Anda di halaman 1dari 4

UTS Agama Islam,

- SOAL UTS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FINKOM :  KELAS MALAM

- JAWABLAH PERTANYAAN INI DENGAN BAIK DAN BENAR

- JAWABAN DIKETIK DAN DIKUMPULKAN DI ELEARNING -  UTS.

 Nama : Anggi Suji Saputra

NPM/Kelas : 15180003/TI - B

1. Sebutkan dan jelaskan sumber agama-agama dunia! Berikan contohnya..!

2. Sebutkan 5 alasan yang memantapkan Anda hingga saat ini tetap memeluk
agama Islam!

3. Jelaskan 5 hal yang dibutuhkan oleh manusia dari agama ?

4. Sebutkan dan jelaskan sumber –sumber hukum dalam agama islam.!

5. Jelaskan perbedaan antara Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah.!, Berikan


contohnya masing-masing.!

6. Apa yang dimaksud dengan Syirik? Berikan contoh syirik yang ada di sekitar
lingkungan Anda!

7. Syahadat La ilaha illallah mengandung rukun berupa Nafi, Itsbat dan Kafir


kepada Thaghut. Jelaskan..!

8. Ada 3 Syarat supaya ibadah kita diterima oleh Allah swt, jelaskan..!

Jawaban

1. Sumber agama:
 Agama samawi: agama samawi adalah agama yang turun dari langit
berlandaskan wahyu Tuhan. Agama samawi diwahyukan pada para rasul
yang mengajarkannya pada manusia. Contohnya Islam, Kristen.
 Agama Thabi’I/Ardhi: adalah yang berkembang berdasarkan budaya,
daerah, pemikiran seseorang yang diterima secara global, dan bukan
berlandaskan wahyu. Agama ini tidak punya rasul layaknya agama
samawi. Contohnya Hindu, Buddha.
2. Lima alasan tetap memeluk islam:
 Karena Allah memerintahkan untuk memeluk Agama Islam
 Islam agama yang benar, lengkap, dan sempurna
 Setiap yang beragama islam dan mati dalam keadaan islam, maka surge
layak baginya
 Karena Islam adalah agama yang membuat saya tenang dan semuanya
sudah diatur
 Karena islam, saya menjadi tidak terlalu tergila-gila dengan dunia
3. Lima hal yang dibutuh manusia dari agama:
 Kebutuhan fitrah manusia
 Kebutuhan akal terhadap pengetahuan mengenai hakikat eksistensi
terbesar
 Kebutuhan manusia terhadap kesehatan jiwa dan rohani
 Kebutuhan manusia terhadap motivasi dan disiplin akhlak
 Kebutuhan masyarakat kepada solidaritas dan soliditas
4. Sumber-sumber hukum islam:
 Al-quran : Al Quran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW. Tulisannya berbahasa Arab dengan perantaraan
Malaikat Jibril
 Hadist : Seluruh umat Islam telah sepakat dan berpendapat serta
mengakui bahwa sabda, perbuatan dan persetujuam Rasulullah
Muhammad SAW tersebut adalah sumber hukum Islam yang kedua
sesudah Al Quran.
 Ijma : Imam Syafi'i memandang ijma sebagai sumber hukum setelah Al
Quran dan sunah Rasul. Dalam moraref atau portal akademik
Kementerian Agama bertajuk Pandangan Imam Syafi'i tentang Ijma
sebagai Sumber Penetapan Hukum Islam dan Relevansinya dengan
perkembangan Hukum Islam Dewasa Ini karya Sitty Fauzia Tunai, Ijma'
adalah salah satu metode dalam menetapkan hukum atas segala
permasalahan yang tidak didapatkan di dalam Al-Quran dan Sunnah.
Sumber hukum Islam ini melihat berbagai masalah yang timbul di era
globalisasi dan teknologi modern.
 Qiyas : Sumber hukum Islam selanjutnya yakni qiyas (analogi). Qiyas
adalah bentuk sistematis dan yang telah berkembang fari ra'yu yang
memainkan peran yang amat penting. Sebelumnya dalam kerangka teori
hukum Islam Al- Syafi'i, qiyas menduduki tempat terakhir karena ia
memandang qiyas lebih lemah dari pada ijma.
5. Perbedaan :
 Perbedaan dalam perkara substansi akidahnya : Tauhid uluhiyah
berhubungan dengan segala sesuatu yang bersifat kauniyah (alam
semesta), mulai dari perkara penciptaan, memberi rizki, menghidupkan,
mematikan, dan lain sebagainya. Sementara itu, tauhid uluhiyah
berkaitan dengan perkara ibadah: perintah dan larangan Allah. Hal-hal
dalam tauhid uluhiyah berkisar pada perkara wajib, haram, makruh, dan
lainnya.
 Perbedaan status keimanan orang yang meyakininya : eseorang bisa
saja meyakini tauhid rububiyah, namun menyangkal tauhid uluhiyah.
Sebagai misal, ada orang yang berikrar bahwa Allah adalah pencipta
alam semesta (orang Nasrani dan Yahudi), namun mereka tidak
memeluk Islam. Berbeda halnya dengan tauhid uluhiyah, apabila ia
meyakini tauhid uluhiyah sekaligus mengimani tauhid rububiyah,
statusnya otomatis menjadi seorang muslim. Karena itu juga, tauhid
uluhiyyah dikenal sebagai konsekuensi dari pengakuan seseorang
terhadap tauhid rububiyyah.
 Konsekuensi tauhid rububiyah dan uluhiyah : Orang yang meyakini
tauhid rububiyah cukup dengan mengimani bahwa hanya Allah Zat yang
Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Akan tetapi, konsekuensi tauhid
uluhiyah berkaitan dengan amal dan perbuatan, tidak sekadar keyakinan
saja. Orang yang mengimani tauhid uluhiyah akan menerapkannya
dalam tingkah laku sejalan dengan perintah Allah dan larangan-Nya,
mulai dari mendirikan salat, menjauhi zina, menunaikan zakat, puasa,
dan sebagainya.
6. Syirik adalah menyekutukan Allah. Kegiatan syirik sangat dekat dengan
kehidupan manusia karena letaknya di dalam hati, di mana setiap manusia
berpotensi untuk melakukanya. Contohnya menggunakan panglaris untuk
ushanya.
7. Laa ilaaha illallah mempunyai dua rukun:
An-Nafyu atau peniadaan: “Laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala
bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah
selain Allah.

Al-Itsbat (penetapan): “illallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak


disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan
konsekuensinya.

Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an, seperti firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala
“Artinya : Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri-man
kepada Allah, makasesungguhnya ia telah berpegang kepa-da buhul tali yang
amat kuat …” [Al-Baqarah: 256]

Firman Allah, “siapa yang ingkar kepada thaghut” itu adalah makna dari “Laa
ilaha” rukun yang pertama. Sedangkan firman Allah, “dan beriman kepada
Allah” adalah makna dari rukun kedua, “illallah”. Begitu pula firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Ibrahim alaihis salam :

“Artinya : Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah,
tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku …”. [Az-Zukhruf: 26-27]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala , “Sesungguhnya aku berlepas diri” ini


adalah makna nafyu (peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan,
“Tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku”, adalah makna itsbat
(penetapan) pada rukun kedua.
8. 3 syarat agar ibadah diterima oleh Allah SWT:
 Ibadah yang dilaksanakan harus dilandasi dengan iman kepada Allah.
Hal ini mengandung pengertian bahwa setiap seseorang melaksanakan
ibadah harus diyakini bahwa itu merupakan perintah Allah atau
merupakan anjuran Allah. Kalaun tidak ada terdapat dengan tegas
bahwa ibadah itu perintah atau anjuran Allah, maka harus berlandaskan
apakah itu merupakan perintah atau anjuran Nabi Muhammad saw,
sehingga dengan demikian kita akan yakin bahwa itu sesuai dengan
syariat dan yakin akan diterima dan mendapat balasan pahala dari Allah
swt;
 Ibadah yang dilaksanakan harus dilandasi dengan ilmu, artinya kita
mengetahui dan memahami bahwa ibadah yang kita lakukan itu benar-
benar sesuai dengan syari’at ajaran Islam dan merupakan tuntunan Nabi
Muhammad saw, karena angtara iman dan ilmu merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia;
 Ibadah yang dilaksanakan harus dilandasi dengan ikhlas, artinya apapun
bentuk ibadah dan pekerjaan yang kita lakukan harus ikhlas semata
karena Allah swt. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari sifat riya’ yang
dapat merusak amal ibadah seseorang.

Anda mungkin juga menyukai