Anda di halaman 1dari 3

Hadits Berkaitan dengan Masalah Cium Tangan

‫عن جابر أن عمر قام إلى النبي صلى هللا عليه وسلم فقبل يده‬

“Dari Jabir Radhiallahu anhu, bahwa Umar bergegas menuju


Rasulullah lalu mencium tangannya” (HR. Ahmad dan Ibnul
Muqri dalam Taqbilu Al-Yad, Ibnu Hajar mengatakan,
sanadnya Jayyid [1/18]).

‫ اذهب بنا إلى هذا النبي صلى هللا‬:‫عن صفوان بن عسال أن يهوديا قال لصاحبه‬
‫ نشهد أنك نبي هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫ فقبال يديه ورجليه وقاال‬:‫قال‬. ‫عليه وسلم‬

“Dari Sofwan bin Assal, bahwa ada dua orang yahudi


bertanya kepada Rasulullah (tentang tujuh ayat yang
pernah diturunkan kepada Musa Alaihi Salam), setelah
dijawab mereka menicum tangan dan kaki Rasulullah lalu
mereka berkata, kami bersaksi bahwa engkau adalah nabi”
(HR. Tirmdizi, beliau berkata, Hasan Shahih, Al-Hafidz Ibnu
Hajar mengatakan di dalam At-Talkhis sanadnya kuat 240/5).

‫ قمنا إلى النبي صلى هللا عليه وسلم فقبلنا يده‬:‫عن أسامة بن شريك قال‬

“Dari Usamah bin Syarik, kami bertemu Rasulullah lalu kami


mencium tangannya” (HR. Ibnul Muqri dalam Taqbilul Yad,
berkata Ibnu Hajar dalam Al-Fath sanad nya kuat).
Pertama:
Mencium tangan itu berkisar antara hukum boleh atau
mustahab (dianjurkan). Jika yang dicium tangannya adalah
seorang ahli ilmu, orang saleh, ataukah orang yang mulia,
dan karena pertimbangan agama lainnya, seperti itu
dianjurkan (disunnahkan).

Kedua:
Mencium tangan orang karena kekayaan atau karena
memiliki kekuasaan tidaklah dibolehkan. Ibnu Hajar
dalam Fath Al-Bari menukil perkataan Imam Nawawi,

‫ أو نحو ذلك من‬،‫تقبيل يد الرجل لزهده وصالحه أو علمه أو شرفه أو صيانته‬


،‫ فإن كان لغناه أو شوكته أو جاهه عند أهل الدنيا‬،‫األمور الدينية ال يكره بل يستحب‬
‫فمكروه شديد الكراهة‬

“Mencium tangan orang saleh karena kezuhudan, kesalehan,


keilmuan, jasanya, atau karena latar belakang agama lainnya
tidaklah makruh, bahkan disunnahkan (dianjurkan). Namun,
jika karena kekayaan, kekuasaan, kedudukan, dan alasan
duniawi lainnya, hal tersebut dilarang keras.”

Ketiga,
Adapun jika maksudnya adalah tabarruk (ngalap
berkah) dengan orang saleh atau selain mereka, di mana
tidak ada dalil yang mendukung hal tersebut, seperti itu
tidaklah disyariatkan.
Syarat dan Batas Bolehnya Mencium Tangan
Namun para Imam ada yang memberikan syarat-syarat agar
mencium tangan tetap dalam koridor yang dibolehkan,
syeikh Al-AlBani rahiamhullah menuliskan di dalam Silisalah
Ahadistu Shahihah beberapa syarat dalam mencium tangan
kepada seorang alim,
1. Tidak dijadikan kebiasaan, yakni tidak menjadikan si alim
tersebut terbiasa menjulurkan tangannya kepada para
murid dan tidaklah murid untuk mencari berkahnya, ini
karena Nabi jarang tangannya dicium oleh para sahabat,
maka ini tidak bisa dijadikan sebuah perbuatan yang
dilakukan terus menerus sebagaimana yang kita ketahui
dalam Qawaidul Fiqhiyah
2. Tidak menjadikan seorang alim sombong, dan melihat
dirinya hebat.
3. Tidak menjadikan sunnah yang lain ditinggalkan, seperti
hanya bersalaman, karena hanya bersalaman tanpa
cium tangan merupakan perintah Rasul.

Anda mungkin juga menyukai