Disusun Oleh :
Kelompok 6
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Hubungan Hukum Adat, Hukum Islam dan Hukum Nasional ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Adat .......................................................................................3
B. Pengertian Hukum Islam ......................................................................................4
C. Pengertian Hukum Nasional .................................................................................5
D. Hubungan Hukum Adat, Hukum Islam dan Hukum Nasional ............................ 6
A. Latar Belakang
Hukum Indonesia (Nasional) tumbuh dan berkembang dari berbagai sistem hukum
(legal sistem) yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sistem hukum yang berlaku dan
dapat diterima secara luas dapat bertahan, sedangkan sistem hukum yang pengaruhnya
kurang menyebabkan eksistensi sistem hukum tersebut dipertanyakan. Dalam membicarakan
Hukum Islam, di tengah-tengah hukum Nasional, pusat perhatian akan menuju pada
kedudukan hukum Islam dalam sistem hukum Nasional. Sistem hukum Indonesia,
berkembang secara beragam karena sejarah sistem hukum di Republik ini memiliki sumber
hukum yang majemuk. Disebut demikian karena di Indonesia berlaku beberapa sistem hukum
yang mempunyai corak dan susunan sendiri memberikan sumbangsih pada sistem hukum
yang berlaku di Indonesia.
Sistem hukum itu adalah sistem Hukum Adat, sistem Hukum Islam dan sistem
Hukum Barat. Sejak awal kehadiran Islam pada abat ke-tujuh masehi, tata hukum Islam
sudah dipraktikan dan dikembangkan dalam lingkungan masyrakat dan peradilan Islam. Pada
era kekuasaan kesultanan dan kerajaan-kerajaan Islam peradilan agama sudah hadir secara
formal. Ada yang bernama peradilan penguhu seperti di Jawa. Mahkamah syar’iyah di
kesultanan Islam di Sumatra. Peradilan qadi di kesultanan Banjar dan Pontianak. Namun
sangat disayangkan, walaupun pada masa kesultanan telah berdiri secara formal peradilan
agama serta status ulama memegang peranan sebagai penasihat dan hakim, belum pernah di
susun suatu buku hukum positif yang sistematik. Hukum yang di terapkan masih abstraksi
yang ditarik dari kandungan doktrin fiqh. Baru pada tahun 1760 VOC memerintahkan D.W.
Freijer untuk menyusun hukum yang kemudian dikenal dengan Conpendium Freijer.
Compendium ini dijadikan rujukan hukum dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi di
kalangan masyarkat Islam di daerah yang dikuasai VOC.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka hal yang menjadi permasalahan
dengan penelitian ini yaitu:
1. Apa pengertian dari hukum adat?
2. Apa pengertian dari hukum Islam?
3. Apa pengertian dari hukum nasional?
4. Bagaimana hubungan hukum adat, hukum Islam dan hukum nasional?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari hukum adat
2. Untuk mengetahui pengertian dari hukum Islam
3. Untuk mengetahui pengertian dari hukum nasional
4. Untuk mengetahui hubungan dari hukum adat, hukum Islam dan hukum nasional
BAB II
PEMBAHASAN
1. Al-Qur'an
Sumber hukum Islam yang pertama adalah Al-Qur'an, sebuah kitab suci umat
Muslim yang diturunkan kepada nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW melalui
Malaikat Jibril. Al-Qur'an memuat kandungan-kandungan yang berisi perintah,
larangan, anjuran, kisah Islam, ketentuan, hikmah dan sebagainya. Al-Qur'an
menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia menjalani kehidupannya
agar tercipta masyarakat yang ber akhlak mulia. Akhlak mulia Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wasallam adalah kejujuran dalam perkataan dan perbuatan. Maka
dari itulah, ayat-ayat Al-Qur'an menjadi landasan utama untuk menetapkan suatu
syariat.
2. Al-Hadist
Sumber hukum Islam yang kedua adalah Al-Hadist, yakni segala sesuatu yang
berlandaskan pada Rasulullah SAW. Baik berupa perkataan, perilaku, diamnya beliau.
Di dalam Al-Hadist terkandung aturan-aturan yang merinci segala aturan yang masih
global dalam Al-quran. Kata hadits yang mengalami perluasan makna sehingga
disinonimkan dengan sunnah, maka dapat berarti segala perkataan (sabda), perbuatan,
ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan
ataupun hukum Islam.
3. Ijma’
Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah zaman Rasulullah
atas sebuah perkara dalam agama.” Dan ijma’ yang dapat dipertanggung jawabkan
adalah yang terjadi pada zaman sahabat, tabiin (setelah sahabat), dan tabi’ut tabiin
(setelah tabiin). Karena setelah zaman mereka para ulama telah berpencar dan
jumlahnya banyak, dan perselisihan semakin banyak,sehingga tak dapat dipastikan
bahwa semua ulama telah bersepakat.
4. Qiyas
Sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-Qur'an, Al-Hadits dan Ijma’
adalah Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya dalam
Al-qur'an ataupun hadis dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa dengan
sesuatu yang hendak diketahui hukumnya tersebut.Artinya jika suatu nash telah
menunjukkan hukum mengenai suatu kasus dalam agama Islam dan telah diketahui
melalui salah satu metode untuk mengetahui permasalahan hukum tersebut, kemudian
ada kasus lainnya yang sama dengan kasus yang ada nashnya itu dalam suatu hal itu
juga, maka hukum kasus tersebut disamakan dengan hukum kasus yang ada nashnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua orang mengakui adanya hubungan antara Hukum Adat dan Hukum Islam.
Hanya yang diperselisihkan mengenai sejauh mana hubungan itu telah terjadi dan sejauh
mana pula yang mungkin akan terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Untuk ini perlu kita
mengetahui bahwa terjadinya hubungan antara HUkum Adat dan Hukum Islam dalah
disebabkan oleh dua hal. Pertama, diterimanya Hukum Islam itu oleh masyarakat, serti
hukum perkawinan di seluruh Indonesia dan hukum warisan di Aceh. Kedua, Islam dapat
mengakui Hukum Adat itu dengan syarat-syarat tertentu, seperti adat gono-gini di Jawa,
Gunakarya di Sunda, Harta Suarang di Minangkabau, Hareuta Sihareukat di Aceh. Druwe
Gabro di Bali dan Barang Berpantengan di Kalimantan.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Shomad, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum Indonesia, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. 2002.
Badan Pembinaan Hukum Nasional, Majalah Hukum Nasional (Memberdayakat Pusat
Dokumentasi BPHN Sebagai Informasi Hukum Nasional, Vol. 2. No. 1, Jakarta, 2001.
C.S.T. Kansil, Et.Al., Pengantar Ilmu Hukum, Bandung: Alumni. 2005.
Dirjend Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI,
Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 2 No. 1, Program Legislasi Nasional, 2005, Jakarta.