Anda di halaman 1dari 19

NEGARA HUKUM

Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh: Kelompok 6

Kelas B regular 2018

Hotmadian D Haloho 3183121027


Kevin Winner Sitorus 3183321010
Putri Elsani Manao 3183321013
Ervina F Harahap 3181121023

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia dan rahmat nya sehingga kami dapat menyusun Makalah Tugas Rutin
ini dengan sebaik-baiknya. Makalah Tugas Rutin ini disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Tugas penyusunan
Makalah Tugas Rutin ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam mengenai Negara Hukum.

Kami menyadari bahwa tugas Makalah Tugas Rutin ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi isi maupun sistematika penulisan dan penyusunan laporan
ini, apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon
maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas. Oleh
karena itu, kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Atas perhatian nya kami mengucapkan
terima kasih.

Medan, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................I

DAFTAR ISI ............................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .........Error! Bookmark not defined.

A. LATAR BELAKANG .......Error! Bookmark not defined.

B. RUMUSAN MASALAH ...Error! Bookmark not defined.

C. TUJUAN ............................Error! Bookmark not defined.

BAB II PEMBAHASAN ............................................................. 3

BAB III PENUTUP ................................................................... 15

3.1 KESIMPULAN .............................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara hukum adalah negara berdasarkan atas hukum dan keadilan bagi
warganya. Maksudnya adalah segala kewenangan dan tindakan alat–alat perlengkapan
negara atau dengan kata lain diatur oleh hukum. Hal demikian akan mencerminkan
keadilan bagi pergaulan hidup warganya.
Negara hukum pada dasarnya merupakan negara demokrasi. Istilah negara
hukum baru dikenal pada abad ke 19, tetapi konsep negara hukum telah lama ada dan
berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Pemerintah berdasarkan hukum adalah
suatu prinsip menyatakan bahwa hukum adalah otoritas tertinggi dan bahwa semua
warga negara tunduk kepada hukum dan berhak atas perlindungannya.
Secara sederhana supremasi hukum bisa dikatakan bahwa kekuasaan pihak yang
kuat di ganti dengan kekuasaan berdasarkan keadilan dan rasional. Negara hukum dan
HAM tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Gagasan hukum yang dapat di ajukan
mengenai hal ini, dapat dilihat dari ciri negara hukum itu sendiri, bahwa salah satu
diantaranya adalah perlindungan terhadap hak asasi manusia. Dalam negara hukum hak
asasi manusia terlindungi, jika dalam suatu negara hak asasi manusia tidak dilindungi
maka negara tersebut bukanlah negara hukum.
Indonesia adalah negara hukum, artinya negara di mana semua penyelenggara
pemerintahan dan kenegaraan serta kemasyarakatannya didasarkan pada hukum, bukan
berdasarkan otoritas semata. Menurut Arumanadi (1990: 1-2) bahwa negara hukum
Indonesia lahir bukan sebagai perwujudan tuntutan kebebasan melawan absolitisme,
tetapi lebih didorong oleh keinginan yang baik untuk mewujudkan ambisi nasional
bersama.

1
Latar belakang sosiokultural memengaruhi konsep negara hukum yang ada
dalam suatu masyarakat atau negara, karena hukum merupakan lemabaga
kemasyarakatan yang merupakan seperangkat aturan dari semua tingkatan yang
berputar di sekitar kebutuhan mendasar dalam kehidupan masyarakat. Hal ini karena
undang-undang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar semua warga masyarakat
dan lembaga penegak hukum jelas berfungsi sebagai pedoman untuk bertingkah laku,
sebagai alat untuk menjaga ketertiban sosial dan sebagai sistem kontrol sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan negara hukum?
2. Bagaimana konsep-konsep dari negara hukum?
3. Apa makna Indonesia sebagai negara hukum?
4. Apa saja implementasi hukum di Indonesia sebagai negara hukum?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu negara hukum.


2. Untuk mengetahui konsep-konsep dari negara hukum.
3. Untuk mengetahui makna Indonesia sebagai negara hukum.
4. Untuk mengetahui pengimplementasian hukum di Indonesia sebagai negara
hukum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara Hukum

Thomas Hobbes dalam buku leviathan pernah berkata "Homo homini lupus",
artinya manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Manusia memiliki keinginan
dan gairah yang berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Nafsu yang
dimiliki manusia itu ada yang baik, dan ada juga nafsu yang buruk. Ini adalah salah
satu argumen mengapa aturan hukum diperlukan. Kondisi kedua sepertinya tidak
mustahil ketika semua orang tidak membutuhkan supremasi hukum. Namun, Cicero
pernah berkata "Ubi societas ibi ius", yang berarti bahwa di mana ada masyarakat, di
sana ada hukum. Dengan kata lain, hingga hari ini hukum masih diperlukan dan
posisinya bahkan lebih penting (Nurwardani, 2016: 181).

Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam arti yang sama dengan
negara hukum. Di Amerika Serikat, istilah "Government under law ( Pemerintah
berdasarkan hukum)”. Di Jerman yang dikenal sebagai" der Rechsstaat (Negara
Konstitusional)" dan di Prancis digunakan istilah" le Principe de la Legalite (Prinsip
Legalitas)". Sedangkan paham Anglo Saxon menggunakan istilah “Rule of Law”, yang
ternyata istilah ini kemudian menjadi lebih populer di antara negara-negara di dunia.

Negara Hukum menurut F.R Bothlingk adalah "De taat waarin de wilsvrijheid
van gezagsdragers is beperkt door grenzen van recht" (sebuah negara, di mana
kebebasan kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh kehendak hukum). Lebih
lanjut disebutkan bahwa dalam rangka merealisasikan pembatasan pemegang
kekuasaan tersebut maka di wujudkan dengan cara, “Enerzijds in een binding van
rechter administatie aan de wet, anderjizds in een begrenzing van de bevoegdheden
van de weigever", (di satu sisi keterikatan hakim dan pemerintah terhadap undang-

3
undang, dandi sisi lainnya pembatasan kewenangan oleh pembuuat undang – undang)
(Ridwan HR, 2014: 9)

Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin
keadilan bagi semua warga negara. Dengan keadilan dalam masyarakat, kebahagiaan
dalam masyarakat akan tercapai. Untuk memberikan keadilan bagi setiap warga
negara, perlu diajarkan norma-norma moral agar mereka dapat menjadi warga negara
yang baik. Demikian pula, aturan hukum hanya ada ketika aturan mencerminkan
keadilan dalam kehidupan warga negara (Arumanadi dan Sunarto, 1990: 6).

Ketentuan pasal 1 ayat (3) berasal dari klarifikasi UUD NRI 1945 yang
diangkat ke dalam UUD NRI 1945. Negara hukum adalah negara yang menjunjung
tinggi supremasi hukum untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, dan tidak ada
kekuasaan yang tidak di pertanggungjawabkan. Masuknya rumusan ini ke dalam UUD
NRI 1945, adalah salah satu contoh implementasi dari perjanjian mendasar dalam
membuat perubahan pada UUD NRI 1945, yaitu kesepakatan untuk memasukkan
unsur-unsur normatif yang terkandung dalam penjelasan ke dalam pasal - pasal.
Masuknya ketentuan mengenai Indonesia adalah negara hukum (dalam definisi
lengkapnya adalah "negara yang berdasarkan atas hukum") menjadi pasal yang
dimaksudkan untuk memperkuat pemahaman bahwa Indonesia adalah negara hukum,
baik dalam pemeliharaan kebangsaan dan kehidupan nasional (Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, 2012: 67-68).

Mustafa Kamal (2003), dalam negara hukum, kekuasaan diatur oleh kedaulatan
hukum (supremasi hukum) dan dimaksudkan untuk menjaga ketertiban. Dasar yuridis
bagi negara Indonesia sebagai negara hukum diatur dalam pasal 1 ayat (3) UUD NRI
1945 (amandemen ketiga), "Indonesia adalah negara hukum". Konsep negara hukum
mengarah pada tujuan kehidupan yang demokratis, dan untuk perlindungan hak asasi
manusia, dan kesejahteraan yang berkeadilan.

Lebih jauh Djokosutomo menjelaskan bahwa negara menurut UUD NRI 1945
didasarkan pada supremasi hukum. Karena negara dianggap subjek hukum, jadi jika

4
dia bersalah dia bisa diadili di pengadilan karena kesalahannya. Hukum membentuk
dasar dari tindakan masing-masing negara. Ada empat alasan mengapa suatu negara
mengatur dan melakukan tugasnya berdasarkan hukum yaitu:

1. Demi kepastian hukum


2. Tuntutan perlakuan yang sama
3. Legitimasi demokrasi
4. Tuntutan akal sehat/ budi

Hukum negara berarti alat bagi negara untuk menggunakan kekuatannya hanya
berdasarkan hukum yang berlaku dan dengan cara yang ditentukan oleh hukum. Di
negara hukum, tujuan kasus ini harus dihukum sesuai dengan keputusan kebenaran.
Tujuannya adalah untuk memastikan kebenaran, sehingga semua pihak berhak atas
pembelaan atau bantuan hukum.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa negara hukum adalah negara
berdasarkan hukum, kekuasaan negara didasarkan pada hukum, bukan kedaulatan dan
pemerintahan negara didasarkan pada konstitusi yang dipahami secara konstitusional,
yang tanpanya sulit disebut sebagai negara hukum. Supremasi hukum harus mencakup
tiga gagasan dasar tentang keadilan, keadilan, kegunaan, dan kepastian. Karena itu di
negara hukum, hukum tidak boleh mengabaikan "rasa keadilan rakyat".

B. Konsep Negara Hukum

Pada abad ke 19 dan 20 muncul gagasan mengenai perlunya pembatasan


Perumusan yurudis/ hukum. Ahli hokum eropa barat continental seperti Immanuel kant
dan friedrich Julius stahl memkai istilah “rule of law”menurut stahl memkai istilah
“rechstaal”, sedangkan para ahli hokum anglo saxon seperti A.V Dicey memkai istilah
“rule of law”.menurut stahl ada empat unsure-unsure rechtstaat dalam arti klasik, yaitu:

1. Hak-hak manusia.
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan-kekuasaan untuk menjamin hak-hak
itu(trias politica).

5
3. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan.
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan.

Konsep Negara hukum yang berkembang pada abad 19 cenderung mengarah


pada konsep Negara hukum formal, yaitu pengertian Negara hukum dalam arti
sempit.dalam konsep ini Negara hukum diposisikan kedalam ruang gerak dan peran
yang kecil atau sempit. Pemerintah dan unsur-unsur lembaganya dalam menjalanakan
tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlau peran pemerintah angat kecil
dan pasif.

Dalam decade abad 20 konsep Negara hukum mengarah pada pengembangan


Negara hukum dalam arti material.arah tujuan mmeperluas peran pemerintah terkait
dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman. Konsep Negara hokum material
yang dikmebangakan di abad ini sedikitnya mengalami sejumlah ciri yang melekat
pada Negara hokum atau rechsstaat, yaitu sebagai berikut:

1. HAM terjamin oleh undang-undang


2. Supremasi hokum
3. Kesamaan kedudukan di depan hokum
4. Peradilan administasi dalam perselisihan
5. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi
6. Pemilihan umum yang bebas
7. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak

Unsure-unsur “rule of law”dalam arti yang klasik, sebagaimana yang


dikemukakan A.V.Dicey daklam introduction to the lawa of the constitution
mencangkup tiga hal, yaitu:

1. Supremasi aturan-aturaan hokum(supremacy of the law) tidak adanya


kekuasaan sewenang-wenang,dalam artri seorang boleh dihukum apabila
melanggar hukum.

6
2. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum, ketentuan ini berlaku untuk
orang biasa, maupun pejabat.
3. Terjadinya hak-hak manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan
pengadilan

Melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu diselenggarakan bebrapa lembaga sbb:

1. Pemerintahan yang bertanggung jawab.


2. Suatu perwakilan rakyat yang mewakili golongan-golongan dan kepentingan-
kepentingan dalam masyarakat yang dipilih dengan pemilihan umum yang
bebas dan rahasia dan atas dasar sekurang-kurangnya dua calon untuk setiap
kursi.
3. Suatu organisasi politik yang mencangkup satu atau lebih partai politik.
4. Pers dan media massa bebas untuk menyatakan pendapat.
5. Sistem peradilan yang bebas untulk menjain hak-hak asasi dan
mempertahankan keadilan.

C. Konsep Negara Hokum(Eropa Kontinental)

Tukiran Taniredja et al menjelaskan mengenai konsep Negara hukum aliran


eropa continental dan anglo saxon, sebagai berikut:

Negara Hukum Eropa Continental

1. Menurut Immanuel Kant

7
2. Menurut F.J Stahl

Konsep negara hukum dalam arti formal. Stahl berpendapat, bahwa negara
hukum haruslah memnuhi empat unsur penting yaitu:

1. Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia


2. Pemisahan kekuasaan
3. Setiap tindakan pemerintahan harus di dasarkan pada peraturan-peraturan
perundang-undangan
4. Adanya peradilan administrasi yang berdiri sendiri

3. Menurut Paul Scholten

8
9
D. Konsep Negara Hukum

Konsep negara ini dikenal dengan “the rule of the law” yang menurut A. V
Dicey konsep negara hokum haruslah mengandung tiga unsur, yaitu:

1. Supremacy Of Law, bahwa dalam suatu negara hokum, hokum mempunyai


kedudukan ang tertinggi, agar pelaksanaan kekuasaan (pemerintah) tidak
menimpang dari undang – undang. Kekuasaan akan tunduk pada hokum, bukan
sebaliknya.
2. Equality Before The Law, bahwa dalam negara hukum, kedudukan warga
negara, termasuk pejabat pemrintah, adalah sama, dan tidak ada bedanya
dimuka hukum. Apabila tidak ada persamaan dimuka hukum, maka
dimungkinkan orang yang mempunyai kekuasaan, akan kebal hukum, dan
lazimnya akan menindas yang lemah.
3. Human Rights, yang terutama ada tiga, yaitu a) The Right To Personal
Freedom, (merupakan hak kemerdekaan pribadi), berupaya hak – hak untuk
melakukan yang dianggap baik bagi dirinya tanpa merugikan orang lain
ataupun menimbulkan gangguan terhadap masyarakat sekelinglingnya.b) The
Right to Freedom Of Discussion (hak kemerdekaan berdiskusi), yaitu hak untuk
melahirkan pendapat dan kritik, dengan ketentuan harus pual bersedia
mendengar serta memperhatikan pendapat dan kritik orang lain. c) The Right
To Public Meeting (Hak Kemerdekaan berapat), hak ini harus dibatasi jangan
sampai menyebabkan atau menyebarkan kekacauan sehingga perdamaian
menjadi rusak.

E. Konsep Negara Hukum (Perumusan Para Jurist/ Hakim Asia Tenggara


dan Pasifik)

Rumusan konsep negara hukum menurut perumusan para Jurist Asia Tenggara
dan Pasifik (15 – 19 Februari 1965), sebagaimana tercantum dalam buku “The
Dynamics Aspects Of The Rule Of Law In The Modern Age”, bahwa syarat rule of law

10
adalah: 1) perlindungan konstitusi dalam arti bahwa konstitusi selain menjamin hak –
hak individu harus menentukan pula cara prosedual untuk memperoleh perlindungan
atas hak – hak yang dijamin; 2) badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak; 3)
kebebasan untuk menyatakan pendapat; 4) pemilihan umum yang bebas; 5) kebebasan
untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi; dan 6) Pendidikan civic (Busroh dan
Busroh, 1985: 15-116 ).

Dalam sebuah simposium negara hukum di Jakarta pada tahun 1966 antara lain
diputuskan bahwa sifat negara hukum adalah alat perlengkapannya hanya dapat
bertindak menurut dan terikat kepada aturan – aturan yang telah ditentukan lebih
dahulu oleh alat – alat perlengkapan yang dikuasakan untuk mengadakan aturan itu,
atau singkatnya disebut prinsip “rule of law”. Sedangkan ciri – ciri khas negara hukum
adalah; a) pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan; b)
peradilan yang bebas dan tiak memihak serta tidak dipengaruhi oleh suatu kekuasaan
apapun; dan c) legalitas dalam segala bentuknya (Kusnardi dan Ibrahim dalam Tukiran
Taniredja et al, 2017:142).

F. Makna Indonesia Negara Hukum

Negara hukum adalah Negara yang menegakkan supremasi hukum untuk


menegakkan kebenaran dan keadilan, dan tidak ada kekuasaan yang tidak
dipertanggungjawabkan. Bukti yuridis atas keberadaan Negara hukum Indonesia
dalam arti material tersebut harus dimaknaibahwa Negara Indonesia adalah Negara
huku, yang dinamis, atau Negara kesehjateraan, yang membawa implikasi bagi para
penyelenggara Negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secaraluas dan
komprehensif dilandasi ide- ide kreatif dan inovatif.

Makna Negara Indonesia Negara hukum dinamis, esensialnya adalah hukum


nasional Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progesif. Akomodatif artinya
mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis. Makana hukum
seperti ini menggambarkan fungsinya sebagai pengayom, pelindung masyarakat.

11
Adaptif artinya mampu menyesuaikan dinamika perkembangan jaman, sehingga tidak
pernah using. Progresif, artinya selalu berorientasi kemajuan, persfektif massa depan.
Makna hukum seperti ini menggambarkan kemampuan hukum nasional untuk tampil
dalam praktiknya mencairkan kebekuan–kebekuan dogmatika. Hukum dapat
menciptakan kebenaran yang berkeadilan bagi setiap anggota masyarakat
(Dikjentdikti, 2012 : 113).

G. Implementasi Hukum di Indonesia Sebagai Negara Hukum

Gustav Radbruch, seoarang ahli filasafat jerman ( sudikno Mertokusumo 1986:


130), mwnyatakan bahwa untuk menegakkan hukum ada tiga unsur yang harus di
perhatikan yaitu : 1. Gerechtigheit, atau unsur keadilan, 2. Zeckmaessigkeit atau unsur
kemanfaatan, 3. Sicherheit, atau unsur kepastian.

1. Keadilan
Keadilan merupakan unsur yang diperhatikan dalam mengakkkan
hukum. Artinya bahwa dalam pelaksaanaan hukum para aparat penegak hukum
harus bersifat adil. Pelaksanaan hukum yang tidak adil akan mengakibatkan
keresahaan masyarakat, sehingga wibawa hukum dan aparat nya akan luntur di
mata masyarakat.
2. Kemanfaatan
Selain unsur keadilan , para aparatur penegak hukum dalam
menjalankan tugasnya harus mempertimbangkan agar proses penegakkan
hukum dan pegambilan keputusan memiliki manfaaat bagi masyarakat. Hukum
harus bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu pelaksanaan hukum harus
bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3. Kepastian Hukum
Unsur kepastaian hukum ini berarti penegakkkan hukum pada hakikatnya
adalah perlindungan hukum terhadap tindakan sewenang- wenang. Adanya
kepastian hukum memungkinkan seseorang dapat memperoleh sesuatu yang di

12
harapkan. Peraturan hukum mengatur manusia dengan manusia yang satunya,
disamping mengatur manusia dengan warga Negara nya dengan negaranya,
serta mengatur organ- organ Negara dalam menjalakn pemerintahan Negara.
Ada dua pembagian besar hukum :
 Hukum private
Hukum yangmengatur hubungan antar manusia yang menyangkut
kepentinga pribadi ( misalnya jual – beli, sewa- menyewa, pembagian
warisan)
 Hukum public
Hukum yang mengatur hubungan antar Negara dengan organ Negara
atau hunbungan Negara denga perseorangan yang menyangkut
kepentingan umum. Misalnya masalah perampokkan. Pencurian,
pembunuhan, penganiayaaan, dan tindakkkan criminal lainnya.
Dalam rangka penegakkan hukum, aparatur penegak hukum harus
menunaikan tugas sesuai denagn sumber yang ada didalam hukum. Sumber
hukum digolongkan menjadi dua yaitu :
 Hukum Material
Hukum yang memuat peraturan – peraturan yang mengatur
kepentingan – kepentingan dan hubungan – hubungan yang berupa
perintah – perintah dan larangan- larangan. Contohnya: hukum pidana
terdapat dalam kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP).
 Hukum Formal atau disebut juga Hukum Acara
Peraturan hukum yang mengatur tentang cara bagaimana
mempertahakan dan menjalankan peraturan hukum material.
Contohnya: hukum acara pidana diatur dalam Kitab Undang – Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Dalam upaya mewujudkan system hukum Nasioal yang bersumber pada


pancasila dan UUD 1945, bukan hanya diperlukan pembaharuan materi hukum,

13
akan tetapi lebih penting pembinaan peraturan hukumnya sebagai pelaksana
dan penegak hukum. Untuk menjalankan hukum sebagai mana mestinya, maka
di bentuk beberapa lembaga penegak hukum, yaitu: 1. Kepolisian, yang
berfungsi utama sebagi lembaga penyidik, 2. Kejaksaan yang fungsinya sebagai
lembaga penuntut, 3. Kehakiman yang fungsinya sebagai lembaga pemutus.

BAB III
PENUTUP

14
A. Kesimpulan

Negara hukum atau Rechstaat adalah negara yang di dalamnya terdapat berbagai
aspek peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan mempunyai sanksi tegas. Dalam
negara hukum, hukum berperan untuk menyelesaikan perselisihan atau permasalahan,
sebagai aturan untuk mencapai tujuan bersama dalam kesepakatan politik kenegaraan.

Dalam negara hukum, hukum yang dimaksud adalah hukum yang di dasarkan
keadilan bagi rakyat. Hukum memiliki kedudukan yang tinggi, kekuasaan harus tunduk
terhadap hukum. Indonesia adalah termasuk negara hukum seperti yang tersirat dalam
pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara
Hukum”. Begitupun yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang
secara eksplisit di jelaskan bahwa “…maka di susunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Negara Indonesia…” Hal ini mengandung
arti bahwa suatu keharusan Negara Indonesia yang didirikan itu berdasarkan atas
Undang-Undang Dasar Negara.

Daftar Pustaka
Ganadamana, Apiek. 2019 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
Medan : CV. HARAPAN CERDAS

15
https://www.kompasiana.com/5c0df4e3ab12ae7109081b55/makalah-negara-hukum-
dan-ham?page=all

16

Anda mungkin juga menyukai