Dosen Pengampu:
Dr. Muhamad Amirullah, S.H., M.H.
Oleh:
Kelompok 9
Salsabil Qodrunnada NPM. 110110220426
Sutan Adriansyah NPM. 110110220406
Fara Syahrani NPM. 110110220422
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr. Muhamad
Amirullah, S.H., M.H. sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Hukum Indonesia yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 9
2
DAFTAR ISI
MAKALAH .................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
BAB I .......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 5
PENUTUP ................................................................................................................................. 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1.3 Pengertian
Pengertian hukum Islam sendiri bisa dipahami berdasarkan dua istilah
yang membangunnya yaitu kata hukum dan Islam. Hukum dapat diartikan
sebagai peraturan dan undang-undang. Hukum dapat dipahami sebagai
aturan atau norma yang mengatur tingkah laku manusia pada suatu
masyarakat, baik berupa aturan ataupun norma yang kenyataannya tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat maupun aturan yang diciptakan atau
dibuat oleh penguasa. Sedangkan kata Islam memiliki arti sebagai agama
Allah yang diamanatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan pengertian
sederhana, Islam berarti agama Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad
Saw. untuk disampaikan kepada umat manusia agar mencapai kesuksesan
hidupnya baik di dunia maupun di akhirat kelak.1
Al-Fayumi dalam buku Zainudin Ali, Hukum Islam, Pengantar Hukum
َ ukum bermakna memutuskan,
Islam di Indonesia ia menyebutkan bahwa H
menetapkan, dan menyelesaikan setiap permasalahan.2
Menurut Abdul Ghani Abdullah, Hukum Islam adalah sebagai hukum
yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam. Ia pun juga menulis
bahwa konsep dari hukum islam adalah sebagai dasar dan bagian hukum
yang ditetapkan oleh Allah SWT. 3
1
Heru Juabdin sada. 2016. “Manusia dalam perspektif Agama Islam” https://media.neliti.com/media/publications/56722-ID-none.pdf. Diakses tanggal 9
September 2022
2
https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Pengantar-Hukum-Islam-buku-ajar-rohidin-fh-uii.pdf.pdf. Diakses pada tanggal 8 September 2022
3
Abdul Ghani Abdullah, 1994. “Hukum Islam dalam aturan tata hukum Indonesia” (Gema Insani). Diakses pada tanggal 8 September 2022.
5
Menurut Eva Iryani, Hukum islam adalah syariat islam yang berisi
system kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah
Rosul mengenai tingkah laku seseorang yang sudah dibebani terhadap
kewajiban.
1.4 Tujuan
Seorang tokoh Islam yang bernama Abu Ishaq al Shatibi telah merumuskan
lima tujuan hukum islam yaitu:
1. Agama, yang merupakan tujuan hukum Islam yang pertama, karena
agama merupakan pedoman hidup manusia.
2. Jiwa, merupakan tujuan hukum islam yang kedua, karena hukum Islam
wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan
kehidupannya.
3. Akal, merupakan factor penting dalam agama islam, karena dengan
mempergunakan akal, manusia akan dapat berfikir tentang Allah, alam
semesta, akhlak dan dirinya sendiri.
4. Keturunan, yaitu agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelanjutan umat
manusia dapat diteruskan.
5. Harta, merupakan pemberian Allah SWT kepada manusia, agar manusia
dapat mempertahankan hidup di jalan yang benar dan melangsungkan
kehidupannya.4
6
qur’an adalah sebuah kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad,
ditulis dalam mushaf Bahasa arab. Al-Qur’an ini diturunkan secara
mutawattir, dan kepada umatnya yang membaca al-Qur’an akan dikenakan
pahala karena mengandung nilai ibadah.
Al-Jurjani mendefinisikan Al-Qur’an adalah (kalamullah) yang
diturunkan kepada rasulullah tertulis dalam mushaf yang langsung diturunkan
kepada Rasulullah, ditukil dari Rasulullah secara Mutawatir dengan tidak ada
keraguan di dalamnya. 5
Berikut adalah hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an:
a. Hukum I’tiqadiyah, Hukum ini merupakan hukum islam yang memuat
pembahasan mengenai keimanan manusia terhadap Allah SWT,
malaikat, kita-kitab allah, rasul allah dan pada hari akhir.
b. Hukum Khuluqiyah, Merupakan hukum yang membahas tentang
akhlak manusia, baik atau buruknya perilaku manusia.
c. Hukum Amaliyah, Hukum yang membahas tentang tingkah laku
manusia. Baik itu mengenai ibadah, keluarga ataupun muamalah
dalam artian dan bahasan yang lebih luas. Yang artinya hukum ini
akan lebih mengalami pendekatan terhadap Hukum Perdata
2. Sunnah dan Hadis
Menurut kalangan ulama ushul, Sunnah dan Hadis adalah sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi SAW selain al-Qur'an, baik berupa perkataan,
perbuatan Nabi SAW selain al-Qur'an, baik berupa perkataan, perbuatan atau
pun taqrir yang pantas menjadi dalil hukum Syara. Sedangkan menurut
Fuqaha, Sunnah adalah hal-hal yang berasal dari Nabi SAW, tetapi hal itu
tidak fardhu dan tidak wajib.6
5
Siska Lis Sulistiani. 2018. “Perbandingan Sumber Hukum Islam”
https://media.neliti.com/media/publications/335060-perbandingan-sumber-hukum-islam-7a9a5b24.pdf. Diakses pada
11 September 2022.
6
Alfiah, Fitriadi, Suja’i. 2016. “Studi Ilmu Hukum”. Riau: Kreasi Edukasi. Hal 6
7
3. Ijtihad
Ijtihad, merupakan salah satu sumber hukum Islam yang ketiga
setelah Al Quran dan hadits. Fungsi ijtihad sebagai sumber hukum Islam
adalah untuk mendapatkan sebuah solusi hukum jika ada suatu masalah
yang harus di tetapkan hukumnya, akan tetapi tidak di temukan baik di Al-
Quran atau hadits. Oleh sebab itu, dari segi fungsi ijtihad sebagai sumber
hukum Islam, ijtihad memiliki kedudukan dan legalitas dalam Islam.
Walaupun dengan demikian, ijtihad tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang. Maka dari itu, hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki syarat
khusus untuk berijtihad. Berikut adalah Beberapa syarat yang harus diikuti
untuk seseorang berijtihad antara lain:
▪ Memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam terhadap
hukum islam
▪ Mempunyai pemahaman yang baik dalam Berbahasa Arab, ilmu
tafsir, usul fiqh, Akidah akhlak dan Sejarah.
▪ Mengetahui cara melakukan qiyas salah satunya
▪ Memiliki kepribadian akhlaqul qarimah.
Kesimpulannya, Fungsi ijtihad sebagai sumber hukum Islam akan
sangat penting pada saat ini dimana zaman yang semakin berkembang.
Ijtihad merupakan suatu sumber hukum Islam yang paling penting ketiga
setelah Alquran dan hadits.
7
(Saefuddin, 1983: 45 dikutip dari Mohammad Daud Ali, 2000: 116)
8
keadilan disebut lebih dari 1.000 kali, menempati posisi terbanyak ketiga,
setelah kata Allah dan ilmu pengetahuan. karena banyaknya kata keadilan
yang disebut dalam Al Quran itu sehingga Mohammad Daud Ali
menyebutnya sebagai asas yang sangat penting dalam hukum Islam. Hukum
Islam memahami sebuah kata adil. Apalagi berbuat adil adalah suatu
perintah Allah SWT kepada manusia, sesuai firmanNya: “Hai orang- orang
yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil.8 Berlaku adil maka kamu akan menjadi manusia yang takwa.
2. Asas Kepastian Hukum
Dalam asas kepastian hukum islam diberikan berupa contohnya oleh Allah
SWT. Hukum yang berasal dari Allah SWT sebagai otoritas tertinggi dalam
hukum Islam yang diterapkan dalam masyarakat dan harus disampaikan
dengan sejelas-jelasnya kepada masyarakat untuk dijadikan sebuah
pedoman dalam melaksanakan kegiatan dan dilaksanakan dalam kehidupan
mereka. Sebagaimana yang telah diinformasikan oleh Allah SWT: “Dan tidak
adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota sebelum Dia mengutus di ibukota
itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan
tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota kecuali penduduknya
dalam keadaan melakukan kezaliman”.9
3. Asas Kemanfaatan
Al-Qur’an sebagai sebuah sumber dari segala sumber menurut islam yang
telah mengemukakan sebuah asas kemanfaatan sebagai salah-satu dari
asas-asas hukum islam. Sejak Abad 7 Masehi, telah menganut asas
kemanfaatan. Jeremy Bentham dalam bukunya mengatakan bahwa tujuan
8
Surat Al-Maidah ayat: 8
9
Al-Qur’an Surah Al-Qashah ayat 59
9
Hukum dalam asas kemanfaatan adalah menjamin kebahagian terbesar
untuk jumlah manusia dalam sebuah kemanfaatan Hukum, yang dalam ilmu
hukum biasa disebut dengan aliran kemanfaatan (utilitarianism). 10
10
Jeremy betham. 1960. “introduction to the principles of morals and legislation”. Basil Blaxkwell.
Diakses pada 11 September 2022.
10
BAB III
PENUTUP
1.8 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Hukum
dapat dipahami sebagai aturan atau norma yang mengatur tingkah laku
manusia pada suatu masyarakat, baik berupa peraturan ataupun norma yang
kenyataannya tumbuh dan berkembang dalam masyarakat maupun aturan
yang diciptakan atau dibuat oleh penguasa. Beberapa ahli juga menjabarkan
pengertian hukum islam menurut pemikiran mereka masing-masing yang
dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum islam yaitu dapat menyelesaikan
masalah, hukum islam sebagai dasar dan bagian hukum yang ditetapkan
oleh Allah SWT dan Hukum islam sebagai syariat islam yang berisi system
kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rosul
mengenai tingkah laku seseorang yang sudah melewati akil baligh.
Hukum yang berasal dari Allah SWT sebagai otoritas tertinggi dalam
hukum Islam yang diterapkan dalam masyarakat dan harus disampaikan
dengan sejelas-jelasnya kepada masyarakat untuk dijadikan sebuah
pedoman dalam melaksanakan kegiatan dan dilaksanakan dalam kehidupan
mereka.
Juga tadi dibahas bahwa Hukum islam yang terdapat dimasyarakat
dibagi kedalam beberapa jenis yaitu Hukum mualamah, munakahat, ukubat,
siyar, Ahkam As-Sulthaniyah, dan lain-lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud, 2000, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Islam di Indonesia, cetakan ke-8, Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Diakses pada 8 September 2022 pukul 17.28
Alfiah, Fitriadi, Suja’i. 2016. “Studi Ilmu Hukum”. Riau: Kreasi Edukasi. Hal 6
Al- Qur’ân al- Karîm Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya:
Surah Al-Maidah ayat 8, Jakarta: PT. Kumudasmoro Grafindo
Semarang, 1994
Abdul Ghani Abdullah, 1994. “Hukum Islam dalam aturan tata hukum
Indonesia” (Gema Insani). Diakses pada tanggal 8 September 2022.
Raka Fahreza Widyananda. 2020. “Tujuan Hukum islam beserta sumber dan
Tujuan” https://www.merdeka.com/jatim/5-tujuan-hukum-islam-beserta-
sumber-dan-pengertiannya-wajib-diketahui-kln.html. Diakses pada
tanggal 8 September 2022
12