Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mandiri Mata Kuliah Hukum Islam
Fakultas Hukum
Universitas Pakuan
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga
Indonesia” ini. Karya ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mandiri mata kuliah
Terima kasih kepada semua orang yang terlibat membantu saya menyelesaikan tugas
ini tepat waktu. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
Saya berharap tulisan ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya
mahasiswa dan memberi manfaat bagi kita semua dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
Desi Ratnasari
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................................II
BAB I Pendahuluan..............................................................................................1
BAB II Pembahasan..............................................................................................2
3.1. Kesimpulan......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
II
BAB I
Pendahuluan
hukum adat, namun hukum Islam tidak bertentangan dengan hukum adat. Hukum
muncul dari dinamika kehidupan manusia. Di mana ada masyarakat, di situ ada hukum.
Namun masyarakat terus berkembang dari masyarakat kuno, masyarakat maju, hingga
masyarakat modern. Oleh karena itu, hukum harus selalu mengikuti ritme
1
BAB II
Pembahasan
Hukum Islam itu merupakan kumpulan norma atau peraturan yang bersumber
dari Allah SWT dan Nabi Muhammad saw untuk mengatur tingkah laku manusia.
Kalimat yang lebih singkat, hukum Islam diartikan sebagai hukum yang bersumber
Menurut Ali (2015) hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari dan
menjadi bagian dari agama Islam. Sedangkan menurut Dahlan (2014) hukum Islam
adalah aturan-aturan yang berkaitan dengan perbuatan manusia, yang dipahami dari
sejak kurun waktu yang relatif lama. Dalam potret sejarah penetapan hukum Islam,
Pada saat nabi muhammad wafat, nabi muhammad tidak meninggalkan wasiat ke
para sahabat untuk siapa yang akan menjadi pemipin selanjut nya. Disahabat nabi yang
paling terkenal di zaman nabi adalah Abu bakar As-Sidiq dan banyak juga yang lainnya
nya, tapi yang terpilih menjadi khalifah pertama adalah abu bakar, yang terpilih menjadi
2
khalifah pertama setelah nabi muhammad wafat , yang di lanjutkan oleh Umar bin
Khatab sebagai khalifah ke dua, kemudian Ustman bin Affan menjadi khalifah ke tiga,
didirikan pada sekitar abad ke-13 yang lahir sebagai tonggak sejarah awal berdirinya
kerajaan Islam di Indonesia pada saat itu. Adapun mazhab hukum Islam yang
berkembang dikerajaan Samudera Pasai pada saat itu adalah Mazhab Imam SyafiI yang
Internalisasi
kelompok melalui penanaman nilai, materi, dan kaidah syariat Islam. Pemeliharaan ini
dalam bentuk internalisasi dilakukan oleh masyarakat di beberapa tempat seperti rumah,
diinternalisasikan dalam masyarakat Indonesia adalah ajaran dan doktrin mazhab Syafi`i,
hukum yang dapat dikatakan berhasil dalam masyarakat Indonesia adalah dalam bidang
hukum keluarga, perkawinan dan pewarisan, tentunya dalam kerangka mazhab Syafi'i.
hukum Islam sebagai pedoman mereka dalam pembagian harta warisan. Ketentuan jatah
3
ahli waris mengikuti ketentuan yang diatur dalam hukum Islam, termasuk dalam hal
Formalisasi
Melalui formalisasi, hukum Islam tidak hanya hidup di masyarakat, tetapi juga menjadi
hukum positif yang diberlakukan oleh negara. Selain itu, melalui formalisasi ini, hukum
Islam perlu mengkompromikan sistem hukum lain yang ada di Indonesia. Gerakan untuk
menjadikan hukum Islam ada dalam sistem hukum nasional menjadi lebih luas dan masif.
Kemajuan formalisasi hukum Islam di Indonesia terjadi pada masa Orde Reformasi.
Setelah Orde Baru digulingkan, aspirasi formalisasi hukum Islam muncul secara masif
oleh kelompok Islamis di Indonesia untuk memasukkan hukum Islam sebagai bahan
menemukan jalan terbuka lebar melalui beberapa partai Islam yang berhasil di parlemen
Indonesia.
kedudukan hukum Islam, penganut yang mayoritas, ruang lingkup hukum Islam yang
luas, serta dukungan aktif organisasi kemasyarakatan Islam. Kedudukan hukum Islam
sejajar dengan hukum yang lain. Faktor lain, kenyataan bahwa Islam merupakan agama
4
dengan penganut mayoritas merupakan aset yang menjanjikan. Dengan modal mayoritas
ini, umat Islam bisa masuk dalam berbagai lembaga pemerintahan, baik eksekutif,
kedudukan hukum Islam, penganut yang mayoritas, ruang lingkup hukum Islam yang
luas, serta dukungan aktif atau Faktor pendukung lainnya terletak pada cakupan
bidang hukum yang luas. Faktor keempat yang juga penting adalah peran aktif
lembaga atau organisasi Islam. Kontribusi nyata dari berbagai organisasi Islam
Sekalipun hukum Islam memiliki akar sejarah yang panjang serta mayoritas
penduduknya beragama Islam, akan tetapi penegakan dan penerapan hukum Islam
1. Kendala kultural atau sosiologis, yaitu adanya umat Islam yang masih belum bisa
menerima.
5
3. Kendala yuridis yang tercermin dari belum adanya ketentuan hukum pidana yang
Islam (dari berbagai kalangan) yang masih menonjolkan dalil (argumen) dan metode
penerapannya masing-masing.
5. Kendala akademis, terlihat dari belum meluasnya pengajaran hukum pidana Islam di
6. Kendala perumusan yang terlihat dari belum adanya upaya yang sistematis untuk
merumuskan hukum pidana sesuai syariat Islam sebagai persiapan penggantian hukum
pidana barat.
7. Kendala ilmiah, tercermin dari kurang luasnya literatur ilmiah yang mengulas
hukum pidana Islam Kendala politis, terlihat dari tidak cukupnya kekuatan politik untuk
hidup dalam masyarakat dapat dari sisi penerapan atau perilaku hukum di masyarakat
khusus nyah yang berkaitan dengan masalah individu dan keluarga. Penerimaan hukum
Islam sebagai sumber autoritif yaitu sumber hukum yang telah dianut oleh semua imam
mazhab.
Pada awal kedatangan VOC tahun 1602 M pelaksanaan hukum Islam telah
dilaksanakan ini dapat dilacak dengan ditemukannya beberapa buku sebagai pegangan
prinsip hukum Islam misalnya didaerah Mataram disebut ”Pengadilan Surambi”, karena
6
diselenggarakan diserambi Masjid Agung, diBanten pengadilan dipimpin oleh seorang
qadhi tunggal, di Cirebon pengadilan dilaksanakan oleh tujuh orang menteri yang
mewakili sultan, di Sulawesi ada kitab ammana gappa, di Aceh ada kitab Sirathal
7
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Hukum bahwa hukum Islam merupakan kumpulan norma atau peraturan yang
bersumber dari Allah SWT dan Nabi Muhammad saw. Dengan kalimat yang lebih
singkat, hukum Islam dapat diartikan sebagai hukum yang bersumber dari ajaran Islam.
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan merupakan bagian dari agama Islam.
Berbeda dengan hukum lainnya, hukum Islam tidak hanya merupakan hasil pemikiran
manusia yang dipengaruhi oleh kebudayaannya, tetapi pada dasarnya ditetapkan oleh
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu
https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/latihan/article/view/1567/769
Indonesia. The Islamic Quarterly: The Islamic Quarterly, Volume 64, hal 115-126
https://journal.stiba.ac.id/index.php/bustanul/article/view/285/177
http://ulumuna.or.id/index.php/ujis/article/view/100