Disusun Oleh :
Kelompok 1, HES B
1. Mey Lysta Nur Fadila (2121030050)
2. Rayanda Febra (2121030064)
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................................ 3
BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................................... 4
A. Pengertian Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara .............................. 4
B. Obyek Pembahasan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara ................ 7
C. Pokok Bahasan dan Ruang Lingkup Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara ...................................................................................................................... 10
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN ........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara hukum, hal ini telah dijelaskan di dalam Pasal 1
ayat (3) Undang Undang Dasar (UUD) 1945 yang menyebutkan :
Negara Indonesia adalah negara hukum. hal ini mendasarkan pada penjelasan UUD
1945 bahwa negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtstaat) dan tidak berdasar atas
kekuasaan semata (machstaat). Negara tidak boleh melaksanakan aktivitasnya
atas dasar kekuasaan belaka, tetapi harus berdasar pada hukum1, di Indonesia
pengaturan kepada rakyat yang dilakukan oleh pemerintah mendasarkan pada
Hukum Administrasi Negara 2.
Dalam pergaulan hukum di masyarakat, pemerintah dapat menempatkan
dirinya sebagai subjek hukum yang melakukan hubungan hukum dengan warga
negara baik di dalam hukum publik maupun hukum privat. Kedudukan pemerintah
dalam hukum privat adalah sebagai wakil dari badan hukum publik, sedangkan
kedudukan hukum pemerintah berdasarkan hukum publik adalah sebagai wakil
(vertegenwoordiger) dari jabatan pemerintahan.
Negara Indonesia adalah negara hukum yang bertujuan mewujudkan tata
kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tentram, serta tertib. Dalam
usaha mewujudkan tujuan tersebut di atas, sesuai dengan sistem pemerintahan
negara yang dianut dalam UUD 1945, melalui aparaturnya, pemerintah harus
berperan aktif dan positif. Negara merupakan organisasi tertinggi di antara satu
atau beberapa kelompok masyarakat yang mempunyai cita untuk bersatu hidup
dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan berdaulat 3. Mengenai tugas
negara dibagi menjadi tiga kelompok, yakni :
Pertama, negara harus memberikan perlindungan kepada penduduk dalam
wilayah tertentu.
Kedua, negara mendukung atau langsung menyediakan berbagai pelayanan
kehidupan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
1
C S T Kansil, Hukum Tata Negara Republik Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1986,halaman 86. Dalam
melakukan suatu hubungan hukum (rechtsbetrekking), subjek hukum selaku pemilik hak dan kewajiban (de
drager van de rechten en plichten), baik itu manusia (naturlijke persoon), badan hukum (rechtpersoon),
maupun jabatan (ambt), dapat melakukan tindakantindakan hukum berdasarkan kemampuan (bekwaan) atau
kewenangan (bevoegdheid) yang dimilikinya. Dalam pergaulan di tengah masyarakat, banyak terjadi hubungan
hukum yang muncul sebagai akibat adanya tindakan hukum dari subjek hukum itu. Tindakan hukum ini
merupakan awal lahirnya hubungan hukum (rechtsbetrekking), yakni interaksi antar subjek hukum yang
memiliki relevansi hukum atau mempunyai akibat hukum. Agar hubungan hukum antar subjek hukum itu
berjalan secara harmonis, seimbang dan adil, dalam arti setiap subjek hukum mendapatkan apa yang menjadi
haknya dan menjalankan kewajiban yang dibebankan kepadanya, maka hukum tampil sebagai aturan main
dalam mengatur hubungan hukum tersebut. Ridwan H R,Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2011, halaman 265.
2
Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat peraturan yang memungkinkan administrasi negara
menjalankan fungsinya, yang sekaligus melindungi warga terhadap sikap tindak administrasi negara, dan
melindungi administrasi negara itu sendiri. Sjachran Basah, Perlindungan Hukum terhadap Sikap Tindak
Administrasi Negara, Alumni, Bandung, 1992,halaman 4.
3
M Mahfud M D, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta,2000, halaman 64
1
Ketiga, negara menjadi wasit yang tidak memihak antara pihakpihak yang berkonflik
dalam masyarakat serta menyediakan suatu sistem yudisial yang menjamin keadilan
dasar dalam hubungan kemasyarakatan4.
Tugas negara alam suatu negara kesejahteraan atau social service state adalah
menyelenggarakan kepentingan umum untuk memberikan kemakmuran dan
kesejahteraan yang sebesar-besarnya berdasarkan keadilan dalam suatu negara
hukum. Dalam mencapai tujuan dari negara dan menjalankan negara, dilaksanakan
oleh pemerintah. Mengenai pemerintah, terdapat dua pengertian, yaitu pemerintah
dalam arti luas dan pemerintah dalam arti sempit.
Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat peraturan yang
memungkinkan administrasi negara menjalankan fungsinya, sekaligus melindungi
warga terhadap sikap tindak administrasi negara, dan melindungi administrasi negara
itu sendiri. Dalam lingkup hukum administrasi terdapat asas-asas umum pemerintahan
yang baik yang apabila diterapkan dalam segala aspek kegiatan pemerintahan, maka
apa yang menjadi krisis di negara ini kemungkinan tidak akan terjadi.
Asas-asas umum pemerintahan yang baik ini secara historis berasal dari negeri
Belanda. Di Indonesia sendiri, asas-asas umum pemerintahan yang baik
diperkenalkan oleh Kuntjoro Purbopranoto.
Mengenai pengertian good governance, terdapat beberapa istilah, yaitu :
Pertama, Panitia Seminar Hukum Nasional ke VII menggunakan istilah Sistem
Permainan Layak.12 Kedua, Soewoto Mulyosudarmo, yang mengistilahkan good
governance sebagai pemerintahan yang baik dengan argumentasi bahwa di dalam
peraturan perundang-undangan yang ada dalam hal ini Undang-Undang Nomor
5Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,13 yang kemudian diubah
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004, dan terakhir dengan UndangUndang
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan.
Kedua Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
yang merupakan salah satu topik yang menjadi pembahasan dalam tulisan ini. Dari
peristilahan tersebut dalam tulisan ini mengikuti pendapat dari Soewoto
Mulyosudarmo, yang mengistilahkan good governance sebagai pemerintahan yang
baik. Dengan pemerintahan yang baik diharapkan tercapai perbaikan di segala
bidang, terutama dalam bidang pemerintahan. Pemerintah dalam menjalankan
pemerintahannya harus bertindak secara tepat dan cermat. Pemerintah juga harus
berhati-hati dalam mengeluarkan keputusan atau dalam membuat peraturan. Dalam
negara hukum, setiap tindakan pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan atau dalam rangka merealisir tujuan negara tadi,
harus memiliki dasar hukum atau dasar kewenangan. Dalam kepustakaan hukum
administrasi negara, setiap aktifitas pemerintah harus berdasarkan hukum ini dikenal
dengan istilah asas legalitas14 (legaliteitsbeginsel atau wetmatigheid van bestuur).
Artinya setiap aktifitas pemerintah harus memiliki dasar pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Tanpa adanya dasar wewenang yang diberikan oleh suatu
peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka aparat pemerintah tidak memiliki
wewenang yang dapat mempengaruhi atau mengubah keadaan atau posisi hukum
warga masyarakatnya. Asas legalitas menjadi sendi utama dalam suatu negara hukum.
4
Y Sri Pudyatmoko, Perizinan, Problem dan Upaya Pembenahan, Gramedia Widiarsana Indonesia, Jakarta,
2009, halaman 1.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu dimaksud Hukum Tata Negara dan Hukum
Administrasi Negara
2. Untuk Mengetahui apa saja objek pembahasan Hukum Tata Negara dan
Hukum Administrasi Negara
3. Untuk Mengetahui Apasaja Pokok bahasan dan ruang lingkup Hukum Tata
Negara dan Hukum Administrasi Negara
3
BAB II
PEMBAHASAN
5
Dr. H Firman Freaddy Busroh.,SH.,M.Hum.,CTL.,Dkk,Hukum Tata Negara(Inara publisher,2022),
4
hukum negara, sedangkan dalam arti luas yang meliputi hukum tata negara dan
hukum administrasi negara itu sendiri.
6) Wade and Phillips, Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur
alat-alat perlengkapan negara, tugasnya dan hubungan antara alat pelengkap negara
itu dituangkan dalam bukunya yang berjudul "Constitusional law" yang terbit pada
tahun 1936.
7) Paton George Whitecross, Hukum Tata Negara adalah hukum yang
mengatur alat-alat perlengkapan negara, tugasnya wewenang dan hubungan antara
alat pelengkap negara itu, dengan bukunya "textbook of Jurisprudence" yang
menyatakan bahwa Constutional Law deals with the ultimate question of distribution
of legal power and the fungctions of the organ of the state
8) Albert Venn Dicey, Hukum Tata Negara adalah hukum yang terletak pada
pembagian kekuasaan dalam negara dan pelaksanaan yang tertinggi dalam suatu
negara dengan bukunya "An introduction the study of the law of the constitution"
9) Maurice Duverger, Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang dari
hukum privat yang mengatur organisasi dan fungsi-fungsi politik suatu lembaga
nagara
10) Roelof Kranenburg, Hukum Tata Negara meliputi hukum mengenai
susunan hukum dari Negara yang terdapat dalam UUD.
11) Ernst Utrecht, Hukum Tata Negara mempelajari kewajiban sosial dan
kekuasaan pejabat-pejabat Negara.
12) Kusumadi Pudjosewojo, Hukum Tata Negara adalah hukum yang
mengatur bentuk negara (kesatuan atau federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan
atau republik), yang menunjukan masyarakat Hukum yang atasan maupun yang
bawahan, beserta tingkatan- tingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya mengesah-
kan wilayah dan lingkungan rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan
akhirnya menunjukan alat-alat perlengkapan (yang memegang kekuasaan penguasa)
dari masyarakat hukum itu,beserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah orang),
wewenang, tingkatan imbang dari dan antara alat perlengkapan itu.
13) J.R. Stellinga, Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur
wewenang dan kewajiban-keawajiban alat-alat perlengkapan Negara, mengatur hak,
dan kewajiban warga Negara.6
Definisi hukum tata negara telah dikembangkan oleh para ahli, sehingga tidak hanya
mencakup kejian mengenai organ negara, fungsi dan mekanisme hubungan antar organ
negara itu, tetapi mencakup pula persoalan-persoalan yang terkait mekanisme hubungan antar
organ-organ negara dengan warga negara. Negara tidak hanya merupakan Hukum tata
sebagai recht atau hukum dan apalagi sebagai wet atau norma hukum tertulis, tetapi juga
merupakan sebagai lehre atau teori, sehingga pengertiannya mencakup apa yang disebut
sebagai verfassungrecht (hukum konstitusi) dan sekaligus verfassung-lehre (teori konstitusi).
6
Dr. Teuku Saifur Bahri Johan,Hukum Tata Negara Dan Hukum Administrasi Negara Dalam Tataran Reformasi
Ketatanegaraan Indonesia (Yogyakarta:Penerbit Deepublish,2018),hlm.5.
5
Sehingga Hukum tata negara dalam arti luas mencakup baik hukum yang mempelajari negara
dalam keadaan diam (staat in rust) maupun mempelajari negara dalam keadaan bergerak
(staat in beweging). Dari itu semua, maka Hukum Tata Negara dapat diartikan sebagai
sekumpulan peraturan yang mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara alat
perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal serta kedudukan warga negara dan
hak-hak azasinya.
7
Atmosudirdjo, P. 1966. Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Gralla
8
Hardi Fardiansyah, Nanda Dwi Rizkia, Muhamad Sadi Is, Firman Freaddy Busroh, Ferdinandus Ngau Lobo,
Fahmi Miftah Pratama, Aris Triyono, Anggriani Wau, Fatmawati, Fatria Khairo, Andri Nurwandri, Luad Backmon
Berkat Parulian Sinaga,PENGANTAR ILMU HUKUM(CV. Intelektual Manifes Media, 4 Mei 2023),hlm 73.
6
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Administarsi Negara
adalah Hukum mengenai Pemerintah/Eksekutif didalam kedudukannya, tugas-
tuganya, fungsi dan wewenangnya sebagai Administrator Negara.
9
Indonesia. Bisri, I. 2004. Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo
10
H.R, R. 2006. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
7
Sebagai ilmu, hukum tata negara memiliki objek kajian yang ber- beda dengan ilmu
politik, hukum pidana, hukum internasional, hukum perdata maupun hukum administrasi
negara. Objek kajian hukum tata negara sebenarnya tertuang dalam konstitusi suatu negara.
Hal ini da- pat dipahami, konstitusi sebagai hukum dasar dapat dipastikan mengatur berbagai
sendi kehidupan bernegara11.
Secara umum, objek kajian hukum tata negara adalah:
pertama, hukum tata negara mengkaji mengenai organisasi negara, baik secara vertikal
maupun secara horizontal
Kedua, selain organisasi negara, hukum tata negara juga meletakkan objek kajiannya
pada alat kelengkapan negara. Hal ini berhubungan langsung dengan bagaimana struktur alat
perlengkapan negara yang dimaksud serta seperti apa pembagian tugas dan wewenang dari
alat perlengkapan negara itu. Artinya jelas ada tugas dan kewenangan yang diberikan kepada
alat kelengkapan negara dalam menjalankan fungsinya guna melayani kepentingan
masyarakat dalam negara itu.
Ketiga, setiap alat kelengkapan negara yang satu dengan yang lain- nya tentu memiliki
hubungan kelembagaan yang tidak bisa dihindari. Dalam hal ini, konsep trias politica dapat
menjadi acuan. Hubungan alat kelengkapan negara ini memastikan bahwa antara lembaga
negara yang satu dan lembaga negara yang lainnya saling menguatkan dalam menja- lankan
tugas dan wewenangnya. Antara kekuasaan badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif masing-
masing memiliki kewenangan yang berbeda, namun dalam menjalankan kewenangannya,
ketiga alat kelengkapan negara tersebut saling menguatkan
Keempat, salah satu yang paling penting juga yang menjadi objek kajian hukum tata
negara adalah bentuk negara dan bentuk pemerin- tahan. Bentuk negara, baik kesatuan
maupun federal merupakan bagian penting yang dipelajari dalam hukum tata negara. Begitu
pula dengan bentuk pemerintahan, demokrasi, monarki, aristokrasi, oligarki, tirani, dan
sebagainya. Oleh karena semua itu berkaitan dengan hal-hal yang paling fundamen dalam
kehidupan bernegara, maka hukum tata negara menjadikannya sebaga objek kajiannya.
Kelima, setiap negara memiliki sistem pemerintahan yang berbeda- beda. Karena itu,
objek kajian hukum tata negara adalah mengkaji me- ngenai sistem pemerintahan suatu
negara serta menghubungkannya dengan alat-alat kelengkapan negara tersebut. Dalam hal ini,
sistem pe merintahan, baik presidensial maupun parlementer menjadi objek kajian hukum tata
negara.
Keenam, setiap negara memiliki wilayah dengan batas-batas yang telah ditentukan.
Adanya batas-batas ini berhubungan dengan negara lain dan berkaitan erat dengan
kedaulatan. Setiap negara memiliki batasbatas wilayah yang berdaulat, di mana dalam
wilayah tersebut berla- ku sepenuhnya kekuasaan negara tersebut. Hukum tata negara
memiliki konsen kajian pada wilayah negara karena berkaitan dengan kedaulatan.
Ketujuh, dalam menjaga hubungan antara rakyat dan negara, maka ada hak-hak yang
perlu dilindungi. Salah satu hak yang dilindungi ada- lah hak asasi manusia. Hukum tata
negara menjadikan hak asasi manusia sebagai salah satu objek kajiannya. Hal ini juga tidak
11
B. Hestu Cipto Handoyo, Hukum Tata Negara Indonesia, Penerbit Universitas Atmajaya, Yogyakarta:2009,hlm
22.
8
terlepas dari pen- tingnya perlindungan hak ini oleh negara. Jaminan perlindungan hak asasi
manusia diatur oleh konstitusi negara, sehingga dapat dipastikan bahwa eksistensi hak ini
hadir bersamaan dengan eksistensi negara.
Kedelapan, oleh karena hak asasi manusia dilindungi oleh negara maka ada hubungan
antara warga negara dan pemerintah yang berkaitan dengan pemenuhan hak dan kewajiban
masing-masing pihak, baik oleh warga negara terhadap pemerintah, maupun oleh pemerintah
terhadap warga negara. Konten permasalahan ini merupakan objek kajian hukum tata negara.
Kesembilan, sebagai norma dasar yang membentuk semua yang telah diuraikan di atas,
hukum tata negara juga menjadikan konstitusi seba- gai objek kajiannya. Karena di dalam
konstitusi, bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan, lembaga-lembaga
negara, hubung an kewenangan antar-lembaga negara, warga negara, perlindungan ter- hadap
hak asasi manusia, dan hal-hal fundamental lainnya ditentukan. Konstitusi merupakan hukum
dasar yang membentuk negara sebagai ja- minan hukum terhadap kehidupan bernegara.
Selain apa yang penulis kemukakan di atas, Handoyo juga mengemu- kakan hal yang serupa
mengenai objek kajian hukum tata negara. Hal serupa yang dimaksud, oleh Handoyo sebut
sebagai "pokok kajian hukum tata negara", yakni:"
a. Bentuk dan cara pembentukan atau penyusunan alat-alat perleng kapan
negara. Dalam hal ini juga menyangkut bentuk organisasi negara yang
dikehendaki.
b. Wewenang, fungsi, tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari masing-
masing alat perlengkapan negara.
c. Hubungan antara alat perlengkapan negara, baik yang bersifat verti- kal
maupun horizontal.
d. Hubungan antara warga negara termasuk hak-hak asasi dari warga negara
sebagai anggota organisasi.
9
b. Sumber Hukum dalam arti Formal, yaitu berbagai bentuk aturan
hukum yang ada atau tempat ditemukannya aturan-aturan hukum
(Ridwan Hr, 2006:55-60)
Sumber Hukum dalam arti Materiil dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Sumber Hukum Historis, yaitu sumber pengenalan atau tempat
menemukan hukum pada saat tertentu dan sumber dimana pembuat
undang-undang mengambil bahan dalam membentuk peraturan
perundang-undangan (misalnya: Hukum Romawi, Hukum Prancis,
Hukum Belanda dil)
b. Sumber Hukum Sosiologis, yaitu faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi isi hokum positif, yang mencerminkan kenyataan
yang hidup dalam masyarakat.
c. Sumber Hukum Filosofis, yaitu sumber yang menjadikan hukum
itu adil (misalnya: hukum yang berasal dari wahyu Tuhan, Hukum
yang berasal dari cita dan kesadaran hukum masyarakat (Pancasila)
C. Pokok Bahasan dan Ruang Lingkup Hukum Tata Negara dan Hukum
Administrasi Negara
1. RuangLingkup Hukum Tata Negara
Ruang lingkup Hukum Tata Negara adalah struktur umum dari negara sebagai
organisasi, yaitu 12:
12
Unikom(https://repository.unikom.ac.id/37627/1/HUKUM%20%20TATA%20%20NEGARA.d
oc,15 sepember 2023,13:35)
10
11. Ciri-ciri lahir dan kepribadian Negara (Lagu Kebangsaan, Bahasa Nasional,
Lambang, Bendera, dan sebagainya) 13
11
bukan saja karena tidak jelas tolok ukurnya, tetapi juga rancu dengan lapangan atau cakupan
hukum tata negara. Hal ini mengingat dimasukkannya hubungan luar negeri serta pertahanan
negara yang secara jelas merupakan pokok bahasan dalam lapangan hukum tata negara.
Perkembangan dewasa ini mengenai luas cakupan hukum administrasi negara pada
prinsipnya menggabungkan teori residu dari Van Vollenhoven dan dikawinkan dengan
pendapat Prajudi. Hal tersebut berarti luas cakupan hukum administrasi negara lebih
menitikberatkan bidang ilmu selain yang menjadi bahasan hukum perdata, hukum pidana,
dan hukum tata negara. Lalu, ditambahkan pula segala hal yang berkaitan dengan masalah
prosedur, tata laksana, dan kegiatan administrasi lainnya, tetapi dengan catatan proses
administrasi tersebut, substansi utama tidak berada dalam lapangan hokum lainnya. Sebagai
contoh, dalam perkembangan dewasa ini, hukum acara perdata ataupun hukum acara pidana
tidak lagi dimasukkan dalam ruang lingkup hukum administrasi negara karena kedua
substansi dasarnya ada di lingkup hukum yang lain meskipun pokok bahasan sesungguhnya
merupakan lingkup administrasi negara. Pernyataan di atas yang membatasi ruang lingkup
hukum administrasi negara dengan penekanan teori residu dan pendapat Prajudi, dalam
praktik, terbukti dengan melihat kurikulum di beberapa fakultas hukum yang menetapkan
objek-objek hukum administrasi negara:
1. hukum administrasi negara (umum),
2. hukum administrasi negara (khusus) yang meliputi bidang-bidang tertentu, di antaranya
hukum ketenagakerjaan, hukum keuangan negara, hukum pajak, hukum pertambahan, hukum
agraria, hukum tata ruang, hukum kepegawaian, hukum pertambangan, dan hukum acara
peradilan tata usaha negara.
Khusus dalam ilmu hukum administrasi negara, ilmu hukum yang memiliki kedekatan
dengan HAN adalah hukum tata negara. Hal ini mengingat keduanya memiliki satu lapangan
yang mirip satu sama lain, yakni negara, kewenangan, para pejabat, serta rakyat. Untuk itu,
perlu diperjelas batas kedua keilmuan tersebut agar mudah pembedaan dan pembatasan
dengan ilmu hukum yang mempunyai lapangan yang berbeda. Pada awalnya, banyak pakar
menganggap bahwa hukum administrasi negara dan hukum tata negara merupakan kesatuan
dan tidak dapat dipisahkan. Hukum administrasi negara hanya merupakan bagian khusus dari
hukum tata negara. Pendek kata, hukum administrasi negara hanya mempunyai lapangan
yang sama dengan hukum tata negara. Akan tetapi, yang membedakan hukum administrasi
negara dilihat sebagai hukum yang khusus, sedangkan hukum tata negara merupakan hukum
umumnya. Beberapa sarjana terkemuka yang memandang bahwa antara hukum administrasi
negara dan hukum tata negara merupakan satu kesatuan karena tidak terdapat perbedaan yang
prinsipiil. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Vegting, Kranenburg, dan Prins.
14
Kesimpulan ini didasarkan pada pernyataan Kranenburg yang melihat bahwa hukum tata
Negara merupakan hukum yang berbicara mengenai struktur dari suatu pemerintahan,
sedangkan hukum administrasi negara merupakan hukum yang membahas peraturan-
peraturan yang bersifat khusus. Pendapat Kranenburg ini didukung oleh Prins yang
mengemukakan bahwa hukum administrasi negara membahas hal-hal yang bersifat teknis,
sedangkan hukum tata Negara lebih merupakan hukum yang membahas hal-hal yang lebih
fundamental dari negara.Pada sisi yang lain, terdapat pula sekumpulan pakar yang melihat
14
Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum."Pengertian Administrasi Negara dan Hukum Administrasi
Negara",modul 1,hlm 23.
12
bahwa antara hukum admininistrasi negara dan hukum tata negara bukanlah sesuatu yang
sama, tetapi memiliki beberapa perbedaan yang sangat prinsipiil. Para pakar yang
mempunyai pandangan bahwa HAN dan HTN mempunyai perbedaan yang prinsipiil
tersebut:
a. Romeiyn,
b. Van Vallen Hoven,
c. Logemann,
d. Donner,
e. Oppenheim.
Dari kelima pakar di atas yang secara tegas membedakan hokum administrasi negara dan
hukum tata negara adalah Van Vollenhoven. Dia mengetengahkan teori “residu”. Teori ini
menjelaskan bahwa lapangan hukum administrasi negara adalah “sisa atau residu” dari
lapangan hokum setelah dikurangi oleh hukum tata negara, hukum pidana materiil, dan
hokum perdata materiil. Adanya teori residu ini memperjelas perbedaan antara hukum
administrasi negara dan ilmu hukum lainnya, terutama HTN. Lapangan hukum administrasi
negara mempunyai wilayah yang tidak dibahas dalam lapangan hukum perdata, hukum
pidana, ataupun hukum tata negara.Pada sisi yang lain, terdapat pula sekumpulan pakar yang
melihat bahwa antara hukum admininistrasi negara dan hukum tata negara bukanlah sesuatu
yang sama, tetapi memiliki beberapa perbedaan yang sangat prinsipiil.
13
dalammenjalankan proses-proses pemerintahan. 16 Sementara itu, hukum tata
negaraOppenheim memberikan satu penegasan yang memperkuat pendapat Vollenhoven
tentang adanya garis tegas antara hukum administrasi Negara dan hukum tata negara. Ia
menyatakan bahwa hukum administrasi Negara membahas negara dalam keadaan bergerak
(state in progres) atau staats in beveging, yakni mempelajari segala kewenangan atau aparatur
dalam menjalankan proses-proses pemerintahan. Sementara itu, hukum tata negara melihat
atau membahas negara dalam keadaan diam (state in still) atau staats in rust dalam pengertian
membahas negara atau kewenangan lembagalembaganya, tetapi sebatas memerinci tugas dan
kewenangan itu sendiri, tanpa membahas bagaimana kewenangan itu dijalankan dalam
pemerintahan sehari-hari.
Hukum Administrasi Negara merupakan bagian dari Hukum Tata Negara dalam arti
luas, sedangkan dalam arti sempit Hukum Administrasi Negara adalah sisanya setelah
dikurangi oleh Hukum Tata Negara. Hukum Tata Negara adalah hukum yang meliputi hak
dan kewajiban manusia, personifikasi, tanggung jawab, lahir dan hilangnya hak serta
kewajiban tersebut hak-hak organisasi batasan-batasan dan wewenang. Hukum Administrasi
Negara adalah yang mempelajari jenis bentuk serta akibat hukum yang dilakukan pejabat
dalam melakukan tugasnya.
Menurut Budiman Sinaga, mengenai perbedaan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum
Administrasi Negara terdapat banyak pendapat. Secara sederhana, Hukum Tata Negara
membahas negara dalam keadaan diam sedangkan Hukum Administrasi Negara membahas
negara dalam keadaan bergerak. Pengertian bergerak di sini memang betul-betul bergerak,
misalnya mengenai sebuah Keputusan Tata Usaha Negara. Keputusan itu harus
diserahkan/dikirimkan dari Pejabat Tata Usaha Negara kepada seseorang.
16
Tri Widodo Utomo, Etika dan Hukum Adminidtrasi Publik, (LAN Perwakilan Jawa Barat, 2000), hlm. 21.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum tata negara merupakan bagian dari hukum pada umumnya dan dimiliki
oleh setiap negara yang ada di dunia ini, baik negara-negara tradisional maupun
negara-negara modern. Hanya saja, formulasi dan tekanan yang diberikan akan
berbeda dari suatu zaman ke zaman yang lain, maupun dari suatu negara dengan
negara lainnya.
Hukum Administrasi Negara merupakan istilah yang luas pengertiannya,
sehingga membuka kemungkinan kearah pengembangan cabang ilmu hukum ini yang
lebih sesuai dengan perkembangan pembangunan dan kemajuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia di masa yang akan datang.
Hukum Administrasi Negara merupakan bagian dari Hukum Tata Negara dalam arti
luas, sedangkan dalam arti sempit Hukum Administrasi Negara adalah sisanya setelah
dikurangi oleh Hukum Tata Negara. Hukum Tata Negara adalah hukum yang meliputi hak
dan kewajiban manusia, personifikasi, tanggung jawab, lahir dan hilangnya hak serta
kewajiban tersebut hak-hak organisasi batasan-batasan dan wewenang. Hukum Administrasi
Negara adalah yang mempelajari jenis bentuk serta akibat hukum yang dilakukan pejabat
dalam melakukan tugasnya.
Menurut Budiman Sinaga, mengenai perbedaan antara Hukum Tata Negara dengan
Hukum Administrasi Negara terdapat banyak pendapat. Secara sederhana, Hukum Tata
Negara membahas negara dalam keadaan diam sedangkan Hukum Administrasi Negara
membahas negara dalam keadaan bergerak. Pengertian bergerak di sini memang betul-betul
bergerak, misalnya mengenai sebuah Keputusan Tata Usaha Negara. Keputusan itu harus
diserahkan/dikirimkan dari Pejabat Tata Usaha Negara kepada seseorang.
B. Saran
Diharapkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya melakukan harmonisasi hukum nasional khususnya pada tahap
perencanaan atau perancangan suatu peraturan guna menghindari ketidakharmonisan
peraturan perundang-undangan, agar hak atas pendidikan mendapatkan perlindungan
melalui hukum yang pasti.
Diharapkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah memperbaiki peraturan-
peraturan yang tidak harmonis sebagai upaya menciptakan kepastian hukum, agar
hukum dapat memberikan perlindungan terhadap hak atas pendidikan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16