Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA


TUJUAN HUKUM ISLAM
&
10 ALASAN ROKOK & NARKOBA HARAM DALAM ISLAM

Disusun Oleh :

ARYA PERDANA ZENDRATO


2062201015
AKT – REGULER B

Dosen Pengampu : MOH. RAQIB,DR.,SH.,MH

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi


Perguruan Tinggi Persada Bunda
Pekanbaru
2020/2021
JUDUL ……..…………………………………………………..........………... i
DAFTAR ISI …………………………..………………………….........….... ii
KATA PENGANTAR …………………………………….........…………. 1
BAB 1 Pendahuluan ………………....……………..…..........…..……. 2
A. Latar Belakang …………….…………..……………........……….…2
B. Rumusan Masalah ……………………………....………………… 3
C. Tujuan Pembahasan ………………...…......….…………………. 3
BAB 2 PEMBAHASAN ………………………..…………...........………..4
A. Apa Itu Hukum Islam?....…………………………………………. 4
B. Tujuan Hukum Islam……………………………………………… 6
C. Pengertian Rokok & Narkoba…………………….
…………………………………..………. 7
D. 10 Alasan Rokok & Narkoba Haram dalam Islam …….. 7

BAB 3 PENUTUP ………………..…………………...…….......…….……. 8


A. Kesimpulan ….……………………………………….........…………. 8
B. Saran ………….……………………………………........…….….......... 8
DAFTAR PUSTAKA …………………………………........……………..... 9
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata
kuliah Pendidikan Agama dengan judul “Tujuan Hukum Islam dan 10 Alasan
Rokok & Narkoba Haram dalam Islam”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen Pendidikan Agama kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pekanbaru, 15 Desember 2020

Arya Perdana Zendrato


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia adalah kehidupan yang pada dasarnya tidak
dapat dipisahkan dari hukum. Hukum mempunyai peran penting dalam
upaya mewujudkan keadaan yang memungkinkan manusia merasa aman,
hidup dengan damai dan terjaga setiap hak dan eksistensinya.
Sebagaimana tujuan bernegara bangsa Indonesia yang tercantum
dalam pembukaan UU 1945 alinea keempat telah ditetapkan bahwa
negara “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Al-Qur’an sebagai sumber utama agama Islam, mengandung
berbagai ajaran. Kandungan Al-qur’an dibagi dalam tiga bagian besar,
yaitu aqidah, akhlak dan syari’ah. Aqidah berkaitan dengan dasar dasar
keimanan, akhlaq berkaitan dengan etika dan syari’ah berkaitan dengan
aspek hukum yang muncul dari aqwal (perkataan) dan af’al (perbuatan).
Al-Quran tidak memuat berbagai aturan yang terperinci tentang
ibadah dan muamalah. Ia hanya mengandung dasar-dasar atau prinsip-
prinsip bagi berbagai masalah hukum dalam Islam. Bertitik tolak dari
dasar satu prinsip ini, Nabi Muhammad saw. menjelaskan melalui
berbagai hadisnya. Kedua sumber inilah (Al-quran dan Hadis Nabi) yang
kemudian dijadikan pijakan ulama dalam mengembangkan hukum Islam,
terutama di bidang muamalah. Dalam kerangka ini, Al-Syatibi
mengemukakan konsep maqashid al-syari’ah.
Secara bahasa, Maqashid al-Syari’ah terdiri dari dua kata yaitu,
maqashid dan al-Syari’ah. Maqashid berarti kesengajaan atau tujuan,
sedangkan al-Syari’ah berarti jalan menuju sumber air, dapat pula
diartikan sebagai jalan ke arah sumber pokok kehidupan.
Tujuan hukum Islam adalah kemaslahatan hidup manusia, baik
rohani maupun jasmani, individual dan sosial. Kemaslahatan itu tidak
hanya untuk kehidupan dunia ini saja tetapi juga untuk kehidupan yang
kekal di akhirat kelak. Abu Ishaq al-Shatibi merumuskan lima tujuan
hukum Islam. Kelima tujuan hukum Islam tersebut di dalam kepustakaan
disebut al-maqasid al khamsah atau al-maqasid al- shari’ah. Hukum Islam
dan wacana yuridisnya mengandung sejumlah prinsip besar yang dapat
memberikan landasan filosofis untuk menciptakan konsep
ketenagakerjaan yang baru.

Hal-hal yang telah disampaikan di atas, kemudian dijadikan dasar


oleh penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai pemikiran
terhadap asal-usul terciptanya alam semesta. Dengan demikian penulis
memilih untuk mengangkat judul “Tujuan Hukum Islam dan 10 Alasan
Rokok & Narkoba Haram dalam Islam”.
B. Rumusan Masalah
Sementara untuk membatasi pembahasan ini, maka diajukan
beberapa pertanyaan sekaligus sebagai rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu hukum Islam?
2. Apa saja tujuan hukum Islam?
3. Apa itu rokok & narkoba?
4. Apa saja alasan rokok & narkoba haram dalam Islam?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu hukum Islam
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan hukum Islam
3. Untuk mengetahui apa itu rokok & narkoba
4. Untuk mengetahui apa saja alasan rokok & narkoba haram dalam
Islam
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Apa Itu Hukum Islam?


Hukum Islam yaitu hukum yang diberlakukan bagi warga negara
Indonesia yang beragama Islam yang tercantum dalam hukum positif
yaitu UU Nomor 1 tahun 1974, UU Nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan
agama, UU Nomor 1991. Menurut Aulasi Aulawi yaitu hukum yang
diyakini memliki keterkaitan dengan sumber dan ajaran Islam yaitu amal.
Dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 sistem hukum yang diberlakukan adalah
hukum adat, barat dan hukum Islam.

Kafa : bulat (tidak dapat dikurangi atau ditambah)Keberadaan hukum


Islam landasan konsititusionalnya yaitu UUD 1945 Pembukaan alinea pasal
29.

Hukum Islam sebagai hukum nasional diperuntukan bagi warga


negara Indonesia yang beragama islam yaitu menyangkut hukum
keluarga, waris, perkawinan, dan harta perkawin (keempatnya
merupakan bidang sensitif karena menyangkut budaya dan keyakinan
masyarakat).

Pembukaan alinea ke-3 dihubungkan dengan teori Thomas Aquino


tentang negara terbentuk atas ketuhanan, teori tersebut terdiri dari :
 Legs Aeterna (10 perintah Tuhan)
 Legs Divina (Zabur, Taurat , Inzil)
 Legs Positif (hukum buatan manusia)
Dengan demikian hukum positif merupakan tetesan dari aeterna,
positif , divina dan naturalis. Dengan demikian UUD 1945 merupakan
tetesan dari Al Quran.
Kedudukan Hukum Islam dalam ketatanegaraan Indonesia berkaitan
dengan sejarah Hukum Islam.

Sejarah Hukum Islam

Periode I
Penerimaan hukum islam sepenuhnya dikenal dengan “Receptio
in Complexiu” pencetusnya Winter, Salomon Geyzer dan Cornelius van
den Berg. Menurut teori tesebut memperlakukan penuh hukum Islam bagi
orang Islam dengan dasar bahwa mereka telah memeluk agama islam.
Pada masa ini berhasil dibuat suatu kumpulan peraturan hukum
perkawinan yang dikenal dengan “compendium preizer” (dibuat oleh D.W
Preizer) yang berisi tentang hukum waris perkawinan.
Dalam pasal 75 dinyatakan bahwa pemerintah Belanda
memerintahkan kepada pengadilan untuk mempergunakan undang-
undang agama, lembaga-lembaga, dan kebiasaan mereka.
Periode II
Penerimaan hukum islam oleh hukum adat atau teori Resepsi
tokoh-tokohnya Van Hollenhoven, Terhar, Snouck Hurgronye (teori
setan). Teori ini intinya bahwa hukum islam dipandang sebagai sumber
hukum apabila telah diterima atau direvisir oleh hukum adat. Dasar
hukumnya dalam Staatblaad 1929 Nomor 212.
Dalam pasal 134 ayat 2 dinyatakan bahwa dalam hal terjadi
perkara perdata antar sesama islam akan diselesaikan oleh hakim agama
islam apabila hukum adat mereka menghendaki dan sejauh itu tidak
ditentukan lagi dengan ordonansi

Tujuan Hukum Islam

Tujuan Hukum Islam dapat dilihat dari 2 (dua) segi, yaitu :


1. Segi pembuat Hukum Islam (Allah dan Rasul)
Tujuannya :
 Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang bersifat primer,
skunder dan tersier
 Untuk ditati dan dilaksanakan oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari
2. Segi Manusia
 Sebagai subyek : Tercapainya keridhoan Allah dalam
kehidupan manusia di dunia dan di akhirat.
 Kepentingan Primer, meliputi :
 Pemeliharaan Agama
Hal tersebut merupakan tujuan utama dalam hukum
Islam sebab agama merupakan pedoman hidup
manusia yang memiliki komponen akidah, sariah dan
akhlak maka hukum Islam wajib melindungi agama
yang dianut seseorang dan menjamin kemerdekan
seseorang untuk beribadah menurut keyakinan
agamanya

 Pemeliharaan Jiwa
Hukum islam wajib memlihara hak manusia untuk
hidup dan mempertahankan kehidupannya dan hukum
islam melarang pembunuhan (Surat 17 ayat 33)

 Pemeliharaan Akal
Dengan mempergunakan akalnya menusia dapat
berpikir tentang Allah, alam semesta dan dirinya
sehingga manusia dapat mengembangkan IPTEK, oleh
sebab itu hukum islam melarang meminum minuman
yang memabukan atau Khamar (Q.S : 5 ayat 90) dan
menghukum setiap perbuatan yang merusak akal
manusia
 Pemeliharaan Keturunan
Agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelangsungan
keturunan dapat diteruskan maka pemeliharaan
keturunan wajib dilaksanakan dan hal tersebut
tercermin dalam hubungan darah menjadi syarat untuk
dapat saling mewarisi (Q.S : 4 ayat 11)

 Pemeliharaan Harta
Harta merupakan pemberian Tuhan kepada manusia
dengan tujuan agar dapat mempertahankan hidup dan
kelangsungan hidupnya, oleh karena itu hukum islam
melindungi manusia

B. Tujuan Hukum Islam


1. Memelihara Agama
 Memelihara & melaksanakan kewajiban agama yang masuk
peringkat primer
 Melaksanakan ketentuan agama
 Mengikuti petunjuk agama

2. Memelihara Jiwa
 Memenuhi kebutuhan pokok makanan untuk
mempertahankan hidup
 Berburu binatang untuk menikmati makanan yang halal &
lezat
 Ditetapkannya tata cara makan & minum untuk menjaga
etika

3. Memelihara Akal
 Diharamkan meminum minuman keras
 Menuntut ilmu pengetahuan
 Menghindarkan diri dari mengkhayal suatu hal yang tidak
berfaedah

4. Memelihara Keturunan
 Menikah & dilarang berzina
 Suami menyebut mahar pada saat akad nikah & memberinya
hak talaq
 Khitbah/Walimat dalam pernikahan

5. Memelihara Kekayaan
 Tata cara kepemilikan & larangan mengambil harta orang
lain
 Jual beli saham
 Waspada penipuan
6. Menegakkan Keadilan
7. Persamaan hak & kewajiban dalam hukum
8. Kemaslahatan hidup bagi orang lain
9. Saling kontrol dalam kehidupan bermasyarakat
10.Kebebasan berpendapat/berekspresi sesuai dengan sosial

C. Pengertian Rokok & Narkoba


Dalam bahasa Arab, rokok disebut dukhan / tabagh / tambak /
natan / sijarah. Sedangkan perbuatan merokok itu disebut dengan
tadkhin yang berasal dari fi'il tsulasi mazid ruba'i dakhkhana
yudakhkhinu tadkhinan. Penghisap rokok atau perokok disebut dengan
mudakhkhin.
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan
sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang
secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok
maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika
dan Bahan Adiktif lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan
oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan
Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain
narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah
Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza
biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan
rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah
tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.

D. 10 Alasan Rokok & Narkoba Diharamkan dalam


Islam
1. Mengganggu kesehatan
2. Pemborosan
3. Mengganggu kesehatan masyarakat
4. Menggangu kesehatan lingkungan sekitar
5. Mendapat dosa besar
6. Merusak kerja otak
7. Menghilangkan akal & pikiran yang sehat
8. Berujung pada kebinasaan karena halusinasi yang ditimbulkan dari
mengkonsumsi narkoba
9. Dapat memberi bahaya & dampak buruk ke orang lain
10.Dianggap sebagai racun bagi manusia
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kami paparkan dapat kami simpulkan
bahwa : Tujuan Hukum islam adalah memelihara agama, memelihara
jiwa, memelihara keturunan dan memelihara harta benda dan Hukum
islam sebagai hukum nasional diperuntukan bagi warga negara Indonesia
yang beragama islam yaitu menyangkut hukum keluarga, waris,
perkawinan, dan harta perkawin (keempatnya merupakan bidang sensitif
karena menyangkut budaya dan keyakinan masyarakat).dan hukum islam
juga bertujuan mewujudkan kehidupan yang hakiki.

B. Saran
Saran kami apabila kita mengetahui tujuan hukum islam kita akan
menjadi pribadi yang baik karena hukum islam melarang perbuatan yang
pada dasarnya merusak kehidupan manusia sekalipun kehidupan itu di
senangi oleh manusia atau sekalipun umpamanya perbuatan itu di
lakukan oleh seseorang tanpa merugikan orang lain, seperi seseorang
meminum minuman keras dll.
DAFTAR PUSTAKA
http://akhsoname.blogspot.com/2015/09/tujuan-hukum-islam.html

https://dikirfikir.blogspot.com/2018/12/fhi-tujuan-hukum-islam.html

https://www.academia.edu/29749823/
MAKALAH_NARKOBA_DAN_ROKOK_DALAM_PANDANGAN_ISLAM

https://akurat.co/news/id-973004-read-ayat-dan-hadis-yang-menjadi-dalil-
pengharaman-narkoba

Anda mungkin juga menyukai