Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Kewirausahaan
Teori Motivasi
Muhammad Ihsan Maulani, M.E.

Oleh Kelompok 3 :
Asikin NIM: 20010107
Muhammad Syaifullah NIM: 20010121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
SYEKH MUHAMMAD NAFIS
TABALONG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Teori Motivasi.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Dosen Bapak
Muhammad Ihsan Maulani, M.E.

pada mata kuliah Kewirausahaan semoga makalah ini bisa menambah wawasan tentang
Kewirausahaan bagi para pembaca dan yang lebihnya bagi penulis.

Kami kelompok 3 mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Ihsan


Maulani, M.E.

Selaku Dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan tugas ini kepada saya
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata baik/sempurna.
Karena kami hanya manusia biasa yang tidak pernah luput dari salah dan lupa.

Kelua, 22 Okober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4

A. Latar Belakang .................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 5

A. Sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara .................................. 5


B. Tokoh-tokoh yang menyebarkan Islam di Nusantara ....................................... 8
C. Lembaga dan Metode Pendidikan Islam pada masa awal ................................ 11

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul
pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir
yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan
jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai
manusia unggul.
Pada makalah ini dijelaskan tentang Teori Motivasi

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Teori Motivasi ?
2. Apa Cara Menumbuhkan Minat Motivasi?
3. Apa Inti Wirausaha?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Teori Motivasi
2. Mengetahui Cara Menumbuhkan Minat Motivasi
3. Mengetahui Inti Wirausaha

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Motivasi
Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah dorongan,
kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi tergantung kepada kekuatan motifnya.
Motif dengan kekuatan terbesarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang
kuat mungkin saja berkurang apabila telah mencapai kepuasan atau mengalami kegagalan
(Alma, 2005).
Terdapat beberapa teori motivasi yang memiliki sudut pandang berbeda, antara lain:
1. Hirarki Kebutuhan Maslow
Merupakan teori motivasi yang paling popular. Maslow membuat urutan
kebutuhan manusia, dengan asumsi bahsa kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang
telah dipunyainya, dan kebutuhan merupakan hirarki berdasar kepentingannya. Hirarki
tersebut terbagi menjadi 5 tingkatan, yaitu:
Bila 1 kebutuhan sudah terpenuhi, maka akan muncul tingkat kebutuhan yang
lebih tinggi. Kebutuhan yang lebih rendah tidak harus terpenuhi secara total, bisa saja
setelah sebagian kebutuhan terpenuhi kebutuhan diatasnya muncul.
a. Kebutuhan fisiologis : makanan, udara,istirahat, sex, rumah, dan fungsi-fungsi tubuh
lainnya dan perlindungan dari unsur-unsur itu.
b. Kebutuhan keamanan : bebas dari rasa takut, perlindungan terhadap bahaya, ancaman
dan kemiskinan.
c. Kebutuhan sosial : afiliasi, asosiasi, diterima dalam persahabatan, kasih sayang
d. Kebutuhan penghargaan : prestasi tinggi, kompetensi, kreativitas, dan kemandirian
pribadi.
e. Kebutuhan perwujudan diri : prestasi tinggi, eksistensi dalam bidang yang digeluti
atau peran yang dilakukan.

2. Teori Motivasi Hawthorne


Merupakan hasil penelitian Elton Mayo di Hawthorne Illinois, Western electronic
Coy yang dimulai pada tahun 1924. Hasil penelitian menemukan bahwa untuk

5
meningkatkan prestasi kerja karyawan, perlu adanya faktor human relation. Jika
karyawan mendapat perlakukan khusus secara pribadi maka produktivitasnya akan
meningkat. Dapat disimpulkan bahwa hubungan personal ataupun penghargaan teerhadap
pribadi maupun kelompok akan berpengaruh terhadap motivasi kerja seseorang. Oleh
karena itu perhatian, penghargaan dan hubungan personal yang dibina oleh seorang
wirausaha kepada anak buah maupun rekan kerjanya.

3. Teori Hygiene Herzberg


Merupakan hasil studi Herzberg di Pittsburgh. Herzbergh menginterview insinyur
dan akuntan tentang hal-hal apa saja yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam
pekerjaan. Dari penelitian ini ditemukan ada 2 kategori yang mempengaruhi perilaku.
Kategori pertama disebut faktor hygiene, yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi
ketidakpuasan dalam melakukan pekerjaan. Rincian faktor hygiene antara lain:
a. Administrasi dan kebijaksanaan
b. Supervise
c. Kondisi kerja
d. Hubungan interpersonal
e. Uang, status, security
Kategori kedua disebut dengan faktor motivator, yaitu hal-hal yang memotivasi
orang untuk bekerja. Hal-hal yang termasuk faktor motivator antara lain:

a. Prestasi
b. Penghargaan
c. Tantangan pekerjaan
d. Bertambah tanggungjawab
e. Ada kemungkinan pengembangan diri

4. Teori Z ,Ouchi
William G.ouchi (1982) meneliti rahasia kesuksesan yang dinikmati oleh
perusahaan Jepang. Penelitian ini menemukan bahwa produktivitas dan kepercayaan
saling bergandengan. Ouchi kemudian memberikan gambaran organisasi tipe-Z, sebagai
berikut:

6
a. Mengharapkan pekerja akan bekerja seumur hidup di perusahaan tersebut
b. Bekerja dengan penuh rasa intim, seperti sebuah clan (paguyuban)
c. Penuh dengan system informasi mutakhir
d. Keputusan diambil secara kolektif
e. Tidak menetapkan laba sebagai tujuan akhir, laba dipandang sebagai imbalan
terhadap perusahaan yang telah melayani konsumen dengan baik dan benar, yang
telah memberi hidup yang layak pada karyawannya, dan cukup bertanggungjawab
sebagai warga
f. Menganut sifat egalitarian
Teori-teori motivasi di atas dapat membantu seorang wirausaha mengembangkan
strategi untuk meningkatkan motivasi baik untuk diri sendiri maupun orang lain
(terutama apabila dalam usaha yang dilakukan terdapat karyawan/anak buah). Seseorang
yang belum memulai usahanya dan baru akan memulai berwirausaha, bisa mempelajari
beragam teori mengenai motivasi namun yang lebih penting adalah menumbuhkan
motivasi dalam diri untuk berwirausaha. 1

5. Teori Motivasi dalam Islam


Untuk mengetahui motivasi kerja dalam Islam, kita perlu memahami terlebih dahulu
fungsi dan kedudukan bekerja. Mencari nafkah dalam Islam adalah sebuah kewajiban. Islam
adalah agama fitrah, yang sesuai dengan kebutuhan manusia, diantaranya kebutuhan fisik.
Dan, salah satu cara memenuhi kebutuhan fisik itu ialah dengan bekerja (Rahmat, 2010).
Motivasi kerja dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah yang merupakan bagian
dari ibadah. Rahmat (2010) juga mengatakan bahwa motivasi kerja dalam Islam bukanlah
untuk mengejar hidup hedonis, bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan
dengan segala cara. Dengan demikian, motivasi kerja dalam Islam, bukan hanya memenuhi
nafkah semata tetapi sebagai kewajiban beribadah kepada Allah setelah ibadah fardlu
lainnya. Bekerja untuk mencari nafkah adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam.
Allah telah berjanji kepada orang yang beriman dan melakukan pekerjaan yang baik
bahwa bagi mereka ampunan Allah dan ganjaran yang besar (QS. 6:9). Ayat ini
menunjukkan bahwa adanya motivasi kerja yang utuh dalam Islam. Motivasi bekerja untuk

1Nurlina Sari, Motivasi Wirausaha, (PT: KARIMA, 2015), hlm 5.

7
mendapatkan ampunan dan ganjaran Allah adalah motivasi terbesar bagi seorang muslim.
Bekerja dalam Islam tidak hanya mengejar “bonus duniawi” namun juga sebagai amal soleh
manusia untuk menuju kepada kekekalan.
Al-Qur’an menyatakan: “Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat
(pula) apa yang dijanjikan kepadamu”. (QS. Adz-Dzariyat) “Dan tidak ada suatu makhluk
(daabbah) pun di bumi, melainkan Allah lah yang menjamin rezekinya”. (QS. Huud) “Dan
berapa banyak binatang yang tidak dapat mencari rezekinya sendiri, Allah lah yang memberi
rezeki kepadanya dan juga kepadamu”. (QS. Al-Ankabut)
Dari ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah menjamin rezeki tiap-tiap umatnya
yang bekerja dijalan-Nya, bahkan dari sesuatu yang tidak pernah terfikir sekalipun.

B. Menumbuhkan Minat Wirausaha


Seorang wirausaha sebaiknya senantiasa berupaya menumbuhkan minat dari dalam
dirinya agar selalu termotivasi untuk mengelola usahanya dengan lebih baik dan lebih baik
lagi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membangun minat berwirausaha antara
lain:

1. Mengenali dampak positif dari wirausaha


Minat akan tumbuh apabila seseorang mampu melihat keuntungan dari dampak
positif dari sesuatu. Seseorang akan tertarik untuk menekuni dunia wirausaha apabila
dirinya melihat dampak positif yang akan didapat dari wirausaha. Beberapa contoh
dampak positif wirausaha dalam kehidupan seseorang adalah:
a. Menambah penghasilan
b. Lebih bebas berekspresi
c. Menjadi pimpinan, pembuat aturan
d. Bisa bekerja dengan waktu dan tempat yang lebih fleksibel
e. Dapat mengeksplorasi ide-ide kreatif
f. Mengembangkan idealisme (misalnya seorang pecinta lukisan batik, membuka gerai
lukisan batik dengan harapan lukisan batik lebih dikenal luas dimana-mana).
Dampak positif wirausaha mungkin berbeda-beda pada setiap orang, tergantung
pada kebutuhannya.

8
2. Menajamkan mission statement, tujuan, perencanaan tertulis
Visi dan misi bisa dituliskan dalam kalimat yang mudah diingat, dan kemudian
bisa menjadi motto serta penyemangat disaat lemah. Misalnya “layanan perawatan
kecantikan terbaik bagi wanita berjilbab”. Tulisan tersebut dikenal dengan mission
statement atau pernyataan misi yang mengingatkan seseorang kepada tujuannya.

3. Memulai usaha dari bidang yang disukai, dibutuhkan atau sesuai dengan concern
(kepedulian utama).
Misalnya orang yang suka membuat brownies, bisa mulai dengan usaha brownies,
sehingga kalaupun belum bisa mengeruk untung besar, setidaknya bisa menyalurkan
hobi. Ada juga wirausaha yang memulai usaha berdasar apa yang menjadi kebutuhannya.
Misalnya Dewi Hughes yang awalnya kesulitan mendapatkan pakaian jadi yang sesuai
ukuran tubuhnya, lalu membuka butik yang khusus menyediakan pakaian untuk wanita
bertubuh besar. Selain menjual produk untuk dibeli orang lain, butik ini juga sekaligus
untuk memenuhi kebutuhannya. Usaha pada bidang yang disukai menimbulkan rasa cinta
pada apa yang dilakukan, kecintaan tersebut memberikan dampak cukup besar untuk
memotivasi seseorang dalam melakukan sesuatu.

4. Membangun dukungan
Minat dari dalam diri untuk berwira usaha bisa saja redup atau bahkan padam saat
menemui sandungan. Dukungan dari orang-orang terdekat atau yang dipercaya akan
sangat bermanfaat untuk menyalakan minat itu kembali, Dukungan bisa berupa dukungan
moril, misalnya memberikan semangat, nasehat, pandangan (beberapa orang
membutuhkan second opinion sebelum mengambil keputusan), tempat berkeluh
kesah/curhat, dan lain sebagainya. Dukungan bisa juga berupa rekanan kerja atau partner,
misalnya usaha join dengan teman atau saudara, tenaga kerja, jaringan pemasaran dan
sebagainya. Dukungan material juga memiliki peran oentung, misalnya support modal,
pinjaman tempat, kendaraan, dsb. Maka dalam menjalankan usahanya seorang wirausaha
perlu mengidentifokasi pihak mana saja yang dapat memberikan dukungan, dengan
begitu ia dapat berbagi beban dan tidak merasa berjuang sendirian.

9
5. Membekali diri
Keterampilan memberikan kontribusi cukup besar bagi seorang wirausaha.
Keterampilan tidak saja mampu meningkatkan kinerja seseorang, tapi juga memberikan
rasa percaya diri dalam menjalankan usahanya. Keterampilan bisa berupa hal-hal yang
berkaitan langsung dengan usahanya, maupun yang tidak berkaitan langsung tapi
mendukung kelancaran usahanya. Misalnya seseorang membuka usaha jasa konsultan
tanaman hias, maka ia perlu mengetahui seluk beluk merawat, menyuburkan,
menanggulangi hama dan penyakit, sampai pada pasar tanaman hias, yang merupakan
keterampilan yang berhubungan langsung dengan usahanya. Namun apabila ia memiliki
pengetahuan yang cukup tentang cara melayani konsumen dengan baik, menata interior
kantor dengan baik, mengenali jenis-jenis konsumen, mengetahui cara berpenampilan
sehingga meyakinkan, tentu akan sangat mendukung usahanya. Seorang wirausaha yang
baik akan selalu berusaha mengembangkan dirinya, sehingga keterampilannya senantiasa
bertambah. Lebih dari itu, penambahan pengetahuan akan memotivasi wirausahawan
untuk mencoba ide baru baik terhadap produk maupun system yang dijalankan sehingga
minatnya terhadap usaha yang digeluti akan semakin besar.

6. Bersikap positif terhadap kegagalan


Wirausaha yang sukses biasanya memiliki kisah gagal di balik kesuksesannya.
Dunia usaha penuh dengan coba-coba, dimana gagal tentu saja menjadi salah satu
resikonya. Tidak sedikit wirausahawan yang menemukan bisnis yang cocok setelah
berkali-kali berganti usaha dan gulung tikar. Sikap positif terhadap kegagalan sangat
diperlukan agar minat untuk wira usaha tidak hilang setelah menemui kegagalan yang
pertama. Seorang wira usaha perlu memiliki kebiasaan untuk belajar dari pengalaman
yang kurang mengenakkan, sehingga bisa memulai lagi usaha dengan persiapan yang
lebih matang.

10
7. Berserah diri pada Allah SWT
Terakhir tapi tidak kalah pentingnya, harus tertanam dalam diri seorang wirausaha
bahwa rizki adalah kuasa Alloh SWT. Manusia harus berikhtiar untuk mendapatkan rizki
itu, namun Alloh SWT lebih tahu porsi yang pas untuk hamba-Nya. Berserah diri pada
Alloh SWT bukan berarti pasrah dan menyalahkan takdir atas kegagalan yang dialami,
tapi berserah diri terhadap apa yang dikehendaki Alloh SWT, memohon pertolongan-
Nya, dan bersyukur untuk apapun yang diterima. Seorang wirausaha yang berserah diri
pada Alloh SWT, akan berusaha dengan keras untuk mendapatkan hasil terbaik, tapi juga
lebih tenang karena memiliki tempat bergantung yang Maha Kuasa, serta tidak mudah
stress apabila menghadapi sandungan karena ia percaya bahwa Tuhan selalu memberikan
yang terbaik untuknya.2

C. Inti Wirausaha
Inti dari jiwa kewirausahaan adalah jiwa yang mampu menciptakan nilai tambah dari
keterbatasan. Inti dari wirausaha sendiri, dikenal dengan konsep CORE, yaitu :
CURIOUSITY : Seseorang harus memiliki rasa keingintahuan yang besar sebelum
menjadi wira usaha yang baik
OPENNES : Harus memiliki keterbukaan berpikir tanpa melakukan pretense atau
mencurigai sesuatu
RISK : Keberanian untuk mengambil resiko
ENERGY : Memiliki daya juang “warior” yang memiliki energi yang tinggi untuk
mencapai sukses

Sutomo mengulas 4 keutamaan individiu pebisnis yang ditulis oleh Robert


C.Solomon, yaitu:
1. Kejujuran
Kejujuran dianggap sebagai sifat utama yang harus dimiliki oleh wirausahawan.
Wirausahawan sejati akan bersifat jujur walaupun ada kesempatan untuk berbuat tidak
jujur. Banyak bidang yang menyangkut teknis yang rumit sehingga sangat

2Rosmiati.“Sikap, Motivasi, dan Minat Berwirausaha Mahasiswa”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.
(Jurusan Akuntasi Politeknik Kupang NTT. 2015). VOL.17, NO. 1, hlm 23.

11
memungkinkan pedagang untuk berbohong, misalnya jual beli computer, jasa reparasi
barang elektronik, dll. Kejujuran menjamin kelangsungan usaha dalam jangka panjang.
meskipun dengan berbohong seorang wirausaha bisa mendapatkan keuntungan berlipat
ganda, namun akan membuat pelanggan jera dan latti ke wirausaha yang lain.

2. Kewajaran
Adalah kesediaan memberikan apa yang wajar atau yang bisa diterima kepada
semua pihak yang terlibat dalam transaksi.

3. Kepercayaan
Ditempatkan dalam hubungan timbale balik, saling percaya. Wirausaha yang
memiliki keutamaan ini bersedia menerima mitranya sebagai pihak yang dapat
diandalkan. Kepercayaan dibangun kerena pengalaman dan reputasi. Misalnya pada
usaha eksport import, dimana wirausaha tidak bertatap muka dengan pelanggan, hanya
dihubungkan dengan media komunikasi.

4. Keuletan
Ketahanan terhadap berbagai situasi sulit. Hal ini yang membuat pebisnis dapat
bangkit lagi setelah menderita kegagalan berulang-ulang. Wirausaha yang berhasil
umumnya amat tahan terhadap situasi yang bergejolak bahkan seringkali tak terkendali.3

Dengan semakin berkembangnya dunia wirausaha, pelaku usaha seyogyanya tetap


menjunjung nilai-nilai etika keutamaan yang dapat menjamin kelanggengan usaha dalam
jangka panjang. Sebagai seorang wirausaha, nilai-nilai keutamaan tersebut hendaknya tidak
dianggap sebagai hambatan melainkan tantangan untuk mencapainya agar usaha dapat
berjalan berkelanjutan. Dengan demikian secara batin kesuksesan usaha akan diimbangi
dengan kebahagiaan rohani.

3Rahayu Tri Utami. “Hubungan Antara Jiwa Wirausaha Mahasiswa Dengan Motivasi, Lingkungan Keluarga Dan
Pendidikan”. Jurnal Lentera Bisnis. (Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta. 2018). Vol. 7 No. 1, hlm 84

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Motivasi, ada beberapa orang yang berteori sebagai berikut: hirarki
Kebutuhan Maslow, Teori Motivasi Hawthorne, Teori Hygiene Herzberg, Teori Z
,Ouchi, Teori Motivasi dalam Islam.
Menumbuhkan Minat Wirausaha cara Mengenali dampak positif dari
wirausaha, Menajamkan mission statement, tujuan, perencanaan tertulis, Memulai
usaha dari bidang yang disukai, dibutuhkan atau sesuai dengan concern (kepedulian
utama), Membangun dukungan, Membekali diri, Bersikap positif terhadap kegagalan,
Berserah diri pada Allah SWT.
Inti dari jiwa kewirausahaan adalah jiwa yang mampu menciptakan nilai
tambah dari keterbatasan. Inti dari wirausaha sendiri, dikenal dengan konsep CORE

B. Saran
Dalam pengumpulan materi pembahasan diatas tentunya kami banyak
mengalami kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya pembaca
memberikan tanggapan dan tambahan terhadap makalah kami. Sebelum dan
sesudahnya kami haturkan terimakasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Nurlina, Motivasi Wirausaha, PT: KARIMA, 2015.

Rosmiati. “Sikap, Motivasi, dan Minat Berwirausaha Mahasiswa”. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. Jurusan Akuntasi Politeknik Kupang NTT. 2015.

Rahayu Tri Utami. “Hubungan Antara Jiwa Wirausaha Mahasiswa Dengan Motivasi, Lingkungan
Keluarga Dan Pendidikan”. Jurnal Lentera Bisnis. Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I
Jakarta. 2018.

14

Anda mungkin juga menyukai