Pendidikan Kewarganegaraan
Negara Hukum
Dosen Pengampu
Saifullah, M.Pd.
Disusun Oleh :
Kekompok: 6
Auliadi 20010108
Norhikmah 20010127
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan segala kekurangannya. Semoga
makalah kami yang berjudul Negara Hukum sekiranya bisa memberikan pembelajaran dan
pemahaman yang baik dan dapat dijadikan sebagai langkah berharga dalam upaya merambah
jalan untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana berjalannya suatu negara hukum dan
prinsip-prinsipnya serta bagaimana Indonesia sebagai negara hukum.
Didalam penulisan makalah ini saya ucapkan terima kasih banyak kepada dosen
pengampu kami Bapak Saifullah, M.Pd. pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaran
yang telah membimbing sekaligus memberikan arahan kepada kami, juga kepada orang tua
kami yang selalu mendukung baik dari segi moril dan materil, dan juga kepada teman-teman
yang telah memberikan partisipasinya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Sejarah Peradaban Islam ini.
Sebagai makhluk hidup yang sama, kami sadar atas ketidaksempurnaan makalah yang
kami buat ini. Dengan segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan atau wawasan kami.
Oleh sebab itu kami memohon maaf jika banyak terdapat kesalahan didalam pembuatan
makalah ini. Dan sekiranya kami bisa menerima kritik dan saran dari para pembaca.
Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua, Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum
telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari zaman
Plato hingga kini, konsepsi Negara Hukum telah banyak mengalami perubahan yang
mengilhami para filsuf dan para pakar hukum untuk merumuskan apa yang dimaksud
dengan Negara Hukum dan hal-hal apa saja yang harus ada dalam konsep Negara Hukum.
Pemerintahan berdasarkan hukum adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa
hukum adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa hukum adalah otoritas tertinggi dan
bahwa semua warga negara termasuk para pejabat dan pemerintah tunduk pada hukum
dan sama-sama berhak atas perlindungannya. Dalam tradisi negara liberal dikatakan
bahwa kebebasan sipil dan hak-hak sipil (yang mencakup kebebasan berpikir dan
berpendapat, kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan beragama serta kebebasan
pers) akan sulit diwujudkan jika hukum disebuah negara tidak diberlakukan secara tegas
dan pada semua orang, termasuk pejabat pemerintah. Dengan kata lain, supremasi hukum
dalam rule of law merupakan unsur utama yang mendasari terciptanya masyarakat yang
demokratis dan adil.
Dengan demikian, perbedaan yang kuat dan lemah tidak lagi memainkan peran.
Orang dapat memperoleh apa yang menurut hukum menjadi haknya, entah dia kuat
ataupun lemah. Secara sederhana, supremasi hukum bisa dikatakan bahwa kekuasaan
pihak yang kuat diganti dengan kekuasaan berdasarkan keadilan dan rasional.
Dalam makalah dengan topik Negara Hukum ini akan diuraikan dengan singkat
Indonesia sebagai negara hukum, hubungan negara hukum dengan HAM, dan prinsip
negara hukum dalam kehidupan warga negara.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan bagaimana Indonesia sebagai negara hukum?
2. Jelaskan bagaimana hubungan negara hukum dengan HAM?
3. Jelaskan bagaimana prinsip negara hukum dalam kehidupan sebagai warga negara?
C. Tujuan
1. Mampu menguraikan makna Indonesia sebagai negara hukum.
2. Mampu mendeskripsikan hubungan negara hukum dengan HAM.
3. Mampu menerapkan prinsip negara hukum dalam kehidupan sebagai warga negara.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Zulkarnain Ridlwan, Negara Hukum Indonesia Kebalikan Nachtwachterstaat, Jurnal Ilmu Hukum,
Volume 5, Nomor. 2, 2012, hlm. 148.
2
3
keadilan bagi seluruh warga negara. Untuk Indonesia, negara hukum didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa dan sumber dari segala
sumber hukum, yang dimaksud adalah Hukum di Indonesia harus dilandasi dengan
semangat menegakkan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan sebagaimana yang terkandung dalam Pancasila. Adapun produk turunan
undang-undang dapat berupa Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Instruksi
Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, dan berbagai peraturan lainnya.
Pilus M.H Jon mengatakan bahwa Indonesia itu berkaitan erat dengan hukum
Pancasila, yaitu :
1. Adanya keserasian antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas kerukunan
2. Hubungan fungsional yang profesional antara kekuasaan Negara
3. Prinsip penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan
sasaran terakhir
4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Dalam Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa Indonesia adalah negara
yang berkedaulatan rakyat didasarkan kepada suatu Undang-Undang Dasar. Dari
pernyataan tersebut Indonesia adalah negara demokrasi konstitusional. Menurut
konsep negara demokrasi konstitusional, kekuasaan penyelenggaraan negara dibatasi
oleh konstitusi. Setiap Negara memiliki konstitusi, salah satunya Negara Indonesia
memiliki satu dokumen yang memuat kesepakatan yang dirumuskan para pendiri
negara, yang memuat apa yang menjadi tujuan negara yang dibentuk, dasar pemikiran
di atas mana negara didirikan, cabang-cabang kekuasaan negara yang dibentuk,
bagaimana hubungan lembaga-lembaga negara itu satu sama lain serta hubungan
negara dengan rakyatnya. UUD 1945 itu merupakan konstitusi tertulis yang
merupakan hukum tertinggi di Indonesia.
Konsep hukum Pancasila adalah hukum yang bersumber pada Pancasila yang
dikemukakan diatas adalah suatu konsep yang bersifat abstrak. Konsep itu perlu
diverifikasi atau dikonkretkan supaya bisa dioperasionalkan dalam kehidupan politik
maupun kehidupan kemasyarakatan. Aturan hukum yang akan ditetapkan dalam
pasal-pasal UUD 1945 haruslah merupakan refleksi dari Pancasila sebagai cita hukum
(rechtsidee) bangsa Indonesia.
Berdasarkan rumusan dalam Pembukaan UUD 1945, terkandung hakikat dan
tujuan dari konsep negara hukum, yaitu ;
1. Pembatasan kekuasaan melalui aturan yang ditetapkan dalam UUD 1945,
4
2
Fahmiyeni Adriati, Negara Hukum Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4, Nomor. 1, 2016, hlm. 4.
3
Achmad Irwan Hamzani, Menggagas Indonesia Sebagai Negara Hukum Yang Membahagiakan
Rakyatnya, Jurnal Yustisia, Volume 2, Nomor. 3, 2014, hlm. 141.
4
Johan Jasin, Penegakan Huku dan Hak Asasi Manusia di Era Otonomi Daerah, (Yogyakarta:
Deepublish, 2019), hlm. 172.
5
pemajuan, perlindungan dan pemenuhan HAM sampai saat ini masih menjadi
perbincangan yang tidak berkesudahan. Namun dalam kaitan ini minimal ada dua
pandangan; Pertama menyatakan bahwa yang harus bertanggung jawab memajukan
HAM adalah Negara. Kedua, menyatakan bahwa tanggung jawab perlindungan,
penghormatan dan pemajuan HAM tidak saja dibeban kepada Negara, melainkan juga
kepada individu warga Negara.5
Fungsi dari hukum sendiri yaitu memberikan perlindungan kepada manusia
dalam memenuhi berbagai macam kepentingannya dengan syarat manusia juga harus
melindungi kepentingan orang lain. Selain adanya hukum kita juga berhak
mendapatkan perlindungan dari pemerintah. Pada hakikatnya setiap orang berhak
mendapatkan perlindungan dari hukum sebagai contoh perlindungan diberikan kepada
tersangka sebagai pihak yang diduga telah melakukan pelanggaran hukum.
Beberapa contoh kegiatan yang dapat dimasukkan menghargai upaya
penegakan HAM, antara lain:
1. Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM;
2. Mendukung para korban untuk memperoleh restitusi maupun kompensasi serta
rehabilitasi;
3. Tidak mengganggu jalannya persidangan HAM di Pengadilan HAM;
4. Memberikan informasi kepada aparat penegak hukum dan lembaga–lembaga HAM
bila terjadi pelanggaran HAM;
5. Mendorong untuk dapat menerima cara rekonsiliasi melalui KKR kalau lewat jalan
Peradilan HAM mengalami jalan buntu, demi menghapus dendam yang
berkepanjangan yang dapat menghambat kehidupan yang damai dan harmonis
dalam bermasyarakat.
Sebagai negara hukum, maka dalam upaya menegakkan HAM diatur
pelaksanaannya dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai berikut:
1. UUD 1945
UUD 1945 Pasal 31, menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak
mendapat pengajaran. Maka untuk mencapainya Pemerintah membangun gedung-
gedung sekolah, mengangkat guru, memberikan bea siswa pada anak berprestasi
tetapi dari segi ekonomi kurang mampu, dan lain-lain.
2. Ketetapan MPR
5
Jumiati, Materi Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah,
Jurnal Demokrasi, Volume 5, No. 2, 2006, hlm. 177.
7
6
Indra Perdana, Prinsip Negara Hukum Dalam Kehidupan Sebagai Warga Negara, Jurnal Warta,
Volume 1, Nomor. 1, 2016, hlm. 9.
8
pelanggaran diselesaikan melalui Pengadilan HAM bagi pelanggaran HAM berat dan
melalui KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi). Upaya penegakan HAM melalui
jalur Pengadilan HAM, mengikuti ketentuan-ketentuan antara lain, sebagai berikut:
1. Kewenangan memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia
yang berat tersebut di atas oleh Pengadilan HAM tidak berlaku bagi pelaku yang
berumur di bawah 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan.
2. Terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum
diundangkan UU RI No.26 Tahun 2000, diperiksa dan diputus oleh Pengadilan
HAM Ad Hoc. Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc diusulkan oleh DPR
berdasarkan pada dugaan telah terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang
berat yang dibatasi pada tempat dan waktu perbuatan tertentu (locus dan tempos
delicti) yang terjadi sebelum diundangkannya UU RI No. 26 Tahun 2000.
3. Agar pelaksanaan Pengadilan HAM bersifat jujur, maka pemeriksaan perkaranya
dilakukan majelis hakim Pengadilan HAM yang berjumlah 5 orang. Lima orang
tersebut, terdiri atas 2 orang hakim dari Pengadilan HAM yang bersangkutan dan 3
orang hakim Ad Hoc (diangkat di luar hakim karier). Sedang penegakan HAM
melalui KKR penyelesaian pelanggaran HAM dengan cara para pelaku
mengungkapkan pengakuan atas kebenaran bahwa ia telah melakukan pelanggaran
HAM terhadap korban atau keluarganya, kemudian dilakukan perdamaian. Jadi
KKR berfungsi sebagai mediator antara pelaku pelanggaran dan korban atau
keluarganya untuk melakukan penyelesaian lewat perdamaian bukan lewat jalur
Pengadilan HAM.
Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional.
2. Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi.
3. Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi.
4. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1) UUD
1945).
5. Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR).
6. Sistem pemerintahannya adalah Presidensial.
7. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif);
8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
9
7
Indra Perdana, Prinsip Negara Hukum Dalam Kehidupan Sebagai Warga Negara, Jurnal Warta,
Volume1, Nomor.1, 2016, hlm. 8.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara hukum atau biasa yang disebut dengan istilah rechtstaat atau the rule of
law merupakan negara yang dalam menjalankan suatu tindakan, semua berdasarkan
pada aturan atau sesuai dengan hukum yang berlaku. Jika ada seseorang yang
melakukan tindakan melanggar aturan, maka ia berhak untuk mendapatkan suatu
hukuman karena dianggap melanggar hukum.
HAM dan Hukum bagaikan mata uang yang memiliki dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan. Hukum sebagai batasan dan sebagai pengawal HAM yang dapat
merealisasikan perwujudan keadilan dari HAM. Hukum sebagai alat yang mengatur
HAM untuk mendapatkan hak yang sama dan HAM harus dipertahankan.
Dengan prinsip hukum sebagai berikut:
1. HAM terjamin oleh undang-undang.
2. Supremasi hukum.
3. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum.
4. Kesamaan kedudukan di depan hukum.
5. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
6. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi.
7. Pemilihan umum yang bebas.
8. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
B. Saran
Maka setelah kita memahami bahwa Indonesia adalah salah satu negara hukum
maka hendaklah kita meningkatkan ketaatan dan kepatuhan kita terhadap segala
hukum yang berlaku dinegara kita ini agar HAM bisa terwujud dengan baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Adriati, Fahmiyeni. “Negara Hukum Indonesia”. Jurnal Selat. Vol. 4. Nomor. 1. (2016): hlm.
4.
Jasin, Johan. Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia di Era Otonomi Daerah.
Yogyakarta: Deepublish. 2019.
Jumiati. “Materi Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Pembelajaran di Sekolah
Menengah”. Jurnal Demokrasi. Vol. 5. No. 2. (2006): hlm. 177.
Perdana, Indra. “Prinsip Negara Hukum Dalam Kehidupan Sebagai Warga Negara”. Jurnal
Warta. Vol. 1. No.1. (2016): hlm. 8.