Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

“HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA“

DISUSUN OLEH :
Abdi Rama Swasono (19221001)
Moh. Fajar Rahardyan (19221018)

Program Studi Manajemen


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesuma Negara Blitar
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Hukum Islam
dan Kontribusi Umat Islam Indonesia” ini dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan karya ilmiah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-
rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga karya ilmiah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


karya ilmiah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam karya ilmiah yang telah kami susun
ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran
serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya karya ilmiah lain yang lebih lagi. Akhir
kata, kami berharap agar karya ilmiah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi masyarakat
terutama umat islam indonesia.

Blitar, Oktober 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Islam..........................................................................................3
B. Ruang Lingkup Hukum Islam..................................................................................3
C. Tujuan Hukum Islam................................................................................................4
D. Sumber Hukum Islam..............................................................................................4
E. Fungsi Hukum Islam dalam Kehidupan Bermasyarakat..........................................5
F. Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan Sistem Hukum Nasional.......................6

BAB III PENUTUP


A. SIMPULAN.............................................................................................................8
B. SARAN....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Islam adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia. Islam
mengajarkan syari’at dan aturan-aturan yang menjadi perilaku setiap umat muslim
yang beragama. Islam tidak hanya mengandung syari’at dan aturan tentang Islam, tapi
juga memberikan hak kepada setiap umat muslim. Ada beberapa hal yang harus
diberikan penjelasan, yaitu mengenai hukum islam, fungsi hukum islam, kontribusi
umat islam, serta hak asasi manusia setiap umat islam.

Hukum atau “law” berarti keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa
untuk melindungi kesejahteraan umat manusia. Hukum contribution Islam adalah
segala peraturan hidup yang bersumber pada Al Qur’an yang sudah ada dalam kurun
waktu tertentu sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Setiap umat muslim harus patuh
pada hukum Islam sebagaimana fungsinya ialah untuk melindungi dan
mensejahterakan masyarakat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kata “kontribusi” berarti


sumbangan. Kamus bahasa Inggris (Oxford) menyebutnya dengan, yang berarti act of
contributing, perbuatan memberikan sumbangan. Menurut penulis, sumbangan yang
dimaksud dengan kata tersebut pada umumnya bersifat immaterial. Menurut
Baharudin Lopa, Hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta (hak-hak yang bersifat kodrat). Oleh karena itu, tidak
ada kekuasaan apapun yang dapat mencabutnya. Meskipun demikian, bukan berarti
manusia dengan hak-haknya dapat berbuat semaunya, sebab apabila seseorang
melakukan sesuatu yang dapat dikatagorikan memperkosa atau merampas hak asasi
orang lain, harus mempertangung jawabkan perbuatannya. Hak asasi manusia (HAM)
menurut Islam itu sendiri harus merujuk pada ajaran Allah dan apa yang diperbuat
Nabi Muhammad SAW, jauh sebelum lahirnya piagam-piagam Hak Asasi Manusia di
Barat. Piagam Madinah yang dibuat oleh Nabi saw pada tahun 622 M. Merupakan
konstitusi yang menjunjung hak asasi manusia. Bahkan menurut sosiolog Amerika
Robert N. Bellah, konstitusi itu terlalu sangat modern. Konstitusi yang berisi 47 pasal
itu secara tegas melarang adanya diskriminasi dan penindasan serta memberi
kebebasan dalam melaksanakan agamanya masing-masing.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Islam ?


2. Bagaimana ruang lingkup Hukum Islam ?
3. Apa tujuan Hukum Islam ?
4. Bagaimana sumber Hukum Islam ?
5. Apa fungsi dan tujuan Hukum Islam dalam masyarakat ?
6. Bagaimana kontribusi umat Islam dalam merumuskan Hukum Islam di Indonesia ?

1.3. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian Hukum Islam


2. Mengetahui ruang lingkup Hukum Islam
3. Untuk mengetahui tujuan dari Hukum Islam
4. Menganalisis sumber Hukum Islam
5. Mengetahui fungsi dan tujuan Hukum Islam di dalam masyarakat
6. Menganalisis kontribusi umat Islam dalam merumuskan Hukum Islam di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hukum Islam


Hukum adalah seperangkat norma atau peraturan-peraturan yang mengatur tingkah
laku manusia, baik norma atau peraturan itu berupa kenyataan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara
tertentu dan ditegakkan oleh penguasa. Hukum sengaja dibuat oleh manusia untuk
mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan harta benda. Sedangkan hukum
Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam. Konsepsi
hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum tersebut tidak
hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda dalam masyarakat, tetapi
juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dengan
dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan
manusia dengan benda alam sekitarnya.
Hukum Islam tidak hanya merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi kebudayan
manusia di suatu tempat dan masa, tapi pada dasarnya ditetapkan Allah melalui wahyu-
wahyuNya, yang terdapat dalam Al-Quran dan dijelaskan oleh nabi Muhammad
sawsebagai rasul-Nya melalui sunah-sunah beliau yang kini pun tehimpun dalam kitab-
kitab hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum Islam secara fundamental dengan
hukum-hukum lain yang semata-mata lahir dari kebiasaan dan hasil pemikiran atau buatan
manusia. Hukum islam diperkenalkan dengan berbagai istilah syariat, hukum syara,
maupun fiqih

2.2. Ruang Lingkup Hukum Islam


a. Bidang Ibadah
Ibadah mahdah adalah tata cara beribadah yang wajib dilakukan seorang
muslim dalam berhubungan dengan Allah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.

b. Mu’amalah
Mu’amalat adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan
kehidupan sosial manusia. Yang sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui ijtiad
manusia yang memenuhi syarat untuk melakukan usaha itu.
Dengan adanya hukum ibadah mahdah dan muamalah ini jika diamalakan oleh
manusia akan dapat terpelihara Agama, jiwa, dan akalnya.

3
2.3. Tujuan Hukum Islam
Tujuan hukum Islam secara umum adalah :
a. Untuk mencegah kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan.
b. Mengarahkan manusia kepada kebenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan diakhirat kelak .
Menurut Abu Ishak al-shatibi, tujuan hukum Islam antara lain :
1. Memelihara agama
2. Memelihara jiwa
3. Memelihara akal
4. Memelihara keturunan
5. Memelihara harta

2.4. Sumber Hukum Islam


Pembahasan sumber-sumber Syariat Islam, termasuk masalah pokok (ushul)
karena dari sumber-sumber itulah terpancar seluruh hukum/syariat Islam. Oleh karenanya
untuk menetapkan sumber syariat Islam harus berdasarkan ketetapan yang qath’i (pasti)
kebenarannya, bukan sesuatu yang bersifat dugaan (dzanni). Sebagaimana yang telah
Allah SWT jelaskan:QS. An-nisa: 59

ْ‫ول إِن‬
ِ ‫س‬ُ ‫سو َل َوأُولِي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم ۖ فَإِنْ تَنَازَ ْعتُ ْم فِي ش َْي ٍء فَ ُردُّوهُ إِلَى هَّللا ِ َوال َّر‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا أَ ِطي ُعوا هَّللا َ َوأَ ِطي ُعوا ال َّر‬
‫سنُ تَأْ ِوياًل‬ ٰ
َ ‫ُك ْنتُ ْم تُؤْ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َوا ْليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر ۚ َذلِ َك َخ ْي ٌر َوأَ ْح‬

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya.”

Dari ayat tersebut, dapat diperoleh pemahaman bahwa umat islam dalam menjalankan
hukum agamanya harus didasarkan urutan:
1. Selalu menataati Allah dan mengindahkan seluruh ketentuan yang berlaku dalam Al-
Quran.
2. Menaati Rasulullah dengan memahami seluruh sunnah-sunnahnya.
3. Menaati ulil amri (orang yang mempunyai wewenang dalam kekuasaan
kepemimpinan).
4. Mengembalikan kepada alquran dan sunah jika terjadi perbedaan dalam menetapkan
hukum.

4
Berikut sumber hukum islam :

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat


Jibril kepada Rasulullah saw dengan menggunakan bahasa Arab disertai kebenaran
agar dijadikan hujjah (argumentasi) dalam hal pengakuannya sebagai rasul dan agar
dijadikan sebagai pedoman hukum bagi seluruh ummat manusia, di samping
merupakan amal ibadah bagi yang membacanya.
Al-Qur’an tetap menjadi mu’jizat sekaligus sebagai bukti keabadian dan
keabsahan risalah Islam sepanjang masa dan sebagai sumber segala sumber hukum
bagi setiap bentuk kehidupan manusia di dunia
b. As-Sunnah (Hadist)

Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan taqrir (ketetapan / persetujuan /


diamnya) Rasulullah saw terhadap sesuatu hal atau perbuatan seorang shahabat yang
diketahuinya. Sunnah merupakan sumber syariat Islam yang nilai kebenarannya sama
dengan Al-Qur’an karena sebenarnya Sunnah juga berasal dari wahyu.

c. Al-Ijtihad

Al-Ijtihad sebagai sumber hukum Islam yang ketiga berdasar pada QS. 4 : 59
yang berisi perintah kepada orang-orang yang beriman agar patuh, taat kepada
ketentuan-ketentuan Rasul (sunah/hadits) serta taat mengikuti ketentuan-ketentuan
Ulil Amri (Ijtihad). Al-Ijtihad yaitu berusaha dengan keras untuk menetapkan hukum
suatu persoalan yang tidak ditegaskan secara langsung oleh Al-Qur’an dan atau Hadits
dengan cara istinbath (menggali kesesuaiannya pada Al-Qur’an dan ataupun Hadits)
oleh ulama-ulama yang ahli setelah wafatnya Rasulullah

2.5. Fungsi Hukum Islam dalam Kehidupan Bermasyarakat


a. Fungsi Ibadah 
Fungsi utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Hukum Islam adalah ajaran Allah yang harus dipatuhi umat manusia, dan
kepatuhannya merupakan ibadah yang sekaligus juga merupakan indikasi
keimanan seseorang.

5
b. Fungsi Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Hukum Islam sebagai hukum yang ditunjukkan untuk mengatur hidup dan
kehidupan umat manusia, jelas dalam praktik akan selalu bersentuhan dengan
masyarakat. Fungsi amar makruf nahi munkar (perintah kebaikan dan peencegahan
kemungkaran). Maka setiap hukum Islam bahkan ritual dan spiritual pun
berorientasi membentuk mannusia yang yang dapat menjadi teladan kebaikan dan
pencegah kemungkaran baik di dunia maupun di akhirat kelak.
c. Fungsi Zawajir
Adanya sanksi dalam hukum islam yang bukan hanya sanksi hukuman
dunia, tetapi juga dengan ancaman siksa akhirat dimaksudkan agar manusia dapat
jera dan takut melakukan kejahatan. Fungsi ini terlihat dalam pengharaman
membunuh dan berzina, yang disertai dengan ancaman hukum atau sanksi hukum
Qishash, Diyat, ditetapkan untuk tindak pidana terhadap jiwa/ badan, hudud untuk
tindak pidana tertentu (pencurian, perzinaan, qadhaf, hirabah dan riddah) dan ta’zir
untuk tindak pidana selain kedua macam tindak pidana tersebut. Adanya sanksi
hukum mencerminkan fungsi hukum Islam sebagai sarana pemaksa yang
melindungi warga masyarakat dari segala bentuk ancaman serta perbuatan yang
membahayakan. Fungsi hukum Islam ini dapat dinamakan dengan Zawajir
(penjeraan).
d. Fungsi Tandhim wa Islah al-Ummah
Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah (organisasi dan rehabilitasi
masyarakat). Ketentuan hukum sanksi tersebut bukan sekedar sebagai batas
ancaman dan untuk menakut-nakuti masyarakat saja, akan tetapi juga untuk
rehabilitasi dan pengorganisasian umat menjadi lebih baik. Dalam literatur ilmu
hukum hal ini dikenal dengan istilah fungsi engineering social.

2.6. Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan Sistem Hukum Nasional


Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum di Indonesia nampak
jelas setelah Indonesia merdeka. Sebagai hukum yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat, hukum Islam telah menjadi bagian dan kehidupan bangsa Indonesia yang
mayoritas beragama Islam.
Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum semakin nampak jelas
dengan diundangkannya beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
hukum Islam, antara lain :
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
6
 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik
 Undang-Undang Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam
 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
Penegakan hukum Islam dalam praktik bermasyarakat dan bernegara memang harus
melalui proses, yaitu proses cultural dan dakwah. Apabila Islam telah memasyarakat
(dipahami secara baik), sebagai keonsekuensinya hukum Islam harus ditegakkan melalui
perjuangan legilasi. Di dalam negara yang penduduknya mayoritas muslim, kebebasan
mengeluarkan pendapat / berpikir harus ada. Hal ini diperlukan untuk mengembangkan
pemikiran hukum Islam yang betul-betul teruji baik dari segi pemahaman maupun dari segi
pengembangannya. Dalam ajaran Islam ditetapkan bahwa umat Islam mempunyai kewajiban
untuk mentaati hukum yang telah ditetapkan Allah. Persolannya, bagaimanakah sesuatu yang
wajib menurut hukum Islam menjadi wajib pula menurut perundang-undangan. Hal ini jelas
memerlukan proses dan waktu untuk merealisasikannya.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
Islam. Sumber Hukum Islam ada tiga yaitu, Al Qur’an, Sunnah atau Hadis, dan Ijtihad.
Al-Qur’an adalah sumber hukum utama dan pertama dalam islam. Karena setiap muslim
wajib berpegang teguh kepada isi kandungan Al-Qur’an dan menempatka Al-Qur’an
sebagai rujukan utama dan pertama dalam menetapkan suatu hukum Allah SWT. As-
sunnah (Hadis) adalah hukum Islam kedua setalah Al Qur’an, berupa perkataan, perbuatan
dan sikap diam rasulullah yang tercatat dalam kitab-kitab hadist. Pertama, ijtihad dalam
arti menggunakan seluruh kemampuan berfikir untuk menentukan hukum suatu perkara
yang ditentukan oleh Al Qur’an atau Hadis Nabi atau sekadar untuk mengartikan ,
menafsirkan dan mengambil kesimpulan dari suatu ayat atau Hadis yang ada. Islam
berbeda dengan sistem lain dalam hal bahwa hak-hak manusia sebagai hamba Allah tidak
boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang-undangnya. Tetapi semua
harus mengacu pada hukum Allah. Sampai kepada soal shadaqah tetap dipandang
sebagaimana hal-hal besar lain. Misalnya Allah melarang bershadaqah (berbuat baik)
dengan hal-hal yang buruk. Perumusan Sistem Hukum di Indonesia terbentuk atau
dipengaruhi oleh tiga pilar subsistem hukum yaitu sistem hukum barat, hukum adat dan
sistem hukum Islam. Di dalam Lahirnya UUD 1945 menggunakan hukum Islam sebagai
asas undang – undang beberapa perihal di Indonesia, seperti, pernikahan, pewakafan
tanah, penyelenggaraan haji, pengelolaan zakat dan lain sebagainya.

3.2. Saran
Sebagai manusia yang tidak pernah lepas dari kesalahan, tentu saja dalam makalah
ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, serta
dosen pengajar demi kelayakan makalah ini dan berbesar hati memaafkan kekurangan dan
kesalahan penulis dalam makalah ini. Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah
ini, baik pembaca maupun penulis dapat menerapkan ilmu dari sumber-sumber hukum
Islam, kontribusi sebagai umat muslim dalam permusan hukum Islam serta mengetahi
hak-hak dalam Islam yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari. Walaupun tidak sesempurna Rasulullah SAW, setidaknya kita termasuk kedalam
golongan kaumnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

 https://bersamadakwah.net/surat-an-nisa-ayat-59/
 http://slametaji97.blogspot.com/2016/03/hukum-islam-dan-kontribusi-umat-islam.html
 https://studihukum.wordpress.com/2013/07/22/pengertian-hukum-islam/
 http://femimelinda.blogspot.com/2017/03/makalah-agama-islam-tentang-hukum-
islam.html

Anda mungkin juga menyukai