Anda di halaman 1dari 12

Kata pengantar

Assalamu’alaikum Wr Wb

Kami memulai nmakalah ini dengan rasa syukur kepada ALLAH SWT atas
berkah-Nya. Dalam makalah ini, kami akan mengulas bentuk negara dan sistem
pemerintahan.

Di dalam agama islam ada hukum islam yang memiliki beberapa unsur-unsur.
Memiliki sumber yaitu Al-Quran, hadist, ijma, dan qiyas. Hukum adat juga memiliki
beberapa peraturan jika dilanggar oleh masyarakat suku tersebut akan mendapatkan
beberapa sanksi. Makalah ini dirancang untuk memberikan wawasan tentang hukum
islam dan hukum adat.

Makalah ini merinci perkembangan konsep hukum islam dan hukum adat.
Dengan harapan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang
hukum islam dan hukum adat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan inspirasi dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang berharga dan mendalam mengenai hukum islam dan
hukum adat.

Medan, Desember 2023

penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan Khusus Riset............................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN ..............................................................................................5
2.1 Pengertian hukum islam ......................................................................................5
a. Sumber hukum islam ...................................................................................5
b. Jenis-jenis hukum islam ..............................................................................6
c. Tujuan hukum islam ....................................................................................6
2.2 pengertian hukum adat .......................................................................................7
a. Sumber hukum adat ......................................................................................8
b. Unsur hukum adat ........................................................................................8
c. Sanksi hukum adat ......................................................................................9
BAB 3 PENUTUPAN ...............................................................................................11
3.1 kesimpulan ........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................12

2
BAB 1. PEMDAHULUAN

1.1 latar belakang

hukum Islam di Indonesia dapat ditelusuri hingga masa penyebaran agama Islam
di Nusantara, yang dimulai dari abad ke-7 hingga ke-14 melalui aktivitas
perdagangan, pendidikan, dan misi-misi agama. Proses ini membentuk tradisi hukum
Islam di berbagai komunitas.

Sementara itu, hukum adat di Indonesia memiliki akar dalam nilai-nilai dan
norma-norma yang berkembang dalam masyarakat lokal. Beragam suku dan etnis di
Indonesia memiliki sistem hukum adatnya sendiri, yang sering kali terkait erat
dengan budaya, kepercayaan animisme, dan tradisi nenek moyang.

Kedua sistem hukum ini berkembang secara independen dan mencerminkan


keanekaragaman budaya Indonesia. Dalam sejarahnya, hukum adat dan hukum Islam
berperan dalam menjaga ketertiban sosial, menyelesaikan konflik, dan mengatur
kehidupan masyarakat.

Proses kolonialisasi oleh Belanda membawa perubahan signifikan dalam sistem


hukum di Indonesia. Meskipun pemerintah kolonial memperkenalkan hukum Barat,
mereka juga mengakui dan menggunakan beberapa aspek hukum Islam dan hukum
adat.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pemikiran hukum Islam semakin diakui dan


diintegrasikan dalam sistem hukum nasional. Hukum adat juga mendapat pengakuan
dalam konstitusi untuk menjaga keberagaman budaya di Indonesia.

Hingga saat ini, upaya terus dilakukan untuk memadukan hukum Islam dan
hukum adat dengan sistem hukum nasional, menciptakan landasan hukum yang
inklusif dan menghormati keanekaragaman masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa itu Hukum Islam dan Hukum adat ?


2. Jelaskan Sumber-sumber Hukum Islam dan Hukum adat ?
3. Apa saja Jenis-jenis Hukum Islam dan berikan contohnya?
4. Apa tujuan Hukum Islam?
5. Jelaskan unsur Hukum Islam?
6. Apa sanksi yang akan di berikan jika Hukum Adat dilanggar?

3
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Hukum Islam dan Hukum adat.
2. Untuk mengetahui Sumber-sumber Hukum Islam dan Hukum adat.
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis Hukum Islam dan berikan contohnya.
4. Untuk mengetahui tujuan dari Hukum Islam.
5. Untuk mengetahui unsur Hukum Islam.
6. Untuk mengetahui sanksi dari pelanggaran Hukum Adat.

4
BAB 2 PEMBAHSAN

1.2 PENGERTIAN HUKUM ISLAM


Hukum islam adalah ketetapan yang didasarkan pada sumber dasar ajaran agama
islam. Dikutip dari buku pengantar hukum islam, ketetapan ini diturunkan oleh Allah
SAW bagi kesejahteraan hamba-Nya. (Maryam Mazaya. 2023).

a. Sumber Hukum Islam


Di dalam hukum islam terdiri dari beberapa sumber yaitu :
1. Al-Quran
Al-Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai mukjizat yang paling besar dan agung, melalui malaikat jibril
dengan jalur mutawir sebagai petunjuk bagi seluruh manusia, dan merupakan
pahala bagi yang membaca.

2. Hadist
Melalui hadits inilah yang akan memberikan penjelasan lebih lanjut dari apa
yang tercantum dai Al-Quran. Hadits adlah satu dari 4 sumber hukum islam yang
disepakati para ulama. Hadits menjadi runjukan bagi umat muslim untuk
menjelaskan hukum-hukum yang terdapatdalam Al-Quran.

3. Ijma
Pengertian ijma adalah kesepakatan para ulama dalam menepatkan suatu
hukuk-hukum dalam agama berdasarkan Al-Quran dan hadits dalam suatu
perkara yang terjadi. Ijma adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh para
ulama dengan cara ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati dan hasil
dari ijma adalah fakwa.

4. Qiyas
Qiyas sendiri secara bahasa adalah tindakan mengukur sesuatu yang
kemudian dinamkan. Sedangkan secara istilah, Qiyas adalah penetapan hukum
pada suatu perbuatan yang saat itu belum ada ketentuan dan kemudian
didasarkan dengan yang sudah ada ketentuannya. Secara umum, Qiyas ini terbagi
menjadi tiga antara lain: Qiyas Illat yang terbagi lagi menjadi dua yaitu Qiyas
Jali dan Qiyas Khafi. Lalu kedua adlah Qiyas dalalah dan Qiyas Shabah. (Yufi
Cantika. 2023.).

5
b. Jenis-jenis Hukum Islam
Ada empat jenis hukum islam antara lain :
1. Wajib (Fardhu)
Hukum wajib artinya harus dikerjakan atau dihindari tiap muslim. Tidak
melakukan hukum wajib akan mendapatkan dosa, sedangkan
melakaksanakannya akan mendatangkan pahala. Contoh hukum wajib adalah
lima waktu sholat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan
melaksanakan haji bagi yang mampu.

2. Sunnah
Hukum sunnah adalah anjura untuk dilaksanakan, namun sunnah akan
mendatangkan pahla, sedangkan meninggalkannya tidak berdosa, contoh hukum
sunnah adalah sholat sunnah rawatib, puasa sunnah, berdosa setalah sholat.

3. Mubah
Jenis hukum ini adalah berupa anjuran tanpa kewajiban. Tindakan yang
masuk dalam hukum mubah diperbolehkan dalam islam tanpa pahala atau dosa.
Contoh hukum mubah adalah makan, minum, dan tidur.

4. Makruh
Hukum makruh adalah dihindari atau dilarang, namun meninggalkannya
tidak berdosa. Melakukan tindakan yang masuk dalam hukum makruh akan
mendatangkan dosa, sedangkan meninggalkan tidak akan mendatangkan pahala.
Contoh hukum makruh adalah makan sambil berdiri dan berbicara setelah adzan.

5. Haram
Jenis hukum ini melarang secara tegas dalam islam melakukan tindakan yang
masuk dalam hukum haram akan mendatangkan dosa, sedangkan
meniggalkannya atau tidak melakukannya akan mendatangkan pahala. Contoh
hukum haram adalah berzina, mencuri, dan minimum khamar (minuman
beralkohol) dan lainnya. (Maryam Mazaya. 2023).

c. Tujuan Hukum Islam


Hukum islam memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. Memelihara Agama
Agama adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap manusia oleh
martabatnya dapat terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain dan

6
memenuhi hajat jiwanya. Agama islam memeberikan perlindungan kepada
pemeluk agama lain untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya.

2. Memelihara Jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara
hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam melarang
pembunuhan sebagai penghilangan jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana
yang dipergunakan oleh manusia untuk mempertahankan kemaslahatannta
hidupnya.

3. Memelihara Akal
Islam mewajibkan seluruh umjatnya untuk memelihara akalnya, karena akal
mempunyai peranan yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia.
Seseorang tidak akan menjalankan hukum islam dengan baik dan benar tanpa
mempergunakan akal sehat.

4. Memelihara Keturunan
Dalam hukum islam memelihara keturunan adalah hal yang sangat penting.
Karena itu meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut
ketentuan yang ada dalam Al-Quran dan As-sunnah dan dilarang melakukan
perzinahaan.

5. Memelihara Harta
Menurut ajaran islam harta adalah pemnerian Allah kepada manusia untuk
kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi
dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, sah
menurut hukum dan benar menurut aturan moral. Jadi hukum slam ditetapkan
oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik yang
bersifat primer, sekunder maupun tersier.(Tim humas. 2022).

2.1 PENGERTIAN HUKUM ADAT

Hukum adat adalah hukum kebiasaan yang artinya aturan dibuat dari tingkah laku
masyarakat yang tumbuh dan berkembang sehingga menjadi sebuah hukum yang
ditaati secara tidak tertulis. Adapun pengertian hukum adat menurut beberapa ahli :
1. Menurut Prof. Mr. B. Terhaar Bzn

7
Hukum adat adalah keseluruhan peraturan yang menjelma dalam keputusan-
keputusan dari kepala- kepala adat dan berlaku secara spontan dalam masyarakat.
2. Menurut Prof. Mr. Cornelis van Vollen Hoven
Hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku masyarakat yang berlaku
dan mempunyai sanksi dan belum dikodifikasikan.

3. Menurut Dr. Sukanto, S.H.


Hukum adat adalah komplek adat-adat yang pada umumnya tidak dikitabkan,
tiba dikodifikasikan dan bersifat paksaan, mempunyai sanksi jadi mempunyai
akibat hukum. (Fai. 2021).

a. Sumber Hukum adat


Sumber hukum adat adalah
1. Adat-istiadat atau kebiasaan yang merupakan tradisi rakyat.
2. Kebudayaan tradisional rakyat.
3. Ugeran/ kaidah dari kebudayaan Indonesia asli.
4. Perasaan keadilan yang hidup dalam masyarkat.
5. Pepatah adat.
6. Yudisprudensi adat.
7. Dokumen-dokumen yang hidup pada waktu itu, yang memuat ketentuan-
ketentuan hukum yang hidup.
8. Kitab-kitab hukum yang pernah dikeluarkan oleh raja-raja.
9. Doktrin tentang hukum adat.
10. Hasil-hasil penelitian tentang huku adat.
11. Nilai-nilai yang tumbuh dan berlaku dalam masyarakat. (Bewa Ragawmo, SH,
M.SI. 2009).

b. Unsur hukum adat


Hukum adat memiliki cirri khas tersendiri, dan unsur-unsur dalam sistem hukum
adat dapat mencakup:
1. Adat istiadat : norma- norma sosial, kepercayaan, dan tradisi yang dipegang
masyarakat tertentu. Adat istiadat mencerminkan nilai-nilai yang diterima
komunitas.
2. Lembaga adat : Struktur atau organisasi dalam masyarakat yang bertanggung
jawab untuk menjaga, mengembangkan, dan menegakkan hukum adat. Lembaga
ini bisa berupa dewan adat, kepala adat, atau lembaga khusus lainnya.

8
3. Pemimpin adat : figur yang memiliki peran penting dalam menjaga dan
menegakkanhukum adat. Pemimpin adat sering kali memiliki otoritas dan
pengaruh dalam pengaruh dalam keputusan-keputusan hukum di tingkat lokal.
4. Sistem sanksi : konsekuensi atau hukuman yang diberilakukan jika norma adat
dilanggar. Sanksi ini bisa berupa hukuman sosial, upacara adat, atau tindakan
korektif lainnya.
5. Kebiasaan adat : Praktik-pratik harian atau kegiatan yang mencerminkan norma
dan nilai-nilai dalam masyarakat. Ini bisa mencakup norma-norma pernikahan,
warisan, atau pertanggung jawab sosial.
6. Pengatur hukum sosial : hukum adat sering kali mengatur hubungan sosial anatar
individu dan kelompok dalam masyarakat. Ini bisa mencakup norma-norma
pernikahan, warisan, atau pertanggungjawaban sosial.

Penting untuk dicatat bahwa hukum adat sangat bervariasi antar budaya dan antar
masyarakat. Unsur-unsur di atas dapat berbeda tergantung pada tradisi dan
kepercayaan yang ada di suatu daerah atau kelompok masyarakat adat. (Dr Yukia SH,
MH. 2016.).

Unsur hukum adat memiliki unsur-unsur tertentu yaitu:


1. unsur material : kebiasaan atau tingkah laku tetap diulang-ulangatau sebuah
rangkaian perbuatan yang sama.
2. Unsur Intelektual : kebiasaan harus dilakukan karena ada keyakinan bahwa hal itu
dilakukan secara objektif. (Bewa Ragawmo, SH, M.SI. 2009).

c. Sanksi Hukum Adat


1. Contoh hukum adat di Indonesia dan sanksi.
Contoh hukum adat yang berlaku di Aceh adalah hukum berjanjang sesuai
dengan kesalahan yang dilakukan. Baik yang dilakukan oleh kalangan bahwa hingga
orang yang memiliki jabatan tinggi. Sanksinya bagi pelanggar mulai dari teguran, lalu
naik pada level harus meminta maaf pada masyarakat luas, hingga hukuman fisik
untuk pelaku. Salah satu contohnya adalah laki-laki dan perempuan yang bukan
suami istri atau keluarga berduaan dalam satu ruangan. Sanksi yang akan diterima
keduanya adalah hukuman cambuk.

9
2. Hukum adat warisan Bali
Bali menganut paham patrilineal atau prioritas pada kaum laki-laki. Oleh kerena
itu, ahli waris keluarga jatuh ke tangan laki-laki seratus keluarga. Sementara, anak
perempuan hanya bisa menggunakan saja. Hal ini didasari karena tanggung jawab
laki-laki dinilai lebih besar dibandingkan perempuan dalam sebuah keluarga.

Hukum ini berubah pada tahun 2010, dimana perempuan diberikan hak atas
warisan. Tepatnya setengah dari harta yag sebelumnya sudah diambil sepertiga untuk
dijadikan harta pustaka. Hukum ini hanya berlaku untuk perempuan Hindu. Tidak
berlaku untuk perempuan Bali yang pindah ke agma lain.

Selain itu, Bali juga memiliki hukum adat yang disebut awig-awig. Hukum adat
awig-awig tercantum dalam peratura Daerah Bali nomor 3 tahun 2003. Hukum adat
awig-awig yang dianut masyarakat Desa pakraman, Bali mencakup beberapa hal,
yaitu:
a. Mengaksama : Meminta maaf.
b. Dedosaan : benda uang.
c. Kerampang : penyitaan harta benda.
d. Kesepekang : tidak diajak bicara dalam waktu tertentu.
e. Kaselog : Diusir dari desanya.
f. Upacara Prayascita : upacar bersih desa.

3. Hukum Adat Masyarakat Jawa


Hukum adat masyarakat Jawa yang hingga kini masih dijalani adalah hiyung
kalender. Perhitungan kalender oleh masyarakat Jawa tidak hanya berhubungan
dengan hal mistis, tetapi diyakini sebagai vcara untuk mendapat ridho sang pencipta.
Hitung kalender oleh masyarakat Jawa biasanya dilakukan untuk :
a. Mengatur tanggal pernikahan.
b. Mengatur tanggal hajatan besar.
c. Mengatur waktu yang baik untuk pindah rumah. (Monica Ayu Caesar Isabela.
2022).

10
BAB 3. PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

1. Hukum islam mengajarkan kita bahwa hukum islam merupakan seperangkat norma
atau peraturan yang bersumber dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SA, untuk
mengatur tingkah laku manusia di tengah-tengah masyarakat. Dengan kalimat yang
singkat, hukum islam dapat diartikan sebagai hukum yang bersumber dari ajaran
agama islam.

2. Hukum adat adalah memahami budaya hukum adat di Indonesia. Dengan kita
melanggar norma-norma adat juga mendapatkan sanksi sesuai dengan adat-istiadat
daerah tersebut

11
Daftar Pustaka

Maryam Mazaya. 2023. 10 jenis hukum islam dan pengetiannya, contohnya, dan
sumbernya.
Yufi Cantika. 2023. Memahami dan sumber hukum islam yang telah disepakati lebih
dalam.
Tim humas. 2022. Tujuan hukum islam
Fai. 2021. Apa itu hukum adat
Bewa Ragawmo, SH, M.SI. 2009. Pengantar dan asas-asas hukum adat istiadat.
Dr Yukia SH, MH. 2016. Buku ajar hukum adat.
Monica Ayu Caesar Isabela. 2022. Hukum adat: pengertian, sumber, dan unsurnya.

12

Anda mungkin juga menyukai