Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia adalah kehidupan yang pada dasarnya tidak
dapat dipisahkan dari hukum. Hukum mempunyai peran penting dalam
upaya mewujudkan keadaan yang memungkinkan manusia merasa aman,
hidup dengan damai dan terjaga setiap hak dan eksistensinya.
Sebagaimana tujuan bernegara bangsa Indonesia yang tercantum
dalam pembukaan UU 1945 alinea keempat telah ditetapkan bahwa
negara “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Al-Qur’an sebagai sumber utama agama Islam, mengandung
berbagai ajaran. Kandungan Al-qur’an dibagi dalam tiga bagian besar,
yaitu aqidah, akhlak dan syari’ah. Aqidah berkaitan dengan dasar dasar
keimanan, akhlaq berkaitan dengan etika dan syari’ah berkaitan dengan
aspek hukum yang muncul dari aqwal (perkataan) dan af’al (perbuatan).
Al-Quran tidak memuat berbagai aturan yang terperinci tentang
ibadah dan muamalah. Ia hanya mengandung dasar-dasar atau prinsip-
prinsip bagi berbagai masalah hukum dalam Islam. Bertitik tolak dari
dasar satu prinsip ini, Nabi Muhammad saw. menjelaskan melalui
berbagai hadisnya. Kedua sumber inilah (Al-quran dan Hadis Nabi) yang
kemudian dijadikan pijakan ulama dalam mengembangkan hukum Islam,
terutama di bidang muamalah. Dalam kerangka ini, Al-Syatibi
mengemukakan konsep maqashid al-syari’ah.
Secara bahasa, Maqashid al-Syari’ah terdiri dari dua kata yaitu,
maqashid dan al-Syari’ah. Maqashid berarti kesengajaan atau tujuan,
sedangkan al-Syari’ah berarti jalan menuju sumber air, dapat pula
diartikan sebagai jalan ke arah sumber pokok kehidupan.
Tujuan hukum Islam adalah kemaslahatan hidup manusia, baik
rohani maupun jasmani, individual dan sosial. Kemaslahatan itu tidak
hanya untuk kehidupan dunia ini saja tetapi juga untuk kehidupan yang
kekal di akhirat kelak. Abu Ishaq al-Shatibi merumuskan lima tujuan
hukum Islam. Kelima tujuan hukum Islam tersebut di dalam kepustakaan
disebut al-maqasid al khamsah atau al-maqasid al- shari’ah. Hukum Islam
dan wacana yuridisnya mengandung sejumlah prinsip besar yang dapat
memberikan landasan filosofis untuk menciptakan konsep
ketenagakerjaan yang baru.
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu hukum Islam
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan hukum Islam
3. Untuk mengetahui apa itu rokok & narkoba
4. Untuk mengetahui apa saja alasan rokok & narkoba haram dalam
Islam
BAB 2
PEMBAHASAN
Periode I
Penerimaan hukum islam sepenuhnya dikenal dengan “Receptio
in Complexiu” pencetusnya Winter, Salomon Geyzer dan Cornelius van
den Berg. Menurut teori tesebut memperlakukan penuh hukum Islam bagi
orang Islam dengan dasar bahwa mereka telah memeluk agama islam.
Pada masa ini berhasil dibuat suatu kumpulan peraturan hukum
perkawinan yang dikenal dengan “compendium preizer” (dibuat oleh D.W
Preizer) yang berisi tentang hukum waris perkawinan.
Dalam pasal 75 dinyatakan bahwa pemerintah Belanda
memerintahkan kepada pengadilan untuk mempergunakan undang-
undang agama, lembaga-lembaga, dan kebiasaan mereka.
Periode II
Penerimaan hukum islam oleh hukum adat atau teori Resepsi
tokoh-tokohnya Van Hollenhoven, Terhar, Snouck Hurgronye (teori
setan). Teori ini intinya bahwa hukum islam dipandang sebagai sumber
hukum apabila telah diterima atau direvisir oleh hukum adat. Dasar
hukumnya dalam Staatblaad 1929 Nomor 212.
Dalam pasal 134 ayat 2 dinyatakan bahwa dalam hal terjadi
perkara perdata antar sesama islam akan diselesaikan oleh hakim agama
islam apabila hukum adat mereka menghendaki dan sejauh itu tidak
ditentukan lagi dengan ordonansi
Pemeliharaan Jiwa
Hukum islam wajib memlihara hak manusia untuk
hidup dan mempertahankan kehidupannya dan hukum
islam melarang pembunuhan (Surat 17 ayat 33)
Pemeliharaan Akal
Dengan mempergunakan akalnya menusia dapat
berpikir tentang Allah, alam semesta dan dirinya
sehingga manusia dapat mengembangkan IPTEK, oleh
sebab itu hukum islam melarang meminum minuman
yang memabukan atau Khamar (Q.S : 5 ayat 90) dan
menghukum setiap perbuatan yang merusak akal
manusia
Pemeliharaan Keturunan
Agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelangsungan
keturunan dapat diteruskan maka pemeliharaan
keturunan wajib dilaksanakan dan hal tersebut
tercermin dalam hubungan darah menjadi syarat untuk
dapat saling mewarisi (Q.S : 4 ayat 11)
Pemeliharaan Harta
Harta merupakan pemberian Tuhan kepada manusia
dengan tujuan agar dapat mempertahankan hidup dan
kelangsungan hidupnya, oleh karena itu hukum islam
melindungi manusia
2. Memelihara Jiwa
Memenuhi kebutuhan pokok makanan untuk
mempertahankan hidup
Berburu binatang untuk menikmati makanan yang halal &
lezat
Ditetapkannya tata cara makan & minum untuk menjaga
etika
3. Memelihara Akal
Diharamkan meminum minuman keras
Menuntut ilmu pengetahuan
Menghindarkan diri dari mengkhayal suatu hal yang tidak
berfaedah
4. Memelihara Keturunan
Menikah & dilarang berzina
Suami menyebut mahar pada saat akad nikah & memberinya
hak talaq
Khitbah/Walimat dalam pernikahan
5. Memelihara Kekayaan
Tata cara kepemilikan & larangan mengambil harta orang
lain
Jual beli saham
Waspada penipuan
6. Menegakkan Keadilan
7. Persamaan hak & kewajiban dalam hukum
8. Kemaslahatan hidup bagi orang lain
9. Saling kontrol dalam kehidupan bermasyarakat
10.Kebebasan berpendapat/berekspresi sesuai dengan sosial
B. Saran
Saran kami apabila kita mengetahui tujuan hukum islam kita akan
menjadi pribadi yang baik karena hukum islam melarang perbuatan yang
pada dasarnya merusak kehidupan manusia sekalipun kehidupan itu di
senangi oleh manusia atau sekalipun umpamanya perbuatan itu di
lakukan oleh seseorang tanpa merugikan orang lain, seperi seseorang
meminum minuman keras dll.
DAFTAR PUSTAKA
http://akhsoname.blogspot.com/2015/09/tujuan-hukum-islam.html
https://dikirfikir.blogspot.com/2018/12/fhi-tujuan-hukum-islam.html
https://www.academia.edu/29749823/
MAKALAH_NARKOBA_DAN_ROKOK_DALAM_PANDANGAN_ISLAM
https://akurat.co/news/id-973004-read-ayat-dan-hadis-yang-menjadi-dalil-
pengharaman-narkoba