Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َفَتْسَتِح ُّلوا َم َح اِرَم ِهَّللا ِبَأْدَنى الِح َيِل، َال َتْر َتِكُبوا َم ا اْر َتَك َبِت الَيُهْو ُد
“Janganlah kalian melakukan apa yang pernah diperbuat oleh orang-orang Yahudi, sehingga kalian
melanggar hal-hal yang diharamkan Allah dengan melakukan sedikit pengelabuan (akal-akalan).” (HR.
Ibnu Batthoh dalam Al-Hiyal, 112. Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid).
KAIDAH PENTING TENTANG JUAL BELI HARAM
A. Jika hewannya haram dimakan, haram pula diperdagangkan.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِإَّن َهَّللا َتَع اَلى ِإَذ ا َح َّر َم َشْيًئا َح َّر َم َثَم َنُه
“Sesungguhnya jika Allah Ta’ala mengharamkan sesuatu, maka Allah mengharamkan upah (hasil jual
belinya).” (HR. Ad Daruquthni, 3:7; Ibnu Hibban, 11:312. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa
sanad hadits ini sahih).
Dalam lafazh musnad Imam Ahmad disebutkan,
َح َّر َم َثَم َنُه، َو ِإَّن َهَّللا َع َّز َو َج َّل ِإَذ ا َح َّر َم َأْك َل َش ْي ٍء
“Sesungguhnya jika Allah ‘azza wa jalla mengharamkan memakan sesuatu, maka Allah pun melarang
upah (hasil penjualannya).” (HR. Ahmad, 1:293. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad
hadits ini sahih).
1. Jual-Beli Kucing
hadits berikut:
أن النبي صلى هللا عليه و سلم نهى عن بيع الهر
“Bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang penjualan kucing.” (Riwayat Muslim)
Pada hadits lain dinyatakan:
. زجر النبي عن ذلك: جابرا عن ثمن الكلب والسنور؟ قال:عن أبي الزبير قال سألت
رواه مسلم
“Abu Az Zubair, menuturkan: saya pernah bertanya kepada sahabat Jabir tentang hasil penjualan
anjing dan kucing? Ia menjawab: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela hal itu.” (Riwayat
Muslim)
Perlu diketahui bahwa ulama’ telah menegaskan bahwa tokek adalah satu spesies
dengan cicak, dengan demikian hukumnyapun sama.
Nabi shallallaahu alaihi wa sallam secara khusus telah memerintahkan kita untuk
membunuhnya acap kali kita melihatnya.
َم ْن َقَتَل َو َز ًغ ا ِفى َأَّو ِل َض ْر َبٍة ُك ِتَبْت َلُه ِم اَئُة َح َس َنٍة َو ِفى الَّثاِنَيِة ُد وَن َذ ِلَك َو ِفى الَّثاِلَثِة
ُد وَن َذ ِلَك رواه مسلم
“Barang siapa yang membunuh cicak dengan sekali pukul, maka ia mendapatkan pahala seratus
kebaikan, dan bila ia membunuhnya pada pukulan kedua, maka ia mendapatkan pahala kurang
dari itu, dan bila pada pukulan ketiga, maka ia mendapatkan pahala kurang dari itu.” (Riwayat
Muslim)
Pada beberapa riwayat lain, dijelaskan hikmah disyari’atkannya kita membunuh cicak:
َك اَن َيْنُفُخ َع َلى ِإْبَر اِهيَم َع َلْيِه الَّس َالُم
“Dahulu cicak itu meniup-niup (api agar semakin berkobar membakar-pen) nabi Ibrahim
‘alaihissalam.” (Riwayat Bukhari)
3. Jual beli ayam tiren untuk pakan lele
(( )) إَّن اَهلل وَرُس وَلُه حَّر َم َبيَع الَخ ْم ِر َو الَم يَتِة والِخ ْنِز يِر َو اَألْصَناِم
4. Tas, Dompet, Sabuk, Jaket, Sepatu dari kulit Ular atau Buaya
َهْل َتْع َلُم َأَّن َر ُسْو َل ِهللا ﷺ َنَهى َع ْن ُلُبْو ِس ُج ُلْو ِد الِّس َباِع َو الُّر ُك ْو ِب:َأْنَشُد َك ِباِهلل
Al-Miqdam pernah mendatangi Mu’awiyah lantas berkata padanya,
Pertama, kulit yang suci, baik disamak maupun tidak disamak. Ini adalah jenis kulit
hewan yang halal dimakan dan telah disembelih.
Kedua, kulit hewan yang tidak bisa menjadi suci, baik setelah disamak ataupun sebelum
disamak, hukumnya tetap najis. Ini adalah jenis kulit hewan yang tidak halal dimakan,
seperti babi.
Ketiga, kulit hewan yang bisa suci setelah disamak dan tidak bisa menjadi suci, jika
belum disamak. Ini adalah kulit hewan yang boleh dimakan, tapi mati tanpa disembelih
(bangkai). Seperti bangkai kambing, dll.
(Liqa’at Bab Al-Maftuh, volume 52, no. 8)
Sementara mayoritas ulama berpendapat bahwa ular, buaya, harimau adalah haram
dimakan.
Imam Nawawi mengatakan,
“Madzhab para ulama tentang hewan melata, seperti ular, kala, kumbang, kecoa, tikus,
dan semacamnya, pendapat kami (madzhab syafi’iyah) adalah haram. Ini merupakan
pendapat Abu hanifah, Ahmad, dan Daud adz-Dzahiri. (Al-Majmu’, 9/16)
5. Jual-beli Kotoran Hewan
Setiap hewan yang halal dimakan, maka kotorannya tidak najis
Setiap hewan yang haram dimakan, maka kotorannya Najis
Contoh: pupuk kendang
Ada hadits dari Anas, ketika segerombolan orang datang dari ‘Ukel atau dari ‘Uraynah, disebutkan dalam
hadits,
َو َأْن َيْش َر ُبوا ِم ْن َأْبَو اِلَها َو َأْلَباِنَها، َفَأَم َر ُهُم الَّنِبُّى – صلى هللا عليه وسلم – ِبِلَقاٍح
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh mereka untuk meminum kencing dan susu dari unta perah.”
(HR. Bukhari, no. 233)
َع ْن َأْك ِل اْلَج َّالَلِة َو َأْلَباِنَها-صلى هللا عليه وسلم- َنَهى َر ُسوُل ِهَّللا.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari mengkonsumsi hewan jalalah dan susu yang
dihasilkan darinya.” (HR. Abu Daud, no. 3785 dan Tirmidzi, no. 1824. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa
hadits ini sahih).
6. Jual-beli Hamster
Para ulama menegaskan bahwa hukum tikus di atas berlaku untuk semua jenis tikus.
Ibnu hajar mengatakan, ‘Tikus ada berbagai macam, seperti al-juradz (rat), al-
khuld (tikus gurun), tikus unta, tikus ikan, … dan semua hukumnya sama, haram dimakan
dan boleh dibunuh.’ (Fathul Bari, 4:39)