عن جابر أن عمر قام إلى النبي صلى هللا عليه وسلم فقبل يده
اذهب بنا إلى هذا النبي صلى هللا:عن صفوان بن عسال أن يهوديا قال لصاحبه
نشهد أنك نبي هللا صلى هللا عليه وسلم: فقبال يديه ورجليه وقاال:قال. عليه وسلم
قمنا إلى النبي صلى هللا عليه وسلم فقبلنا يده:عن أسامة بن شريك قال
Kedua:
Mencium tangan orang karena kekayaan atau karena
memiliki kekuasaan tidaklah dibolehkan. Ibnu Hajar
dalam Fath Al-Bari menukil perkataan Imam Nawawi,
Ketiga,
Adapun jika maksudnya adalah tabarruk (ngalap
berkah) dengan orang saleh atau selain mereka, di mana
tidak ada dalil yang mendukung hal tersebut, seperti itu
tidaklah disyariatkan.
Syarat dan Batas Bolehnya Mencium Tangan
Namun para Imam ada yang memberikan syarat-syarat agar
mencium tangan tetap dalam koridor yang dibolehkan,
syeikh Al-AlBani rahiamhullah menuliskan di dalam Silisalah
Ahadistu Shahihah beberapa syarat dalam mencium tangan
kepada seorang alim,
1. Tidak dijadikan kebiasaan, yakni tidak menjadikan si alim
tersebut terbiasa menjulurkan tangannya kepada para
murid dan tidaklah murid untuk mencari berkahnya, ini
karena Nabi jarang tangannya dicium oleh para sahabat,
maka ini tidak bisa dijadikan sebuah perbuatan yang
dilakukan terus menerus sebagaimana yang kita ketahui
dalam Qawaidul Fiqhiyah
2. Tidak menjadikan seorang alim sombong, dan melihat
dirinya hebat.
3. Tidak menjadikan sunnah yang lain ditinggalkan, seperti
hanya bersalaman, karena hanya bersalaman tanpa
cium tangan merupakan perintah Rasul.