Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGANTAR STUDI HUKUM ISLAM

Tentang

KONSEP HUKUM ISLAM

Disusun Oleh

KELOMPOK 1 :

Melinda 2315050083

Ardi 2315050085

Dina Hidayani 2315050094

Dosen Pembimbing

Dr. Meirison, MA.

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR I C

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

TAHUN 1445 H/ 2023 M


KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah
Pengantar Studi Hukum Islam yang berkenaan tentang “Konsep Hukum Islam”. Sholawat
beriringan salam tidak lupa kita kirimkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu‘Alaihi Wa
Sallam yang telah membawa manusia kepada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Meirison, MA. sebagai dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Studi Hukum Islam.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritikan dan saran dari pembaca sangat
dibutuhkan penulis supaya bisa menjadi evaluasi bagi kita di masa yang akan datang dan
penulis meminta maaf atas kekurangan yang ada dalam makalah ini. Harapan penulis semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 4 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

A. Pengertian Konsep Hukum Islam ................................................................... 2


B. Ruang Lingkup Hukum Islam ......................................................................... 3
C. Tujuan Hukum Islam........................................................................................ 4
D. Fungsi Hukum Islam ........................................................................................ 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 8
B. Saran .................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum Islam adalah salah satu aspek ajaran Islam yang menempati posisi yang
sangat krusial dalam pandangan umat islam, karena ia merupakan manifestasi paling
kongkrit dari hukum Islam sebagai sebuah agama. Sedemikian pentingnya hukum Islam
dalam skema doktrinal-Islam, sehingga seorang orientalis, Joseph Schacht menilai,
bahwa “adalah mustahil memahami Islam tanpa memahami hukum Islam".

Jika dilihat dari perspektif historisnya, Hukum Islam pada awalnya merupakan
suatu kekuatan yang dinamis dan kreatif. Hal ini dapat di lihat dari munculnya sejumlah
madzhab hukum yang responsif terhadap tantangan historisnya masing- masing dan
memiliki corak sendiri-sendiri, sesuai dengan latar sosio kultural dan politis dimana
madzhab hukum itu mengambil tempat untuk tumbuh dan berkembang.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian konsep hukum islam?

2. Apa saja ruang lingkup hukum islam?

3. Bagaimana tujuan hukum islam?

4. Apa saja fungsi hukum islam?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian konsep hukum islam
2. Untuk mengetahui ruang lingkup hukum islam
3. Menjelaskan tujuan hukum islam
4. Untuk mengetahui fungsi hukum islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Hukum Islam

Kata hukum secara etimologi berasal dari akar kata bahasa Arab, yaitu
hakama-yahkumu yang kemudian bentuk mashdar-nya menjadi hukman, Lafadzi al-
bukmu adalah bentuk tunggal dari bentuk jamak al-ahkâm.
Berdasarkan akar kata hakama tersebut kemudian muncul kata al-hikmah yang
memiliki arti kebijaksanaan. Hal ini dimaksudkan bahwa orang yang memahami
hukum kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari maka dianggap
sebagai orang yang bijaksana.Arti lain yang muncul dari akar kata tersebut adalah
"kendali atau kekangan kuda", yakni bahwa keberadaan hukum pada hakikatnya
adalah untuk mengendalikan atau mengekang seseorang dari hal-hal yang dilarang
oleh agama. Makna "mencegah atau menolak" juga menjadi salah satu arti dari lafadz
hukum yang memiliki akar kata hakama tersebut.
Secara terminologis, hukum dalam pandangan para ahli ushul fiqh Hukum
Islam berasal dari dua kata yaitu "hukum dan Islam' Pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia kata 'hukum diartikan dengan: 1) peraturan atau adat yang secara resmi
dianggap mengikat; 2) hukum diartikan sebagai undang-undang yang mengatur
pergaulan hidup masyarakat secara sederhana.Hukum dapat kita pahami sebagai
sekumpulan peraturan atau norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam
bermasyarakat,baik peraturan atau norma itu berupa hal yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat atau peraturan atau norma yang dibuat dan ditegakkan oleh
penguasa.
Menurut Hasbi ash-Shiddieqy, hukum Islam adalah koleksi daya upaya fuqaha
dalam menerapkan syari’at Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sementara
Amir Syarifuddin memberikan penjelasan bahwa apabila kata hukum dihubungkan
dengan Islam, maka hukum Islam berarti “seperangkat peraturan bersarakan wahyu
Allah dan sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan
diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat yang beragam Islam.

2
B. Ruang lingkup Hukum Islam
Ruang lingkup hukum islam mencakup 2 masalah pokok, yaitu:
1. ibadah
Secara bahasa kata ibadah berasal dari bahasa Arab yakni al-'ibadah,
yang berarti menyembah atau mengabdi.
Secara terminologis ibadah diartikan dengan perbuatan orang mukallaf
(orang dewasa) yang tidak didasari nafsunya untuk mengagungkan Tuhan.
Ibadah merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia
kepada Allah. Karena ibadah merupakan perintah Allah dan sekaligus hak-
Nya, maka ibadah yang dilakukan oleh manusia harus mengikuti aturan yang
telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW. Dalam masalah ibadah berlaku
ketentuan, tidak boleh ditambah-tambah atau dikurangi.Penambahan atau
pengurangan dari ketentuan-ketentuan ibadah yang ada dinamakan bid'ah dan
berakibat batalnya ibadah yang dilakukan. Dalam masalah ibadah ini berlaku
prinsip:
Artinya: Pada prinsipnya ibadah itu batal (dilarang) kecuali ada dalil
yang memerintahkannya.
2. Muamalah
Secara bahasa kata muamalah berasal dari bahasa Arab "al- muamalah"
yang berpangkal pada kata dasar 'amila-ya'malu-amalan yang berarti
membuat, berbuat, bekerja, atau bertindak. Sedangkan secara terminologis
muamalah berarti bagian hukum amaliah selain ibadah yang dimana mengatur
tentang hubungan manusia antara yang satu dengan lainnya baik secara
individu maupun berkelompok.
Menurut Abdul Wahhab Khallaf, ruang lingkup hukum Islam dalam
bidang muamalah, meliputi:
a. hukum-hukum masalah personal/keluarga
b. hukum-hukum perdata
c. hukum-hukum pidana
d. hukum-hukum acara peradilan
e. al-ahkam al-dusturiyyah (hukum-hukum perundang-undangan)

3
f. hukum-hukum kenegaraan
g. hukum-hukum ekonomi dan harta

C. Tujuan Hukum Islam


1. Memelihara agama

Agama adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap manusia dan oleh
martabatnya agar dapat terangkat lebih tinggi dari martabat makhluk lain dan
memenuhi hajat jiwanya. Agama islam memberi perlindungan kepada pemeluk agama
lain untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya.

2. Memelihara jiwa

Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara
hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam melarang
pembunuhan sebagai penghilangan jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana yang
dipergunakan oleh manusia untuk mempertahankan kemaslahatannya hidupnya
(Qs.6:51,17:33)

a. (Qs. Al-an’am:51)

ْ‫سْْ ََلُمْ ِِمنْْ ُدونِِهۦْ َوِلىْْ َوَْلْ َش ِفيعْْلَّ َعلَّ ُهمْْيَتَّ ُقو َن‬ ِِ ِ َْ ‫َنذرْْبِِهْْٱلَّ ِذ‬
َ ‫ينْ ََيَافُو َْنْأَنْ ُُي َش ُرٓواْْإ َ ىلْْ َرِّبمْ ْْۙلَي‬
ِ ‫وأ‬
َ

“Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang
yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi
mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada Allah,
agar mereka bertakwa.”

b. (Qs.Al-Isra’:33)
ِِ
ُ ْٖ‫ْْج َعلنَاْْْل َوليِِه‬
َْ َ‫ْسل ىطنًاْْف‬ ِ ِ ِ ِ ِ‫ْحَّرَمْْ ى‬ َ ْْ‫سْْْالَِّت‬
ْ‫لْْيُس ِرف‬ َ ‫ْمظلُوًماْْفَ َقد‬ َ ‫ْاللُْْاَّْلِْبْلَ ِق‬
َ ْ‫ْْوَمنْْقُت َْل‬ َ ‫َْوَلْْْتَقتُلُواْْالنَّف‬
ِ ِِْ
‫صوًرا‬ َ ‫فْْال َقت ِلْْْانَّهْْٖ َكا َن‬
ُ ‫ْْمن‬

“ Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah


(membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh
secara zalim, maka sungguh, Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi

4
janganlah walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah
orang yang mendapat pertolongan.”

3. Memelihara akal

Islam mewajibkan seseorang untuk memelihara akalnya, karena akal


mempunyai peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Seseorang
tidak akan dapat menjalankan hukum islam dengan baik dan benar tanpa
mempergunakan akal sehat. (QS.5:90)

ْ‫ْع َم ِلْالشَّي ىْط ِنْفَاجتَنِبُوهُْلَ َعلَّ ُكمْتُفلِ ُحو َن‬ ِ ِ ِ ِ


َ ‫اب َْوالَزَل ُمْ ِرجس ِْمن‬
ُ ‫ص‬َ ‫ىٰٓيَيُّ َهاْالَّذي َنْاى َمنُ ٓواْاََّّنَاْاْلَم ُر َْوال َميس ُر َْوالَن‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi,


(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan
keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar
kamu beruntung.”

4. Memelihara keturunan

Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat penting.
Karena itu, meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut
ketentuan Yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dan dilarang melakukan
perzinahaan. (Qs.4:23)

ْ‫تْْ َواَُّم ىهتُ ُك ُمْا ىلِِٓت‬


ِ ‫ح ِرمتْعلَي ُكمْاَُّم ىهتُ ُكمْوب نىتُ ُكمْواَخ ىوتُ ُكمْوع ىمتُ ُكمْو ىخ ىلتُ ُكمْوب نىتْالَ ِخْوب نىتْالُخ‬
ُ ََ ُ ََ َ َِ َ ََ ََ َ َِ ُ
َّۖ ‫ِ ِ ۤ ى‬ ‫ْالرضاع ِةْواَُّم ىهتْنِس ۤا ِٕى ُكمْور ِۤب ِٕىب ُكمْا ى‬
ْ‫ْد َخلتُمّْبِِ َّن‬
َ ‫ْح ُجوِرُكم ِْمنْنِ َسا ِٕى ُك ُمْالِِت‬
ُ ْ
‫ْف‬ِ ‫ت‬ِ ‫ل‬
ِ ُ ُ َََ
ِ
َ ُ َ َ َ َّ ‫ضعنَ ُكم َْواَ َخ ىوتُ ُكم ِْم َن‬
َ ‫اَر‬
ۙ ۤ ۤ
ْ‫ْي‬ َ ‫ْعلَي ُكمْ ََّْۖو َح َل ِٕى ُلْاَب نَا ِٕى ُك ُمْالَّ ِذي َن ِْمنْاَص َلْبِ ُكم َْواَن‬
َ َ‫َْت َمعُواْب‬ َ ‫اح‬
َ َ‫ْجن‬
ِِ
ُ ‫اْد َخلتُمّْب َّنْفَ َل‬
ِ
َ ‫فَانْ ََّّلْتَ ُكونُو‬
‫اْرِحي ًماْ۔‬ ِ َ‫ْسل‬ ِ ِ ‫الُخت‬
َّ ‫ْاللَْ َكا َنْ َغ ُفوًر‬ َ َْ ‫ْيْاَّل َْماْقَد‬
ِ‫فْْا َّن ى‬ َ
“Diharamkan bagi kalian menikahi (1) ibu-ibu kalian; (2) anak-anak
perempuan kalian; (3) saudara-saudara perempuan kalian; (4) bibi-bibi dari jalur
ayah kalian; (5) bibi-bibi dari jalur ibu kalian; (6) anak-anak perempuan dari saudara

5
laki-laki kalian; (7) anak-anak perempuan dari saudara perempuan kalian; (8) ibu-ibu
susuan kalian; (9) saudara-saudara perempuan kalian dari satu susuan; (10) ibu-ibu
dari para istri kalian; (11) anak-anak tiri kalian yang dalam perawatan kalian dari
para istri yang telah kalian setubuhi, bila kalian belum menyetubuhinya, maka tidak
ada dosa bagi kalian untuk menikahi anak tiri kalian dari mereka; (12) para istri dari
anak laki-laki kalian yang dari anak kandung kalian (bukan anak adopsi); dan (13)
diharamkan bagi kalian mengumpulkan dua saudara perempuan dalam satu
pernikahan; kecuali pernikahan terhadap para perempuan tersebut pada zaman
Jahiliyah yang telah lewat. Sungguh Allah adalah Zat yang Maha Mengampuni dan
Maha Pengasih.”

5. Memelihara harta

Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia untuk
kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi dilindungi
haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, sah menurut hukum dan
benar menurut aturan moral. Jadi hukum islam ditetapkan oleh Allah untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik yang bersifat primer, sekunder, maupun
tersier.

D. Fungsi Hukum Islam


Fungsi utama hukum Islam adalah untuk keselamatan umat. Adapun fungsi adanya
hukum Islam adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Ibadah
Hukum Islam adalah aturan Allah yang harus dipatuhi umat manusia dan kepatuhan
merupakan ibadah yang sekaligus juga merupakan indikasi keimanan seseorang.

2. Fungsi Amar Makruf Nahi Munkar


Hukum Islam telah ada dan eksis mendahului masyarakat karena ia adalah bagian
dari kalam Allah yang qadim. Namun dalam praktiknya hukum Islam tetap
berhubungan dengan masyarakat. Penetapan hukum tidak pernah mengubah atau
memberikan toleransi dalam hal proses pengharamannya. Contoh riba dan khamar
tidak diharamkan secara sesekali tetapi secara bertahap karena itu kita memahami
fungsi kontrol sosial yang dilakukan melalui tahapan riba dan khamar.

6
3. Fungsi Zawajir
Fungsi hukum Islam sebagai sarana pemaksa yang melindungi warga masyarakat
dari segala bentuk ancaman serta perbuatan yang membahayakan.

4. Fungsi Tanzim wa Islah al-Ummah


Fungsi tersebut adalah sarana untuk mengatur sebaik mungkin dan memperlancar
proses interaksi sosial sehingga terwujudnya masyarakat harmonis,aman dan
sejahtera.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum Islam adalah koleksi daya upaya fuqaha dalam menerapkan syari’at
Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sementara Amir Syarifuddin memberikan
penjelasan bahwa apabila kata hukum dihubungkan dengan Islam, maka hukum Islam
berarti “seperangkat peraturan bersarakan wahyu Allah dan sunnah Rasul tentang
tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk
semua umat yang beragam Islam.

B. Saran

Kami dari pihak pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu kami dari pihak pemakalah
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terhadap makalah kami, agar
kesempurnaan makalah kami kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Amrullah, 1996, Dimensi hukum islam dalam system hukum nasional, Gema insani
press

Adam panji, 2019, Hukum islam, Jakarta timur, Sinar grafika

Ali, Zainiddin, 2006, Hukum islam :pengantar ilmu hukum islam di indinesia,Jakarta, sinar
grafika

Rohiddin, Buku ajaran pengantar hukum islam, Lintang rasi aksara books

Anda mungkin juga menyukai