Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Fauzan, S.H.I., M.H
NIP : 20190401 1999210 0 01
Disusun Oleh:
(Kelompok 3)
FAKULTAS SYARIAH
HUKUM TATA NEGARA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H / 2023 M
10
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr .Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Filsafat
Hukum Islam tentang Kaida Hukum Islam. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr Ahmad Fauzan, S.H.I., M.H Selaku
Dosen Mata Kuliah Filsafat Hukum Islam atas dedikasinya kepada kami untuk
menyelesaikan tugas makalah.
Kami sebagai penulis makalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca. Dan penulis berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada penulis terutama dan juga pembaca sekalian
untuk dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amiin.
Penulis
(Kelompok 3)
10
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
Seluruh hukum yang ditetapkan Allah SWT untuk para hamba Nya,
baik dalam bentuk perintah maupun larangannya mengandung mashlahah.
Tidak ada hukum syara' yang tidak mengandung mashlahah. Seluruh
perintah Allah kepada manusia untuk melakukannya adalah mengandung
manfaat untuk dirinya, baik secara langsung maupun tidak, begitu pula
sebaliknya semua larangan Allah untuk dijauhi manusia terkandung
kemaslahatan, yaitu terhindarnya manusia dari kebinasaan atau kerusakan.
1. Pengertian kaidah?
1. Kaidah Ushuliyah
2. Kaidah Fiqhiyyah
1
Ali Ahmad al-Nadwiy, Al-Qawā‘id al-Fiqhiyyah, (Damsyiq: Dar al-Qalam, 1994), h. 39; Lihat
juga A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan
Masalah-Masalah Praktis, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2006), h. 2.
acuan bagi pelaksanaan hukum, sekaligus untuk mengetahui hukum
dari perbuatan seorang mukallaf. Hasil dari penerapan hukum yang
bersifat amaliyah tersebut. Dimana kaidah fiqhiyyah adalah kompilasi
dari hukum-hukum yang memiliki kesamaan, yang mana ketentuan
hukumnya merujuk pada kesamaan. Kaidah fiqhiyyah sendiri, terdapat
pembagian lagi kedalam kaidah kulliyah (universal) dan kaidah kaidah
furuiyah (kaidah cabang). Kaidah kulliyah yang masyhur di kalangan
ulama terdapat lima kaidah, yaitu : Segala perkara tergantung dari
maksud (tujuan), “Suatu keyakinan tidak bisa dihilangkan dengan
keragu-raguan”, “Kesulitan mendatangakan kemudahan”, “Bahaya
(mudharat) harus dihilangkan”, “Adat atau kebiasaan dapat dijadikan
pertimbangan menetapkan hukum”.2
Syariat Islam menurut bahasa berarti jalan yang dilalui umat manusia
untuk menuju kepada Allah Ta’ala. Dan ternyata islam bukanlah hanya
sebuah agama yang mengajarkan tentang bagaimana menjalankan ibadah
kepada Tuhannya saja. Keberadaan aturan atau sistem ketentuan Allah swt
untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah Ta’ala dan hubungan
2
Wartoyo, Rekontruksi Hukum Transaksi Muamalah Dengan Pendekatan Kaidah Fiqhiyyah,
(Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Islam), Vol. 5, No. 1, 2020, hlm 44-45.
manusia dengan sesamanya. Aturan tersebut bersumber pada seluruh
ajaran Islam, khususnya Al-Qurandan Hadits.
3
Eva Iryani, Hukum Islam Demokrasi, (Jambi : Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari), vol.17,
No.2, 2017, hal.24-27.
hukum kehidupan manusia tertuang di Al-Qur’an, yang dilengkapi
penjelasannya dalam hadits Nabi SAW. Berikut ini adalah macam-macam
hukum Islam.
1. Hukum Taklifi
ُٰۗيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا تَ َدايَ ْنتُ ْم بِ َدي ٍْن اِ ٰلٓى اَ َج ٍل ُّم َس ًّمى فَا ْكتُب ُْوه
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang
piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.”
4
Susiadi, Ushul Fiqh, (Lampung, IAIN raden intan), hlm. 52-59.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ijab (wajib)
2. Nadab (sunah)
3. Ibahah (mubah)
4. Karahah (Makruh)
5. Tahrim (haram)
DAFTAR PUSTAKA