Disusun oleh :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum. Sebagai negara hukum tentu harus
memiliki hukum nasional sendiri, dimaksudkan sebagai pedoman untuk
melaksanakan roda pemerintahan. Dalam membentuk hukum nasional bangsa
Indonesia mengambil dari tiga sistem hukum. Tiga sistem hukum dimaksud
adalah hukum adat, hukum Islam dan hukum eks-Barat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa umat Islam di Indonesia adalah unsur
paling mayoritas. Dalam tataran dunia Islam internasional, umat Islam Indonesia
bahkan dapat disebut sebagai komunitas muslim paling besar yang berkumpul
dalam satu batas teritorial kenegaraan. Masyarakat Indonesia yang mayoritas
menganut ajaran agama Islam, tentu harus senantiasa melaksanakan ajaran-ajaran
itu. Namun sebagai bangsa yang berpalsafahkan Pancasila juga harus dapat
mengkoomodir seluruh kepentingan komponen bangsa.
Karena itu, menjadi sangat menarik untuk memahami hukum islam dalam
tata hukum dan pembinaan hukum nasional di tengah-tengah komunitas Islam
terbesar di dunia ini. Pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana kedudukan hukum
islam dalam pembinaan hukum nasional-misalnya, dapat dijawab dengan
pemaparanpemaparan yang akan disampaikan dalam makalah ini.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Memahami tentang apa yang dimaksud dengan Hukum Islam.
2. Memberikan informasi tentang kedudukan Hukum Islam dalam negara
kesatuan republik Indonesia
BAB II PEMBAHASAN
Syariat menurut bahasa berarti jalan. Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum
yang diadakan oleh Allah untuk umatNya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik
hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum
yang berhubungan dengan amaliyah.
Menurut Prof. Mahmud Syaltout, syariat adalah peraturan yang diciptakan oleh
Allah supaya manusia berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan dengan
Tuhan dengan saudaranya sesama Muslim dengan saudaranya sesama manusia,
beserta hubungannya dengan alam seluruhnya dan hubungannya dengan
kehidupan.
Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa hukum Islam adalah
syariat yang berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya
yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan
kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah
(perbuatan).
2.2. Pengukuhan Keberadaan Hukum Islam di Indonesia
Keberadaan sistem Hukum Islam di Indonesia sejak lama telah dikukuhkan
dengan berdirinya sistem peradilan agama yang diakui dalam sistem peradilan
nasional di Indonesia. Bahkan dengan diundangkannya UU No.7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama, kedudukan Pengadilan Agama Islam itu semakin
kokoh. Hukum Islam (fiqih) sebagai salah satu sistem hukum yang
berlaku di
Indonesia telah mendapatkan tempatnya dengan jelas ketika mantan Menteri
Kehakiman Ali Said berpidato di depan simposium pembaharuan hukum perdata
nasional yang diadakan pads tanggal 21 Desember 1981 di Yogyakarta.
Keberadaan sistem Hukum Islam di Indonesia sejak lama telah
dikukuhkan dengan berdirinya sistem peradilan agama yang diakui dalam sistem
peradilan nasional di Indonesia. Bahkan dengan diundangkannya UU tentang
Peradilan Agama tahun 1998, kedudukan Pengadilan Agama Islam itu makin
kokoh. Akan tetapi, sejak era reformasi, dengan ditetapkannya Ketetapan MPR
tentang PokokPokok Reformasi yang mengamanatkan bahwa keseluruhan sistem
pembinaan peradilan diorganisasikan dalam satu atap di bawah Mahkamah
Agung, timbul keragu-raguan di beberapa kalangan mengenai eksistensi
pengadilan agama itu, terutama dari kalangan pejabat di lingkungan Departemen
Agama yang menghawatirkan kehilangan kendali administratif atas lembaga
pengadilan agama. Pembinaan kemandirian lembaga peradilan ke bawah
Mahkamah Agung itu memang dilakukan bertahap, yaitu dengan jadwal waktu
lima tahun. Tetapi, dalam masa lima tahun itu, berbagai kemungkinan mengenai
keberadaan pengadilan agama masih mungkin terjadi, dan karena itu penelitian
mengenai baik buruknya pembinaan administratif pengadilan agama di bawah
Departemen Agama atau di bawah Mahkamah Agung perlu mendapat perhatian
yang seksama.
3.1 Kesimpulan
1. Keberadaan sistem Hukum Islam di Indonesia sejak lama telah
dikukuhkan dengan berdirinya sistem peradilan agama yang diakui dalam
sistem peradilan nasional di Indonesia. Bahkan dengan diundangkannya
UU No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, kedudukan Pengadilan
Agama Islam itu semakin kokoh
2. Kedudukan hukum Islam dalam pembinaan hukum nasional, adalah bahwa
hukum Islam yang merupakan salah satu komponen tata hukum Indonesia
menjadi salah satu sumber bahan baku bagi pembentukan hukum nasional.
Dengan demikian jelas hukum Islam tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan mayoritas masyarakat Indonesia. Oleh karenanya untuk
menunjang hal tersebut, birokrasi sebagai pemegang political will harus
senantiasa dapat memperjuangkan akan peranan hukum Islam dalam
pembinaan hukum nasional. Sehingga dengan demikian hukum Islam
dapat mewarnai sekaligus menjiwai setiap perundang-undangan nasional
Indonesia.
3. Pengakuan terhadap sistem Hukum Islam sebagai bagian tak terpisahkan
dari sistem hukum nasional, akan berdampak sangat positif terhadap upaya
pembinaan hukum nasional. Setidak-tidaknya, kita dapat memastikan
bahwa di kalangan sebagian terbesar masyarakat Indonesia yang akrab
dengan nilai nilai Islam, kesadaran kognitif dan pola perilaku mereka
dapat dengan memberikan dukungan terhadap norma-norma yang sesuai
kesadaran dalam menjalankan syari'at agama.
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan, maka
dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Agar makalah ini menjadi lebih baik di masa yang akan datang,kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan kita
terutama dalam bidang hukum pada umumnya,dan menambah pengetahuan di
bidang hukum islam pada khususnya
DAFTAR PUSTAKA