i agar hewan tetap suci dan


halal untuk di makan kalau dijadikan sebagai
makanan dan halal untuk dimanfaatkan kulit atau
bulunya apabila tidak untuk di makan.
Keempat : ( Menurut ulama Hanabilah ) :
Penyembelihan dan penikaman hewan yang bisa
dikuasai, yang boleh di makan, yang hidup di darat –yang
bukan belalang dan semisalnya- dengan memotong
tenggorokan/ kerongkongan ( jalan makanan dan minuman
di leher ) dan kedua urat lehernya atau melukai hewan yang
tidak dapat di kuasai/pegang apabila tidak dapat di potong
tenggorokan/kerongkongannya.

• ( Shohih Fiqh As-Sunnah, Kamaluddin As-Sayyid Saalim ).


Adz-Dzakat
ada dua macam
Pertama :
“Penyembelihan”
Pemotongan tenggorokan /
kerongkongan dan kedua urat
leher.
Kedua :
“Penikaman”
Menikam unta di libbahnya. Libbah adalah
tempat kalung di leher. Dari tempat tersebut alat
penyembelih masuk ke hati hewan, kemudian mati
dengan cepat.
Dasar dari Adz-Dzakaat adalah menggunakan
cara yang paling mudah dan nyaman untuk hewan.
Pertama
Waktu Menyembelih
Waktu yang ditetapkan untuk
pelaksanaan penyembelihan hewan Qurban
adalah sejak selesai shalat Idul Adha tanggal
10 Dzulhijjah sampai terbenam matahari
pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Hal ini didasarkan pada dalildalil di
bawah ini.
‫ِه‬ ‫۟ا‬ ‫ِف‬ ‫۟ا‬
‫﴿ ِّلَيْش َه ُد و َم َنٰـ َع ُهَلْم َو َيْذُك ُرو ٱْس َم ٱلَّل ِف َأَّياٍۢم‬
‫ َفُك ُلو۟ا‬ ۖ ‫َّم ُلو ٰـٍت َل ا م ِّم ۢن ِهَبي ِة ٱَأْل ٰـِم‬
‫َم ْنَع‬ ‫ْع َم َع ٰى َم َرَزَقُه‬
‫ِق‬ ‫ِئ‬ ‫۟ا‬ ‫ِع‬
﴾ )٢٨( ‫ْنَه ا َوَأْط ُم و ٱْلَبآ َس ٱْلَف َري‬ ‫ِم‬
supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan
atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang
ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬‫َّن‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ٍم‬‫ِع‬ ‫ْط‬ ‫ِن‬ ‫ِرْي‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬
‫َعْن ُج َب ْب ُم َعْن ِّيِب‬
‫َل‬‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬‫ْث‬ ‫ِم‬ ‫َك‬ ‫َذ‬‫َف‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬
‫َر ُه‬
‫َو َقـ ــاَل ‪:‬‬
‫ِق‬ ‫ِر‬ ‫ِم‬
‫« ُك ـ ـ ـُّل َأَّيـ ـ ـا الَّتْش ـ ـ ـ ي َذْبـ ـ ـٌح »‬
Kapan
kita bisa menyembelih
Udhhiyah ?
Para ulama bersepakat bahwa
hewan Qurban tidak boleh disembelih
sebelum terbit fajar di hari idul
qurban, namun setelah itu mereka
berbeda pendapat :
1. Imam Syafi’i, Dawud, dan Ibn Mundzir :

Waktu penyembelihannya di mulai ketika fajar


sudah terbit dan berlalu sekitar pelaksanaan sholat id
dan khuthbahnya.
Apabila penyembelihannya setelah waktu itu,
maka sah, baik imam sudah sholat maupun belum, baik
dia orang dari amshor maupun quro atau bawadi.
2.Imam Abu Hanifah dan ‘Atho’:
Bagi ahlul Quro dan Bawadi, waktunya di
mulai dari terbit fajar yang ke dua.
Dan bagi Ahlul Amshor waktunya setelah
sholat dan khuthbah selesai, jika dilakukan
sebelumnya, maka tidak sah.
3. Imam Malik :

Tidak boleh (sah) menyembelihnya,


kecuali setelah :
a.selesai sholat,
b.Selesai khuthbah dan
c.setelah imam menyembelih.
4. Imam Ahmad :

Tidak sah sebelum sholat, dan sah


setelahnya, meskipum imam belum
menyembelih.
Menurut saya, yang rojih / kuat
adalah :

1. Syarat sahnya : Setelah Sholat.


2. Afdhalnya : Setelah selesai khuthbah
Hal itu sesuai dengan hadits:
: ‫ قال الّنّيب‬:‫ قال‬،‫عن أنس بن مالك‬
‫َذ‬ ، ‫ِه‬ ‫ِس‬ ‫ْف‬ ‫ِل‬ ‫َذ‬ ‫ا‬‫َمَّن‬ ‫ِإ‬‫َف‬ ‫ِة‬‫َال‬ ‫َّص‬ ‫ال‬ ‫َذ‬ «
‫َو َمْن َبَح‬ ‫َبَح َن‬ ‫َمْن َبَح َقْبَل‬
‫ِم‬‫ِل‬ ‫ِة‬
» ‫ َو َأَص ـاَب ُس َّنَة املُـْس ـ َنْي‬،‫َبْع َد الَّصـَال َفَق ْد َّمَت ُنُس ـَك ُه‬
.‫رواه البخـارى و مسلم‬
Dari Anas bin Malik ra, berkata: Rosululloh Saw bersabda: ( Siapa yang
menyembelih sebelum sholat, maka sesungguhnya dia telah menyembelih untuk
dirinya sendiri, dan siapa yang menyembelih setelah sholat, maka telah sempurnalah
nusuk ( ibadah qurban ) nya dan mendapatkan sunnahnya kaum muslimin ).
b. Riwayat dari Al-Barroo’:
:-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫َعِن اْلَبَراِء ْبِن َعاِزٍب َقاَل َقاَل َرُس وُل الَّلِه‬
‫ْن‬ ‫ِج‬ ‫َّمُث‬ ‫ى‬ ‫ِّل‬ ‫ُن‬ ‫ا‬ ‫َذ‬ ‫ا‬ ‫ِم‬ ‫ىِف‬ ‫ِه‬‫ِب‬ ‫ُأ‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫َأ‬
‫َّو‬ ‫َّن‬‫ِإ‬ «
‫َنْر ُع َفَن َح ُر‬ ‫َيْو َه َص‬ ‫َن‬ ‫َد‬ ‫َم َنْب‬
‫َّد‬ ‫ا‬‫َمَّن‬ ‫ِإ‬ ‫ا‬ ‫َّن‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ِل‬
‫َفَم ْن َفَعَل َذ َك َفَق ْد َص َب ُس َت َو َمْن َبَح ُه َو ْحَلٌم َم ُه‬
‫َق‬ ‫َف‬ ‫َذ‬ ‫َن‬
‫ رواه البخارى و مسلم‬.» ‫َش ْى‬ ‫ٍء‬ ‫ىِف‬ ‫ِك‬ ‫ُّن‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِم‬ ‫َل‬ ‫ِه‬‫ِل‬ ‫َأل‬
Dari Al-Barroo’ dari Nabi Saw, beliau bersabda:
‫ْه ْيَس َن ُس‬
( Sesungguhnya yang pertama kita lakukan di hari ( id ) ini adalah sholat,
kemudian pulang lalu menyembelih qurban, maka siapa yang melakukan seperti itu
sudah mendapatkan sunnah kita, dan siapa yang menyembelih sebelumnya maka
merupakan daging yang diperuntukkan keluarganya, dan sama sekali tidak ada
kaitannya dengan qurban ).
Adapun mengenai akhir waktunya,
pendapat yang rojih adalah:
Sampai akhir hari tasyriq, meskipun
yang afdhal, dilakukan pada hari idul
qurbannya.
Kedua
Yang Menyembelih
Orang yang menyembelih hewan qurban
diutamakan shahibul qurban (orang yang
berqurban) sendiri, sebagaimana dilakukan oleh
Rasulullah saw.
Apabila shahibul qurban tidak mampu untuk
menyembelih sendiri hewan qurbannya,
penyembelihan bisa dilakukan (diwakilkan) oleh
orang lain.
‫َعْن َأَنٍس َقاَل ‪:‬‬
‫ِه‬
‫َض َّح ى َرُس وُل الَّل صلى اهلل عليه وسلم‬
‫ِبَك ِنْي َأ َل ِنْي َأ ِنْي َقاَل َأ ْذ ا ِب ِد ِه‬
‫َوَر ْيُتُه َي ُحَبُه َم َي‬ ‫ْبَش ْم َح ْقَرَن‬
‫ِه‬ ‫ِح‬ ‫ِص‬ ‫ِض‬
‫َوَرَأْيُتُه َوا ًعا َقَد َم ُه َعَلى َف ا َم ا َقاَل ‪َ :‬وَّمَسى‬
‫َوَك َّبَر ‪.‬‬
‫رواه مسلم‬
Ketiga
Tata Cara Menyembelih
Hewan Qurban
Adapun cara penyembelihan
hewan qurban harus memenuhi
tata cara penyembelihan dan
syarat-syaratnya, yaitu;
‫‪1. Menggunakan alat penyembelihan yang tajam‬‬

‫ا‬ ‫ْظ‬ ‫ِف‬ ‫ِن‬ ‫ا‬ ‫ِث‬


‫ْن‬ ‫َل‬ ‫ا‬‫َق‬ ‫ٍس‬ ‫َأ‬ ‫ِن‬ ‫ِد‬ ‫ا‬ ‫َّد‬
‫َت َح ُتُه َم َعْن‬ ‫َعْن َش ْب ْو‬
‫َرُس وِل الَّل صلى اهلل عليه وسلم َقاَل ‪:‬‬ ‫ِه‬
‫ٍء‬
‫« ِإَّن الَّلَه َك َتَب اِإل ْح َس اَن َعَلى ُك ِّل َش ْى َف َذا‬
‫ِإ‬
‫ِح‬ ‫َّذ‬ ‫ِس‬ ‫ِإ‬ ‫ِق‬ ‫ِس‬
‫َقَتْلُتْم َفَأْح ُنوا اْل ْتَلَة َو َذا َذْحَبُتْم َفَأْح ُنوا ال ْبَح َو ْلُي َّد‬
‫َأَح ُدُك ْم َش ْف َرَتُه َفْلِرُيْح َذِبيَح َتُه »‪ .‬رواه مسلم‬
‫‪2. Menghadapkan hewan ke arah kiblat‬‬
‫عن جابر بن عبد الَّله ‪-‬رضي الَّله عنهما‪ -‬قال ‪َ :‬ذَبَح النُّيب صلى‬
‫اهلل عليه وسلم َيوَم الذَّبح َك ْبَش ِني َأْقرَنِنْي َأْم َلَح ِني َم وُج وَديِن ‪َ ،‬فلَّم ا َوجَّه َه ما‬
‫ه الذي َفَط الَّس اوات واألر ‪ ،‬لى ِم َّلِة‬ ‫َّج‬ ‫يَّن‬‫إ‬ ‫«‬ ‫‪:‬‬ ‫قال‬
‫َض َع‬ ‫َر َم‬ ‫ْج‬
‫َو ِمَي‬ ‫ْهُت‬ ‫َو‬
‫إْبراِه يَم َح ِنيفا ‪ ،‬وَم ا أنا َن املْش ركني ‪ ،‬إَّن َص َاليت ونُس كي َو ْحَمَياَي َو َمَمايت هلل‬
‫ُه َّم‬‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫‪،‬‬ ‫مني‬‫ِل‬ ‫ا‬ ‫ِم‬ ‫ا‬‫َن‬‫أ‬‫و‬ ‫‪،‬‬ ‫ِم‬
‫ُأ‬ ‫وبذلك‬ ‫‪،‬‬ ‫له‬ ‫ي‬‫ِر‬ ‫ال‬ ‫‪،‬‬ ‫م‬ ‫َل‬ ‫العا‬ ‫َرَّب‬
‫َن ُملْس‬ ‫ْرُت‬ ‫َك‬ ‫َش‬ ‫َني‬
‫َّل‬ ‫َّل‬ ‫ِتِه‬ ‫ٍد‬
‫ِم ْنَك وَلَك ‪ ،‬الَّلُه َّم َعْن َحُمّم ‪ ،‬وُأَّم ‪ ،‬بسم ال ه وال ه أكرب ‪ ،‬مث َذَبَح »‪.‬‬
‫رواه أبو داود وابن ماجه والبيهقى‬
‫قال البيهقى ‪:‬‬
‫قد روينا يف حديث جابر يف تضحية النيب‬
‫صلى اهلل عليه وسلم بكبشني قال ‪ :‬فلما‬
‫وجههما إىل القبلة قال‪ :‬فذكر الدعاء الذي قد‬
‫ذكرناه يف باب الضحايا‬
‫‪3. Setelah menghadapkannya ke arah kiblat, kemudian‬‬
‫;‪berdo’a‬‬

‫« إيَّن َوَّج ْهُت َوْج هَي الذي َفَطَر الَّس َم اوات واألرَض ‪،‬‬
‫ِم‬ ‫ِن‬ ‫ِه‬
‫َعلى إْبرا يَم َح يفا ‪ ،‬وَم ا أنا َن املْش ركني ‪ ،‬إَّن َص َاليت‬ ‫ِة‬‫َّل‬ ‫ِم‬
‫ونُس كي َو ْحَمَياَي َو َمَمايت هلل َرَّب العاَلمَني ‪ ،‬ال َش ِريَك له ‪،‬‬
‫ِم‬ ‫َّل‬ ‫ِل‬ ‫ِم‬
‫وبذلك ُأ ْرُت ‪ ،‬وأَنا َن املُـْس مني ‪ ،‬ال ُه َّم ْنَك وَلَك ‪،‬‬ ‫ِم‬
‫َبَح‬ ‫َذ‬ ‫مث‬ ‫»‪.‬‬ ‫أكرب‬ ‫ه‬‫َّل‬‫ل‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ه‬‫َّل‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫بسم‬ ‫‪،‬‬ ‫‪....‬‬ ‫ُه َعْن‬ ‫َّم‬ ‫َّل‬‫ل‬ ‫ا‬
4. Kemudian menyembelih hewan
qurban
5. Memutus (memotong)
tenggorokan dan dua urat nadi
yang ada di leher
Keenam

Pembagian
Hewan Qurban
Pertama
Penerima daging qurban
‫ِه‬ ‫۟ا‬ ‫ِف‬ ‫۟ا‬
‫﴿ ِّلَيْش َه ُد و َم َنٰـ َع ُهَلْم َو َيْذُك ُرو ٱْس َم ٱلَّل ِف َأَّياٍۢم‬
‫ َفُك ُلو۟ا‬ ۖ ‫َّم ُلو ٰـٍت َل ا م ِّم ۢن ِهَبي ِة ٱَأْل ٰـِم‬
‫َم ْنَع‬ ‫ْع َم َع ٰى َم َرَزَقُه‬
‫ِق‬ ‫ِئ‬ ‫۟ا‬ ‫ِع‬
﴾ )٢٨( ‫ْنَه ا َوَأْط ُم و ٱْلَبآ َس ٱْلَف َري‬ ‫ِم‬
supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan
atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang
ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
‫ِف‬ ‫ِه‬‫َّل‬ ‫ِر‬ ‫ِئ‬
‫﴿ َوٱْلُبْد َن َج َعْلَنٰـَه ا َلُك م ِّم ن َش َعٰٓـ ٱل َلُك ْم يَه ا‬
‫ِإ‬ ‫ِه‬‫َّل‬ ‫۟ا‬
‫ َف َذا َوَجَبْت ُج ُنوُبَه ا‬ ۖ ‫ َفٱْذُك ُرو ٱْس َم ٱل َعَلْيَه ا َص َوآَّف‬ ۖ ‫َخ ْيٌۭر‬
‫ُك‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫ٰـ‬
‫َن‬ ‫َّخ‬ ‫ِل‬ ‌ٰ
‫َذ‬ ‫َك‬  ۚ ‫َّر‬ ‫ْل‬ ‫ٱ‬ ‫ِن‬ ‫ا‬ ‫َق‬‫ْل‬ ‫ٱ‬ ‫۟ا‬
‫و‬ ‫ِع‬‫ْط‬‫َأ‬ ‫ا‬ ‫ِم‬ ‫۟ا‬
‫و‬ ‫ُل‬ ‫ُك‬‫َف‬
‫َس ْر َه ْم‬ ‫َك‬ ‫ْع‬
‫َع َو ُم َت‬ ‫َه َو ُم‬ ‫ْن‬
﴾ (٣٦) ‫َلَعَّلُك ْم َتْش ُك ُروَن‬
Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu
memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu
menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh
(mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang
ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah
menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.
‫َعْن َعْبِد الَّرَمْحِن ْبَن َأىِب َلْيَلى َأْخ َبَرُه َأَّن َعِلَّى ْبَن َأىِب‬
‫ٍب‬
‫َطا َأْخ َبَرُه‪:‬‬ ‫ِل‬
‫َأَّن َنَّىِب الَّل صلى اهلل عليه وسلم َأَم َرُه َأْن َيُقوَم َعَلى‬ ‫ِه‬
‫ِج‬ ‫َّل‬ ‫ِس‬
‫ُبْد َوَأَم َرُه َأْن َيْق َم ُبْد َنُه ُك َه ا ُحُلوَم َه ا َوُج ُلوَدَه ا َو َالَهَلا َوَال‬ ‫ِه‬‫ِن‬
‫ِم‬
‫َزاَرَهِتا ْنَه ا َش ْيًئا‪.‬‬ ‫ِج‬ ‫ىِف‬ ‫ِط‬
‫ُيْع َى‬
‫رواه البخارى‬
‫َعْن َعْبِد الَّرَمْحِن ْبَن َأىِب َلْيَلى َأْخ َبَرُه َأَّن َعِلَّى ْبَن َأىِب‬
‫ٍب‬
‫َطا َأْخ َبَرُه‪:‬‬‫ِل‬
‫َأَّن َنَّىِب الَّل صلى اهلل عليه وسلم َأَم َرُه َأْن َيُقوَم َعَلى‬ ‫ِه‬
‫ْد ِنِه َأ ُه َأْن ْق ِس ْد َنُه ُك َّلَه ا و َه ا ُلوَدَه ا ِج َالَهَلا ىِف‬
‫َو‬ ‫ُحُل َم َوُج‬ ‫ُب َو َم َر َي َم ُب‬
‫ِم‬
‫َزاَرَهِتا ْنَه ا َش ْيًئا‪.‬‬ ‫ِج‬ ‫ىِف‬ ‫ِط‬ ‫َال‬ ‫ِني‬‫ِك‬‫ا‬ ‫ْل‬ ‫ا‬
‫َو ُيْع َى‬ ‫َم َس‬
‫رواه مسلم‬
‫ِر‬ ‫ٍد‬ ‫ِع‬
‫َقاَل ُس َلْيَم اُن ْبُن ُموَس ى َأْخ َبَريِن ُزَبْيٌد َأَّن َأَبا َس ي اُخْلْد َّي َأَتى‬
‫َة‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫َت‬‫َأ‬ ‫َف‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ْأ‬ ‫ْن‬‫َأ‬ ‫َأ‬‫َف‬ ‫ى‬ ‫اَأْل‬ ‫ِد‬‫ي‬ ‫ِد‬‫َق‬ ‫ِم‬ ‫ًة‬ ‫َق‬ ‫َل‬ ‫َأ‬
‫َق َد ْبَن‬ ‫َت‬ ‫َح ىَب َي ُه‬ ‫ْض‬ ‫َد‬
‫ْه ُه َفَوَج ْص َع ْن‬
‫الُّنْع َم اِن َفَأْخ َبَرُه َأَّن الَّنَّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم َقاَم َفَق اَل ‪:‬‬
‫ِإيِّن ُك ْنُت َأ ُتُك َأْن اَل َتْأُك ُلوا اَأْلَض اِح َّي َق َثاَل َثِة َأَّياٍم‬
‫َفْو‬ ‫َم ْر ْم‬
‫ِلَتَس َعُك ْم َو ِإيِّن ُأِح ُّلُه َلُك ْم َفُك ُلوا ِم ْنُه َم ا ِش ْئُتْم َواَل َتِبيُعوا ُحُلوَم اَهْلْد ِي‬
‫ِب‬ ‫ِد‬ ‫ِت‬ ‫ِح‬
‫َواَأْلَض ا ِّي َفُك ُلوا َو َتَص َّد ُقوا َواْس َتْم ُعوا ُجِبُلو َه ا َواَل َت يُعوَه ا ‪.‬‬
‫رواه أمحد‬
Dengan merujuk kepada ayat-ayat dan
hadis tersebut, maka orang yang menerima
qurban dapat dikelompokkan pada empat,
yaitu;
a. Shahibul qurban
b. Orang yang sengsara lagi faqir (QS.al-Hajj:28)
c. Orang yang yang tidak minta-minta (al-Qaani’) maupun
yang minta minta (al-Mu’tar) (QS.al-Hajj:36)
d. Orang-orang miskin (HR Muslim dari Ali)
Kedua
Hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh shahibul qurban
Berdasar ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis
di atas dapat dipahami bahwa hal-hal yang boleh
dilakukan shahibul qurban adalah;
a. Memakan daging qurbannya
b. Membagikan seluruh bagian dari hewan qurban, seperti daging,
kulit dan pakaian hewan qurban (dalam hal ini unta yang memiliki
pelana, sepatu, dan asesoris lainnya)
c. Menyedekahkannya kepada fakir miskin
d. Memberikan kepada orang yang berkecukupan
e. Memanfaatkan kulit hewan qurban
Sedang yang tidak boleh dilakukan
oleh shahibul qurban adalah;
a. Menjual bagian dari hewan qurban baik daging, kulit dan
lainnya
b. Memberikan bagian dari hewan qurban sebagai upah
penyembelihan, tetapi boleh diberi sebagai bagian dari
penerima daging qurban (lihat skema pendistribusian
hewan kurban)
Bolehkah Shahibul Qurban
Makan daging qurbannya
lebih dari 3 hari ???
1. Hadits riwayat dari Ibn ‘Umar r.a.:
‫َّل‬ ‫ِه‬ ‫َّل‬ ‫َّل‬ ‫ِن‬ ‫ِف‬
: ‫َعْن َنا ٍع َعْن اْب ُعَم َرَعْن الَّنِّيِب َص ى ال ُه َعَلْي َو َس َم َقاَل‬
‫« َال ْأُك َأ ُدُك ِم ِم ُأْض ـِح َّيِتِه‬
‫َي ُل َح ْم ْن ْحَل‬
‫ٍم‬ ‫ِة‬
» ‫َفْو َق َثالَث َأَّيا‬
Dari Nafi' dari Ibnu Umar, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,
"Salah seorang dari kalian tidak boleh memakan daging kurbannya lebih
dari tiga hari".
HR. At-Tirmidzi
‫‪2. Setelah itu Rosululloh Saw bersabda :‬‬
‫ِح‬ ‫ِم‬
‫« ُك ْنُت َنَه ْيُتُك ْم َعْن ُحُلو اَألَض ا ِّي َفْو َق‬
‫ِل‬ ‫َّط‬
‫َثَال َيَّت َع ُذو ال ْو َعَلى َمْن َال َطْو َل ُهَل‬‫ِس‬ ‫ِل‬ ‫ٍث‬
‫ِخ‬ ‫ِع‬
‫َفُك ُلوا َم ـا َبَد ا َلُك ـْم َوَأْط ُم ـوا َواَّد ـُروا »‬
‫رواه الرتمذى‬
Dahulu aku melarang kalian memakan daging
kurban lebih dari tiga hari, agar orang yang
mempunyai kemampuan dapat (segera) memberikan
(daging kurban itu) kepada orang yang tidak mampu.
Sekarang, makanlah sesukamu dan beri
makanlah orang lain, serta simpanlah ".
HR. At-Tirmidzi
Bolehkah menjual
Kulit Udhhiyah ?
Dalam hal menjual kulit dari
hewan qurban, para Ulama
berbeda pendapat :
1. Tidak boleh menjualnya.
Ini adalah pendapat Asy-Syafi’i,
dan Ahmad.
Dalil yang mereka jadikan hujjah
adalah, riwayat dari Abu Sa’id, bahwa
Rosululloh Saw bersabda:
‫ِح‬
, ‫ َواَل َتِبْيُعْوا ُحُلْو َم اَهلْد ِى َو اَألَض ا ى‬.... «
‫ِب‬ ‫ِد‬ ‫ِت‬
‫َفُك ُلْوا َو َتَص َّد ُقْوا َو اْس ـَتْم ُعْوا ُجِبـُلْو َه ـا َو َال َت ْيُعْوَه ا‬
» ....
) ‫ ( صحيح فقه الّس ّنة‬.‫ لكّنه ضعيف‬.‫أخرجه أمحد‬
( …Janganlah kamu menjual daging dam ( dalam haji ) dan adha
( qurban ), makanlah, shodaqohkanlah nikmatilah termasuk kulitnya, dan
janganlah kamu menjualnya …) HR. Ahmad.
Menurut sebagian ahli hadits, hadits ini mursal ( dho’if ), jadi tidak dapat dijadikan
dasar hukum
Namun ada riwayat lain:

‫عن أيب هريرة رضي اهلل عنه قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليه‬
: ‫وسلم‬
‫ِح‬ ‫ِتِه‬ ‫ِح‬ ‫ِج‬
» ‫« َمْن َبـاَع ـْلَد ُأْض ـ َي َفَال ُأْض ـ َيَة َلُه‬
‫رواه احلاكم وقال صحيح اإلسناد‬
Dari Abu Hurairah ra. berkata: Rosululloh Saw bersabda:
( Siapa yang menjual kulit udhhiyahnya, maka tidak ada udhhiyyah
baginya )
( HR. Al-Hakim dan berkata: sanadnya shohih )
2. Boleh menjualnya, dan hasil
penjualannya dishodaqohkan.
Ini adalah pendapat Abu
Hanifah.
Adapun hadits tentang larangan menjual
kulitnya dipahami sebagai berikut:
a. Larangan itu hanya ditujukan kepada orang yang
berqurban, bukan yang menerimanya.

b. Bahwa maksud dari pelarangan Rosululloh itu


adalah :
“ Agar uangnya tidak di ambil kembali oleh orang yang
berqurban” atau dengan bahasa lain,
“Rosululloh khawatir uang itu di ambil kembali oleh
orang yang berqurban, sehingga bisa merusak kesempurnaan
qurban itu sendiri”. Wallohu A’lam bish-showaab…….
Bagaimana hukum mencukur
rambut dan memotong kuku
pada bulan dzulhijjah ?
Bagi yang berniat untuk melaksanakan
ibadah qurban, di larang mencukur rambut
dan memotong kukunya, mulai dari masuk
bulan dzulhijjah hingga hari berqurban.
Para ulama berbeda mengenai
hukumnya:
1. Haram.
• Ini adalah pendapat Sa’id bin musayyab, Ahmad, Dawud dan
sebagian ulama’ syafi’iyyah.
2. Makruh.
• Ini adalah pendapat Malik dan Asy-Syafi’i.
3. Mubah
• Tidak makruh Ini adalah pendapat Abu Hanifah.

Hal itu berdasarkan perbedaan pemahaman mereka terhadap


hadits yang diriwayatkan dari Um Salamah ra, bahwa Nabi Saw
bersabda:
:‫حديث أم سلمة أّن الّنّيب قال‬
‫َأ‬ ‫د‬ ‫َأ‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ِة‬‫ـ‬
‫َّج َو َر َد َح ُك ْم ْن‬ ‫ِحل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ِذ‬ ‫ِه‬ ‫َأ‬ ‫ِإ‬
‫« َذ َر ْيُتْم َالَل‬
‫ـ‬ ‫ا‬
‫ِه‬‫ِر‬ ‫ِه‬‫ِر‬ ‫ِس‬
‫ُيَض ـِّح َفْلُيْم ْك َعْن َش ـْع َوَأْظَف ا » رواه مسلم‬
‫َي‬
( Apabila kalian melihat hilal Dzul Hjjah, dan salah seorang
dari kalian berniat ingin berqurban, hendaknya dia tidak memotong
rambut dan kukunya). HR. Muslim

Menurut penulis hukumnya makruh, tidak sampai haram. Karena ada


keterangan dari riwayat yang lainnya:
‫َّد َنا َعْبُد الَّلِه ْب و َف َّد َنا الَّلْيُث َّد َنا اْب ِش اٍب‬
‫َح َث ُن َه‬ ‫ُن ُي ُس َح َث‬ ‫َح َث‬
‫َّل‬ ‫ِض‬ ‫ِئ‬ ‫َّن‬ ‫ِن‬ ‫ِد‬
‫َعْن ُعْرَوَة َو َعْن َعْم َرَة ِبْنِت َعْب الَّرَمْح َأ َعا َش َة َر َي ال ُه َعْنَه ا‬
‫َقاَلْت ‪:‬‬
‫َك اَن وُل الَّلِه َّلى الَّل َل ِه َّل ِدي ِم‬
‫ْن‬ ‫َص ُه َع ْي َو َس َم ُيْه‬ ‫َرُس‬
‫اْل ِديَنِة َفَأْفِت َقَالِئَد ْد ِيِه َّمُث َال َتِن َش ا َّمِما َتِن‬
‫ْجَي ُب ْيًئ ْجَي ُبُه‬ ‫َه‬ ‫ُل‬ ‫َم‬
‫اْلُم ْح ِرُم ( رواه البخارى )‬
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf
telah menceritakan kepada kami Al Laits telah menceritakan
kepada kami Ibnu Syihab dari 'Urwah dan dari 'Amrah binti
'Abdurrahman bahwa 'Aisyah r.a. berkata;
"Adalah Rasulullah Saw membawa hewan qurbannya
dari Madinah lalu aku mengikatkan kalung pada hewan
qurban Beliau maka Beliau tidak menjauhi sesuatu apa-apa
yang harus dijauhi oleh orang yang berihram".
( HR. Al-Bukhori )
‫‪Juga riwayat berikut ini:‬‬

‫َح َّد َثَنا َعْبُد الَّلِه ْبُن ُيوُس َف َأْخ َبَرَنا َم اِلٌك َعْن َعْبِد الَّلِه ْبِن َأيِب‬
‫ِد‬ ‫ِت‬ ‫ِب‬ ‫ٍم‬
‫َبْك ِر ْبِن َعْم ِرو ْبِن َح ْز َعْن َعْم َرَة ْن َعْب الَّرَمْحِن َأَّنَه ا َأْخ َبَرْتُه َأَّن‬
‫ِز ا َأيِب ْف اَن َك َت ِإىَل اِئَش َة ِض الَّل ا ِإَّن َد الَّلِه‬
‫َي َد ْبَن ُس َي َب َع َر َي ُه َعْنَه َعْب‬
‫ا‬ ‫ِه‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫ْد‬ ‫ى‬ ‫َد‬ ‫َأ‬ ‫َل‬‫ا‬‫َق‬ ‫ا‬ ‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِض‬ ‫ٍس‬ ‫ا‬‫َّب‬
‫َع‬
‫َه ًي َح ُرَم ْي َم ْحَيُرُم‬ ‫ْه‬ ‫َمْن‬ ‫َم‬ ‫ُه‬‫ْن‬ ‫َع‬ ‫ُه‬ ‫ْبَن َع َر َي‬
‫َعَلى اَحْلاِّج َح ىَّت ُيْنَح َر َه ْد ُيُه ‪َ .‬قاَلْت َعْم َرُة‪:‬‬
‫َفَق اَلْت َعاِئَش ُة َرِض َي الَّلُه َعْنَه ا‪:‬‬
‫َل َك ا َقاَل ا َّباٍس َأَنا ْل َقاَل ِئَد ْد ِي وِل الَّلِه‬
‫َه َرُس‬ ‫َفَت ُت‬ ‫ْبُن َع‬ ‫ْيَس َم‬
‫َّلى الَّل َل ِه َّل ِب َد َّي َّمُث َّلَد ا وُل الَّلِه َّلى الَّل َل ِه‬
‫َص ُه َع ْي‬ ‫َق َه َرُس‬ ‫َص ُه َع ْي َو َس َم َي‬
‫ِه‬ ‫ِل‬ ‫ِه‬
‫َو َس َّلَم ِبَيَد ْي َّمُث َبَعَث َهِبا َمَع َأ َفَلْم ْحَيُرْم َعَلى َرُس و ال َص ى‬
‫َّل‬ ‫َّل‬ ‫يِب‬
‫ِحُن‬ ‫َّل‬ ‫َّل‬ ‫َّل‬ ‫ِه‬
‫الَّلُه َعَلْي َو َس َم َش ْي ٌء َأَح ُه ال ُه َلُه َح ىَّت َر اَهْلْد ُي ‪.‬‬
‫( رواه البخارى)‬
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah
mengabarkan kepada kami Malik dari 'Abdullah bin Abu Bakar
bin 'Amru bin Hazm dari 'Amrah binti 'Abdurrahman bahwasanya
dia mengabarkan bahwa Ziyad bin Abu Sufyan menulis surat
kepada 'Aisyah r.a. bahwa 'Abdullah bin 'Abbas r.a. Berkata :
"Barangsiapa yang membawa hewan qurban maka haram
baginya sebagaimana diharamkan terhadap orang yang berhajji
hingga dia menyembelih hewan qurbannya". 'Amrah berkata;
Maka dia ('Aisyah radliallahu 'anha) berkata :
"Bukan begitu halnya sebagaimana yang dikatakan
Ibnu 'Abbas r.a. Sungguh aku telah mengikatkan kalung
(sebagai tanda) pada hewan qurban Rasulullah Saw
dengan tanganku sendiri lalu Rasulullah Saw
mengikatnya dengan tangan Beliau lalu mengirimnya
bersama bapakku. Dan tidak menjadi diharamkan bagi
Rasulullah Saw sesuatu yang Allah halalkan hingga
hewan qurbannya disembelih".
HR. Al-Bukhori
Yang di larang
cukur rambut dan potong kuku ...
Orang yang berqurban ?
atau
hewan udhhiyahnya ?
:‫حديث أم سلمة أّن الّنّيب قال‬
‫َأ‬ ‫د‬ ‫َأ‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ِة‬‫ـ‬
‫َّج َو َر َد َح ُك ْم ْن‬ ‫ِحل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ِذ‬ ‫ِه‬ ‫َأ‬ ‫ِإ‬
‫« َذ َر ْيُتْم َالَل‬
‫ـ‬ ‫ا‬
‫ِه‬
‫ِر‬ ‫ِه‬‫ِر‬ ‫ِس‬
» ‫ُيَض ـِّح َفْلُيْم ْك َعْن َش ـْع َوَأْظَف ا‬
‫َي‬
‫رواه مسلم‬
( Apabila kalian melihat hilal Dzul Hjjah, dan salah seorang
dari kalian berniat ingin berqurban, hendaknya dia tidak memotong
rambut dan kukunya). HR. Muslim
Catatan :
1. Dilihat dari dhamirnya ( mudzakkar )
2. Secara logika, siapa yang pernah memotong
rambut dan kuku sapi atau kambingnya
3. Hikmahnya : seperti yang berihram, yang di
larang bercukur dan memotong kuku
Kesimpulan :
1. Umat Islam yang berniat menyembelih udhhiyah ( hewan
Qurban ), makruh hukumnya bercukur dan memotong kuku.
2. Umat Islam yang tidak ber-qurban, tidak ada larangan
mencukur dan memotong kuku
3. Larangan tersebut untuk orang yang ber-qurban, bukan
untuk hewan qurbannya
4. Waktu larangannya di mulai dari masuk bulan dzulhijjah,
sampai menyembelih qurban.
Ketujuh

Beberapa Permasalahan
Seputar Qurban
Bagaimana cara
mendistribusikan
Udhhiyah ?
Seorang muslim yang berqurban
disunnahkan :
1. untuk mengambil bagian dari daging qurban,
untuk di makan bersama keluarganya,
2. menghadiahkannya kepada saudara, teman
atau kerabatnya, dan
3. menshodaqohkannya untuk fakir miskin.
Allah Swt berfirman:

‫﴿ ِل ْش ـ ُد وا َناِف ـ ُهَل ْذُك ـ ـ ـ وا اْس ـ ـ ـ الَّلِه يِف َأَّياٍم‬


‫َم‬ ‫َي َه َم َع ْم َو َي ُر‬
‫ِم‬ ‫ِة‬ ‫ِهَب‬ ‫ِم‬ ‫ٍت‬
‫َم ْع ُلوَم ـ ــا َعَلى َم ا َرَزَقُه ْم ْن ْيَم األْنَع ـ ـ ـا َفُك ُلوا‬
‫ِق‬ ‫ِئ‬ ‫ِع‬
‫) ﴾ سورة احلج‬٢٨( ‫ْنَه ا َوَأْط ُم ـوا اْلَبا َس اْلَف ْيـَر‬ ‫ِم‬
Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka
menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan
kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan
(sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
• Rosululloh bersabda:
‫ِخ‬ ‫ِع‬
» ‫« ُك ـ ـ ـُلْوا َوَأْط ـ ـ ـُم ْوا َواَّد ـ ـ ـُرْو ا‬
‫متفق عليه‬
Artinya:
( Makanlah, berilah makan -kepada orang lain yang
membutuhkan- dan simpanlah ). Muttafaqun ‘Alaih
Sebaiknya, seorang muslim berqurban di
daerahnya masing-masing, karena tetangganya yang
lebih dekat, lebih berhak untuk menerima
shodaqohnya.
Namun apabila di daerahnya cukup maju dan
daging qurbannya cukup banyak atau bahkan
berlimpah, setelah pembagian qurban untuk
daerahnya diyakini sudah cukup, maka boleh juga
disalurkan ke daerah lain yang lebih membutuhkan.
‫عن عائشة رضي اهلل عنها ‪َ ،‬قاَلْت ‪ُ :‬قْلُت ‪َ :‬يا‬
‫ِد‬
‫َرُس ْو َل اهلل ‪ ،‬إَّن يِل َج اَرْيِن ‪َ ،‬فِإىَل َأِّيِه َم ا ُأْه ي ؟‬
‫َقاَل ‪:‬‬
‫ِك‬ ‫ِم‬ ‫ِهِب‬
‫« ِإىَل َأْقَر َم ا ْن َبابًا »‬
‫رواه البخاري ‪.‬‬
Bolehkah memberi upah
dari Udhhiyah ?
Orang yang berqurban dilarang
untuk memberi upah dari hewan
qurban tersebut, hal itu bisa
dipahami dari riwayat shohabat Ali
Bin Abi Tholib ra. berikut ini :
Riwayat
Hadits Pertama
‫ٍب‬‫ِل‬ ‫يِب‬ ‫ِن‬ ‫ِل‬
‫َعْن َع ِّي ْب َأ َطا ‪:‬‬
‫َأَّن َنَّىِب الَّل ‪-‬صلى اهلل عليه وسلم‪َ -‬أَم َرُه َأْن َيُقوَم َعَلى‬ ‫ِه‬
‫ْد ِنِه َأَم ُه َأْن ْق ِس ْد َنُه ُك َّلَه ا ُحُلوَم َه ا ُج ُلوَدَه ا ِج َالَهَلا ىِف‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫ُب َو َر َي َم ُب‬
‫ِم‬
‫َزاَرَهِتا ْنَه ا َش ْيًئا‪.‬‬ ‫ِج‬ ‫ىِف‬ ‫ِط‬ ‫َال‬ ‫ِني‬‫ِك‬‫ا‬ ‫ْل‬ ‫ا‬
‫َى‬ ‫ْع‬
‫ُي‬ ‫َو‬ ‫َس‬ ‫َم‬
‫رواه البخارى و مسلم‬
Dari Ali Bin Abi Tholib ra. Bahwa Nabi Saw
menugaskannya untuk mengurus qurban beliau dan
membagi-bagikan dagingnya, kulitnya, dan bagian-
bagian lainnya kepada orang-orang miskin dan dia
tidak boleh memberi apapun dari hewan qurban
itu kepada penyembelihnya.
HR. Bukhori dan Muslim
Riwayat
Hadits Kedua
‫ِل‬
‫َعْن َع ٍّى َقاَل ‪:‬‬
‫و‬ ‫ُق‬‫َأ‬ ‫ْن‬ ‫َأ‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫ِه‬‫َّل‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫ُل‬‫و‬ ‫ىِن‬ ‫َأ‬
‫َم‬ ‫َم َر َرُس‬
‫ِت‬‫َّل‬ ‫ِج‬ ‫ِد‬ ‫ِم‬ ‫ِب‬ ‫ِه‬‫ِن‬
‫َعَلى ُبْد َوَأْن َأَتَص َّد َق َلْح َه ا َوُج ُلو َه ا َوَأ َه ا َوَأْن‬
‫ِد‬ ‫ِع‬ ‫ِم‬ ‫ِه‬ ‫ِط‬ ‫ِم‬
‫َال ُأْع َى اَجْلَّزاَر ْنَه ا‪َ .‬قاَل ‪ْ « :‬حَنُن ُنْع ي ْن ْن َنا »‪.‬‬ ‫ِط‬
‫رواه البخارى و مسلم‬
Artinya:
Dari Ali r.a., beliau berkata:
Rosululloh SAW memerintahku untuk mengurus
qurbannya dan ( memerintahku ) untuk menshodaqohkan
dagingnya, kulit-kulitnya, dan bagian-bagian lainnya, serta
( memerintahku ) untuk tidak memberi penyembelihnya
darinya ( hewan qurban ).
( Ali ra ) berkata: Kami ( yang berqurban ) memberinya
( penyembelih ) dari ( harta ) kami.
H.R. Bukhori dan Muslim.
Wassalaam …..

Anda mungkin juga menyukai