Anda di halaman 1dari 22

Abstrak

Islam adalah agama yang selalu memberikan kemudahan kepada umatnya, termasuk dalam
hal beribadah. Meski demikian, diperlukan ilmu yang mumpuni agar seseorang dapat
beribadah dengan benar sesuai ajaran Islam. Ilmu yang mempelajari terkait hal ini dinamakan

Fiqih merupakan suatu


fiqih ibadah.

ilmu yang hadir


disebabkan rahmat Allah
swt. dan kesungguhan para
imam mazhab. Fiqih telah
menjadi salah satu sumber
penetapan syari’at. Upaya
untuk menjaga berbagai
macam sumber syari’at
yang terdapat dalam
Alqur’an
dan hadis dengan berbagai
macam perkembangan dan
perubahan yang sedang terjadi.
Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi hukum halal
haram, demi menggapai
kemaslahatan bagi umat
manusia dan memenuhi
kebutuhan mereka sepanjang
zaman
Fiqih merupakan suatu
ilmu yang hadir
disebabkan rahmat Allah
swt. dan kesungguhan para
imam mazhab. Fiqih telah
menjadi salah satu sumber
penetapan syari’at. Upaya
untuk menjaga berbagai
macam sumber syari’at
yang terdapat dalam
Alqur’an
dan hadis dengan berbagai
macam perkembangan dan
perubahan yang sedang terjadi.
Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi hukum halal
haram, demi menggapai
kemaslahatan bagi umat
manusia dan memenuhi
kebutuhan mereka sepanjang
zaman kajian ini membahas tentang fiqih ibadah yang secara khusus menjelaskan tentang syahadat,thaharah
dan shalat.syarat seseorang untuk masuk islam adalah dengan membaca syahadat syahadat ibarat ruh sedangkan
islam sendiri sebagai jasadnya, Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada
pula islma dalam kehidupan manusia. Sebagai seorang muslim yang taat terdapat amalan yang hukumnya wajib
untuk di kerjakan salah satunya adalah shalat, Shalat tidak akan bernilai apa-apa disisi Allah Swt., kecuali bila
bentuk lahiriyah dan hakikat batiniyahnya dijalankan secara seimbang. Bentuk lahiriyah shalat berwujud rukun-
rukun shalat dan tata cara yang bersifat lahiriyah. Sedangkan hakikat batiniyahnya adalah dengan menghadirkan
Allah Swt.sebelum mengerjakan shalat hendaknya seseorang harus bersuci dari hadas kecil maupun hadas besar
oleh karena itu kita sebagai muslim harus dan wajib mengatahui cara-cara bersuci karna bersuci adalah
dasaribadah bagi ummat islam, dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari hal- hal yang kotor
sehingga sebelum memulai aktifitas kita menghadap tuhan atau beribadah haruslah dimulai dengan
bersuci baik.

Dengan adanya tugas ini diharapkan bisa membimbing umat muslim untuk lebih memahami
lagi tentang fiqih terkhusus tentang syahadat,shalat,dan thaharah,dan bisa mengetahui tentang tata
cara beribadah yang baik

Kata Kunci:fiqih ibadah,syahadah,shalat,thaharah,

A. Pendahuluan

ْ berasal dari bahasa Arab yang berarti


Menurut etimologi, kata fiqih ( ‫)الفق ِه‬
pemahaman atau pengetahuan, baik itu secara mendalam maupun dangkal. Smentara itu,
secara istilah, fiqih mengacu kepada ilmu yang membahas masalah-masalah hukum Islam
yang praktis.
Ada pun menurut para ahli fiqh (fuqaha), fiqih adalah mengetahui hukum-hukum
syara' yang menjadi sifat bagi perbuatan para hamba (mukallaf), yaitu wajib, sunnah, haram,
makruh dan mubah.1

Imam Syafii memberikan definisi yang komprehensif mengenai definisi fiqih,


seperti dikutip dari buku Fiqih Ibadah oleh Yulita Futria Ningsih, “Fiqih adalah
pengetahuan tentang hukum syarak yang berhubungan dengan amal perbuatan, yang digali
dari dalil yang terperinci.”2

Sementara itu, definisi ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ibadah juga bisa dimaknai sebagai ketundukan atau penghambaan diri kepada Allah SWT,
Tuhan yang Maha Esa. Bentuk ibadah di antaranya meliputi semua bentuk perbuatan manusia
di dunia, yang dilakukan dengan niat mengabdi dan menghamba hanya kepada Allah SWT.
Maka dari itu, semua tindakan orang mukmin yang dilandasi dengan niat yang tulus untuk
mencapai ridha Allah SWT dipandang sebagai ibadah. Beberapa contoh yang disebut sebagai
ibadah adalah salat, haji, zakat, dan masih banyak lagi.

Berdasarkan pengertian fiqih dan ibadah di atas, maka cakupan fiqih ibadah meliputi
hukum syariat yang menyangkut seluruh aktivitas seorang hamba yang dilakukan karena
mengharap keridhaan Allah SWT. Aktivitas tersebut tidak terbatas hanya yang berkaitan
dengan kegiatan yang menghubungkan seorang hamba dengan Allah SWT, akan tetapi juga
meliputi semua kegiatan yang dilakukan seorang hamba dalam hubungannya dengan sesama
manusia.

Maka dari itu ada beberapa materi yang mencakup tentang fiqih ibadah yang aka kami
bahas ada 3 diantaranya : syahadah, thaharah, dan shalat. Dan ini merupakan materi yang
sangat penting sekali dan perlu dipahami bagi kita sebagai hamba untuk mendekatkan diri
kita kepada Allah Swt.

B. Pembahasan

1
Menurut Hatib Rachmawan,S.PD.,S.TH.i
2
Dikutip dari buku fiqih ibadah oleh Yunita Ningsih
Dari beberapa aspek materi yang akan dibahas bahwasanya fiqh ibadah ini
merupakan keterkaitan kita sebagai hamba kepada sang maha pencipta Allah Swt. Dan
juga mempunyai keterikatan kita sesama manusia. Maka dari itu disini kami akan
membahas terkait dengan fiqih ibadah yaitu : syahadah, thaharah, dan shalat. Untuk
memperdalami materi ini kita akan kupas secara bertahap dan satu persatu.

A. SYAHADAH

Syahadat berasal dari bahasa Arab dengan akar kata “syahida-yashadu-syahadatan


dengan arti “kesaksian, bersaksi”3. Syhadat yakni kenyataan yang disertai penetapan dan
toleransi lalu Tuhan Adalah Allah Swt dan Muhammad SAW. ialah utusan Allah .
Penetapan ini perlu diikuti dengan toleransi atas segala petunjuk Allah dan Rasulnya
sehingga merupakan penuntun hidup.
Pengertian syahadat menurut etimologi maupun terminologi menerapkan bahwa
ketika mengatakan dan membenarkan syahadat muslim perlu mempunyai tiga kelakuan
yaitu memberi kesaksian, lisan dengan melihat, dan keterangan itu berlandaskan akidah.
Sedangkan menurut istilah syahadat ialah ungkapan, janji, dan sumpah umat yang beriman
kepada Allah dan Rasul nya, dengan:
1. Membenarkan diri dalam hati
2. Diakui dengan lisan
3. meyakinkan dengan kelakuan
Syahadatain (dua kesaksian) yakni prinsip pengantar kebenaran dan diterimanya
segala amal hamba-hamba Allah Swt. Dan mutaba’ah (mengikuti) Sunnah Rasulullah Saw.
Iklas karena Allah Swt. yakni pewujutan dari syahadat (persaksian) La Ilaha illaallah.
Tidak ada ilah (sembahan) yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Swt.
Semetara itu mutaba’ah atau menuruti Sunnah Rasulullah Saw. yakni perwujutan dari
syahadat (kesaksian) bahwa Nabi Muhmammad Saw. adalah hamba dan Rasul-Nya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar (852 H) berkata: “syahadat ialah membuktikan apa yang
dibawa oleh Rasulullah Saw,sehingga membekuk segala yang disebutkan atas keyakina
(rukun iman yang enam dan yang lainnya). 4

ِ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللا‬

3
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989), Hal206. 2
4
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari’. Syarah Hadits no 8. (Jakarta: Imam Asy-Syafi, 2010, 1/49-50.
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.

Dua kalimat syahadat ialah:

1. Syahadat Tauhid : Artinya menyaksikan dan mengakui ke Esaan Allah SWT.

2. Syahadat Rasul : Artinya menyaksikan dan mengakui ke Rasulan Nabi Muhammad Saw.5

Makna kata Muhammad Rasulullah,menuntut kesediaan menjadikan Rasullullah


sebagai teladan, sehingga bernilai disisi Allah. Kalimat ini menjadikan seorang muslim
memiliki rasa cinta, ridho dengan segala yang dicontohkan dari segi amal, perkataan dan
semua tingkah laku beliau. (Ummu Yasmin,2004 : 48)

Selain sifatnya yang dimaksud oleh Allah atau juga karena keteladanan Rasulullah
dan juga pengorbanan yang sangat mulia kepada umatnya. Allah telah menganugerahkan
syafaat dan derajat yang tinggi kepada Rasulullah, menunjuki manusia agar manusia
mencintai beliau dan melandasi kehendak untuk mengikuti beliau karena cinta kepada
Allah.tentang akhlak beliau, Sayyidah ‘Aisyah pernah berkata: “ Akhlak beliau adalah
alquran .” menurut Syaikh Muhammad Ali Al Harakan : “ Maka siapa yang memiliki akhlak
seperti akhlak beliau, dialah orang yang paling baik, paling sempurna, dan paling layak
menerima cinta semua hamba ALLAH.” (Syafiyurrahman Al Mubarakfury, 2001 :19 ).

Keutamaan syahadat

Syahadat atau kalimat tauhid sangat utama dibandingkan dengan ibadah-ibadah


yang lain sebagaimana yang telah didakwahkan oleh para Nabi dan Rosul. Diantara
keutamaan-keutamaannya adalah:

1. Allah akan menghapus dosa-dosanya. Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan
dari Anas bin Malik, ia berkata: “aku mendengar Rosulullah bersabda, “allah yang
maha suci dan yang maha tinggi berfirman yang artinya: “.....wahai anak adam,
seandainya engkau datang kepadaku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau
ketika mati tidak mempersekutukan aku dengan suatu apapun, pasti aku akan berikan

5
S.A.Zainal Abidin,2001:16-17)
kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.(HR. Tirmidzi: 3540, ia berkata “Hadis hasan
gharib)6
2. Allah ta’ala akan menghilangkan kesulitan dan kesedihannya didunia dan akhirat.
Dalilnya dalam firman allah

Yang artinya: “barang siapa yang bertakwa kepada allah niscaya dia akan
mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tidak
disangka-sangka....”(QS. At-Thalaq: 2-3).7

Seseorang tidak dikatakan bertaqwa kepada allah kalau ia tidak


mentauhidkanNya. Orang yang bertauhid dan bertaqwa akan diberi jalan keluar dari
berbagai masalah hidupnya. (Suzane Haneef, 1979)

3. . Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridho allah , dan orang
yang paling bahagia dengan syafaat Nabi, maksudnya adalah orang yang mengucapkan
Laa ilaaha illallah dengan penuh keikhlasan dari dalam hatinya. Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rosulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
yang artinya: “orang yang paling bahagia dengan mendapat syafa’atku pada hari
kiamat adalah orang yang mengiucapkan laa ilaaha illallah secara ikhlas dari
hatinya atau jiwanya.”
4. Allah ta’ala menjamin akan memasukkannya ke surga` Dari Utsman bin Affan
Radiallahu ‘anhu ia berkata: “Rosulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang
artinya: barang siapa yang meninggal dunia sedang ia mengetahui bahwa tidak ada
ilah yang berhak disembah dengan benar kecuali allah, maka ia masuk surga.”(HR.
Muslim)

Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadat. Ia wajib


memahami isi dari dua kalimat yang ia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi
ucapannya.Seseorang yang bersyahadat harus mengetahui dengan sempurna makna dari
syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.

Bagi umat islam, kata syahadat bukanlah kata yang asing lagi ditelinga manusia.
Syahadat adalah seperti napas yang senantiasa menemani hidup manusia syahadat adalah

6
HR. Tirmidzi: 3540, ia berkata “Hadis hasan gharib
7
Q.S At Thalaq : 2-3
salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan
tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam kehidupan manusia.

B. THAHARAH

A.Pengertian thaharah

Secara bahasa thaharah memiliki arti yaitu bersuci.Sedangkan secara istilah thaharah berarti
menghilangkan hadas dan najis yang menghalangi shalat dan ibadah - ibadah sejenisnya
dengan air atau tanah. 8

B.Pengertian hadats dan macam -macamnya


Hadats ialah sesuatu yang mengotori anggota tubuh.Secara umum Hadats dibagi menjadi
dua menurut mayoritas ulama :

1.Hadats kecil

Hadats kecil adalah bila seseorang dalam keadaan berhadats yang disebabkan
seseorang buang hajat (berak atau kencing )yang dapat disucikan dengan
berwudhu.Adapun cara berwudhu telah dijelaskan oleh Allah SWT didalam alqur'an
surat al-madinah ayat 6 sebagai berikut :

2.Hadats besar
Hadats besar ialah keadaan dimana seseorang yang memiliki hadats diwajibkan
menyucikan diri dengan mandi atau tayamum sebagai ganti dari mandi.Contohnya
orang yang sedang junub atau wanita yang sedang haid9.Adapun faktor -faktor yang
menjadi penyebab orang berhadats besar yaitu karena bersenggama (bersetubuh suami
istri) baik keluarnya mani atau tidak ,karena keluar mani baik karena bersetubuh
ataupun bermimpi ,karena sebab haid ,karena nifas (darah yang keluar sesudah
melahirkan ).Orang yang memiliki hadats besar dilarang mengerjakan:

a ) Shalat
8
Abu Jaib,sa’dy,al-Qamus al-fiqhiyah lughatan Wa Istilahan.Dar al-fikr,1988,hal 233.

9
Musa,kamil,ahkam al-Ibadah : shalat,zakat,shaum hajj,Dar al-fikr 1991.
b) Thawaf

c) Menyentuh /memegang al-qur'an

d) Diam /berhenti didalam masjid

e) Berpuasa

f) Mencerai (menthalaq).

C. Pengertian najis dan macam- - macamnya

Najis ialah kotoran yang menyebabkan tidak sahnya suatu ibadah.Misalnya shalat tidak
sah apabila terkena darah ( selain hati dan limpa ) dan kencing.Najis dibagi menjadi dua jika
dilihat dari wujudnya :
1) Najis ‘ainiyah adalah najis yang dapat dilihat oleh mata atau mempunyai sifat yang
nyata,seperti warna atau baunya .Misalnya kotoran ,kencing ,dan darah.

2) Najis hukmiyah adalah semua najis yang telah kering dan bekasnya sudah tidak ada lagi
serta sudah hilang antara warna dan baunya .Misalnya kencing yang mengenai baju yang
kemudian kering sedangkan bekasnya tidak kelihatan dengan mata.10

Sedangkan jika dilihat dari berat dan tidaknya najis dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Najis mughaladhah (berat) ialah anjing dan babi.Cara menyucikan najis ini yaitu
dengan (disamak ) membasuh benda yang terkena najis sebanyak 7 kali dan satu kali
diantaranya hendaklah dicampur dengan tanah?

2. Najis mutawassitah (pertengahan)ialah najis selain najis mukhaffafah dan najis


mughaladhah, seperti kotoran,air kencing,muntah,darah,dan mani.Cara
menyucikannya dengan mengalirkan air sehingga dapat menghilangkan bekas dan
sifat sifatnya hukmiyah seperti warna ,rasa,ataupun baunya baik itu najis hukmiyah
maupun '‘ainiyah yang terdapat pada tubuh,pakaian ,ataupun tempat ibadah.

3. Najis mukhaffafah ialah najis yang sifatnya ringan seperti kencing bayi laki -laki
yang belum makan selain ASI selama umurnya belum sampai 2 tahun ,maka cara

10
Rustam DAKH.M.Ag, fikih ibadah kontemporer ,CV.Karya Abadi Jaya , Jrakah tugu,2015,hlm 19
menyucikannya cukup dengan memercikkan air pada tempat yang terkena kencing itu
saja.11

D Alat (media) bersuci

Alat yang digunakan untuk berthaharah adalah air ,jika di suatu kondisi tidak
memungkinkan menggunakan air maka dapat bersuci dengan media lain seperti
debu,batu,kertas tisu,kayu yang bersih dan tidak terpakai.Dalam thaharah air terbagi menjadi
4 macam :

1. Air mutlak (air suci dan mensucikan ) yaitu air itu sifatnya suci dan bisa
digunakan untuk mensucikan benda - benda yang terkena najis.Contohnya air
hujan ,air mata air ,air laut ,air sumur, sungai,air embun air salju.12

2. Air suci tapi tidak mensucikan

Zatnya suci tetapi tidak sah dipakai untuk bersuci,karena :

A. Air telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan suatu benda
yang suci,selain perubahan yang tersebut diatas,seperti air kopi,teh,dsb.

B. Air sedikit yang kurang dari 2 kulah(...)sudah terpakai untuk menghilangkan


hadats atau menghilangkan hukum najis ,sedangkan air itu tidak berubah
sifatnya dan tidak pula bertambah timbangannya.

C. Air pohon - pohonan atau air buah -buahan ,seperti air kelapa dsb

3. Air yang makruh,yaitu air, yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain bejana
emas atau perak.Air ini makruh dipakai pada badan namun tidak makruh pada
pakaian ;kecuali air yang terjemur ditanah ,seperti air sawah ,air kolam, dan tempat -
tempat yang bukan bejana yang mungkin berkarat.

11
H.moenir manaf ,Pilar ibadah dan do'a ,Angkasa,Bandung,1993,hal 6

12
H.moenir manaf ,Pilar ibadah dan do'a ,Angkasa,Bandung,1993,hlm 2
4. Air suci mensucikan namun ragu digunakan kesuciannya,seperti air minum khimar
(keledai).13

C. SHALAT

1. Pengertian Shalat
Secara harfiah kata Shalat berarti rahmat ,permohonan ampun doa dan tasbih. masing-
masing pengertian itu dipakai oleh Al-Qur’an dalam konteks yang berbeda ,ada yang
mengacu pada perbuatan tuhan malaikat manusia dan Mahluk-makhluk lain. ketika Al-
Qur’an menyatakan Allah melakukan Shalat, berarti memiliki makna Allah memberikan
rahmat kepada Mahluk-Mahluk-Nya .ketika kata itu di nisbahkan kepada malaikat bermakna
bahwa mereka memohon ampun dan berdoa untuk orang yang beriman .dan jika kata itu di
nisbahkan kepada manusia ,berarti ia memohon ampun dan berdoa.14 Pengertian bahwa
Shalat secara bahasa adalah doa terlihat dalam Surat At-Taubah 103

ۗ ۡ‫ن لَّهُم‬ٞ ‫ َك‬m ‫ك َس‬ َ ‫لِّ َعلَ ۡي ِهمۡ ۖ ِإ َّن‬m ‫ص‬


َ َ‫لَ ٰوت‬m ‫ص‬ َ ۡ‫ُخ ۡذ ِم ۡن َأمۡ ٰ َولِ ِهم‬
َ ‫ا َو‬mmَ‫زَ ِّكي ِهم بِه‬mmُ‫ص َدقَ ٗة تُطَهِّ ُرهُمۡ َوت‬
١٠٣ ‫َوٱهَّلل ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
103. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Dalam istilah ilmu Fiqih Shalat adalah suatu macam atau bentuk ibadah yang
diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu dengan syarat-syarat tertentu
pula, pengertian ini di gunakan karena dalam ibadah Shalat berisi doa, baik berupa
permohonan, rahmat ampunan dan lainnya. 15

Sedangkan definisi Shalat dalam syariat adalah ucapan atau perbuatan tertentu ,yang di awali
dengan membaca takbir dan di akhiri dengan mengucap salam.16

2. Syarat wajib Shalat

Kewajiban menjalankan Shalat itu di bebankan atas orang yang memenuhi syarat-syarat
berikut:
 Islam
13
Luthfiyah,Fiqih ibadah relasi agama dan sains,CV.Karya abadi jaya ,semarang,2015
14
Dr.Yunasril Ali.Buku Induk Rahasia Dan Makna Ibadah,zaman.jakarta hlm 59
15
Drajat,Zakiyah,Ilmu Fiqih 1,dana bakti wakaf Yogyakarta hlm 71
16
Syaikh Shaleh Bin Fauzan Bin Abdullah Al Fauzan ,Mulakhkhas Fiqhi Jilid 1,Pustaka ibnu katsir hlm 128
 Baligh
 Berakal
 Dan suci17

Apabila orang yang sudah memenuhi semua persyaratan diatas tetapi tidak melakukan Shalat
karena tidak mengakui bahwa Shalat itu wajib ,maka dengan demikian maka ia menjadi kafir
dan wajib dihukum bunuh sebagai orang murtad18

3. Syarat sah Shalat


Ada 6 syarat sahnya Shalat yaitu sebagai berikut
 Niat
Golongan yang memandang bahwa niat sebagai syarat sah Shalat golongan Hanafiah
dan golongan Hanabilah19.sebagian ulama memasukkan niat sebagai rukun Shalat dan
ada juga sebagian ulama yang menempatkannya sebagai syarat sah Shalat. Kedudukan
niat sangat penting karena tanpa memenuhi rukun dan syarat, Shalat dianggap batal.
Pandangan ini mengacu pada hadis nabi Muhammad saw.:”setiap amal ditentukan
dengan niat dan setiap orang akan mendapatkan (sesuatu)sesuai apa yang
diniatkannya”(Hr Bukhari dan Muslim)20
 Mengetahui waktu Shalat
Waktu Shalat merupakan bagian dari masa yang harus diketahui umat muslim untuk
mengingat Allah dengan cara yang telah di tetapkan oleh agama. Allah berfirman dalam
Al-Qur’an surah An-nisa ayat 103 yang berarti ”sesungguhnya Shalat itu adalah
kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang yang beriman” waktu-waktu
Shalat fardhu yang telah di tentukan meliputi Shalat zuhur yang dimulai dari
tergelincirnya matahari sampai bayang-bayang sesuatu sama panjang dengan yang
dibayanginya; waktu Shalat asar dimulai dari akhir waktu Shalat zuhur hingga
terbenamnya matahari; waktu Shalat magrib dimulai dari akhir waktu asar hingga
hilangnya senja merah; waktu Shalat isya dimulai dari habisnya waktu Shalat magrib
sampai terbit fajar dan waktu Shalat subuh dimulai sejak berakhirnya waktu Shalat isya
hingga terbit matahari21.

17
Drs. Lahmudin Nasution, M.Ag.fiqh 1, hlm 56
18
Ibid,hlm58
19
Ade Yusuf Mujaddid,Fiqih Ibadah:Inovasi Dan Relasi Antara Teks Dan Praktek,CV Karya Abadi
Jaya,Semarang,2015,hlm 62
20
Dr.Yunasril Ali.Buku Induk Rahasia Dan Makna Ibadah,zaman.jakarta hlm 94
21
Ibid hlm 69
 Suci dari hadas kecil dan hadas besar
Hadas kecil terdiri dari buang hajat, buang angin, menyentuh kemaluan, hilang
kesadaran akibat mabuk ataupun tertidur. Sedangkan hadas besar terdiri dari haid, nifas,
hubungan badan, dan keluarnya mani. Orang yang berhadas kecil bisa mensucikan diri
dengan berwudhu maupun bertayamum, sedangkan orang yang berhadas besar bisa
mensucikan diri dengan mandi janabah.22
 Suci badan, pakaian dan tempat dari najis Haqiqi
Menurut pendapat jumhur ulama, agar kita bisa mencapai keabsahan Shalat kita
disyariatkan untuk menjaga kesucian badan, pakaian maupun tempat Shalat dari najis
yang tidak termaafkan
 Menutup aurat
Setiap orang yang akan melaksanakan Shalat hendaknya dia harus menutup auratnya.
Hal ini juga di wajibkan bagi orang yang Shalat ditempat yang tersembunyi, Allah
berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 7 yang berarti “hai keturunan adam ambillah
perhiasan(pakaian)-mu di setiap masjid” sebagian ahli tafsir menafsirkan bahwa Allah
menyuruh umat muslim untuk berpakaian dalam setiap Shalat.23
 Menghadap kiblat
Para fukaha sepakat bahwa menghadap kiblat dalam Shalat merupa kan syarat sah
Shalat. Namun, mereka berbeda pendapat, apakah yang wajib dihadapi itu 'ayn (zat)
Ka’bah atau cukup hanya dengan menghadap ke arah (jihat) Ka'bah. Mazhab Hanafi
berpendapat, orang yang dekat dengan Ka'bah wajib menghadap ke Ka'bah, tetapi bagi
yang jauh cukup menghadap ke arah Ka'bah. Mazhab Syafi'i berpendapat, baik dekat
maupun jauh dari Ka'bah, mushalli wajib menghadap kepada zat Ka'bah, hanya saja
bagi yang jauh cukup dengan berniat menghadap zat Ka'bah, kendati dalam
kenyataannya ia menghadap ke arah Ka'bah.
Orang yang tidak tau arah ka’bah,ia boleh menghadap ke arah yang diyakininya
sebagai arah ka’bah tentunya hal ini dilakukan setelah dia berijtihad untuk
menentukan arah itu..24

4. Macam-Macam Shalat
Shalat dibagi menjadi 2 macam yaitu Shalat Fardhu dan Shalat Sunah

22
Ibid hlm 34
23
Ibid hl 78
24
Ibid hlm 89,91
a) Shalat fardhu
Shalat fardhu adalah Shalat yang wajib dikerjakan, artinya jika di tinggalkan akan
mendapatkan dosa. Shalat fardhu ini kemudian dibagi lagi menjadi 2 macam yaitu;
Shalat fardhu ain dan Shalat fardhu kifayah
 Shalat fardhu ain
Shalat fardhu ain ialah shalat yang wajib dikerjakan oleh setiap
individu.sebagian besar ulama mengatakan bahwa shalat yang wajib itu ada
lima yaitu subuh zuhur ashar magrib dan isya
 Shalat fardhu kifayah ialah shalat yang diwajibkan atas seluruh muslim
namun akan gugur dan menjadi sunnah bila telah dilaksanakan oleh sebagian
muslim yang lain. Yang termasuk dalam kategori ini adalah shalat jenazah.
b) Shalat sunnah
Shalat sunnah dibagi menjadi 2 yaitu
 Shalat Sunah Muakkad, yaitu shalat sunah yang selalu dikerjakan atau jarang
sekali tidak dikerjakan oleh Rasulullah saw, seperti shalat witir, shalat hari
raya dll.
 Sholat Sunnah Ghairu Muakkadah, yaitu sholat sunnah yang tidak selalu
dilakukan oleh Rasulullah SAW, seperti sholat rawatib yang tidak muakkadah.

Semua shalat, termasuk shalat sunnah dilakukan adalah untuk mencari ridha Allah
swt. Namun shalat sunnah, jika dilihat dari ada atau tidaknya sebab-sebab
dilakukan, dapat dibedakan menjadi duamacam, yaitu:

1. Shalat sunnah yang bersebab, yaitu shalat sunnah yang dilakukan karena ada sebab
sebab tertentu, seperti shalat Istisqo (minta hujan) dilakukan karena terjadi kemarau
panjang, shalat kusuf (gerhana) dilakukan karena terjadi gerhada matahari bulan dan
lain sebagainya.2) Shalat sunnah yang tak bersebab, yaitu shalat sunnah yang
dilakukan tidak karena ada sebab-sebab tertentu. Sebagai contoh shalat witir, shalat
dhuha dan lain sebagainya.25

5. Rukun Shalat
 Niat

25
Mubin, Muhammad Nurul, Praktik Ilmu Fiqih Bab Sholat Dan Meningkatkan Keberagamaan Santri Di Pondok
Pesantren Darur Rohman Krandon Kudus, Repository IAIN Kudus,2019,hlm 14
Niat yaitu menyengaja sesuatu perbuatan karena mengikuti perintah Allah supaya
mendapat rida-Nya
 Berdiri bagi yang mampu
Orang yang sudah tidak kuat berdiri boleh melaksanakan Shalat sambil duduk, yang
sudah tidak kuat duduk bisa sambil berbaring yang sudah tidak kuat berbaring bisa
sambil terlentang dan yang sudah tidak kuat demikian bisa Shalat dengan isyarat
asalkan Shalat bisa tetap terlaksana
 Membaca takbiratul ihram
 Membaca surat al-fatihah
Jumhur ulama telah sepakat bahwa membaca Al-fatihah pada tiap-tiap rakaat Shalat
itu wajib dan menjadi rukun Shalat baik Shalat fardu maupun Shalat sunah hal ini
didasarkan dari sabda Rasulullah saw. yang berarti ”tiadalah Shalat bagi seseorang
yang tidak membaca surat fatihah”(HR. Bukhari)
 Rukuk serta tuma’ninah
 I’tidal serta tuma’ninah
 Sujud dua kali seta tuma’ninah26
 Duduk diantara dua sujud serta tuma’ninah
 Duduk tasyahud akhir
 Membaca tasyahud akhir
 Membaca shalawat atas nabi Muhammad saw.
 Salam
 Tertib

6. Sunah Dalam Shalat


a. Membaca tasyahud pertama.
b. Membaca doa qunt pada shalat subuh dan witir
c. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram sampai tinggi ujung jari sejajar
dengan telinga, telapak tangan setinggi bahu, keduanya dihadapkan ke kiblat.
d. Mengangkat kedua tangan ketika akan rukuk, ketika berdiri dan rukuk, dan tatkala
berdiri dari tasyahud awal dengan cara yang telah diterangkan pada takbiratul ihram.

26
H.Sulaiman Rasjid,fiqh islam,Sinar Baru Algresindo,Bandung;2017, hlm 75
e. Meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri, dan keduanya
diletakkan di bawah dada.
f. Melihat kearah tempat sujud
g. Membaca doa iftitah
h. Membaca taawudz sebelum membaca basmalah
i. Membaca amin setelah membaca Al-Fatihah
j. Membaca surat atau ayat Qur'an bagi imam atau orang salat sendiri sesudah membaca
Al-Fatihah pada dua rakaat yang pertama (ke-1 dan ke-2) dalam tiap-tiap salat.
k. Sunnah bagi makmum untuk mendengarkan bacaan imamnya
l. Mengeraskan bacaan pada salat Subuh dan pada dua rakaat yang pertama pada salat
Magrib dan Isya, begitu juga salat Jumat, salat Hari Raya, Tarawih, dan Witir dalam
bulan Ramadan,
m. Takbir ketika turun dan bangkit,selain bangkit dari rukuk
n. Bangkit dari rukuk dengan membaca ُ‫َس ِم َع هللاُ لِ َم ْن َح ِم َده‬
o. Ketika I’tidal membaca ‫ك ْال َح ْم ُد‬
َ َ‫َربَّنَا َول‬
p. Meletakkan kedua tangan diatas lutut ketika rukuk
q. Membaca tasbih 3X ketika sujud
r. Membaca tasbih 3X ketika rukuk
s. Membaca doa ketika duduk diantara dua sujud
t. Duduk iftirasy
u. Duduk tawarruk
v. Duduk istirahat (sebentar) sesudah sujud kedua sebelum berdiri.
w. Bertumpu pada tanah tatkala hendak berdiri dari duduk.
x. Memberi salam yang kedua, hendaklah menoleh ke sebelah kiri sampai pipi yang kiri
itu kelihatan dari belakang.

y. Ketika memberi salam hendaklah diniatkan memberi salam kepa da yang di sebelah
kanan dan kirinya, baik terhadap manusia maupun malaikat. Imam memberi salam
kepada makmum, dan makmum berniat menjawab salam imam.27

z.
7. Hal-hal yang membatalkan shalat
 Meninggalkan salah satu rukun shalat
 Meninggalkan salah satu syarat sah shalat
27
Ibid hlm 88
 Sengaja berbicara kata-kata yang ditunjukkan kepada manusia
 Banyak bergerak selain gerkan dalam shalat
Makan atau minum28
8. Waktu-waktu yang dilarang untuk shalat
1) Sesudah shalat subuh sampai terbitnya matahari
2) Sesudah shalat ashar sampai terbenamnya matahari
3) Ketika istiwa (tengah hari) selain pada hari jum’at
4) Ketika terbit matahari sampai matahari setinggi tombak(jam 8.00-9.00)
5) Ketika matahari hampir terbenam sampai terbenamnya matahari.29

28
Ibid hlm 98
29
Ibid hlm 153
0

C. PENUTUP

Kesimpulan

Dari kesimpulan diatas dapat kita pahami bahwa cakupan fiqih ibadah meliputi hukum
syariat yang menyangkut seluruh aktivitas seorang hamba yang dilakukan karena mengharap
keridhaan Allah SWT. Aktivitas tersebut tidak terbatas hanya yang berkaitan dengan
kegiatan yang menghubungkan seorang hamba dengan Allah SWT, akan tetapi juga meliputi
semua kegiatan yang dilakukan seorang hamba dalam hubungannya dengan sesama
manusia. Seperti syahadat, thaharah dan shalat ini merupakan bentuk ibadah yang dimana
kita sebagai umat Islam beribadah kepada Allah SWT yang dimana syahadat adalah awal
mulanya persaksian kita bahwa tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad Saw adalah
utusan Allah. Thaharah merupakan bahwasanya manusia itu tidak luput dari kata kotor
bahwasanya perlu bagi kita sebagai manusia sebelum beribadah ada baiknya kita bersuci dan
yang kita kenal adalah thaharah.
Shalat ini adalah bentuk ibadah kita sebagai hamba yang lemah kepada Tuhannya hanya
kepadaMU lah kami menyembah dan hanya kepadaMU lah kami memohon pertolongan.
Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk memahami dan memperdalam pemahaman
terhadap fiqih ibadah supaya kita bisa menjadi umat Islam yang dicintai oleh Allah SWT.
1

Daftar pustaka

Aslan, Reza. Rahasia Syahadat, Asal Usul,Evolusi dan Masa Depan Islam. Sajadah Press,
Yogyakarta.2007

NIZHAMIYAH Jurnal Pendidikan Islam dan Teknologi Pendidikan Vol. VII, No 2, Juli –
Desember 2017 MEMA’NAI SYAHADATAINDAN KEUTAMAANNYA DALAM KEHIDUPAN Pangulu Abdul
Karim

Lutfiyah.2015.Fiqih Ibadah Relasi Agama dan sains Semarang :CV karya abadi jaya

H. Moenir Manaf.1993.Pilar Ibadah dan doa bandung : Angkasa

Penyadur Abdullah Abbas,penyunting aik iksan anshori.2013.Fiqih Thaharah: tata cara dan
hikmah bersuci dalam islam.Tangerang:Lentera hati

H.Sulaiman Rasjid.2019.Fiqih Islam.Bandung :Sinar baru algensindo

Dr. Yunarsil Ali.Buku Induk Rahasia dan Makna Ibadah,zaman.Jakarta

Drajat,Zakiyah,Ilmu Fiqih 1,dana bakti wakaf Yogyakarta

Syaikh Shaleh bin Fauzan bin Abdullah Al fauzan,Mulakhas fqihi jilid 1,Pustaka Ibnu Kastir

Drs. Lahmudin Nasution,M.ag. fiqh 1

Ade Yusuf Mujaddid,Fiqih ibadah: Inovasi dan relasi antara teks dan praktek,CV Karya Abadi
Jaya, Semarang

Mubin, Muhammad Nurul, Praktik ilmu fiqih bab Shalat dan meningkatkan keberagaman santri
di pondok pesantren Darur Rahman Krandon kudus, Repository IAIN Kudus, 2019

H. Sulaiman Rasjid,fiqh islam,Sinar Baru Algresindo,Bandung

Anda mungkin juga menyukai