Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Memahami dan Melaksanakan Konsep Hukum Islam

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Mustafa, M.Hum

Oleh:
1. Ahmad Fauzan (21101155310610)
2. Anggun Mardiyah (21101155310613)
3. Aulia Citra (21101155310641)
4. Gina Fitri (21101155310623)

KELAS-13
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
YPTK PADANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantinantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Memahami
dan Melaksanakan Konsep Hukum Islam”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Pasaman Barat, 25 oktober 2021

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………. B. RUMUSAN
MASALAH………………………………………………….
C. METODE DAN TEKNIK PENULISAN ………………………………
D. TUJUAN PENULISAN ………………………………………………… E. MANFAAT
PENULISAN ……………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………… 5
1. PENGERTIAN HUKUM ISLAM ………………………………………
2. MACAM-MACAM HUKUM ISLAM ………………………………….
3. HAM DALAM ISLAM…………………………………………………..
4. DEMOKRASI DALAM ISLAM SERTA MENUMBUHKAN KESADARAN
HUKUM ………………………………………………………………….
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………… 6
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………

B. SARAN …………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSAKA ……………………………………………………………………… 7

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hukum islam adalah salah satu aspek ajaran islam yang menempati
posisi yang sangat krusial dalam pandangan umat islam, karena ia
merupakan manifestasi paling kongkrit dari hokum islam sebagai
sebuah agama. Sedemikian pentingnya hokum islam dalam skema
doctrinal-islam, sehingga seorang orientalis, Joseph Schacht menilai,
bahwa “adalah mustahil memahami islam tanpa memahami hokum
islam”.
Jika dilihat dari perspektif historisnya, Hukum Islam pada awalnya
merupakan suatukekuatan yang dinamis dan kreatif. Hal ini dapat di lihat
dari munculnya sejumlah madzhab hukum yang responsif terhadap
tantangan historisnya masing-masing dan memiliki corak sendiri-sendiri,
sesuai dengan latar sosio kultural dan politis dimana madzhab hokum itu
mengambil tempat untuk tumbuh dan berkembang.
Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan merupakan
Undang-undang yang dijadikan rujukan dalam menyelesaikan segala
permasalahan yang terkait dengan perkawina atau nikah, talak, cerai dan
rujuk, yang pengesahannya ditandatangani pada tanggal 2 januari 1974
oleh Presiden Suharto. Agar Undang-undang perkawinan dapat
dilaksanakan dengan seksama, pemerintah mengeluarkan peraturan
pemerintah (PP) No. 9 Tahun 1975. Undang-undang ini merupakan hasil
usaha untuk menciptakan hukum nasional dan merupakan hasil inifikasi
hukum yang menghormati adanya fariasi berdasarkan agama.Pengertian
perkawinan menurut undang-undang ini adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk
membentuk keluarga (rumah tangga) bahagia dan kekal berdasarkan
ketuhanan Yang Maha Esa.Sementara menurut Dr. Anwar Haryono, SH.
Perkawinan adalah suatu perjanjian yang suci antara seorang laki-laki
dengan seorang wanita untuk membentuk keluarga bahagia
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian hokum islam?
2. Jelaskan macam-macam hokum islam?
3. Bagaimana HAM di dalam islam?
4. Jelaskan demokrasi dalam islam serta menumbuhkan
kesadaran hokum islam?

C. METODE DAN TEKNIK PENULISAN


1. Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan
melakukan pencarian sumber-sumber yang relevan dan pencarian
data melalui internet. Data dan informasi yang digunakan yaitu data
dari artikel, sumber belajar berupa LKS, media elektronik dan
beberapa buku yang relevan. Adapun teknik pengumpulan data yang
dilakukan yaitu:
Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan study
pustaka yang menjadi bahan pertimbangan dan tambahan wawasan
untuk penulis mengenai ruang lingkup mengenai konsep-konsep
yang tercakup dalam penulisan.
Untuk melakukan pembahasan analisis dan sintesis data-data yang
diperoleh, diperlukan data referensi yang digunakan sebagai acuan,
dimana data tersebut dapat dikembangkan untuk dapat mencari
kesatuan materi sehingga diperoleh suatu solusi dan kesimpulan.
2. PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI
Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada metode analisis
deskriptif berdasarkan data sekunder.

D. TUJUAN PENULISAN
1. Agar kita mengerti tentang hokum islam
2. Untuk mengetahui hokum-hukum islam
3. Agar memahami HAM di dalam islam
4. Dapat menjalankan hokum dengan syariat islam

E. MANFAAT PENULISAN
1. Belajar memahami masalah dan mencari solusinya
2. Menerapkan ilmu yang telah dipelajari 3. Belajar
berpikir sistematis
4. Semakin banyak tahu dan tahu banyak
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN HUKUM ISLAM
Adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah
SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf (orang yang
sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini, yang
mengikat bagi semua pemeluknya. Dan hal ini mengacu pada apa
yang telah dilakukan oleh Rasul untuk melaksanakannya secara total.
Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum yang diperintahkan
Allah Swt untuk umatNya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik yang
berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun yang
berhubungan dengan amaliyah. Syariat Islam menurut bahasa
berarti jalan yang dilalui umat manusia untuk menuju kepada Allah
hanya sebuah agama yang mengajarkan tentang bagaimana
menjalankan ibadah kepada Tuhannya saja. Keberadaan aturan atau
sistem ketentuan Allah swt untuk mengatur hubungan manusia
dengan ALLAH Ta’ala dan hubungan manusia dengan sesamanya.
Aturan bersumber pada seluruh ajaran Islam, khususnya Al-Quran
dan Hadits. Definisi hukum Islam adalah syariat yang berarti aturan
yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang
Nabi SAW, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan
(aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan
amaliyah (perbuatan) yang dilakukan oleh umat Muslim semuanya.
SUMBER HUKUM ISLAM
Hukum Islam bukan hanya sebuah teori saja namun adalah sebuah
aturan-aturan untuk diterapkan di dalam sendi kehidupan manusia.
Karena banyak ditemui permasalahan-permasalahan, umumnya
dalam bidang agama yang sering kali membuat pemikiran umat
Muslim yang cenderung kepada perbedaan. Untuk itulah diperlukan
sumber hokum Islam sebagai solusinya, yaitu sebagai berikut :
AL-QURAN
Sumber hukum Islam yang pertama adalah Al-Quran, sebuah
kitab suci umat Muslim yang diturunkan kepada nabi terakhir,
yaitu Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Al-Quran
memuat kandungan-kandungan yang berisi perintah, larangan,
anjuran, kisah Islam, ketentuan, hikmah dan sebagainya.
AlQuran menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya
manusia menjalani kehidupannya agar tercipta masyarakat
yang berakhlak mulia. Maka dari itulah, ayat-ayat Al-Quran
menjadi landasan utama untuk menetapkan suatu syariat.
AL-HADIST
Sumber hukum Islam yang kedua adalah Al-Hadist, yakni
segala sesuatu yang berlandaskan pada Rasulullah SAW. Baik
berupa perkataan, perilaku, diamnya beliau. Di dalam Al-
Hadist terkandung aturan-aturan yang merinci segala aturan
yang masih global dalam Al-quran. Kata hadits yang mengalami
perluasan makna sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka
dapat berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan
maupun persetujuan dari Rasulullah SAW yang dijadikan
ketetapan ataupun hukum Islam.
IJMA’
Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah
zaman Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama. “Dan
ijma” yang dapat dipertanggung jawabkan adalah yang terjadi
di zaman sahabat, tabiin (setelah sahabat), dan tabi”ut tabiin
(setelah tabiin). Karena setelah zaman mereka para ulama
telah berpencar dan jumlahnya banyak, dan perselisihan
semakin banyak, sehingga tak dapat dipastikan bahwa semua
ulama telah bersepakat.
QIYAS
Sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-Quran, AlHadits
dan Ijma’ adalah Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang
tidak ada dalil nashnya dalam Al quran ataupun hadis dengan
cara membandingkan sesuatu yang serupa dengan sesuatu
yang hendak diketahui hukumnya tersebut. Artinya jika suatu
nash telah menunjukkan hukum mengenai suatu kasus dalam
agama Islam dan telah diketahui melalui salah satu metode
untuk mengetahui permasalahan hukum tersebut, kemudian
ada kasus lainnya yang sama dengan kasus yang ada nashnya
itu dalam suatu hal itu juga, maka hukum kasus tersebut
disamakan dengan hukum kasus yang ada nashnya.
2. MACAM-MACAM HUKUM ISLAM
WAJIB
hukum Islam yang pertama adalah wajib atau fardhu. Wajib ini harus
dilakukan oleh mereka yang memenuhi syarat atau orang yang sudah
mukallaf yakni sudah dewasa dan berakal sehat.Dengan kata lain, jika
kamu mengerjakannya maka akan mendapat pahala.Namun, bila
ditinggalkan akan mendapat dosa.Contohnya adalah salat lima waktu,
puasa Ramadan, membayar zakat, dan menunaikan haji bagi yang
mampu.ada 4 hukum wajib yang patut diketahui:
1. Kewajiban dari waktu pelaksanaannya
a. Wajib muthlaq: wajib yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya
seperti meng-qadha puasa Ramadan yang tertinggal atau membayar
kafarah sumpah.
b. Wajib muaqqad: wajib yang pelaksanaannya ditentukan dalamwaktu
tertentu dan tidak sah dilakukan di luar waktu yang ditentukan. Wajib
ini terbagi tiga:
Wajib muwassa: wajib yang waktu disediakan untuk melakukannya
melebihi waktu pelaksanaannya.
Wajib mudhayyaq: kewajiban yang sama waktu pelaksanaannya dengan
waktu yang disediakan seperti puasa Ramadhan.
Wajib dzu Syabhaini: gabungan antara wajib muwassa dengan wajib
mudhayyaq, misalnya ibadah haji.
2. Kewajiban bagi orang yang melaksanakannya
• Wajib aini: kewajiban secara pribadi yang tidak mungkin
dilakukan atau diwakilkan orang lain, misalnya, puasa dan
salat.
• Wajib kafa’i/kifayah: kewajiban bersifat kelompok apabila
tidak seorang pun melakukannya maka berdosa semuanya dan
jika beberapa melakukannya maka gugur kewajibannya seperti
salat jenazah.
3. Kewajiban berdasarkan ukuran atau kadar pelaksanaannya
-Wajib muhaddad: wajib yang harus sesuai dengan kadar yang sesuai
ketentuan seperti zakat.
-Wajib ghairu muhaddad: kewajiban yang tidak ditentukan kadarnya
seperti menafkahi kerabat.
4. Kewajiban berdasarkan kewajiban perintahnya
-Wajib Mu’ayyan: kewajiban yang telah ditentukan dan tidka ada
pilihan lain seperti membayar zakat dan sholat lima waktu.
-Wajib mukhayyar: kewajiban yang objeknya boleh dipilih antara
beberapa alternatif.
2. Sunnah
Hukum Islam selanjutnya adalah sunnah.Sunnah atau sunnat adalah
perkara yang dianjurkan bagi umat Islam.Artinya, jika dikerjakan maka
akan mendapatkan pahala, namun jika tidak dikerjakan tidak apa-apa.
Contohnya yaitu salat sunnah dan puasa Senin-Kamis.
Berikut macam-macam sunnah:
-Sunnah muakkad: sunnah yang sangat dianjurkan, seperti salat
Idulfitri, salat tarawih, salat dhuha, puasa arofah, dan lainnya.
-Sunnah gairu muakkad: misalnya memberi salam kepada orang lain.
-Sunnah hajat: perkara di dalam salat yang sebaiknya dikerjakan,
seperti mengangkat tangan ketika takbir.
-Sunnah abad: perkara dalam sholat yang harus dikerjakan ketika
lupa, dan harus melakukan sujud sahwi.
-Sunnah hadyu: perbuatan yang dituntut melakukannya kareba
begitu besar faidah yang didapat dan orang yang meninggalkannya
tercela seperti azan, salat berjamaah, salat hari raya.
-Sunnah zaidah: sunnah yang apabila dilakukan oleh mukalaf
dinyatakan baik tapi bila ditinggalkan tidak diberi sanksi apapun.
Misalnya mengikuti yang biasa dilakukan nabi sehari-hari seperti
makan, minum, dan tidur.
-Sunnah nafal: suatu perbuatan yang dituntut tambahan bagi
perbuatan wajib seperti salat tahajud.
3. Haram haram minum alkohol dalam hukum islamIni merupakan
hukum Islam yang sangat wajib diketahui.Ada beberapa larangan yang
berkaitan dengan hukum Islam.Jika kamu meninggalkannya maka
mendapat pahala, sedangkan jika dikerjakan mendapat siksa dan dosa.
Contohnya adalah mencuri, berzina, mabuk, membunuh, berjudi, dan
lainnya.hukum haram terbagi menjadi dua:
• Al Muharram li dzatihi: sesuatu yang diharamkan oleh syariat
karena esensinya mengandung kemadharatan bagi kehidupan
manusia seperti makan bangkai, minum khamr, berzinah.
• Al Muharram li ghairihi: sesuatu yang dilarang bukan karena
esensinya tetapi karena kondisi eksternal seperti jual beli
barang secara riba.
4. Makruh
Hukum Islam lainnya adalah makruh.Makruh adalah larangan
terhadap suatu perbuatan tetapi larangan tidak bersifat pasti.
Artinya, jika dilakukan tidak berdosa, sedangkan jika ditinggalkan
akan mendapat pahala. Contoh makruh adalah makan sambil berdiri
atau berkumur saat sedang berpuasa. Ada 2 macam makruh:
• Makruh tahrim: sesuatu yang dilarang oleh syariat secara pasti.
Contohnya larangan memakai perhiasan emas bagi laki-laki.
• Makruh tanzih: sesuatu yang dianjurkan oleh syariat untuk
meninggalkannya, tetapi larangan tidak bersifat pasti. Contohnya
memakan daging kuda saat sangat waktu perang.
5. Mubah
Makan dan minum boleh dalam islam Mubah adalah hukum di mana
seorang boleh mengerjakan suatu perkara tanpa mendapat pahala
dan dosa. Contoh mubah adalah adalah makan dan minum.

3. HAM DALAM ISLAM


Pada dasarnya, semua Rasul dan Nabi Allah adalah pejuang-pejuang
penegak hak asasi manusia yang paling gigih. Mereka tidak hanya sekedar
membawa serangkaian pernyataan akan hak-hak asasi manusia
sebagaimana termuat dalam Kitab-kitab Suci, seperti Zabur, Taurat, Injil,
dan al-Qur'an, akan tetapi sekaligus memperjuangkannya dengan penuh
kesungguhan dan pengorbanan.
Sehingga, ditarik dari akar bahasanya, hak asasi manusia adalah
kekuasaan pokok yang dimiliki oleh manusia. Dalam hubungan dengan
HAM, dari ajaran pokok tentang hablum min Alllah dan hablum min
alnas.
muncul dua konsep hak, yakni hak manusia (haq a -insan) dan hak
Allah. Setiap hak saling melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi hak
manusia dan juga sebaliknya. Konsep Islam mengenai kehidupan manusia
ini didasarkan pada pendekatan teosentris atau yang menempatkan Allah
melalui ketentuan syari at-Nya sebagai tolok ukur tentang baik buruk
tatanan kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga
masyarakat atau warga negara.
Oleh karena itu, konsep Islam tentang HAM berpijak pada Tauhid,
yang pada dasarnya didilamnya mengandung ide persamaan dan
persaudaraan manusia yang oleh Harun Nasution disebut sebagai ide
perikemakhlukan. Ide perikemakhlukan memuat nilai-nilai kemanusiaan
dalam arti sempit. Ide perikemakhlukan mengandung makna bahwa
manusia tidak boleh sewenang--wenang terhadap sesama makhluk
termasuk juga pada binatang dan alam sekitar.
Berdasarkan tingkatannya, Islam mengajarkan tiga bentuk hak asasi
manusia, yaitu:
✓ Pertama hak darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar
apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya mernbuat manusia
sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya, bahkan hilang harkat
kemanusiaannya, misalnya mati.

✓ Kedua,hak hajy (hak sekunder), yakni hak-hak yang bila tidak


dipenuhi akan berakibat pada hilangnya hak-hak elementer,
misalnya hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang
layak, maka akan rnengakibatkan hilangnya hak hidup.

✓ Ketiga,hak tahsiny, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari


hak primer dan sekunder.

Dengan demikian, HAM dalam Islam lebih dulu muncul. Tepatnya,


Ma-gna Charta tercipta 600 tahun setelah kedatangan Islam. Di samping
nilai--nilai dasar dan prinsip-prinsip HAM itu ada dalam sumber ajaran
Islam, yakni Al--Qur'an dan Hadis, juga terdapat dalam praktik-praktik
kehidupan Islam. Tonggak sejarah keberpihakan Islam terhadap HAM yaitu
pendeklarasian Piagam Madinah yang dilanjutkan dengan deklarasi Kairo.
Sedangkan menurut undang undang,
"Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia"
Demikianlah definisi HAM menurut agama islam. Sekilas, definisi ini
nampak indah. Sekumpulan hak yang dimiliki manusia sejak awal
keberadaannya. Hak yang harus dihormati, dijunjung, dan dilindungi oleh
siapa pun.

4.Demokrasi dalam Kajian Umum


Dalam rekaman sejarah, istilah demokrasi lahir dari bahasa Yunani yaitu
demokratia ‚kekuasan rakyat‛ yang dibentuk dari kata demos yang berarti
rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan, merujuk pada system politik
yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di Negara kota
Yunani kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun 508
SM. Demokrasi terbentuk menjadi suatu system pemerintah sebagai
respon kepada masyarakat umum di Athena yang ingin menyuarakan
pendapat mereka, dengan adanya system domokrasi, kekuasaan absolute
melalui pihak tirani, kediktatoran dan pemerintahan otoriter lainnya dapat
dihindari, demokrasi memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyat,
namun pada awal terbentuknya belum semua orang dapat mengemukakan
pendapat mereka, melainkan hanya laki-laki saja, sementara itu, wanita,
budak, orang asing dan penduduk yang orang tuanya bukan orang Athena
tidak memiliki hak untuk itu.3
Sebelum Istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk
sederhana dari demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia,
ketika itu bangsa Sumeria memiliki beberapa Negara kota independen, di
setiap Negara kota independen tersebut para rakyat sering kali berkumpul
untuk mendiskusikan suatu permasalahan dan keputusannya diambil
secara consensus atau mufakat, barulah pada tahun 508 SM penduduk
Athena di Yunani membentuk system yang merupakan cikal bakal dari
demokrasi modern.

BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN

a. Sudah dimiliki sejak sejak dalam kandungan


b. Sesuai dengan nilai universal dan kemanusiaan
c. Tujuannya terarah pada aspek material dan spiritual
d. Seimbang antara HAM, KAM, TAM
e. Beragama adalah hak yang paling asasi
f. Kewajiban yang paling asasi adalah melaksanakan ibadah
g. Hak dan kewajiban harus dipertanggungjawabkan besok kepada
ALLAH di hari kiamat
h. Hak dan kewajiban harus menjunjung nilai-nilai kemanusiaan,
keadilan dan persamaan derajat di hadapan Allah

B. SARAN

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi


bahasan salam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang kami
peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap
kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Agama Islam. 2015 (MPK-PAI UNJA)


Pendidikan Agama Islam. 2011 (MPK-PAI UNJA)
Zainuddin Ali, 2008. Hukum Islam : Pengantar Hukum Islam di Indonesia. Penerbit
Sinar Grafika : Jakarta
www.islam.com/hukum hukum dalam islam 348592/m
www.hukumislam.com/2015/10/HA M DALAM PANDANGAN ISLAM
www.hadislambeng.blogspot.co.id/2 013/02/hak asasi manusia ham menurut
islam.html/k
Kaelany HD. 2005. Islam dan Aspek- Aspek Kemasyarakatan Edisi ke-2. Jakarta: Bumi
Aksara
Kementerian Agama RI. 2012.
Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: PT. Sinergi Pustaka
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai