Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

SEJARAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DAN HUBUNGANNYA DENGAN


HUKUM LAINNYA (HUKUM TATA NEGARA, HUKUM PIDANA DAN HUKUM
PERDATA)
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara
Dosen Pengampu : Drs. H. Dedeng Yusuf Maolani, SH.,M.Si
Fauzi Akbar, S.AP., M.KP

Disusun Oleh :
Raden Zahira Nisrina Naziha 1208010157
Regina Zaqia Hermawan 1208010167
Rima Nurmalah 1208010173
Rivalni Oktaviani 1208010177

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sejarah Hukum Administrasi Negara
Dan Hubungannya Dengan Hukum Lainnya (Hukum Tata Negara, Hukum Pidana Dan
Hukum Perdata)”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberi wawasan yang lebih
baik bagi setiap pembacanya terutama bagi mahasiswa Program Studi Administrasi Publik
agar lebih memahami tentang sejarah aukum administrasi negara dan hubungannya dengan
hukum lainnya yang dipaparkan dalam makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka untuk itu, penulis mohon maaf atas kekurangan dalam makalah ini. Dan penulis juga
berharap kepada pembaca atas saran dan kritk yang membangun. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dari berbagai pihak.

Bandung, 10 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 4
A. Pengertian Hukum Administrasi Negara ................................................................................... 4
1. Pengertian Hukum................................................................................................................. 4
2. Pengertian Administrasi Negara ............................................................................................ 4
3. Pengertian Hukum Administrasi Negara ............................................................................... 5
B. Sejarah Hukum Administrasi Negara ........................................................................................ 7
1. Perkembangan Hukum Administrasi Negara Pada Zaman Kolonial ..................................... 7
2. Perkembangan Hukum Administrasi Negara Pada Masa Kemerdekaan................................ 9
3. Perkembangan Hukum Administrasi Negara di Indonesia .................................................. 11
C. Penerapan Hukum Administrasi Negara di Indonesia ............................................................. 14
D. Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan Hukum Lainnya ......................................... 16
1. Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan Hukum Tata Negara ............................... 16
2. Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan Hukum Pidana ........................................ 20
3. Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan Hukum Perdata ....................................... 21
BAB III PENUTUP........................................................................................................................... 24
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 24
B. Saran ....................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum, hal ini telah dijelaskan di dalam Pasal 1 ayat
(3) Undang Undang Dasar (UUD) 1945 yang menyebutkan : Negara Indonesia adalah
negara hukum. hal ini mendasarkan pada penjelasan UUD 1945 bahwa negara
Indonesia berdasar atas hukum (rechtstaat) dan tidak berdasar atas kekuasaan semata
(machstaat). Negara tidak boleh melaksanakan aktivitasnya atas dasar kekuasaan
belaka, tetapi harus berdasar pada hukum,1 di Indonesia pengaturan kepada rakyat
yang dilakukan oleh pemerintah mendasarkan pada Hukum Administrasi Negara.
Sebagai konsekuensi negara hukum, segala sikap tindak administrasi negara tidak
boleh bertentangan dengan hukum.1
Hukum Administrasi Negara merupakan bagian dari hukum publik karena
berisi peraturan yang berkaitan dengan masalah-masalah umum. Kepentingan umum
yang dimaksud adalah kepentingan nasional, masyarakat dan negara. Kepentingan
umum harus lebih didahulukan daripada kepentingan individu, golongan dan
kepentingan daerah dengan pengertian bahwa kepentingan perseorangan harus
dilindungi secara seimbang, sehingga pada akhirnya akan tercapai tujuan negara dan
pemerintahan seperti tertera dengan jelas dalam pembukaan UUD 1945 yang
berbunyi: “…… melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial…”
Hukum Administrasi Negara adalah hukum tentang pengadministrasian
Negara mengenai pemerintahan dan segala peraturan-peraturan didalamnya serta
bagaimana menjalankan fungsi dan tugas pemerintahan tersebut dalam bidang
kehidupan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umum.
Dalam perkembangannya Hukum Administrasi Negara muncul setelah
terjadinya perang dunia ke ll, sebelumnya fungsi negara adalah sebagai negara
kepolisian atau negara penjaga malam, yaitu hanya mengurusi keamanan saja. Baru
setelah PD ke ll, fungsi negara beralih menjadi negara kesejahteraan (welfare state).
Untuk mewujudkan tujuan negara itu, maka pemerintah harus turut campur tangan

1
Muchsan, SH, 1982, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta: Prestasi Press. Hlm.7

1
dalam urusan, kegiatan atau kepentingan masyarakat. Masuknya campur tangan
pemerintah ini harus dipayungi oleh hukum yang jelas, agar pemerintah tidak berubah
menjadi otoriter, untuk itulah Hukum Administrasi Negara diperlukan sebagai
pembatas atau pedoman bagi aparat pemerintah dalam menjalankan tugasnya menuju
negara kesejahteraan.2
Di Indonesia setelah konsep negara kesejahteraan masuk pada masa Hindia
Belanda tahun 1870 hanya mempunyai 4 departemen, yaitu departemen dalam negeri,
departemen pengajaran, departemen pekerjaan umum, dan departemen keuangan.
Namun seiring perkembangannya jumlah departemen bertambah yang disebabkan
semakin luasnya tugas-tugas negara. Kompleksnya hukum yang mengatur instansi-
instansi serta segala sesuatu yang bertalian dengan kekuasaan maka dibutuhkan sutu
hukum yang mengatur yaitu Hukum Administrasi Negara.3
Adapun ruang lingkup dari Hukum Administrasi Negara adalah bertalian erat
dengan tugas dan wewenang lembaga negara (administrasi negara) baik di tingkat
pusat maupun daerah, perhubungan kekuasaan antar lenbaga negara (administrasi
negara), dan antara lembaga negara dengan warga masyarakat (warga negara) serta
memberikan jaminan perlindungan hukum kepada keduanya, yakni kepada warga
masyarakat dan administrasi negara itu sendiri. Dalam perkembangan sekarang ini
dengan kecenderungan negara turut campur tangan dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat, maka peranan Hukum Administrasi Negara (HAN) menjadi luas dan
kompleks. Kompleksitas ini akan membuat luas dan complicated dalam menentukan
rumusan ruang lingkup HAN. Karena kompleksitas ini perlu ada batasan dan
penjelasan hubungan yang jelas antara hukum administrasi negara dan hukum-hukum
lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hukum Administrasi Negara
2. Bagaimana sejarah mengenai Hukum Administrasi Negara
3. Bagaimana penerapan Hukum Administrasi Negara di Indonesia
4. Bagaimana hubungan Hukum Administrasi Negara dengan hukum lainnya (HTN,
Pidana, Perdata)

2
Muchsan, SH, 1990, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Bandung: Cahaya Press. Hal.5
3
Ibid

2
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari Hukum Administrasi Negara
2. Mengetahui dan memahami Hukum Administrasi Negara
3. Mengetahui dan memahami penerapan Hukum Administrasi Negara di Indonesia
4. Mengetahui dan memahami hubungan Hukum Administrasi Negara dengan
hukum lainnya (HTN, Pidana, Perdata).

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Administrasi Negara


1. Pengertian Hukum
Hukum ialah semua aturan (norms) yang harus diturut dalam tingkah laku
tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti
kerugian jika melanggar aturan-aturan itu akan membahayakan diri sendiri atau
harta, umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda, dan
sebagainya. Sementara itu, Sjachran Basah mengungkap makna mengenai
pengertian hukum. Ia lebih memilih pendekatan fungsi. 4
Menurutnya, dalam hukum, terdapat lima fungsi hukum dalam kaitannya
dengan kehidupan masyarakat sebagai berikut.
a) Direktif: sebagai pengarah dalam membentuk masyarakat yang hendak
dicapai sesuai dengan tujuan kehidupan bernegara.
b) Integratif: sebagai pembina kesatuan bangsa.
c) Stabilitatif: sebagai pemelihara (termasuk hasil-hasil pembangunan) serta
penjaga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat.
d) Perfektif: sebagai penyempurna terhadap tindakan-tindakan administrasi
negara ataupun sikap tindak warga negara dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat.
e) Korektif: baik terhadap warga negara maupun administrasi negara dalam
mendapatkan keadilan.

2. Pengertian Administrasi Negara


Menurut pendapat Leonard D. White yang menyatakan bahwa administrasi
negara terdiri atas semua kegiatan negara untuk menunaikan dan melaksanakan
kebijaksanaan negara. Prayudi Atmosudirdjo melihat administrasi negara pada
fungsinya yang lebih luas lagi, yakni melaksanakan dan menyelenggarakan
kehendakkehendak (strategy, policy) serta keputusan-keputusan pemerintah secara
nyata (implementasi dan menyelenggarakan undang-undang menurut

4
Farhansyah. 2018. Istilah Pengertian Dan Deskripsi Hukum Administrasi Negara.

4
pasalpasalnya) sesuai dengan peraturan-peraturan pelaksanaan yang ditetapkan.
Untuk memperjelas makna administrasi negara tersebut, Prayudi Atmosudirdjo
memerincinya dalam beberapa pengertian administrasi negara yang terkait dengan
pelaksanaan kebijakan pemerintah sebagai berikut.5
a) Sebagai aparatur negara, aparatur pemerintahan, atau sebagai institusi
politik (kenegaraan).
b) Administrasi negara sebagai “fungsi” atau sebagai aktivitas melayani
pemerintah, yakni sebagai kegiatan “pemerintah operasional”.
c) Administrasi negara sebagai proses teknis penyelenggaraan
undangundang.
Dari pandangan di atas, sesungguhnya pengertian tentang administrasi negara
dapat dilihat dalam dua segi:
a) administrasi negara sebagai organisasi,
b) administrasi yang secara khas mengejar tercapainya tujuan yang bersifat
kenegaraan (publik) artinya tujuan-tujuan yang ditetapkan undangundang
secara dwigend recht (hukum yang memaksa).

3. Pengertian Hukum Administrasi Negara


Seperti dalam memahami pengertian hukum, ada beberapa pakar yang melihat
hukum administrasi sebagai suatu sekumpulan norma. Salah satunya adalah L.J. Van
Apeldoorn yang menafsirkan pengertian hukum administrasi negara sebagai segala
keseluruhan aturan yang harus diperhatikan oleh setiap pendukung kekuasaan yang
diserahi tugas pemerintahan tersebut. Jadi, dalam penafsiran ini, L.J. Van Apeldoorn
menitikberatkan hukum administrasi negara lebih pada aturan atau norma yang
mengatur kekuasaan negara itu sendiri.6
Satu hal yang harus diperhatikan sebagaimana dijelaskan di atas adalah hubungan
antara negara dan masyarakat itu hubungan yang istimewa. Karena itu, sesungguhnya
HAN bukan hanya merupakan seperangkat aturan, tetapi harus mengatur pula
hubungan istimewa tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Logemann dan
Utrecht yang melihat dan memaknai hukum administrasi negara sebagai seperangkat
norma-norma yang menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan untuk

5
Ibid. Hal 11
6
Phillipus M. Hadjon dkk, 1993, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. Hal.5

5
memungkinkan para pejabat administrasi negara melakukan tugas mereka yang
khusus.
Berikut ini adalah beberapa pengertian Hukum Administrasi Negara (HAN), yang
berhasil penulis rangkum dari berbagai macam sumber:7
a) R. Abdoel Djamali
Hukum administrasi negara adalah peraturan hukum yang mengatur peraturan
hukum yang mengatur tentang administrasi, yaitu hubungan antara warga
negara dan pemerintahanya yang menjadi sebab hingga negara tersebut
berfungsi:
b) Kusumadi Poedjosewojo
Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan hukum, yang mengatur
bagaimana negara sebagai penguasa menjalankan usaha-usaha untuk
memenuhi tugasnya
c) Van Apeldoorn
Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan yang harus diperhatikan
oleh para pengusaha yang diserahi tugas pemerintahan dalam menjalankan
tugasnya
d) Djokosusanto
Hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur tentang hubungan-
hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam negara dengan para warga
masyarakat;
e) de La BassecourCaan
Hukum administrasi Negara adalah himpunan peraturan peraturan tertentu
yang menjadi sebab maka negara berfungsi, maka peraturan-peraturan itu
mengatur hubungan hubungan antara tiap-tiap warga negara dengan
pemerintahannya
f) Van Vollenhoven
HAN adalah suatu gabungan ketentuan ketentuan yang mengikat badan-badan
yang tinggi maupun yang rendah apabila badan-badan untuk menggunakan
wewenangnya yang diberikan kepadanya oleh hukum tata negara.

7
Ibid Hal.8

6
B. Sejarah Hukum Administrasi Negara
1. Perkembangan Hukum Administrasi Negara Pada Zaman Kolonial
Administrasi negara sebenarnya sudah ada semenjak dahulu. Hal itu itu
terbukti dari catatan sejarah peradaban manusia, di Asia Selatan, Eropa termasuk
Indonesia dan di Mesir kuno, dahulu sudah didapatkan suatu sistem penataan
pemerintahan. Sistem ini pada saat sekarang disebut dengan Administrasi
Negara.8
Administrasi negara modern atau Hukum administrasi Negara yang dikenal
sekarang adalah istilah dari masyarakat feodal yang tumbuh subur di dataran
Eropa terutama di Eropa Barat. Sebelum Abad 19 konsep negara di Eropa Barat
sebagai “penjaga malam” (Nachtwaker Staat). Konsep ini sebenarnya hanya
bertujuan untuk mengokohkan sistem pemerintahan yang dikuasai oleh kaum
feodal dan bangsawan.. Akibatnya, kepentingan umum tidak diurus dan
diselenggarakan dengan baik serta banyak muncul korps administator yang tidak
cakap, tidak penuh dedikasi, tidak stabil dan tidak memiliki integritas. Akibatnya,
timbul keinginan masyarakat untuk merubah hal tersebut.
Akhir abad 19 dan permulaan abad 20 di Eropa Barat dikembangkan konsep
“negara kesejahteraan” (Welfare State), pada dasarnya konsep negara ini
mengutamakan kepentingan umum. Perkembangan negara kesejahteraan di Eropa
terjadi setelah Perang Dunia kesatu, pada tahu 1974 lahir bentuk baru, yaitu
“Verzorgingstaat”, yang memiliki ciri khas, seperti negara memberikan jaminan
sosial kepada seluruh penduduk, seperti tunjangan pengangguran, pemiliharaan
kesehatan, subsidi dan sebagainya.9 Negara harus aktif dalam mengurus bidang
kehidupan masyarakat dan mengantisipasi kecenderugan perubahan sosial.
Tujuannya agar dapat memelihara keseimbangan berbagai kepentingan dan
berupaya meningkatkan kesejahteraan sosial berdasarkan prinsip keadilan.
Hukum Administrasi Negara telah berkembang dalam keadaan, pihak negara atau
pemerintah mulai menata masyarakat dengan menggunakan sarana hukum,
misalnya menetapkan keputusan-keputusan larangan tertentu.Pada negara-negara
Eropa Barat, seperti Inggris pengurusan kepentingan umum itu disebut public
service. Pengurusan tersebut disebabkan terjadinya Revolusi Industri di Inggris

8
Miftah Thoha. 2005. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Raja grafindo Persada. Jakarta. hal 18.
9
Saiful Anwar dan Marzuki Lubis. 2004. Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara. Gelora Madani Press. Medan.
hal 25.

7
sehingga mendorong lahirnya negara kesejahteraan yang mempunyai sifat
mengurus kepentingan umum. Dalam negara kesejahteraan tentunya negara turut
aktif dalam pergaulan masyarakat sehingga menyebabkan terjadinya
pertumbuhan Hukum Administrasi Negara yang menerobos berbagai bidang
kehidupan masyarakat.
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda peranan administrasi negara masih
sangat terbatas, terutama sebagai alat untuk menjaga keamanan dan ketertiban
hkum bagi usaha pengumpulan sumber daya dari bumi Indonesia (saat itu disebut
sebagai Hindia Belanda) untuk kepentingan pemerintah dan rakyat Belanda.
Mulai tahun 1920an ruang lingkup administrasi negara pemerintahan kolonial
mengalami sedikti perubahan karena pengaruh kebijaksanaan etika oleh
pemerintah Belanda yang merasa mempunyai kewajiban moril untuk memberi
pelayanan warga pribumi sebagai imbalan terhadap ekpolitasi sumber daya
Indonesia oleh Belanda selama lebih dar 300 tahun. Pelayanan masyarakat oleh
pemerintah kolonial ini sangat terbatas jenisnya dan penduduk pribumi yang
memperoleh akses adalah sangat terbatas jumlahnya terutama pada kelompok elit
seperti keluarga bangsawan dan pengawal pemerintah kolonial Belanda.
Kebijaksanaan ini didorong oleh kepentingan Ekonomi Negeri Belanda yang
memerlukan tenaga kerja bagi perusahaan-perusahaan di Hindia Belanda, serta
dengan perhitungan bahwa perbaikan tingkat hidup penduduk pribumi berarti
perluasan pasar hasil ekspor hasil industri Belanda.10
Sistem pemerintahan kolonial Belanda tidak langsung berhubungan dengan
penduduk pribumi, tetapi melalui kolaborasi dengan para penguasa pribumi, dan
pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial mulai membuat aparatur di bawah
sistem dan pengawasan para pejabat pemerintah kolonial yang terdiri dari orang
Belanda, aparatur pribumi ini desebut sebagai angreh praja. Pada masa
pendudukan Jepang selama tiga setengah tahun administrasi negara di Indonesia
mengalami kehancuran karena para birokrat bangsa Belanda di singkirkan,
pegawai bangsa Indonesia belum siap dan tidak diberi kesempatan mengisi posisi
yang ditingktkan oleh orang Belanda, sedangkan orang Jepang yang mengisi
posisi orang Belanda mempunyai misi lain yaitu untuk membantu memenangkan
Jepang dalam Perang Dunia ke II. Dengan kata lain Jepang tidak berminat untuk

10
Prajudi Atmosudirdjo, Prof. Dr. Mr., 1983, Hukum Administrasi Negara, Jakarta:Ghalia Indonesia. Hal.23

8
menggunakan administrasi negara yang ada untuk pelayanan masyarakat
Indonesia.11
Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda Administrasi Negara di Indonesia
terdapat Pengaruh Administrasi Militer, yakni:
a) Penggunaan istilah administrasi di bidang pemerintahan pada
pemerintahan Hindia Belanda.
b) Pembagian wilayah administrasi.
c) Lembaga-lembaga pemerintah Hindia Belanda.
d) Susunan organisasi pemerintah Hindia Belanda.
e) Daerah-daerah Otonom.
f) Istilah administrasi di bidang hukum dan di bidang perekonomian.

Perkembangan Administrasi sesudah Kemerdekaan Praktik-praktik


administrasi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda, baik di bidang
Pemerintahan, Hukum dan Perekonomian. Namun praktik-praktik administrasi
tersebut, dimonopoli oleh orang-orang Belanda. Sehingga ilmu Administrasi
kenyataannya menjadi milik bangsa penjajah. Orang-orang Indonesia hanya
sekedar sebagai pelaksana saja. Mereka pada umumnya hanya memiliki pangkat
sebagai Mandor/Krani, Juru Tulis (Klerk), sehingga mereka hanya mengenal arti
administrasi dalam arti sempit.12
Pengaruh keberhasilan Administrasi Militer pada Perang Dunia II,
menyebabkan bangsa-bangsa di dunia banyak mempelajari ilmu administrasi.
Menyadari atas kekurangannya di bidang administrasi, pemerintah Indonesia
mendatangkan Misi Ahli dari Amerika Serikat untuk memperbaiki
kekurangan tersebut. Akhirnya Misi Ahli memberikan rekomendasinya, yaitu:
Perlunya “Pendidikan dan Latihan Administrasi di Indonesia” (Training for
Administration in Indonesia).13

2. Perkembangan Hukum Administrasi Negara Pada Masa Kemerdekaan


Setelah selesai perang kemerdekaan, yaitu pada tahun 1951, dimulailah
usaha-usaha pengembangan-pengembangan administrasi negara karena

11
Prajudi Atmosudirdjo, Prof. Dr. Mr., 1983, Hukum Administrasi Negara, Jakarta:Ghalia Indonesia. Hal.17
12
Ibid
13
Miftah Thoha, op.cit hlm 15

9
dipengaruhi oleh semakin besarnya peranan pemerintah dalam kehidupan
masyarakat Indonesia seiring dengan timbulnya permintaan bagi perbaikan
disegala sektor kehidupan sesuai dengan harapan terhadap negara Indonesia yang
sudah merdeka.
Rekruitmen pegawai negeri banyak dipengaruhi oleh pertimbangan spoils
system seperti faktor nepotisme dan patronage seperti hubungan keluarga, suku,
daerah dan sebagainya. Di satu sisi, mulai disadari perlunya peningkatan efisiensi
administrasi pemerintah, kemudian berkembang usaha-usaha perencanaan
program di sektor tertentu dan akhirnya menjurus kearah perencanaan
pembangunan ekonomi dan sosial. Perkembangan administrasi negara Indonesia
selanjutnya mengarah kepada pembedaan antara administrasi negara yang
mengurus kegiatan rutin pelayanan masyarakat dengan administrasi
pembangunan yang mengurus proyek-proyek pembangunan terutama
pembangunan fisik. Prioritas pembiayaan ditekankan pada administrasi
pembangunan. Sedangkan kegiatan administrasi negara yang bersifat rutin kurang
mendapat perhatian.
Pada masa Orde Lama (Sukarno), penataan sistem administrasi berdasarkan
model birokrasi monocratique dilakukan dalam rangka membangun persatuan dan
kesatuan yang berdasarkan pada ideologi demokrasi terpimpin. Sukarno
melakukan kebijakan apa yang disebut dengan retoolling kabinet, dimana ia
mengganti para pejabat yang dianggap tidak loyal. Dengan Dekrit Presiden no 6
tahun 1960, Sukarno melakukan perombakan sistem pemerintahan daerah yang
lebih menekankan pada aspek efisiensi dan kapasitas kontrol pusat terhadap
daerah.
Orde baru lahir dengan diawali berhasilnya penumpasan terhadap G.30.S/PKI
pada tanggal 1 Oktober 1965. Orde baru sendiri adalah suatu tatanan
perikehidupan yang mempunyai sikap mental positif untuk mengabdi kepada
kepentingan rakyat, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk
mencapai suatu masyarakat adil dan makmur baik material maupun spiritual
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 melalui pembangunan di segala bidang
kehidupan. Orde Baru bertekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Orde Baru ingin mengadakan ‘koreksi total’
terhadap sistem pemerintahan Orde Lama.

10
Pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah
kepada Letjen Soeharto atas nama presiden untuk mengambil tindakan yang
dianggap perlu guna mengamankan pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen, untuk menegakkan RI berdasarkan hukum dan konstitusi. Maka
tanggal 12 Maret 1966, dikeluarkanlah Kepres No. 1/3/1966 yang berisi
pembubaran PKI, ormas-ormasnya dan PKI sebagai organisasi terlarang di
Indonesia serta mengamankan beberapa menteri yang terindikasi terkait kasus
PKI.14
Model birokrasi monocratique dalam administrasi diteruskan oleh Suharto.
Awal tahun 1970an, pemerintah orde baru melakukan reformasi administrasi
yang bertujuan untuk menciptakan birokrasi yang tanggap, efisien dan apoltik.
Hal ini dilakukan melalui larangan pegawai negeri berpolitik dan kewajiban
pegawai negeri untuk mendukung partai pemerintah. Disamping itu Suharto
menerbitkan dua buah kebijakan yang sangat penting dalam sistem administrasi
waktu itu. Pertama adalah Keppres no 44 dan no 45 tahun 1975 yang masing
masing mengatur tentang susunan tugas pokok dan fungsi Departemen dan
LPND. Melalui peraturan tersebut diatur standardisasi organisasi Departemen dan
menjadi dasar hukum bagi pembentukan instansi vertikal di daerah. Produk
kebijakan yang kedua adalah UU no 5 tahun 1974 tentang Pemerintahan di
Daerah. Dalam peraturan tersebut, pemerintah daerah disusun secara hirarkis
terdiri dari pemerintah daerah tingkat I dan tingkat II. Disamping itu setiap daerah
memiliki status sebagai daerah otonom sekaligus sebagai wilayah kerja
pemerintah. Sebagai implikasinya Kepala daerah diberikan jabatan rangkap yaitu
sebagai Kepala Daerah otonom dan wakil pemerintah pusat. kebijakan kebijakan
tersebut dilakukan untuk menciptakan efisiensi dan penguatan kontrol pusat
kepada daerah.

3. Perkembangan Hukum Administrasi Negara di Indonesia


Pengaruh konsep negara kesejahteraan di Indonesia dapat dilihat sejak zaman
Hindia Belanda pada tahun 1870, Hukum Administrasi Negara juga telah ada.
Hindia Belanda saat itu hanya mempunyai 4 departemen, yaitu : departemen
dalam negeri, departemen penajaran, departemen pekerjaan umum, dan

14
Ridwan H R. 2011. Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, [Online], Available from:
http://repository.unissula.ac.id/9856/2/BAB%20I_1.pdf

11
depertemen keuangan. Menurut Bintarto Tjokromidjojo, sebelum tahun 1945
ketika bangsa Indonesia hidup dalam penjajahan, bangsa Indonesia tidak diberi
kesempatan untuk ikut serta dalam Administrasi Negara. Pada masa penyusunan
naskah UUD 1945 Muhammad Hatta mengembangkan konsep negara
kesejahteraan dengan istilah negara pengurus untuk merumuskan pasal 33 UUD
1945, yaitu : tentang demokrasi ekonomi.15
HAN modern baru muncul sesudah ada konsep Trias politica yang membagi
kekuasaan negara menjadi 3 yaitu: eksekutif, legislative dan yudikatif. Dari ketiga
lembaga diatas yang masuk dalam lingkup HAN adalah eksekutif.
Kekuasaan eksekutif dapat diterjemahkan sebagai kekuasaan yang menjalankan
atau melaksanakan peraturan perundang-undangan ,yang sifatnya bukan
kekuasaan peradilan.
HAN muncul setelah terjadinya perang dunia ke ll, sebelumnya fungsi negara
adalah sebagai: negara kepolisian atau negara penjaga malam, yaitu hanya
mengurusi keamanan saja. Baru setelah PD ke ll, fungsi negara beralih menjadi
negara kesejahteraan (welfare state). Untuk mewujudkan tujuan negara itu, maka
pemerintah harus turut campur tangan dalam urusan, kegiatan atau kepentingan
masyarakat. Masuknya campur tangan pemerintah ini harus dipayungi oleh hukum
yang jelas, agar pemerintah tidak berubah menjadi otoriter, untuk itulah HAN
diperlukan sebagai pembatas atau pedoman bagi aparat pemerintah dalam
menjalankan tugasnya menuju negara kesejahteraan.
Hukum Indonesia berkiblat ke Negara Belanda sebagai mantan negara
penjajah bangsa ini, sehingga perubahan hukum yang terjadi di sana juga
mempengaruhi pandangan bangsa Indonesia tentang hukum di Indonesia.
Perkembangan hukum di negara Belanda setelah perang dunia ke ll, menganggap
perlu untuk memisahkan HAN dari HTN, hal ini dikarenakan perkembangan
HAN yang cepat sehingga memerlukan pengkajian tersendiri yang terlepas dari
induknya hukum tata negara. Universitas swasta Nederland yang mula-mula
memisahkan mata kuliah HAN dari HTN dengan guru besar pertamanya: Mr.
Vegting pada tahun 1946. Baru 2 tahun kemudian, universitas negeri di Leiden
mengikuti jejak Universitas Nederland memisahkan mata kuliah HAN dari HTN.

15
Bintarto Tjokromidjojo.1965. Perkembangan Ilmu Administrasi Negara. Departemen Urusan Research
Nasional R.I. Jakarta. hal 16.

12
Di Indonesia, pada tahun 1947 terjadi pemisahan HAN dari HTN berdasarkan
Stb. 1947 no. 170 pasal 34 tentang peraturan universitas. Pemisahan ini dengan
alasan: HAN semakin berkembang sehingga memerlukan penyelidikan tersendiri.
Sebelum tahun 1946 nama mata kuliahnya adalah Staatsen Administratief recht
(HTN dan HAN), setelah tahun 1946 dipisah menjadi: Staatsrecht (HTN) yang
diajar oleh Prof. Resink, dan Administra tiefrecht (saat itu namanya msih HTP)
diajar oleh: Mr. W.F. Prins. (lihat S.Prayudi Atmosudirjo, 1995)
Pada mulanya pemakaian istilah untuk HAN berbeda-beda yaitu HTUN, HTP
dan HAN, tetapi dalam perkembangan selanjutnya yang biasanya dipergunakan
adalah: HAN, walaupun tidak menutup kemungkinan penggunaan nama lainnya.
Menurut Prayudi, HTUN adalah: bagian HAN yang bertitik berat pada hukum
birokrasi. Tata usaha negara dalam arti modern lahir di Eropa Barat dalam abad
ke-17 dan menimbulkan birokrasi modern. Sedangkan HTP bagian dari HAN
yang mengatur seluk beluk dari penyelenggaraan pemerintahan.16
Pengaruh konsep negara kesejahteraan di Indonesia dapat dilihat sejak
zaman Hindia Belanda pada tahun 1870, Hukum Administrasi Negara juga
telah ada. Hindia Belanda saat itu hanya mempunyai 4 departemen, yaitu :
departemen dalam negeri, departemen penajaran, departemen pekerjaan umum,
dan depertemen keuangan. Menurut Bintarto Tjokromidjojo, sebelum tahun
1945 ketika bangsa Indonesia hidup dalam penjajahan, bangsa Indonesia tidak
diberi kesempatan untuk ikut serta dalam Administrasi Negara. Pada masa
penyusunan naskah UUD 1945 Muhammad Hatta mengembangkan konsep
negara kesejahteraan dengan istilah negara pengurus untuk merumuskan pasal 33
UUD 1945, yaitu : tentang demokrasi ekonomi.
Pada masa sekarang kegiatan negara pengurus tersebut, seperti pendidikan,
kesehatan pembangunan perekonomia dan sebagainya tidak hanya dilakukan
oleh pemerintah tetapi juga oleh pihak swasta, seperti : pembangunan rumah
sakit, pembangunan sekolah dan sebagainya. Perkembagan negara kesejahteraan
sebenarnya juga terdapat dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:
a) Hak mengembangkan diri, pasal 28C ayat 1

16
Anggriani, Jum, Hukum Administrasi Negara, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012. Hlm. 13

13
b) Hak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, pasal 28C ayat 1
c) Hak untuk memajukan diri dan memperjuangkan secara kolektif, pasal
28C ayat 2
d) Hak untuk mendapat pengakuan, jaminan perlindungan, dan
kepastian hukum yand adil serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adildan layak dalam hubungan kerja, pasal 28D ayat 1
e) Hak untuk bekerja dan memperoleh imbalan yang adil dalam
hubungan kerja, pasal 28D ayat 2
f) Hak status kewarganegaraan, pasal 28D ayat 4
g) dan sebagainya.
Hak-hak sosial tersebut dapat terlaksana apabila para aparatur negara
memiliki komitmen dan kesungguhan untuk melaksaknanya. Berdasarkan uraian
diatas jelas bahwa terdapat pengembangan dalam Hukum Administrasi negara
Indonesia, yaitu terdapat pekerjaan yang sesuai dengan bobot, tugas dan fungsi
serta kewajiban administrasi negara Indonesia seperti yang telah tertuang
dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa terdapat pengembangan dalam Hukum
Administrasi negara Indonesia, yaitu terdapat pekerjaan yang sesuai dengan
bobot, tugas dan fungsi serta kewajiban administrasi negara Indonesia seperti
yang telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945.

C. Penerapan Hukum Administrasi Negara di Indonesia


Penerapan Hukum Administrasi Negara (HAN) di Indonesia memiliki peranan
penting dalam melakukan kontrol terhadap jalannya instrumen-instrumen pemerintah
seperti badan-badan milik pemerintah dan pejabat-pejabat pemerintah yang
melakukan pelanggaran baik itu pencurian atau penyalah gunaan wewenangnya yang
dimana akan menyinggung perlindungan bagi subyek hukum yang dirugikan oleh
negara maupun person yang mewakili negara dan perlindungan hukum dalam HAN. 17
Penerapan HAN itu sendiri sangat tegas dan mempunyai penegakan hukum
sendiri. Hal ini bertujuan agar terciptanya ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat.

17
http://fitriismah.blogspot.com/2015/05/implementasi-fungsi-hukum-administrasi.html (diakses pada 18 Maret
2022)

14
Hukum dalam HAN Menurut P. Nicolai dan kawan-kawan sarana penegakan hukum
administrasi berisi :
a) Pengawasasan bahwa organ pemerintahan dapat melaksanakan ketaatan pada atau
berdasarkan undang-undang yang ditetapkan secara tertulis dan pengawasan
terhadap keputusan yang meletakkan kewajiban kepada individu.
b) Penerapan kewenangan sanksi pemerintaha dan ada beberapa sanksi pidana dalam
HAN, yaitu:
• Paksaan pemerintah
• Penarikan kembali keputusan yang menguntungkan
• Pengenaan uang paksa oleh pemerintah
• Pengenaan denda administratif
c) Penyelenggara Administrasi Negara Dilihat dari Segi Hukum Administrasi Negara
Menurut undang undang No 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Yang di maksud
dengan aparat pemerintah atau Penyelenggaraan Administrasi Negara yang baik
adalah : Aparat pemerintah yang adil dalam melaksanakan tugasnya, yaitu aparat
yang tidak melakukan diskriminatif penduduk, antara penduduk kaya dan yang
tidak kaya.
Aparat pemerintah yang adil adalah juga aparat yang memberikan kepada
pendusuk apa yang menjadi haknya. Aparat pemerintah yang bersih, artinya tanpa
cacat hukum, tidak melakukan korupsi, kolusi maupun nepotisme. Aparat
pemerintah yang berwibawa, yaitu aparat yang disegani oleh penduduk, bukan
ditakuti.
Aparat pemerintah yang bermoral, artinya aparat yang : Mempunyai
keyakinan diri, keyakinan tentang apa yang baik untuk dilakukan dan apa yang
tidak baik untuk tidak dilakukan. Aparat yang dapat mengawasi diri dalam
melaksanakan tugasnya, tanpa harus diawasi dari luar. Misalnya dari atasannya
atau dari suatu badan pengawas. Mempunyai disiplin diri, artinya menaati dan
mematuhi peraturan tanpa paksaan dari luar. Misalnya seorang bendahara
mengelola uang Negara , sesuai dengan peraturan tanpa paksaan dari Badan
Pemeriksaan Keuangan (BPK).

15
D. Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan Hukum Lainnya
1. Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan Hukum Tata Negara
Hukum Administrasi Negara merupakan tambahan dari Hukum Tata Negara.
Badan-badan kenegaraan tanpa Hukum Tata Negara kekuasaannya tidak menentu,
badan kenegaraan tanpa Hukum Administrasi Negara adalah bebas karena mereka
dapat menggunakan kekuasaannya itu sekehendak hatinya saja. Jadi, badan-badan
kenegaraan itu memperoleh wewenangnya dari Hukum Tata Negara dan badan-badan
kenegaraan itu menggunakan wewenangnya itu harus berdasarkan atau sesuai dengan
Hukum Administrasi Negara (azas negara hukum).18
Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara dilihat dari
segi sejarah bahwa sebelum abad ke-19 Hukum Administrasi Negara menyatu dengan
Hukum Tata Negara dan baru setelah abad ke 19 Hukum Administrasi Negara berdiri
sendiri. Mengenai batasan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi
Negara ini terdapat dua golongan pendapat yaitu19 :
1) Bahwa antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara ada
perbedaan prinsip, yaitu :
a. Oppen Heim
mengatakan bahwa pokok bahasan Hukum Tata Negara adalah Negara dalam
keadaan diam (Strats in rust), dimana Hukum Tata Negara membentuk alat-
alat perlengkapan Negara dan memberikan kepadanya wewenang serta
membagi bagikan tugas pekerjaan kepada alat-alat perlengkapan Negara
ditingkat tinggi dan tingkat rendah.
Sedangkan Hukum Administrasi Negara adalah Negara dalam keadaan
bergerak (Staats ini beveging) dimana Hukum Administrasi Negara
melaksanakan aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh Hukum Tata Negara
baik ditingkat tinggi maupun ditingkat rendah.
b. Van Vallen Hoven
Hukum Administrasi Negara adalah semua peraturan-peraturan hukum
setelah dikurangi hukum-hukum materiil Tata Negara, Pidana dan Perdata.
Hukum Administrasi Negara merupakan pembatasan dari kebebasan
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya. Badan-badan kenegaraan

18
Artayasa, I. N. (2019). Kedudukan Hukum Administrasi Negara Dalam Ilmu Hukum. Cakrawati. Jakarta: Cipta
Mulya. Hal. 9
19
Fakhruddin Razy,S.H.,M.H, Buku Ajar Hukum Administrasi Negara, Penerbit Cv. Pena Persada 2020, Hal.12

16
memperoleh kewenangan dari Hukum Tata Negara, dan dalam melaksanakan
kewenangan itu badan-badan kenegaraan hasurlah berdasarkan pada Hukum
Administrasi Negara.
c. Romeign
Hukum Tata Negara mengatur mengenai dasar-dasar dapipad Negara,
sedangkan Hukum Administrasi Negara mengenai pelaksanaan teknisnya.
d. Donner
Hukum Tata Negara menetapkan tugas, sedangkan Hukum Administrasi
Negara melaksanakan tugas itu yang telah ditentukan oleh Hukum Tata
Negara.
e. Logemann
Hukum Tata Negara merupakan suatu pelajaran tentang kompetensi,
sedangkan Hukum Administrasi Negara tentang perhubungan hukum
istimewa.
2) Bahwa antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara tidak ada
perbedaan prinsip, yaitu :
a. Kranenburg, Prins dan Prajudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa antara HAN
dengan HTN tidak ada perbedaan yuridis prinsipiil, perbedaan yang ada hanya
pada titik berat/fokus pembahasan. HTN fokusnya adalah hukum rangka dasar
dari negara sebagai keseluruhan, sedangkan HAN fokusnya merupakan bagian
khusus dari HTN.
b. Kranenburg menyatakan bahwa kalau di dalam praktek ada perbedaan, hanya
karena untuk mencapai kemanfaatan dalam penyelidikan. Menurutnya yang
digolongkan dalam HTN adalah peraturan-peraturan yang mengatur struktur
umum dari suatu pemerintahan negara, misalnya UUD dan UU organic (UU
yang mengatur daerah-daerah otonom), HAN berisi UU dan peraturan-
peraturan khusus misalnya : hukum kepegawaian.
c. Prins mengemukakan bahwa HTN mempelajari hal-hal yang fundamental
yang merupakan dasar-dasar dari negara dan langsung menyangkut tiap-tiap
warga negara, sedangkan HAN menitik beratkan pada hal-hal yang teknis saja.
1) Persamaan antara HAN dan HTN
a. Antara HAN dan HTN sama-sama tidak memiliki perbedaan yuridis prinsipiil
b. Kedua hukum tersebut sama-sama mempunyai makna sebagai pedoman maupun
pandangan yang mengatur bagaimana suatu negara mencapai tujuannya
17
c. Sama-sama mengatur dan memberikan pengarahan sehingga negara mampu
menjalankan tugas-tugasnya dengan baik
d. Sama-sama merupakan hukum negara
e. Azas-azas dan kaidah-kaidah daripada Hukum Tata Negara yang bersangkutan
dengan administrasi berlaku pula bagi Hukum Administrasi Negara
f. Memuat aturan-aturan yang menguasai jalannya lingkaran politik dan
pemerintahan, jadi aturan-aturan mengenai organisasi pemerintah, mengenai alat-
alatnya, pengendalian, tentang dipengaruhinya pihak penguasa oleh masyarakat
umum dan tentang perlindungan oleh hakim
g. Berperan dalam hubungannya dengan badan-badan kenegaraan
h. Merupakan bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri (termasuk ke
dalam hukum publik)
2) Perbedaan antara HAN dan HTN20
HUKUM TATA NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
(HTN) (HAN)
Menggambarkan negara dalam keadaan Menggambarkan negara dalam keadaan
tidak bergerak, mengatur tentang: bergerak yakni aturan yang harus
• Berdirinya negara diperhatikan oleh kelengkapan negara dan
• Fungsi lembaga negara pemerintahan dalam menjalankan kekuasaan
• Hubungan antar lembaga Negara
Fokus terhadap konstitusi daripada Menitikberatkan perhatian secara khas
negara sebagai keseluruhan kepada administrasi saja daripada negara
Banyak berkaitan dengan proses politik Banyak berurusan dalam pembentukan
dalam suatu masyarakat hukum tertentu aspirasi politik, banyak dengan proses
dan organisasinya pemerintahan dan organisasinya
Kumpulan peraturan-peraturan hukum sekumpulan peraturan-peraturan hukum yang
yang membentuk alat-alat perlengkapan mengikat alat-alat perlengkapan yang tinggi
negara dan memberikan kepadanya maupun yang rendah dalam menggunakan
wewenang yang membagi-bagikan tugas wewenangnya yang telah diberikan atau
pekerjaan dari pemerintah modern antara ditetapkan dalam HTN
beberapa alat perlengkapan negara di
tingkat tinggi dan tingkat rendah

20
Ibid hlm.13-14

18
Suatu pelajaran tentang kompetensi Suatu pelajaran tentang perhubungan-
perhubungan hukum istimewa
Hukum mengenai organisasi jabatan- Hukum mengenai hubungan-hubungan
jabatan negara di dalam rangka jabatan-jabatan tersebut satu dengan lainnya
pandangan mereka terhadap “negara serta hubungan hukum antara jabatan-jabatan
sebagai organisasi” negara itu dan para warga masyarakat
HTN mempelajari : HAN mempelajari :
• Jabatan-jabatan apa yang ada sifat, bentuk dan akibat hukum yang timbul
dalam susunan suatu negara; karena perbuatan hukum istimewa yang
• Siapa yang mengadakan jabatan dilakukan oleh para pejabat dalam
tersebut; menjalankan tugasnya.
• Dengan cara bagaimana jabatan-
jabatan itu ditempati oleh pejabat;
• Fungsi/lapangan kerja dari
jabatan-jabatan itu;
• Kekuasaan hukum dari jabatan-
jabatan itu;
• Hubungan antara masing-masing
jabatan;
• Dalam batas-batas manakah
organ-organ kenegaraan dapat
melakukan tugasnya.
fokusnya adalah hukum rangka dasar dari Fokusnya merupakan bagian khusus dari
negara sebagai keseluruhan HTN

Menetapkan tugas yakni memberikan Melaksanakan tugas yang telah ditentukan


wewenang kepada badan kenegaraan
Menyinggung dasar-dasar negara Mengenai pelaksanaan tekniknya
Peraturan-peraturan yang mengatur Berisi UU dan peraturan-peraturan khusus
struktur umum dari suatu pemerintahan misalnya : hukum kepegawaian
negara, misalnya UUD dan UU organic
(UU daerah-daerah otonom)
Mengenai hal-hal yang azasi Peraturan-peraturan teknis yang mana kita

19
(fundamental) yang merupakan dasar- tidak langsung menyangkut didalamnya,
dasar dari sistem pemerintahan dan yang hanya menyangkut ialah para ahli saja
langsung menyangkut tiap-tiap warga (pejabat adminitrasi negara)
Negara
Pertanyaan yang berhubungan dengan Hanya mengenai pertanyaan teknis saja
susunan dan kekuasaan parlemen atau
yang bertalian dengan jaminan-jaminan
hak-hak asasi
Ketentuan dalam HTN menyangkut Ketentuan dalam HAN menyangkut
tentang kompetensi dan tujuan procedure dalam pembuatan keputusan
Mengatur negara dalam keadaan pasif Mengatur negara dalam keadaan aktif
Mengadakan alat perlengkapan negara Harus diperhatikan oleh alat perlengkapan
dan mengatur kekuasaan Negara negara atau pemerintah dalam menjalankan
kekuasaan
Mencakup HTN materiil, hukum perdata Keseluruhan aturan yang secara berabad-
materiil dan hukum pidana materiil abad tidak termasuk HTN materiil, Perdata
materiil, dan Pidana Materiil, yang terbagi
dalam:
• Bestuurs Recht (hukum yang
mengatur pemerintahan)
• Justitie Recht (hukum peradilan)
• Politie Recht (hukum kepolisian)
• Ragelaars Recht (mengatur peraturan
perundang-undangan
Ajaran tentang wewenang Ajaran tentang hubungan hukum khusus

2. Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan Hukum Pidana


1) Utrecht
Hubungan HAN dengan hukum pidana terlihat dari segi penegakannya. Hukum
pidana memberikan sanksi dalam penegakan hukumnya, baik atas pelanggaran
kaidah hukum privat maupun kaidah hukum publik yang yang ada, termasuk dalam
HAN. Maka dalam aturan HAN juga banyak menggunakan sanksipidana.
2) Romeyn

20
Hukum pidana sebagai hukum pembantu (hulprecht) bagi HAN karena penetapan
sanksi pidana merupakan salah satu sarana untuk menegakkan HAN. Yaitu berupa
penjara, kurungan dan denda.
3) W.F. Prins
Hampir setiap peraturan berdasarkan hukum administrasi diakhiri dengan
sejumlah ketentuan pidana atau in cauda venenum (secara harafiah berarti ada racun
di ekor/buntut).
Contoh lain dari hubungan HAN dengan hukum pidana. Dalam ketentuan yang
berkaitan dengan pengadaan barang, masalah lingkungan, masalah
manajemenpemerintah (HAN) ada ketentuan sanksi pidana untuk menegakkan aturan
yangterdapat dalam pasal-pasal terakhir untuk menegakkan agar ketentuan-ketentuan
itu bisa ditaati atau dilaksanakan.

3. Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan Hukum Perdata


Ada beberapa pendapat para ahli mengenai hubungan antara han dengan hukum
perdata21:
1) P.m. hadjon dkk
keikutsertaan badan pejabat tata negara dalam perbuatan hokum perdata, ikut
mempengaruhi hubungan hukum keperdataan yang berlangsung dimasyarakat
umum. Contoh pejabat pemerintah mengadakan perjanjian sewa menyewa. Bukan
tidak mungkin berbagai ketentuan publik (utamanya peraturan perundang-
undangan tata usaha negara) akan menyusup dan mempengaruhi peraturan
perundang-undangan hukum perdata. Contoh : ketentuan tentang pengadaan
barang dan jasa (PP no. 54 / 2010)
2) David foulkes
Badan-badan hukum politik dapat mengikatkan diri dalam suatu perjanjian dalam
kapasitasnya sebagai subyek hukum privat. Tindakan pemerintah untuk
mengikatkan dari dalam suatu perjanjian seringkali dibatasi oleh peraturan
perundang-undangan (HAN).
3) Van wijk
Badan-badan hukum pemerintahan dapat mengikatkan diri dalam perjanjian
21
Tesa Febriyanti. 2019. Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan Hukum Perdata. [Online], Available
from:
https://www.researchgate.net/publication/336700448_Hubungan_Hukum_Administrasi_Negara_Dalam_Huk
um_Perdata

21
berdasarkan hukum privat. Misalnya: sewa menyewa, pengadaan barang
inventaris, pembelian inventaris kantor.
4) Indroharto
Penggunaan instrumen hukum perdata oleh pemerintah dilakukan melalui
perjanjian, sifatnya mengikat baik pemerintah maupun orang atau badan hukum
perdata, sebagai lawan kontraknya. Pemerintah dengan demikian menjalankan
aktifitas pemerintahan dengan kapasitas, selaku pelaku hukum perdata dengan
mengikat diri pada norma norma hukum perdata.
5) Fam stroink
Badan hukum publik ikut serta dalam hubungan hukum keperdataan maka dia
tidak bertindak sebagai penguasa/sebagai organisasi kekuasaan, tetapi pemerintah
menggunakan hak-hak pada kedudukan yang sama dengan rakyat di dalam
hukum privat. Badan-badan tersebut pada dasarnya tunduk pada peradilan biasa
seperti halnya rakyat biasa.
6) Paul scholten
Hukum publik tidak mengadakan aturan-aturan lain untuk suatu perbuatan
hukum, maka hukum perdata berlaku sebagai hukum umum (lex generalis),
sedangkan hukum administrasi negara berlaku sebagai hukum khusus
(lexspecialis).22
Kesimpulan hubungan HAN dengan hukum perdata
1) Negara dan badan hukum publik dapat menggunakan peraturan-peraturan hukum
perdata, seperti jual beli, sewa menyewa, dll.
2) Dalam hal penguasa/pemerintah mengikatkan diri dalam perbuatanperdata maka
kedudukan pemerintah adalah sama dengan rakyat(orang/badan hukum)
3) Dapat diterapkan asas lex specialis derogat lex generalis, yakni hukum khusus
mengesampingkan hukum umum. Sehingga apabila suatu peristiwa itu
diselesaikan berdasarkan aturan yang ada pada khusus administrasi negara
(hukum khusus).

22
I Nyoman Artayasa, Kedudukan Hukum Administrasi Negara Dalam Ilmu Hukum, Jurnal Cakrawati Vol.2 No.1,
Februari-Juli 2019. Hlm. 35

22
4) Dengan membuat perjanjian yang juga berlaku untuk waktu yang lama. Berarti
pemerintah mengikat para penerusnya, tetapi ada kalanya pemerintah yang baru,
mungkin tidak sependapat dengan perjanjian tersebut, lalu kemungkinan dapat
berakibat dibatalkannya secara sepihak perjanjian yang telah dibuat.23

23
Fakhruddin Razy. Op.cit. hal 17

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum Administrasi negara yang ada di Indonesia merupakan warisan dari
pemerintahan kolonial belanda. Perkembangan Hukum Administrasi Negara
Indonesia terjadi pada saat Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945. Perkembangan administrasi negara Indonesia selanjutnya
mengarah kepada pembedaan antara administrasi negara dengan kegiatan rutin
pelayanan masyarakat dengan administrasi pembangunan proyek-proyek. Prioritas
pembiayaan ditekankan pada administrasi pembangunan. Sedangkan kegiatan
administrasi negara yang bersifat rutin kurang mendapat perhatian.
Penerapan Hukum Administrasi Negara di Indonesia memiliki peran sangat
penting untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. HAN digunakan sebagai
Penegakan hukum sangat diperlukan agar semua aktifitas administrasi pemerintah
dapat dijalankan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku.
Hukum administrasi negara adalah cabang ilmu hukum yang mempelajari
mengenai tindakan-tindakan dalam menyelenggarakan sebuah negara. Hukum
administrasi negara sebagai segala keseluruhan aturan atau norma yang mengatur
kekuasaan negara yang harus diperhatikan oleh setiap pendukung kekuasaan yang
diserahi tugas dan menjadi hubungan khusus pemerintahan baik itu pejabat maupun
warga Negara.
Hukum administrasi negara adalah bagian dari hukum publik dan diturunkan
dari hukum tata negara. Ia mengatur tindakan, kegiatan, dan keputusan yang
dilakukan dan diambil oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam menjalankan roda
negara sehari-hari. Maka dari itu saling terkait dan berhubungan satu dengan hokum
lainya seperti hokum Tata Negara, hokum pidana, maupun hokum perdata.
Keterkaitan hokum saling terhubung dan memiliki karakteristik dan fungsinya masing
masing tetapi tujuannya satu yaitu hokum yang adil sesuai dengan sila ke lima, yaitu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

24
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga makalah ini menjadi
salah satu bahan untuk menambah pengetahuan kita mengenai Sejarah, penerapan
hokum serta hubungan hokum admnistrasi Negara dengan hokum lainnya.
Penyusun menyadari, bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna penyusunan makalah berikutnya bisa lebih baik
lagi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Jum. (2012). Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Artayasa, I. N. (2019). Kedudukan Hukum Administrasi Negara Dalam Ilmu Hukum.
Cakrawati. Jakarta: Cipta Mulya
Dr. I Nyoman Gede Remaja,SH.,MH. 2017. Hukum Administrasi Negara. [Online],
Available from: https://fkip.unipas.ac.id/wp-
content/uploads/2018/09/20180805052633_buku-hukum-administrasi-negara-i-
nyoman-gede-remaha-2017.pdf
Farhansyah. 2018. Istilah Pengertian Dan Deskripsi Hukum Administrasi Negara. [Online],
Available from:
https://osf.io/8na3u/download#:~:text=Hukum%20publik%20adalah%20hukum%20
yang,Hukum%20Administrasi%20Negara(HAN)
Ismah, F. (2015, Mei 5). IMPLEMENTASI FUNGSI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
DALAM MENCIPTAKAN GOOD GOVERNMENT DI INDONESIA. Retrieved from
fitriismah.blogspot.com: http://fitriismah.blogspot.com/2015/05/implementasi-
fungsi-hukum-administrasi.html
Muchsan, SH, 1982, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta: Prestasi
Press
Muchsan, SH, 1990, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Bandung: Cahaya Press
Phillipus M. Hadjon dkk, 1993, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Prajudi Atmosudirdjo, Prof. Dr. Mr., 1983, Hukum Administrasi Negara, Jakarta:Ghalia
Indonesia
Razy, F. (2020). Buku Ajar Hukum Administrasi Negara. Yogayakarta: CV Pena Persada.
Ridwan H R. 2011. Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, [Online],
Available from: http://repository.unissula.ac.id/9856/2/BAB%20I_1.pdf
Saiful Anwar dan Marzuki Lubis. 2004. Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara. Medan:
Gelora Madani Press
Tesa Febriyanti. 2019. Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan Hukum Perdata.
[Online], Available from:
https://www.researchgate.net/publication/336700448_Hubungan_Hukum_Administr
asi_Negara_Dalam_Hukum_Perdata

26
Thoha, Miftah. 2005. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta: Raja
grafindo Persada.
Tjokromidjojo, Bintarto.1965. Perkembangan Ilmu Administrasi Negara. Jakarta:
Departemen Urusan Research Nasional R.I.

27

Anda mungkin juga menyukai