HUKUM ISLAM
“Tujuan dan Asas-asas Hukum Islam”
ALAMSYAH R :22209051
AKMAL :22209107
ERVINA :22209052
FAKULTAS HUKUM
2023/2024
Abstrak
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah “Tujuan dan
Asas-asas Hukum Islam”. Makalah ini disusun untuk menambah wawasan dan
pemahaman pembaca mengenai Tujuan dan Asas-asas Hukum Islam. Pemahaman
tersebut dapat dipahami melalaui pendahuluan, pembahasan masalah, serta
kesimpulan dalam makalah ini.
Makalah ini ditulis dengan konsep dan Bahasa yang sederhana sehingga
memudahkan pembaca dalam memahami makalah ini dengan baik. Dengan
makalah ini, diharapkan kita dapat memahami mengenai Tujuan dan Asas-asas
Hukum Islam Khususnya di indonesi.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dosen Pengampuh yang telah
membimbing dan memberikan kesempatan untuk menyusun Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Saran, kritik,
dan masukkan sangat penting bagi saya terutama dari para pembaca dan seluruh
pihak guna mengembangkan mutu makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Tujuan Hukum Islam.................................................................................... 3
B. Asas-asas Hukum Islam ............................................................................... 3
BAB III ................................................................................................................. 11
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum Islam merupakan perintah dari Allah SWT. yang ditaati oleh
seluruh umat Islam dan harus dilaksanakan oleh setiap muslim, agar
kehidupan manusia menjadi aman. tertib dan selamat baik di dunia maupun
di akhirat. Tujuan ini adalah melaksanakan seluruh perintah-perintah Allah
SWT dan menjauhi segala larangan-laranganNya.
Salah satu segi dari kehidupan sehari-hari adalah setiap orang harus
merasa terlindungi. Agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan
aman tentram dan damai tanpa adanya gangguan, maka bagi setiap manusia
perlu adanya suatu tata kedidupan
1
Sesuatu yang bersifat kebutuhan dan kebaikan tidaklah dipelihara
apabila dalam memelihara salah satunya terdapat kelalaian (perihal
melalaikan kewajiban) terhadap yang dharuri.
Dalam hukum Islam hal ini disebut dengan tindak pidana penyertaan
atau istilah lainnya keikut sertaan dalam melakukan suatu jarimah. Dalam
hal yang demikian itu, yang dengan berdasarkan prinsip keadilan dan
kemaslahatan, Islam menawarkan jalan keluar berupa pemberian
pembelajaran dan sanksi pada pelaku kejahatannya dalam suatu tindak
pidana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Tujuan Hukum Islam?
2. Apa Asas-asas Hukum Islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui Tujuan Hukum Islam!
2. Mengetahui Asas-asas Hukum Islam!
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
termasuk perbuatan perjanjian, tidak pernah akan lepas dari nilai-
nilai ketauhidan. Dengan demikian manusia memiliki tanggung
jawab akan hal itu. Tanggung jawab kepada masyarakat, tanggung
jawab kepada pihak kedua,tanggung jawab kepada diri sendiri, dan
tanggung jawab kepada Allah SWT. Akibat dari penerapan asas
ini, manusia tidak akan berbuat sekehendak hatinya karena
segala perbuatannya akan mendapat balasan dari Allah SWT.
2. Asas Kebolehan (Mabda’al-Ibahah) Terdapat kaidah fiqhiyah yang
artinya,”Pada asasnya segala sesuatu itu dibolehkan sampai terdapat
dalil yang melarang”. Kaidah fiqih tersebut bersumber pada dua
hadis berikut ini: Hadis riwayat al Bazar dan at-Thabrani yang
artinya: “Apa-apa yang dihalalkan Allah adalah halal, dan apa-
apa yang diharamkan Allah adalah haram, dan apa-apa yang
didiamkan adalah dimaafkan. Maka terimalah dari Allah pemaaf-
Nya. Sungguh Allah itu tidak melupakan sesuatupun”. Hadis
riwayat Daruquthni, dihasankan oleh an-Nawawi yang artinya:
Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban,
maka jangan kamu sia-siakan dia dan Allah telah memberikan
beberapa batas, maka janganlah kamu langgar dia, dan Allah
telah mengharamkan sesuatu maka janganlah kamu pertengkarkan
dia,dan Allah telah mendiamkan beberapa hal, maka janganlah
kamu perbincangkan dia. Kedua hadis di atas menunjukkan bahwa
segala sesuatunya adalah boleh atau mubah dilakukan. Kebolehan
ini dibatasi sampai ada dasar hukum yang melarangnya. Hal ini
berarti bahwa Islam memberi kesempatan luas kepada yang
berkepentingan untuk mengembangkan bentuk dan macam
transaksi baru sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat.
3. Asas Keadilan (al-‘Adalah) Dalam QS. Al-Hadid (57): 25
disebutkan bahwa Allah berfirman yang artinya ”Sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-
4
bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka
al-Kitab dan Neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan”. Selain itu disebutkan pula dalam QS. Al-
A’raf (7): 29 yang artinya “Tuhanku menyuruh supaya berlaku
adil”. Dalam asas ini para pihak yang melakukan kontrak dituntut
untuk berlaku benar dalam mengungkapkan kehendak dan
keadaan, memenuhi perjanjian yang telah mereka buat, dan
memenuhi semua kewajibannya.
4. Asas Persamaan atau KesetaraanHubungan muamalat dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Seringkali terjadi
bahwa seseorang memiliki kelebihan dari yang lainnya. Oleh karena
itu sesama manusia masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan. Maka antara manusia yang satu dengan yang lain,
hendaknya saling melengkapi atas kekurangan yang lain dari
kelebihan yang dimilikinya. Dalam melakukan kontrak para
pihak menentukan hak dan kewajiban masing-masing didasarkan
pada asas persamaan dan kesetaraan. Tidak diperbolehkan
terdapat kezaliman yang dilakukan dalam kontrak tersebut.
Sehingga tidak diperbolehkan membeda-bedakan manusia
berdasar perbedaan warna kulit, agama, adat dan ras. Dalam QS.al-
Hujurat (49): 13 disebutkan yang artinya ”Hai manusia
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal”.
5. Asas Kejujuran dan Kebenaran (As}-S{idiq) Jika kejujuran ini tidak
diterapkan dalam kontrak, maka akan merusak legalitas kontrak
dan menimbulkan perselisihan diantara para pihak.33 QS.al-
Ahzab (33): 70 disebutkan yang artinya, “Hai orang-orang yang
beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar”. Suatu perjanjian dapat dikatakan benar
apabila memiliki manfaat bagi para pihak yang melakukan
5
perjanjian dan bagi masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan
perjanjian yang mendatangkan madharat dilarang.
6. Asas Tertulis (al-Kitabah) Suatu perjanjian hendaknya dilakukan
secara tertulis agar dapat dijadikan sebagai alat bukti apabila di
kemudian hari terjadi persengketaan.20 Dalam QS.al-Baqarah (2);
282- 283 dapat dipahami bahwa Allah SWT menganjurkan
kepada manusia agar suatu perjanjian dilakukan secara
tertulis, dihadiri para saksi dan diberikan tanggung jawab
individu yang melakukan perjanjian dan yang menjadi saksi
tersebut. Selain itu dianjurkan pula jika suatu perjanjian
dilaksanakan tidak secara tunai maka dapat dipegang suatu benda
sebagai jaminannya.
7. Asas Iktikad baik (Asas Kepercayaan atau Amanah) Asas ini dapat
disimpulkan dari pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata yang
berbunyi, ”Perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad
baik”. Asas ini mengandung pengertian bahwa para pihak
dalam suatu perjanjian harus melaksanakan substansi kontrak atau
prestasi berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh serta
kemauan baik dari para pihak agar tercapai tujuan perjanjian.
8. Asas Kemanfaatan dan Kemaslahatan Asas ini mengandung
pengertian bahwa semua bentuk perjanjian yang dilakukan harus
mendatangkan kemanfaatan dan kemaslahatan baik bagi para pihak
yang mengikatkan diri dalam perjanjian maupun bagi masyarakat
sekitar meskipun tidak terdapat ketentuannya dalam al Qur’an dan
Al Hadis. Asas kemanfaatan dan kemaslahatan ini sangat
relevan dengan tujuan hukum Islam secara universal.
Sebagaimana para filosof Islam di masa lampau seperti al-
Ghazali (w.505/1111) dan asy-Syatibi (w 790/1388) merumuskan
tujuan hukum Islam berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan al-Hadis
sebagai mewujudkan kemaslahatan. Dengan maslahat dimaksudkan
memenuhi dan melindungi lima kepentingan pokok manusia yaitu
6
melindungi religiusitas, jiwa-raga, akal-pikiran, martabat diri dan
keluarga, serta harta kekayaan.
Sedangkan asas-asas perjanjian yang berakibat hukum dan
bersifat khusus adalah:
2) Selain itu asas ini dapat pula di lihat dalam pasal 1320 ayat (1)
KUH Perdata. Dalam pasal tersebut ditentukan bahwa
salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu adanya kesepakatan
kedua belah pihak. Asas konsensualisme merupakan asas
yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak
diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya
kesepakatan kedua belah pihak, yang merupakan persesuaian
antara kehendak dan pernyataan yang dibuat oleh kedua
belah pihak.
7
seseorang untuk membuat perjanjian macam apapun dan berisi
apa saja sesuai dengan kepentingannya dalam batas-batas
kesusilaan dan ketertiban umum, sekalipun perjanjian itu
bertentangan dengan pasal-pasal hukum perjanjian.
8
yang halal atau menghalalkan yang haram”. Dari hadis di atas
dapat dipahami bahwa setiap orang yang melakukan perjanjian
terikat kepada isi perjanjian yang telah disepakati bersama
pihak lain dalam perjanjian. Sehingga seluruh isi perjanjian
adalah sebagai peraturan yang wajib dilakukan oleh para
pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian.
9
intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh
para pihak. Asas Pacta Sunt Servanda dapat disimpulkan
dalam pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, yang berbunyi,
”Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang”.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan hukum Islam adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil,
harmonis, dan taat hukum dalam kerangka nilai-nilai agama Islam. Asas-
asas hukum Islam yang mendasarinya adalah keadilan, keseimbangan,
maqasid al-shariah (tujuan-tujuan syariah), dan keberlanjutan.
B. Saran
Pendidikan dan Kesadaran: Penting untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang hukum Islam dan asas-asasnya melalui pendidikan dan
kesadaran, sehingga individu dapat mematuhi hukum dengan benar.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.jurnal.com/document/532011361/Asas-Asas-Hukum-Islam
https://jurnal.instika.ac.id/index.php/AnilIslam/article/view/31/16
https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/download/31622/19159
Ade Candra Kusuma, Asas Kebebasan Berkontrak dalam Hukum
Islam, Hukum Islam. Vol. VI No. 4. Desember 2006.
Ali, Mohammad Daud. Asas-Asas Hukum Islam. Jakarta: Rajawali, 1990.
Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah, Studi tentang Akad dalam
Fikih Muamalat. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.
Aula, Muhammad Syakir. Asuransi Syari’ah (Life and General): Konsep
dan Sistem Operasional. Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Badrulzaman, Mariam Darus. Kerangka Dasar Hukum Perjanjian
dalam Seri Dasar Ekonomi, Hukum Kontrak di Indonesia.
Jakarta; ELIPS, 1998.
Djamil, Faturrahman. Hukum Perjanjian Syari’ah. Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2001.
12