Anda di halaman 1dari 16

HUKUM ISLAM DAN FIKIH SIYASAH : KEDUDUKANNYA

Mata Kuliah:Fikih Siyasah


Dosen Pengampu : Prof.Dr.Muhammad Ramadhan,S.Ag, M.A

Di diskusikan Oleh :
Kelompok 1

Sultan Khairul Fawaz (0204222060)


Falya Sahara (0204193134)
Siti Sarah Situmorang (0204222096)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
HUKUM EKONOMI SYARIAH
2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga makalah berjudul “Hukum Islam Dan Fikih Siyasah” ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunnya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad
SAW.(Allahumma Sholli ‘ala sayyidina Muhammad).

Terimakasih kami ucapankan kepada Bapak Prof.Dr.Muhammad Ramadhan S.Ag,M.A


yang telah hadir dan selaku dosen pengampu mata kuliah Fikih Siyasah. Dan juga kepada
seluruh teman teman yang telah bersedia mendengarkan kami mempersentasikan hasil diskusi
kami dalam bentuk makalah ini.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetauhan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Senin,26 September 2023

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan pembahasan......................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
A.PENGERTIAN ....................................................................................................................... 5
1.Hukum Islam ....................................................................................................................... 5
B..Kedudukan Hukum Islam .................................................................................................. 7
C.Kedudukan Fikih Siyasah ................................................................................................... 8
C..Peran Hukum Islam dalam Pemerintahan ....................................................................... 11
D.Kedudukan Fikih Siyasah dalam Kerangka Hukum Islam .............................................. 12
E..Pandangan Ulama Terkemuka tentang Hukum Islam dan Fikih Siyasah ........................ 13
BAB III .................................................................................................................................... 15
PENUTUP................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian fiqh siyasah merupakan kajian yang sangat urgen dan hangat
diperbincangkan, karena berkaitan dengan politik yang mengatur hajat hidup orang
banyak. Oleh karena itu, perlu diketahui secara mendetail apa sebenarnya fiqh siyasah
agar tidak terjebak dan keliru dalam membuat kebijakan politik yang berbasis maslahah.
Siyasah islamiyah yang berbasis maslahah adalah siyasah yang lahir dari al-qur’an dan
hadis nabi bukan siyasah yang lahir dari kepentingan individu atau golongan tertentu.
Siyasah islamiyah inilah yang menjadi obyek kajian dari fiqh siyasah. Obyek ini perlu
diperjelas agar tidak keliru memahami politik islam atau islam yang dipolitisir. Kesan
politik itu kotor dan buruk memang sudah melekat dibenak masyarakat. Hal ini sebagai
akibat dari buruknya pelaku politikus itu sendiri. Banyak sekali tokoh politik yang
terjerat kasus kurupsi meskipun dia berasal dari parpol yang bernuansa islam. Disinilah
penting sekali membedakan antara pelaku politikus islam dengan politik islam itu
sendiri. Sehinga bisa diketahui kebijakan atau perbuatan tokoh politik islam yang tidak
sesuai dengan fiqh siyasah maka kebijakan atau perbuatan itu tidak bisa dikategorikan
sebagai siyasah syar’iyah meskipun kebijakan tersebut berasal dari tokoh politik partai
yang berlebel islam.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Hukum islam ?
2. Bagaimana pengertian Fikih Siyasah?
3. Bagaimana kedudukan hukum islam dan fikih siyasah?
4. Bagaimana peran hukum islam dalam pemerintahan?
5. Bagaimana kedudukan fikih siyasah dalam kerangka hukum islam?

C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui apa pengertian Hukum islam
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengertian Fikih Siyasah
3. Mengetahui Bagaimana kedudukan hukum islam dan fikih siyasah
4. Agar mengetahui Bagaimana peran hukum islam dalam pemerintahan
5. Mengetahui kedudukan fikih siyasah dalam kerangka hukum islam

4
BAB II

PEMBAHASAN
HUKUM ISLAM DAN FIKIH SIYASAH

A.PENGERTIAN
1.Hukum Islam
Hukum menurut terminologi adalah serangkaian peraturan dan prinsip-prinsip yang
mengatur perilaku masyarakat, menjaga keadilan, dan merupakan dasar untuk penyelesaian
konflik.

Islam menurut terminologi adalah agama yang didasarkan pada ajaran Al-Quran dan
Nabi Muhammad SAW, mencakup praktik ibadah dan aturan-aturan yang diikuti oleh umat
Islam.

Hukum islam merupakan hukum yang dijalankan berdasarkan ajaran Islam yang
berpedoman pada Al-Quran dan As-sunah. Hukum Islam ini mempunyai cakupan yang luas,
tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, tetapi termasuk juga
hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan antara manusia dengan benda, dengan diri
sendiri dan dengan alam sekitarnya.

Aturan hukum yang mendasar dalam Al-Quran yang masih sangat umum, kemudian
berkembang dengan pemikiran ulama dan secara rinci dijelaskan dalam hadist Rasul. Dalam
perkembangannya, aturan atau norma dasar dalam Al-Quran dibagi dalam beberapa golongan
dan kaidah yang lebih nyata agar dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu
dalam pelaksanaaanya dibutuhkan pemahaman dalam disiplin ilmu tersebut. Disiplin ilmu
tersebut antara lain adalah ilmu fikih, yang sering dikenal sebagai ilmu hukum Islam.
Muhammad Daud Ali dalam bukunya menjelaskan bahwa ilmu fiqih merupakan ilmu tentang
syariat yang berfokus pada perbuatan hukum manusia yang telah baligh atau dewasa.

Dalam Hukum Islam, ada istilah syari'ah yang merupakan dasar dari ajaran Islam,
dimana mempunyai arti suatu jalan lurus yang harus diikuti setiap umat muslim. Kalimat jalan
lurus ini berasal dari apa yang disampaikan oleh Hasbi as-Shiddieqy yaitu jalan keluarnya
sumber mata air, yang kemudian di konotasikan bahwa setiap makhluk hidup pastilah
membutuhkan air untuk menjaga keselamatan dan kesehatan. Kata "jalan lurus " tersebut
maksudnya adalah sebagai petunjuk untuk manusia agar memperoleh kebaikan dan
keselamatan baik jiwa maupun raganya agar dapat mencapai leselamatan dan kebahagiaan
dalam hidupnya. Sedangkan secara terminologis, isltilah syari'ah merupakan suatu tata aturan
5
atau tata hukum yang di syariatkan oleh Allah SWT kepada manusia untuk ditaati. Senada
dengan apa yang disampaikan oleh Manna' alQhaththan, syari'at merupakan semua ketetapan
Allah yang harus ditaati oleh hamba-Nya terkait akidah, ibadah, akhlak dan muamalah.1

Secara global hukum islam dapat dibagi menjadi dua bagian pokok,yaitu hukum yang
mengatur hubungan manusia kepada Tuhannya(ibadah) dan hukum yang mengatur hubungan
antara sesama manusia dan masalah-masalah keduniaan secara umum (mu’amalah).Bagian
pertama mencakup antara lain peraturan-peraturan tentang salat,puasa,zakat,dan haji.Adapun
bagian kedua dapat dipecah-pecah lagi menjadi beberapa bagian.Secara khusus berkaitan
dengan persoalan-persoalan ekonomi seperti jual beli,perjanjian,dan utang piutang,jinayah
(pidana) dan hukum perkawinan(munaakahat)2

T.M. Hasbi ash-Shiddieqy (1904-1975 M) membagi hukum Islam secara sistematis


menjadi enam bagian utama. Pertama, yang berkaitan dengan masalah ibadah kepada Allah
seperti shalat, zakat, dan haji; kedua, yang berkaitan dengan keluarga, seperti nikah, talak, dan
rujuk; ketiga, yang berkaitan dengan perbuatan manusia dalam hubungan sesama mereka
dalam bidang kebendaaan seperti jual beli dan sewa-menyewa; keempat, yang berkaitan
dengan perang damai dan jihad (siyar); kelima, yang berkaitan dengan hukum acara di
peradilan 24 (muráfa'ak); dan keenam, yang berkaitan dengan akhlak (adab).” Enam kelompok
ini sebenarnya masih bersifat global. Masih ada lagi beberapa bidang kehidupan manusia yang
diatur oleh hukum Islam.3

2.Fikih Siyasah

Kata fikih berasal dari faqaha-yafqahu-fikihan. Secara bahasa, pengertian fikih adalah
"paham yang mendalam".

Fikih Menurut terminologi adalah

‫العلم باألحكام الشرعية العملية المستنبط من ادلتها التفصلية‬

“Ilmu atau pemahaman tentang hukum-hukum syariat yang bersifat amaliyah,yang di


gali dari dalil-dalil yang rinci”

1
Bintarawati, Fenny. "1.2 Pengertian Hukum Islam." Hukum Islam Untuk Perguruan Tinggi (2022): 5.
2
Subhi Mahmashani,falsafah al-Tasyri’ fi al-Islam,(Kairo:Dar al-Kasysyaf,1953),h.23
3
Iqbal.Muhammad.2014.Fiqh siyasah kontekstualisasi doktrin politik islam(Jakarta:kencana)

6
cabang ilmu dalam Islam yang berfokus pada penelitian dan pengembangan
pemahaman terhadap aturan-aturan agama, etika, hukum, dan tata cara ibadah dalam Islam.

Para ulama Islam mempelajari dan mengembangkan Fikih untuk memberikan panduan
kepada umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam. Ini
mencakup masalah hukum seperti ibadah, muamalah (hubungan sosial dan ekonomi), tata cara
pernikahan, dan banyak aspek lainnya yang berkaitan dengan kehidupan umat Islam.Atau
singkatnya adalah studi dan pemahaman tentang hukum, etika, dan tata cara ibadah Islam, yang
digunakan sebagai panduan dalam kehidupan sehari-hari oleh umat Islam.

Dari definisi ini dapat dipahami bahwa fikih adalah upaya sungguh- sungguh dari para
ulama (mujtahidin) untuk menggali hukum-hukum syara' sehingga dapat diamalkan oleh umat
Islam. Fikih disebut juga dengan hukum Islam. Karena fikih bersifat ijtihadiyak, pemahaman
terhadap hukum syara' tersebut pun mengalami perubahan dan perkem bangan sesuai dengan
perubahan dan perkembangan situasi dan kondisi manusia itu sendiri.

Siyasah

Kata siyasah berasal dari kata sasa. Kata ini dalam kamus Lisan al-Arab berarti
mengatur, mengurus dan memerintah. Jadi siyasah menurut bahasa mengandung beberapa arti,
yaitu mengatur, mengurus, memerintah, memimpin, membuat kebijaksanan, pemerintahan dan
politik. Secara terminologis dalam kitab Lisan al-Arab, yang dimaksud dengan kata siyasah
adalah mengatur atau memimpin sesuatu dengan cara yang membawa kepada kemaslahatan.

Fikih Siyasah

Fikih Siyasah merupakan tarkib idhofi yang tersusun dari dua kata berbahasa Arab,
yaitu kata fikih dan kata siyasah. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fikih siyasah
ialah ilmu yang mempelajari hal-ihwal urusan umat dan negara dengan segala bentuk hukum,
pengaturan, dan kebijaksanaan yang dibuat oleh pemegang kekuasan yang sejalan dengan
dasar-dasar ajaran syariat untuk mewujudkan kemaslahatan umat.4

B..Kedudukan Hukum Islam


Dalam Islam, hukum atau Syariah memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan penting.
Hukum Islam dianggap sebagai panduan utama dalam kehidupan umat Islam, dan merupakan

4
Abdul.Ja’far wahyu.Fiqh Siyasah Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Al-Hadist.

7
landasan untuk perilaku, etika, dan tata cara ibadah mereka. Kedudukan hukum Islam
mencakup beberapa aspek penting:

1. Kedudukan Agama: Hukum Islam adalah bagian integral dari agama Islam. Ini
berasal dari Al-Quran, kitab suci Islam, dan Hadis, yang berisi ajaran dan tindakan Nabi
Muhammad SAW. Oleh karena itu, mematuhi hukum Islam adalah kewajiban agama bagi umat
Islam.

2.Panduan Hidup: Hukum Islam memberikan panduan lengkap untuk semua aspek
kehidupan, termasuk ibadah, moralitas, ekonomi, hukum keluarga, dan banyak lagi. Umat
Islam diharapkan untuk menjalani kehidupan mereka sesuai dengan ajaran hukum Islam.

3. Keadilan dan Keseimbangan: Hukum Islam dikenal karena menekankan prinsip


keadilan, kesetaraan, dan keseimbangan. Ini mencakup perlindungan hak-hak individu, peduli
terhadap kaum miskin, dan prinsip-prinsip etika yang tinggi.

4.Sistem Hukum: Dalam beberapa negara dengan mayoritas penduduk Muslim, sistem
hukum berdasarkan hukum Islam, atau hukum Syariah, digunakan untuk mengatur masalah
hukum seperti perkawinan, warisan, dan masalah keluarga lainnya.

5.Panduan Kehidupan Akhirat: Hukum Islam juga memberikan panduan mengenai


persiapan untuk akhirat, termasuk perhitungan perbuatan baik dan buruk yang akan
memengaruhi nasib individu di akhirat.

Dengan demikian, dalam pandangan Islam, hukum atau Syariah bukan hanya aturan
hukum, tetapi juga merupakan landasan etika, moralitas, dan panduan bagi umat Islam dalam
menjalani kehidupan mereka dan mencapai tujuan spiritual mereka.5

C.Kedudukan Fikih Siyasah


Fikih Siyasah adalah istilah dalam Islam yang mengacu pada cabang hukum Islam yang
berkaitan dengan urusan pemerintahan, politik, dan tata negara. Ini mencakup prinsip-prinsip
dan aturan-aturan yang mengatur tata kelola negara, kepemimpinan, dan urusan politik dalam
kerangka Islam. Kedudukan Fikih Siyasah adalah sebagai berikut:

5
Sumarni, Sumarni. "Kedudukan Hukum Islam dalam Negara Republik Indonesia." Al-'Adalah 10.2 (2012):
447-458.

8
1. Penting dalam Tata Negara: Fikih Siyasah memiliki kedudukan penting dalam
membimbing negara Islam dalam menentukan kebijakan pemerintahannya, memastikan bahwa
tindakan pemerintah sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, dan menjaga kesejahteraan umat.

2.Panduan Kepemimpinan: Fikih Siyasah memberikan panduan tentang pemilihan


pemimpin, tanggung jawab pemerintah terhadap umat, dan prinsip-prinsip etika yang harus
diikuti oleh pemerintah dalam menjalankan tugas mereka.

3.Hubungan dengan Hukum Islam Lainnya: Fikih Siyasah berhubungan erat dengan
Fikih Ibadah (hukum ibadah) dan Fikih Muamalah (hukum perniagaan dan sosial). Bersama-
sama, ketiganya membentuk kerangka hukum Islam yang lengkap.

4. Keseimbangan Kepentingan Umum dan Agama: Salah satu peran penting Fikih
Siyasah adalah menjaga keseimbangan antara kepentingan umum negara dan prinsip-prinsip
agama. Ini melibatkan pertimbangan kompleks dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan.

5.Prinsip Keadilan Sosial: Fikih Siyasah menekankan pentingnya keadilan sosial,


perlindungan hak-hak individu, dan perawatan terhadap kaum miskin dan lemah dalam
masyarakat.

6.Penafsiran dan Pengembangan: Seperti halnya Fikih pada umumnya, Fikih Siyasah
terus berkembang dan disesuaikan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Ulama dan cendekiawan Islam terlibat dalam penafsiran dan pengembangan Fikih Siyasah.

Dengan demikian, Fikih Siyasah memiliki kedudukan yang signifikan dalam kerangka
hukum Islam, membantu mengarahkan tata kelola negara Islam, dan memastikan bahwa
prinsip-prinsip Islam dihormati dalam urusan politik dan pemerintahan.6

4.Sejarah Perkembangan Fikih Siyasah

Sejarah perkembangan Fikih Siyasah dapat ditelusuri kembali ke awal sejarah Islam
dan terus berkembang seiring dengan perubahan politik, sosial, dan ekonomi dalam dunia Islam.
Berikut adalah beberapa titik penting dalam sejarah perkembangan Fikih Siyasah:

1. Era Kekhalifahan: Pada awal sejarah Islam, terutama selama masa Khulafaur
Rasyidin (empat khalifah pertama), terdapat sedikit perbedaan antara hukum agama (Fikih) dan

6
Ramadhan, M. (2019). Kontekstualisasi doktrin politik islam dalam fiqh siyasah.

9
hukum politik (Fikih Siyasah). Para khalifah bertindak sebagai pemimpin politik dan spiritual
umat Islam, dan mereka mengikuti prinsip-prinsip agama dalam tindakan mereka.

2. Pengembangan oleh Ulama: Setelah masa Khulafaur Rasyidin, terjadi perluasan


kekhalifahan dan perkembangan masyarakat Islam yang lebih kompleks. Ini mendorong ulama
Islam untuk lebih mendalami Fikih Siyasah sebagai cabang ilmu yang terpisah. Ulama seperti
Al-Farabi, Al-Mawardi, dan Ibnu Taimiyah memainkan peran penting dalam merumuskan
konsep-konsep Fikih Siyasah.

3. Pengaruh Kekaisaran Umayyah dan Abbasiyah: Kekaisaran Umayyah dan


Abbasiyah yang besar memperkenalkan struktur pemerintahan yang lebih kompleks. Ini
memicu pertumbuhan kajian tentang hubungan antara politik dan agama. Para ulama menyusun
teori-teori tentang kewajiban penguasa dan hak rakyat.

4. Pengaruh Empat Madzhab: Empat madzhab (Hambali, Maliki, Syafi'i, dan Hanafi)
dalam Fikih juga memainkan peran dalam perkembangan Fikih Siyasah dengan memberikan
pandangan tentang hukum politik yang berbeda dalam masyarakat-masyarakat yang berbeda.

5. Pengaruh Mongol dan Penaklukan Barat: Invasi Mongol dan penaklukan oleh
bangsa-bangsa Barat, seperti Kekaisaran Mongol dan Kekaisaran Ottoman, mempengaruhi
pemahaman tentang Fikih Siyasah. Munculnya sistem pemerintahan yang berbeda memerlukan
adaptasi hukum politik.

6. Karya Tulis dan Kajian: Sejumlah besar karya tulis tentang Fikih Siyasah telah
dihasilkan oleh ulama selama berabad-abad. Karya-karya seperti "Al-Ahkam al-Sultaniyah"
karya Al-Mawardi dan "Kitab al-Siyasah al-Shar'iyyah" karya Ibnu Taimiyah adalah contoh
penting dalam perkembangan Fikih Siyasah.

7. Modernisasi dan Perkembangan Kontemporer: Dalam era modern, terutama setelah


runtuhnya Kekhilafahan Utsmani pada tahun 1924, konsep Fikih Siyasah mengalami tantangan
dan perubahan. Negara-negara Islam mengadopsi berbagai model pemerintahan, dan
perdebatan tentang hubungan antara agama dan politik terus berlanjut hingga saat ini.

Perkembangan Fikih Siyasah adalah refleksi dari kompleksitas sejarah dan perubahan
dalam dunia Islam. Ini adalah bidang kajian yang terus berubah seiring dengan waktu, dengan

10
berbagai pandangan dan interpretasi yang mencerminkan konteks sejarah dan budaya yang
berbeda.7

C..Peran Hukum Islam dalam Pemerintahan


Hukum Islam, atau Syariah, memiliki peran penting dalam pemerintahan negara-negara
yang menerapkan prinsip-prinsip Islam sebagai landasan hukum dan konstitusi mereka. Peran
hukum Islam dalam pemerintahan dapat mencakup hal-hal berikut:

1.Panduan Moral dan Etika: Hukum Islam memberikan panduan moral dan etika bagi
pemimpin dan warga negara. Prinsip-prinsip agama digunakan sebagai kerangka etika yang
harus diikuti dalam tindakan pemerintahan.

2. Hukum Keluarga dan Perkawinan: Hukum Islam mengatur masalah perkawinan,


perceraian, dan hukum keluarga lainnya. Ini mencakup pernikahan, warisan, hak-hak
perempuan, dan anak-anak.

3.Hukum Kepemilikan dan Ekonomi: Syariah juga mengatur hukum kepemilikan,


perdagangan, dan ekonomi. Prinsip-prinsip ekonomi Islam seperti larangan riba (bunga) dan
keadilan dalam perdagangan dipraktikkan dalam sistem ekonomi.

4. Hukum Pidana: Hukum Islam memiliki peraturan pidana yang mengatur tindakan
kriminal seperti pencurian, zina, dan penyalahgunaan narkoba. Hukuman-hukuman ini
berdasarkan pada prinsip-prinsip hukuman yang adil dan pencegahan kejahatan.

5.Panduan dalam Kebijakan Sosial: Hukum Islam memandu pemerintah dalam


kebijakan sosial, termasuk pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Prinsip-prinsip
keadilan sosial dan perhatian terhadap kaum miskin dan lemah merupakan bagian dari panduan
ini.

6.Peran dalam Peradilan: Sistem peradilan dalam negara-negara yang menerapkan


hukum Islam seringkali mencakup pengadilan Syariah yang menangani masalah keluarga dan
hukum perdata berdasarkan prinsip-prinsip Islam.

7. Legitimasi Pemerintah: Di negara-negara yang menerapkan Syariah, pemerintah


sering mencari legitimasi dalam pemahaman dan implementasi hukum Islam. Ini dapat
meningkatkan dukungan masyarakat untuk pemerintah yang dianggap beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip agama.

7
https://etheses.uinsgd.ac.id/2791/

11
8. Perlindungan Hak-hak Individu: Hukum Islam juga berfokus pada perlindungan hak-
hak individu, termasuk hak-hak sipil dan politik. Ini mencakup kebebasan beragama dan
ekspresi.

Penting bahwa implementasi hukum Islam dapat bervariasi dari satu negara ke negara
lain dan dari satu era ke era. Beberapa negara menerapkan hukum Islam secara ketat, sementara
yang lain menggabungkannya dengan hukum sipil modern. Peran hukum Islam dalam
pemerintahan sangat tergantung pada interpretasi, budaya, dan konteks politik masing-masing
negara.8

D.Kedudukan Fikih Siyasah dalam Kerangka Hukum Islam


Fikih Siyasah, atau hukum politik Islam, memiliki kedudukan penting dalam kerangka
hukum Islam. Ini adalah cabang hukum Islam yang berkaitan dengan urusan politik,
pemerintahan, dan tata negara dalam pandangan Islam. Berikut adalah beberapa poin yang
menjelaskan kedudukan Fikih Siyasah dalam kerangka hukum Islam:

1. Kedudukan sebagai Cabang Fikih: Fikih Siyasah adalah salah satu cabang Fikih
dalam hukum Islam. Ini berarti Fikih Siyasah dianggap sebagai bagian integral dari kerangka
hukum Islam yang lebih luas, yang juga mencakup Fikih Ibadah (hukum ibadah) dan Fikih
Muamalah (hukum perniagaan dan sosial).

2.Panduan untuk Pemerintah: Fikih Siyasah memberikan panduan kepada pemerintah


dalam menjalankan tugas-tugas mereka sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Ini mencakup
prinsip-prinsip seperti keadilan, transparansi, dan kewajiban pemerintah untuk melindungi
hak-hak rakyat.

3. Etika dalam Pemerintahan: Fikih Siyasah menekankan pentingnya etika dalam


pemerintahan. Ini mencakup kewajiban pemerintah untuk menjalankan tugas mereka dengan
integritas, menghindari korupsi, dan memastikan bahwa tindakan mereka sejalan dengan nilai-
nilai moral Islam.

4. Hubungan Antara Agama dan Politik: Fikih Siyasah membahas hubungan antara
agama dan politik dalam Islam. Ini mencakup prinsip-prinsip yang mengatur bagaimana Islam
dapat menjadi panduan dalam pengambilan keputusan politik dan pemerintahan.

8
Ja’far, A. K. (2012). Peranan Hukum Islam Dalam Pembangunan Ekonomi Di Indonesia. ASAS: Jurnal
Hukum Ekonomi Syariah, 4(1).

12
5. Hak dan Kewajiban Warga Negara: Fikih Siyasah juga membahas hak dan kewajiban
warga negara dalam sistem pemerintahan Islam. Ini mencakup partisipasi dalam pemilihan,
kewajiban membayar zakat (sumbangan keagamaan), dan lain-lain.

6. Pengaturan Hukum: Fikih Siyasah mengatur hukum politik dan hukum administratif
dalam negara-negara yang menerapkan hukum Islam. Ini mencakup prosedur pengadilan,
hukuman pidana, dan berbagai aspek lain dari tata kelola negara.

7. Pengembangan Kontemporer: Seperti halnya Fikih pada umumnya, Fikih Siyasah


terus berkembang dan menyesuaikan dengan perubahan zaman. Ulama dan cendekiawan Islam
terlibat dalam penafsiran dan pengembangan Fikih Siyasah untuk menghadapi tantangan dan
perubahan dalam dunia modern.9

Jadi implementasi Fikih Siyasah dapat bervariasi dari satu negara Islam ke negara
lainnya, tergantung pada interpretasi ulama, budaya, dan konteks politik masing-masing negara.
Namun, Fikih Siyasah tetap memiliki kedudukan yang signifikan dalam pandangan hukum
Islam dan pemerintahan dalam masyarakat Muslim.

E..Pandangan Ulama Terkemuka tentang Hukum Islam dan Fikih Siyasah


Pandangan ulama terkemuka tentang hukum Islam (Fikih) dan Fikih Siyasah, yang
berkaitan dengan hukum politik Islam, dapat bervariasi tergantung pada latar belakang, metode
penafsiran, dan konteks sejarah. Berikut adalah beberapa ulama terkemuka dan pandangan
mereka tentang hukum Islam dan Fikih Siyasah:

1. Ibnu Taymiyyah (1263-1328 M):

- Pandangan tentang Hukum Islam: Ibnu Taymiyyah adalah ulama yang sangat
vokal dalam menegaskan pentingnya kembali kepada sumber-sumber asli Islam, yaitu Al-
Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Dia menganjurkan agar hukum Islam harus
bersumber pada Al-Quran dan Hadis tanpa terlalu banyak mengandalkan tradisi atau penafsiran
manusia.

- Pandangan tentang Fikih Siyasah: Ibnu Taymiyyah mendukung pandangan


yang ketat tentang penerapan hukum Islam dalam urusan politik dan pemerintahan. Dia

9
Wulandari, N. (2022). Kedudukan Dan Pelaksanaan Kewenangan Dewan Etik Mahkamah Konstitusi
Perspektif Fiqih Siyasah (Doctoral Dissertation, Uin Fatmawati Sukarno Bengkulu).

13
berpendapat bahwa pemerintah harus mematuhi Syariah dalam kebijakan dan tindakan mereka,
dan jika mereka melanggar prinsip-prinsip Islam, maka tindakan tersebut dapat dicabut.

2. Al-Mawardi (972-1058 M):

- Pandangan tentang Hukum Islam: Al-Mawardi adalah seorang ulama dan ahli
hukum terkemuka dari abad ke-11. Dia mengembangkan pandangan yang mencerminkan
konsep pemerintahan Islam yang berdasarkan pada prinsip-prinsip agama. Dia menekankan
pentingnya kewajiban pemimpin untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan Syariah.

- Pandangan tentang Fikih Siyasah: Al-Mawardi membahas Fikih Siyasah


dalam karyanya "Al-Ahkam al-Sultaniyah" (Hukum Pemerintahan). Dia menguraikan peran
dan tanggung jawab pemerintah dalam kerangka Islam, termasuk hak-hak rakyat dan
pentingnya keseimbangan kekuasaan.

3. Ibnu Khaldun (1332-1406 M):

- Pandangan tentang Hukum Islam: Ibnu Khaldun, seorang sarjana dan


sejarawan terkemuka, memahami pentingnya hukum dalam memelihara tatanan sosial. Dia
menekankan perlunya hukum yang adil dan prinsip-prinsip etika dalam kebijakan
pemerintahan.

- Pandangan tentang Fikih Siyasah: Meskipun tidak secara eksplisit menulis


tentang Fikih Siyasah, pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun tentang dinamika sosial dan politik
memberikan pandangan berharga tentang hubungan antara agama dan politik dalam Islam.

4. Sayyid Qutb (1906-1966 M):

- Pandangan tentang Hukum Islam: Sayyid Qutb adalah tokoh pemikiran Islam
modern yang mengadvokasi penerapan hukum Islam secara luas dalam masyarakat dan
pemerintahan. Dia menekankan pentingnya menegakkan Syariah sebagai solusi bagi
permasalahan sosial dan politik.

- Pandangan tentang Fikih Siyasah: Sayyid Qutb menyuarakan konsep Khilafah


Islam sebagai sistem pemerintahan yang ideal dalam pandangan Islam. Dia menilai bahwa
Fikih Siyasah harus digunakan untuk membimbing negara dalam mencapai tujuan-tujuan Islam.

Pandangan ulama terkemuka ini mencerminkan keragaman pendekatan terhadap


hukum Islam dan Fikih Siyasah dalam konteks sejarah dan sosial yang berbeda. Penting untuk

14
diingat bahwa ulama Islam terus mengembangkan dan menginterpretasikan hukum Islam
sesuai dengan perubahan zaman dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Muslim.10

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara global hukum islam dapat dibagi menjadi dua bagian pokok,yaitu hukum
yang mengatur hubungan manusia kepada Tuhannya(ibadah) dan hukum yang
mengatur hubungan antara sesama manusia dan masalah-masalah keduniaan secara
umum (mu’amalah).Bagian pertama mencakup antara lain peraturan-peraturan tentang
salat,puasa,zakat,dan haji.Adapun bagian kedua dapat dipecah-pecah lagi menjadi
beberapa bagian.Secara khusus berkaitan dengan persoalan-persoalan ekonomi seperti
jual beli,perjanjian,dan utang piutang,jinayah (pidana) dan hukum
perkawinan(munaakahat).Ini mencakup masalah hukum seperti ibadah, muamalah
(hubungan sosial dan ekonomi), tata cara pernikahan, dan banyak aspek lainnya yang
berkaitan dengan kehidupan umat Islam.Atau singkatnya adalah studi dan pemahaman
Tentang hukum, etika, dan tata cara ibadah Islam, yang digunakan sebagai panduan
dalam kehidupan sehari-hari oleh umat Islam.Dengan demikian, Fikih Siyasah
memiliki kedudukan yang signifikan dalam kerangka hukum Islam, membantu
mengarahkan tata kelola negara Islam, dan memastikan bahwa prinsip-prinsip Islam
dihormati dalam urusan politik dan pemerintahan.Pandangan Ulama Terkemuka
tentang Hukum Islam dan Fikih Siyasah Pandangan ulama terkemuka tentang hukum
Islam (Fikih) dan Fikih Siyasah, yang berkaitan dengan hukum politik Islam, dapat
bervariasi tergantung pada latar belakang, metode penafsiran, dan konteks sejarah.

10
Ramadhan, M. (2019). Kontekstualisasi doktrin politik islam dalam fiqh siyasah.

15
DAFTAR PUSTAKA
Abdul.Ja’far wahyu.Fiqh Siyasah Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Al-Hadist

Bintarawati, Fenny. "1.2 Pengertian Hukum Islam." Hukum Islam Untuk Perguruan Tinggi
(2022): 5.
Ramadhan, M. (2019). Kontekstualisasi doktrin politik islam dalam fiqh siyasah
Iqbal.Muhammad.2014.Fiqh siyasah kontekstualisasi doktrin politik islam(Jakarta:kencana)
Subhi Mahmashani,falsafah al-Tasyri’ fi al-Islam,(Kairo:Dar al-Kasysyaf,1953),h.23

Sumarni, Sumarni. "Kedudukan Hukum Islam dalam Negara Republik Indonesia." Al-'Adalah
10.2 (2012): 447-458

https://etheses.uinsgd.ac.id/2791

16

Anda mungkin juga menyukai