Dosen :
Dr. Nunung Rodliyah, DRA., M.A..
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Hukum Islam ini tepat pada
waktunya. Makalah mengenai materi kuliah pertemuan 1 dan 2 ini disusun untuk memenuhi
tugas dalam perkuliahan Hukum Islam . Makalah ini membahas mengenai keseluruhan
tantang materi perkuliahan pada pertemuan ke-1 dan ke-2
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu dosen atas segala arahan dan bimbingan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat member manfaat kepada pembaca dan utamanya kepada
penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan pada
makalahini. Hal ini karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI .......................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................1
C. Tujuan ................................................................................................................1
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Republik Indonesia bukan negara sekular dan agama,yaitu negara yang
didasarkan agama tertentu. Menurut pasal 29 ayat 1 UUD 1945 negara RI adalah negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978
salah satu wujud pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah “Percaya dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mata kuliah hukum islam dinamakan hukum islam satu tahun 1983. Hukum islam
dibagi 2 bagian. Bagian satu disebut hukum islam I dan bagian dua disebut hukum islam II.
Hukum islam II adalah lanjutan dari hukum islam I, hukum islam II berisi hukum perkawinan
dan kewarisan islam.
Sekularisme/sekular merupakan nama suatu sistem etika dan filsafat yang bertujuan
memberi interpretasi atau pengaturan terhadap kehidupan manusia.
Paham atau aliran yang dianut sekularisme :
• Tanpa kepercayaan atau keyakinan kepada Tuhan • Tidak mempercayai kitab-kitab suci
• Tidak percaya pada hari akhir/hari kiamat
Adapun sebab hukum islam ada didalam kurikulum fakultas hukum diantaranya :
4
3. Karena Alasan Yuridis
Di tanah air hukum islam berlaku secara normatif dan formal yuridis.
b. Secara formal yuridis, hukum islam yang mengatur hubungan manusia dengan manusia
lain dan benda dalam masyarakat.
a. Asas-asas hukum islam mempunyai nilai tinggi yang tidak dapat dipertikaikan lagi.
alasan ilmiah
b. Dalam berbagai mazhab yag ada didalam lingkungan besar hukum islam terdapat kekayaan
pemikiran hukum serta teknik yang mengagungkan.
berdasarkan asas Ketuhanan Yang Maha Esa, terdapat norma dasar sebagai berikut:
dengan kaidah islam bagi umat islam dan agama-agama lainnya. b. Negara RI wajib
menjalankan syariat islam bagi umat islam dan begitu juga dengan agama-agama lainnya.
5
2. Bagaimana mata kuliah Hukum Islam dapat dicermati dengan baik dan benar?
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
dihimpun oleh ilmu kalam dan syari’ah ini dapat disebut juga pokok akidah dan dapat
disebut juga dengan diin(agama) dan millah.
Definisi tersebut menegaskan bahwa syariah itu muradif(sinonim) dengan diin dan
milah(agama). Berbeda dengan ilmu fiqih, karena ia hanya membahas tentang amaliyah
hukum(ibadah), sedangkan bidang akidah dan hal-hal yang berhubungan dengan alam
ghaib dibahas oleh ilmu kalam atau ilmu tauhid.
2.3. Prof.DR. Mahmud Salthut mengatakan bahwa :
“sayariah ialah segala peraturan yang telah diisyaratkan allah,atau ia telah mensyariatkan
dasar-dasarnya, agar manusia melaksanakannya, untuk dirinya sendiri dalam
berkomunikasi dengan tuhannya dengan sesama muslim dengan sesama manusia denga
alam semesta dan berkomunikasi dengan kehidupan.
8
dalam jarimah ta’zir. Yang dimaksud dengan jarimah adalah perbuatan pidana yang telah
ditentukan bentuk dan batas hukumanya dalam al-Qur’an dan sunnah Nabi MUhamad (hudud
jamak dari hadd = batas ). Jarimah ta’zir adalah perbuatan pidana yang bentuk dan ancaman
hukumanya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya (ta’zir = ajaran atau
pengajaran); (5) al-ahkam as sulthaniyah membicarakan soal-soal yang berhubungan dengan
kepala Negara, pemerintahan, baik pemerintahan pusat maupun daerah, tentara, pajak dan
sebagainya; (6) siyar mengatur segala urusan perang dan damai, tata hubungan dengan
pemeluk agama dan Negara lain; (7) mukhasamat mengatur soal peradilan, kehakiman, dan
hokum acara.
Jika bagian-bagian hukum islam bidang muamalah dalam arti luas tersebut di atas
dibandingkan dengan susunan hokum barat seperti yang telah menjadi tradisi diajarkan dalam
pengantar Ilmu hokum di tanah air kita, maka butir (1) dapat disamakan dengan hokum
perkawinan, butir (2) dengan hokum kewarisan , butir (3) dengan hokum benda dan hokum
perjanjian, perdata khusus, butir (4) dengan hokum pidana, butir (5) dengan hokum
ketatanegaraan yakni tata Negara dan administrasi Negara, butir (6) dengan hokum
internasional, dan butir (7) dengan hokum acara.
9
Oleh karena perbedaan pandangan itu, terdapat pokok antara Deklarasi Hak-Hak
Asasi Manusia yang disponsori Barat dengan Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia yang
dikeluarkan oleh ummat islam. Deklarasi Kairo tahun 1990, misalnya yang dikeluarkan oleh
Organisasi Konfrensi Islam (OKI), di dalamnya termasuk juga Indonesia, merupakan
pendiriaan resmi ummat islam mengenai hak-hak asasi manusia;berbeda kerangka acuannya
dengan deklarasi atau pernyataan hak-hak asasi manusia yang dikeluarkan atau disponsori
oleh Negara-negara barat. Dinyatak dalam deklarasi itu bahwa semua hak dan kebebasan
yang terumus dalam deklarasi tunduk pada syari’at atau hukum islam. Satu-satunya ukuran,
mengenai hak-hak asasi manusia adalah syari’at islam.
Hak-hak yang dirumuskan dalam deklarasi itu kebanyakan hak ekonomi. Hak politik,
seperti hak untuk mengutarakan pendapat secara bebas, tidak boleh bertentangan dengan
asas-asas syariah. Dinyatakan pula bahwa semua indivudu samadi muka hukum. Ketentuan
lain adalah keluarga merupakan dasar masyarakat, wanita dan pria sama dalam martabat
kemanusiaan. Hal atas hidup, dijamin. Pekerjaan adalah hak individu yang di jamin oleh
Negara.
Demikian juga hak atas pelayanan kesehatan, social dan kehidupan yang layak.
Ditegaskan pula bahwa tidak ada sanksi. Kecuali sanksi yang di tentukan dalam syari’at atau
hukum islam.
2.5 Tujuan Hukum Islam
Hukum yang mejadi penutan masyarakat merupakan cita-cita social yang tidak pernah
berhenti dikejar sampai akhir hayat. Cita-cita sosial bersandarkan pada hukum.Setiap
keberadaan hukum tidak dapat terlepas dari tujuan dan harapan subjek hokum.Harapan
manusia terhadap hokum pada umumnya meliputi harapan keamanan dan ketenteraman hidup
tanpa batas waktu. Manusia berharap pada beberapa hal-hal berikut:
1. Kemaslahatan hidup bagi diri orang lain
2. Menegakkan keadilan
3. Persamaan hak dan kewajipan dalam hukum
4. Saling control dalam masyarakat
5. Kebebasan berekpresi,berpendapat,bertindak dengan tidak melebihi batasan hukum.
6. Regenerasi sosial yang positif dan bertanggung jawab
Apabila satu menit sahaja kehidupan sosial tidak terjamin oleh hukum yang kuat,
masyarakat dengan semua komponennya akan rusak, karena semenit tanpa adanya jaminan
hukum bagaikan adanya bencana yang melanda dalam sesuatu masyarakat tersebut.
10
Asas legalitas sebagai pokok dari hidup dan berlakunya hukum yang berbahaya lagi
adalah memendan hukum tidak berguna lagi karena keberpihakan hukum kepada keadilan
dan persamaan hak sehingga masyarakat kurang percaya kepada hukum.
Asy Syatibi mengatakan bahawa tujuan Syariat Islam adalah mencapai kemaslahatan
hamba baik di dunia maupun di akhirat. Antara kemaslahatan tersebut adalah seperti berikut:
1. Memelihara Agama
2. Memelihara Jiwa
3. Memelihara Akal
4. Memelihara Keturunan
5. Memelihara Kekayaan
11
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hukum Islam ialah ketentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang mukallaf
yang mengandung suatu tuntutan, pilihan, sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya sesuatu
yang lain. Syariat Islam menyamaratakan hukum dan keadilan antara sesama umat
Islam.Islam mengerahkan kekuatan manusia kepada tujuan besar, yaitu kepentingan
masyarakat dengan memanfaatkan segala bentuk kebajikan yang disumbangkan setiap
individu.
Sedangkan Ruang Lingkup Hukum Islam Jika kita bandingkan hukum islam bidang
muamalah ini dengan hukum barat yang membedakan antara hukum privat (hokum perdata)
dengan hukum public,maka sama halnya dengan hukum adat di tanah air kita, hukum islam
tidak membedakan (dengan tajam) antara hukum perdata dengan hukum publik disebabkan
karena menurut system hukum islam pada hukum perdata terdapat segi-segi publik ada segi-
segi perdatanya.
Itulah sebabnya maka dalam hukum islam tidak dibedakan kedua bidang hukum itu.
Yang disebutkan adalah bagian-bagian nya saja seperti misalnya, (1) munakahat (2) wirasah
(3) muamalat dalam arti khusus (4) jinayat atau ukubat (5) al–ahkam as sulthaniyah
(khilifah), (5) siyar dan (7) mukhasamat. Harapan manusia terhadap hokum pada umumnya
meliputi harapan keamanan dan ketenteraman hidup tanpa batas waktu. Manusia berharap
pada beberapa hal-hal berikut:
a. Kemaslahatan hidup bagi diri orang lain
b. Menegakkan keadilan
c. Persamaan hak dan kewajipan dalam hukum
d. Saling control dalam masyarakat
e. Kebebasan berekpresi,berpendapat,bertindak dengan tidak melebihi batasan
hukum.
f. Regenerasi sosial yang positif dan bertanggung jawab
12
Dengan yang demikian setiap hal yang merupakan kezaliman, tidak member rasa
keadilan, jauh dari rahmat, menciptakan kemafsadatan bukan merupakan tujuan hukum
Islam.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Zainuddin Ali, 2008. Hukum Islam : Pengantar Hukum Islam di Indonesia. Penerbit Sinar
Grafika : Jakarta
Kaelany HD. 2005. Islam dan Aspek- Aspek Kemasyarakatan Edisi ke-2. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hussain, Syaukat. 1996. Hak Asasi Manusia dalam Islam. Terjemahan oleh Abdul Rochim.
Gema Insani Press, Jakarta.
Rojak, J. (1). Hak Asasi Manusia dan Hukum Islam: Telaah terhadap Pemikiran Masyood A.
Baderin. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam
B. Sumber lain
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hukum_Islam_di_Indonesia
http://berandahukum.com/a/ciri-ciri-hukum-islam