Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HUKUM ISLAM

Disusun oleh :

Kelompok 2

Aira (G70122013)
Dira Yuniar ( G701 22 106 )
Marsya Trilestari ( G701 22 127 )
Nurul Amalia M. Dg. Marakka (G40122010)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tadulako
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat dan Rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas kami yaitu “Makalah Hukum Islam” sebagaimana mestinya
dengan tepat waktu.
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan penyusunan
makalah berikutnya
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
agama islam. Akhir kata, semoga “Makalah Hukum Islam” ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Palu, 28 Oktober 2022

Tim penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada dasarnya manusia meskipun berbeda jenis, suku bangsa dan ras, dihadapan
Allah dan muka hakim semuanya sama. Sebagai orang Islam yang taat, kita tidak hanya
menerapkan syariat agama pada kehidupan sehari-hari kita, tapi kita juga harus
mengetahui, mencermati, dan menerapkan agama didalam lingkup hukum.Dalam
kesempatan ini, kami menulis makalah ini dengan alasan agar para pembaca dapat
mengenal lebih dalam apa itu hukum Islam.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalahnyaadalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep hukum dalam islam?
2. Apa saja sumber hukum dalam islam?
3. Apa saja macam-macam hukum islam ?
4. Apa tujuan dari hukum islam?
1.3. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. mengetahui bagaimana cara menumbuh kembangkan kesadaran untuk taat pada
hukum.
2. Mengetahui pengertian dan maksud dari hukum Islam tersebut.
3. Mengidentifikasi hubungan antara hukum Allah serta fungsi dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Mengidentifikasi peran agama dalam perumusan hukum.
5. Mempelajari cara agama mengajarkan keadilan dan fungsi profetik agamadalam
hukum.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Hukum Dalam Islam

Hukum (peraturan/norma) adalah suatu hal yang mengatur tingkah lakumanusia


dalam suatu masyarakat, baik peraturan tingkah laku manusia dalamsuatu masyarakat, baik
peraturan atau norma itu berupa kenyataanyang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
maupun peraturan ataunorma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh penguasa.

Hukum Islam adalah hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untukumat-Nya yang
dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang berhubungandengan kepercayaan (aqidah)
maupun hukum-hukum yang berhubungandengan amaliyah (perbuatan).

Dengan adanya Hukum dalam Islam berarti ada batasan-batasan yangharus dipatuhi
dalam kehidupan. Kerena tidak bisa dibayangkan jika hukum,seseorang akan semaunya
melakukan sesuatu perbuatan termasuk perbuatan maksiat.

Hukum Islam dibagi ke dalam dua bagian :

1. Bidang Ibadah (ibadah mahdah)


Ibadah mahdah adalah tata cara beribadah yang wajib dilakukanseorang muslim
dalam berhubungan dengan Allah seperti shalat, puasa,zakat, dan haji.
2. Bidang Mu’amalah ( ibadah ghairu mahdah )
Mu’amalah adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan
dengan kehidupan sosial manusia, yang sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui
ijtiad manusia yang memenuhi syarat untuk melakukan usaha itu.

Dengan adanya hukum ibadah mahdah dan muamalah ini jika diamalakanoleh manusia akan
dapat terpelihara Agama, jiwa, dan akalnya

5
2.2. Sumber Hukum Islam

Pembahasan sumber-sumber syariat Islam, termasuk masalah pokok (ushul) karena dari
sumber-sumber itulah terpancar seluruhhukum/syariat Islam. Oleh karenanya untuk
menetapkan sumber syariat Islam harus berdasarkan ketetapan yang qath’i (pasti)
kebenarannya, bukan sesuatu yang bersifat dugaan (dzanni). Berikut sumber hukum islam :

1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril
kepada Rasulullah saw dengan menggunakan bahasa Arab disertai kebenaran agar
dijadikan hujjah (argumentasi) dalam hal pengakuannya sebagai rasul dan agar
dijadikan sebagai pedomanhukum bagi seluruh ummat manusia, di samping
merupakan amal ibadah bagi yang membacanya. Sebagaimana dalam ayat 105 surat
An-Nisa

Al-Qur’an diriwayatkan dengan cara tawatur (mutawatir ) yang artinya diriwayatkan


oleh orang sangat banyak semenjak dari generasi shahabatke generasinya selanjutnya
secara berjamaah. Jadi apa yang diriwayatkanoleh orang per orang tidak dapat
dikatakan sebagai Al-Qur’an. Orang-orang yang memusuhi Al-Qur’an dan membenci
Islam telah berkali-kali mencoba menggugat nilai keasliannya. Akan tetapi realitas
sejarah dan pembuktian ilmiah telah menolak segala bentuk tuduhan yang
merekalontarkan. Al-Qur’an adalah kalamullah, bukan ciptaan manusia,
bukankarangan Muhammad saw ataupun saduran dari kitab-kitab sebelumnya. Al-
Qur’an tetap menjadi mu’jizat sekaligus sebagai bukti keabadian dankeabsahan

6
risalah Islam sepanjang masa dan sebagai sumber segalasumber hukum bagi setiap
bentuk kehidupan manusia di dunia.

2. As-Sunnah
Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan taqrir (ketetapan / persetujuan / diamnya)
Rasulullah saw terhadap sesuatu hal/perbuatanseorang shahabat yang diketahuinya.
Sunnah merupakan sumber syariatIslam yang nilai kebenarannya sama dengan Al-
Qur’an karena sebenarnya Sunnah juga berasal dari wahyu. Berikut ini
sebagaimanayang terdapat pada surat Al-hasyr ayat 7

3. Al-Ijtihad
Al-Ijtihad sebagai sumber hukum Islam yang ketiga berdasar pada QS. 4 : 59

7
yang berisi perintah kepada orang-orang yang beriman agar patuh, taat kepada
ketentuan-ketentuan Rasul (sunah/hadits) serta taat mengikutiketentuan-ketentuan Ulil
Amri (Ijtihad).Berikut ini potongan surat yangmenjelaskan tentang ijtihad.

Al-Ijtihad yaitu berusaha dengan keras untuk menetapkan hukumsuatu persoalan yang tidak
ditegaskan secara langsung oleh Al-Qur’an dan atau Hadits dengan cara istinbath (menggali
kesesuaiannya pada Al-Qur’an dan ataupun Hadits) oleh ulama-ulama yang ahli setelah
wafatnyaRasulullah.Ijtihad dapat dilakukan dengan menggunakan Ijma’, Qiyas, Istihsan,
Istishab, Mashalah Mursalah, ‘Urf (tradisi).

Syarat Mujtahid:

1. Umum: Islam, baligh dan berakal


2. Pokok: mengetahui al-Qur’an, sunnah, maqasid syar’iyah dan qawaid al- fiqhiyah
3. Penting: menguasai bahasa Arab, ushul fiqh dan logika, mengetahuikhilafiyah dan
masalah-masalah yang sudah diijma’kan.

2.3 Macam-Macam Hukum Islam


Tiap sendi-sendi kehidupan manusia, ada tata aturan yang harus ditaati. Bila berada
dalam masyarakat maka hukum masyarakat harus dijunjung tinggi. Begitu pula dengan
memeluk agama Islam, yaitu agama yang memiliki aturan. Dan aturan yang pertama kali
harus kita pahami adalah aturan Allah. Segala aturan Ilahi dalam segala bentuk hukum-
hukum kehidupan manusia tertuang di Al-Qur’an, yang dilengkapi penjelasannya dalam
hadits Nabi SAW. Berikut ini adalah macam-macam hukum Islam:

1. Wajib
Wajib adalah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala
dan jika ditinggalkan akan diberi siksa. Contoh dari perbuatan yang memiliki
hukum wajib adalah shalat lima waktu, memakai hijab bagi perempuan, puasa,

8
melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu, menghormati orang non muslim dan
banyak lagi.
2. Sunnah
Sunnah ialah sesuatu perbuatan yang dituntut agama untuk dikerjakan tetapi
tuntutannya tidak sampai ke tingkatan wajib atau sederhananya perbuatan yang
jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak akan
mendapatkan siksaan atau hukuman. Contoh dari perbuatan yang memiliki hukum
sunnah ialah shalat yang dikerjakan sebelum/sesudah shalat fardhu, membaca
shalawat Nabi, mengeluarkan sedekah dan sebagainya.
3. Haram
Haram ialah sesuatu perbuatan yang jika dikejakan pasti akan mendapatkan
siksaan dan jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala. Contoh perbuatan yang
memiliki hukum haram adalah berbuat zina, minum alkohol, bermain judi,
mencuri, korupsi dan banyak lagi.
4. Makruh
Makruh adalah suatu perbuatan yang dirasakan jika meninggalkannya itu lebih
baik dari pada mengerjakannya. Contoh dari perbuatan makruh ini adalah makan
bawang, merokok dan sebagainya.

5. Mubah
Mubah adalah suatu perbuatan yang diperbolehkan oleh agama antara
mengerjakannya atau meninggalkannya. Contoh dari mubah adalah olahraga,
menjalankan bisnis, sarapan dan sebagainya.

2.4 Tujuan Hukum Islam


1.) Menjaga agama (hifdz ad-din). Agama wahyu diturunkan Allah SWTmelalui malaikat
sejak Nabi Adam As sampai kepada Nabi MuhammadSAW untuk disampaikan
kepada umat manusia. Namun demikian,dalam penyampaiannya tidak boleh ada
paksaan. Sebab merupakan hakmanusia untuk memilih atau tidak memilik agama dan
keyakinannyaitu.
2.) Menjaga jiwa ( hifdz an-nafs). Hak hidup sangat dijamin dan dijunjungtinggi dalam
Islam. Karenanya, ada hukum qishos yang membunuhorang yang telah membunuh

9
orang lain, kecuali keluarganyamemaafkan dan membayar denda. Untuk bisa hidup,
maka manusia harus mampu mencukupi sandang, pangan dan papan, sehingga
dapathidup layak dan berkesinambungan.
3.) Menjaga akal (hifdz al aql). Hal yang membedakan manusia dengan binatang adalah
akalnya. Tanpa akal maka manusia sama saja dengan binatang. Akal harus dijaga
dengan sebaik-baiknya supaya tetap sehatdan kuat. Akal yang sehat terletak pada jiwa
sehat. Karena itu, hal-halyang dapat merusak dan menghilangkan akal wajib
dihindari, sepertiminuman keras, narkoba, perjudian, dan lain-lain.
4.) Menjaga keturunan ( hifdzan nasb). Salah satu kebahagian hidupadalah manakalah
memiliki keturuan dari hasil perkawinan legal / sah, baik secara hukum agama
maupun hukum negara, sehingga menjadiketurunan yang indah dipandang mata
( qurrota a’yun). Sebab ia akanmenjadi generasi penerus, dan yang akan mendoakan
kedua orangtuanya setelah wafat.
5.) Menjaga harta (hifdzalmaal). Harta yang kita miliki, sesungguhnyaadalah milik Allah,
karena itu hanyalah titipan saja. Namun demikian,kita wajib untuk menjaganya agar
tidak hilang atau rusak, apalagisampai menimbulkan kemudharatan. Bahkan, kalau
harta kitadirampok, kemudian melakukan perlawanan dan sampai terbunuh,maka
matinya syahid. Maka wajib bagi kita untuk memperhatikan darimana harta itu
diperoleh dan menggunakannya dengan baik dan benarsehingga memberikan manfaat
bagi orang lain.

Tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegahkerusakan pada manusia dan
mendatangkan maslahah bagi mereka,mengarahkan kepada kebenaran untuk mencapai
kebahagiaan hidupdunia dan akhirat, dengan perantara segala yang bermanfaat sertamenolak
yang medarat atau tidak berguna bagi kehidupan manusia

Menurut ahli ushul fiqih, hukum Islam adalah ketentuan Allah yang berkaitan dengan
perbuatan yang mukallaf yang mengandung suatutuntunan, pilihan atau yang menjadikan
sesuatu sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya sesuatu yang lain.

Menurut ahli fiqih, hukum syari’i (Islam) adalah akibat yang timbul dari perbuatan orang
yang mendapat beban Allah SWT., dan inidibagi menjadi 2 bagian: Hukum taklifi, dan
Hukum wad’i

a. Hukum Taklifi

10
Hukum Taklifi adalah ketentuan Allah yang mengandungketentuan untuk dikerjakan
oleh mukallaf atau ditinggalkannya atauyang mengandung pilihan antara dikerjakan dan
ditinggalkan. HukumTaklifi dibagi menjadi 5 macam:
1) Ijab, adalah ketentuan Allah yang menuntut untuk dilakukan suatu perbuatan dengan
tuntutan pasti, disebut wajib
2) Nadb, adalah ketetntuan Allah yang menuntut agar dilakukan suatu perbuatan
dengan tuntutan yang tidak harus dikerjakan. Sedangkankerjaan yang dikerjakan
secara sukarela disebut sunah
3) Tahrim, adalah ketentuan Allah yang menuntut untuk ditinggalkansuatu perbuatan
dengan tuntutan tegas. Perbuatan yang dituntutuntuk ditinggalkan disebut haram.
4) Karahah, adalah ketentuan untuk meninggalkan suatu perbuatandengan tidak tegas
untuk ditinggalkannya, sedangkan perbuatanyang dituntut untuk ditinggalkannya
dusebut makruh
5) Ibahah, adalah ketentuan Allah yang mengandung hak pilihan orangmukallaf antara
mengerjakan dan meninggalkannya. Pekerjaan yangdiperkenankan untuk dikerjakan
dan ditinggalkan disebut mubah
b. Hukum Wad’i
Hukum Wad’i adalah ktentuan Allah yang mengandung pengertian bahwa terjadinya
sesuatu itu sebab, syarat, atau penghalang sesuatu. Misalnya
 Sebab sesuatu, menjalankan sholat menjadi sebab kewajiban wudhu
 Syarat sesuatu, kesanggupan mengadakan perjalanan ke Baitullahmenjadi syarat
wajibnya menunaikan haji
 Penghalang sesuatu, berbeda agama menjadi penghalang harta pusaka-
mempusakai.

Kesimpulannya, hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan olehAllah melalui


wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al-Qur’an dan dipertegas oleh Nabi
Muhammad melalui sunah-Nya yang kini terhimpundengan baik dalam hadist.

2.5 Konstribusi Umat Islam dalam Perumusan Hukum


Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bebeas dan merdeka,karena inggin
memperkuat kedudukan pribadinya untuk memenuhikeinginan dan kegemarannya,
mereka tidak sanggup menghadapitantangan alam untuk menyatukan diri dengan sodara
sesama manusiadan menyatakan usahanya dengan orang lain.Untuk mengatasi itu
tidakada cara lain.Ada 3 program yang harus dicermati dan difahami, yaitu:

11
1. Terwujudnya masyrakat yang agamis, berperadaban luhur, berbasishati nurani yang
diilhami dan disinari firman ajaran agama Allah
2. Terhindarnya perilaku radikal , ekstrim, tidak toleran, dan eksklusifdalam kehidupan
beragama.
3. Terbinanaya masyarakat yang dapat menghayati, mengamalkanajaraj-ajaran agama
dengan sebenarnya, mengutamakan persamaan,menghargai HAM dan menghormati
perbedaan melaluiinternalisasi ajaran agama.
Aspek kehidupan sosial keadaanya selalu berubah-ubah mengikuti perubahan waktu,
tempat ,keadaan, maka syariat atau hukum yangmerupakan salah satu aspek sosial
dengan sendirinya antara kehidupansosial dengan hukum mempunyai aspek yang
saling mempengaruhi,maka kita akan mendapatkan sebab perbedaan diantara
berbagaihukum karena perbedaan waktu dan tempat dan adanya bermacam- macam
hukum yang diwarnai oleh faktor kebangsaan dan faktorkhusus dan sifatnya
tradisional.
Sistem hukum yang mewarnai hukum nasional kita di Indonesiaselama ini
dasarnya terbentuk atau dipengaruhi oleh tiga pilar subsistemhukum yaitu sistem
hukum barat, hukum adat dan sistem hukum Islam,yang masing-masing menjadi sub-
sistem hukum dalam sistem hukumIndonesia. Sistem Hukum Barat merupakan
warisan penjajah kolonialBelanda yang selama 350 tahun menjajah Indonesia.
Penjajahantersebut sangat berpengaruh padasistem hukum nasional kita.Sementara
Sistem Hukum
Adat bersendikan atas dasar-dasar alam pikiran bangsa Indonesia,dan untuk
dapat sadar akan sistem hukum adat orang harus menyelamidasar-dasar alam pikiran
yang hidup di dalam masyarakat Indonesia.Kemudian sistem Hukum Islam, yang
merupakan sistem hukum yang bersumber pada kitab suci AIquran dan yang
dijelaskan oleh NabiMuhammad dengan hadis/sunnah-Nya serta dikonkretkan oleh
paramujtahid dengan ijtihadnya.
1. UUD 1945
Hukum Islam dalam bentuk peraturan khusus yang berlaku bagiumat Islam
misalnya adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989tentang Pengadilan Agama
dan keberadaan Kompilasi Hukum Islam(KHI) yang penyebarluasannya dilakukan
berdasarkan Inpres No. 1Tahun 1991. Sedangkan Hukum Islam dalam hukum
nasional yang berlaku umum misalnya ada pada Undang-Undang Nomor 5
Tahun1960 tentang Pokok-Pokok Agraria khususnya yang mengatur tentang
12
perwakafan tanah, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentangPerkawinan,
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, dan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002tentang Perlindungan Anak.
Undang-undang yang berlaku saat ini seperti, UU Perkawinan, UUPeradilan
Agama, UU Penyelenggaraan Ibadah Haji, UU PengelolaanZakat, dan UU Otonomi
Khusus Nanggroe Aceh Darussalam serta beberapa undangundang lainnya yang
langsung maupun tidak langsung memuat hukum Islam seperti UU Nomor 10 Tahun
1998 tentang perbankan yang mengakui keberadaan Bank Syari'ah dengan prinsip
syari'ahnya, atau UU NO. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama yang semakin
memperluas kewenangannya, dan UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah.

2. Undang-undang Perkawinan
Dalam ikatan perkawinan sebagai salah satu bentuk perjanjian (suci) antara
scorang pria dengan seorang wanita, yang mempunyai segi-segi perdata, berlaku
beberapa asas, diantaranya adalah:
a. Kesukarelaan,
b. Persetujuan kedua belah pihak.
c. Kebebasan memilh,
d. Kemitraan suami-istri.
e. Untuk selama-lamanya.
f. Monogami terbuka.
3. Undang-undang Peradilan Agama
Peradilan adalah proses pemberian keadilan di suatu lembaga yang disebut
pengadilan. Pengadilan adalah lembaga atau badan yang bertugas menerima,
memeriksa, mengadili dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya.
Peradilan Agama adalah proses pemberian keadilan berdasarkan hukum agama Islam
kepada orang orang Islam yang dilakukan di Pengadilan Agama dan Pengadilan
Tinggi Agama.
Untuk menegakkan hukum islam yang berlaku secara yuridis formal dalam
negara republik indonesia, pada tanggal 8 desember 1988 presiden Republik

13
Indonesia menyampaikan rancangan undang-undang peradilan agama kepada dewan
perwakilan rakyat untuk di bicarakan dan di setujui sebagai undang-undang
menggantikan semua peraturan perundang-undangan tentang peradilan agama yang
tidak sesuai lagi dengan undang-undang dasar 1945 dan undang-undang tentang
pokok pokok kekuasaan kehakiman 1970.

Pada hari kamis tanggal 14 desember 1989, rancangan undang undang peradilan
agama itu di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat menjadi Undang-Undang Republik
Indonesia. Pada tanggal 29 desember 1989, oleh presiden republik Indonesia dalam lembaran
negara nomor 49 tahun 1989. Pemeluk agama Islam yang telah menjadi bagian penduduk
indonesia, dengan undang-undang itu di beri kesempatan untuk menaati hukum Islam yang
menjadi bagian mutlak ajaran agamanya, sesuai dengan jiwa pasal 29 undang-undang dasar
1945 terutama ayat 2-nya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum Islam ialah ketentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang mukallaf
yang mengandung suatu tuntutan, pilihan, sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya
sesuatu yang lain. Syariat Islam menyamaratakan hukum dan keadilan antara sesama
umat Islam Islam mengerahkan kekuatan manusia kepada tujuan besar, yaitu
kepentingan masyarakat dengan memanfaatkan segala bentuk kebajikan yang
disumbangkan setiap individu.
3.2. Saran
Kami menyarankan agar pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang makalah
yang kami sajikan. Kami menyarankan agar pembaca bisa menambah wawasan
dengan menerapkan ajaran Islam didalam lingkup hukum.

15
Daftar Pustaka

http://femimelinda.blogspot.com/2017/03/makalah-agama-islam-tentang-hukum islam.html

http://3x05.blogspot.com/2009/09/normal-0-false-false-false.html

file:///D:/Kuliah/Agama/Ecko%20File_%20Menumbuhkan%20Kesadaran%20Untuk
%20Taat%20Terhadap%20 Allah %20SWT.pd

http://parepai.blogspot.com/2014/10/materi-iii-konsep-hukum-dalam-islam.html

https://uliyasiwi.wordpress.com/2011/10/11/makalah-pendidikan-agama-islam/

16

Anda mungkin juga menyukai