Disusun oleh :
Glenn Brillian P.H.F H1B014008
Fanny Fazriany K1B016004
Nadhilah Idzni Majdina K1B016006
Fifit Rismayanti K1B016013
Irjun Nanda K1B016040
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah “Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia” ini dengan tepat waktu. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan bacaan yang bermanfaat dan
dapat menambah wawasan kebangsaan bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Fatoni Achmad, M.Pd.I, selaku dosen pengampu mata kuliah
Pancasila kami.
2. Kedua orang tua yang selalu mendoakan kami di setiap aktivitas kami.
3. Teman-teman Matematika Unsoed 2016 yang selalu menjadi rekan kami dan
mewarnai setiap hari-hari kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari yang sempurna , oleh karna
itu kritik dan saran dari pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini dibuat, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin .
Penulis
DAFTAR ISI
1.2. Tujuan
1) Meningkatkan pengetahuan mengenai Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia.
2) Memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Kewarganegaraan.
1.3. Rumusan Masalah
1) Bagaimana definisi dan ciri-ciri negara hukum?
2) Bagaimana definisi dan sejarah Hak Asasi Manusia?
3) Bagaimana kedudukan HAM dalam Hukum Indonesia?
4) Bagaimana kedudukan HAM dalam Hukum Internasional?
5) Apasajakah hambatan dan upaya penegakan HAM?
BAB II
PEMBAHASAN
Pasal 28 D
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan
hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja “)
3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama
dalam pemerintahan.
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. **
Pasal 28 E
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran. memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggakannya, serta berhak kembali.**)
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. **)
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.**)
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.**)
Pasal 28 G
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya,
serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dan ancaman kelakutan
untuk berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. **)
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan alau perlakuan yang
rnerendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suara
politik dari negara lain. **)
Pasal 28 H
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal
dan mendapalkan lingkungan hid up yang baik dan sehal serfa berhak
memperoleh pefayanan kesehatan **)
2) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.**)
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat.
**)
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun.**)
Pasal 28 I
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi di hadapan hukum dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. **)
2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif
atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat diskriminatif **)
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.**)
4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, Terutama pemerintah.**)
5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan
prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan. **)
Pasal 28 J
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.**)
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan partimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. **)
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Instrumen ini ditetapkan pada tanggal 13 November 1998. Dalam
ketetapan MPR tersebut disebutkan antara lain :
1) Menugaskan kepada lembaga-lembaga tinggi negara dan seluruh aparatur
pemerintah untuk menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan
pemahaman mengenai hak asasi manusia kepada seluruh masyarakat.
2) Menugaskan kepada Presiden dan DPR untuk meratifikasi (mengesahkan)
berbagai instrumen hak asasi manusia internasional selama tidak bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945.
3) Membina kesadaran dan tanggung jawab masyarakat sebagai warga negara
untuk menghormati, menegakkan hak dan menyebarluaskan hak asasi
manusia melalui gerakan kemasyarakatan.
4) Melaksanakan penyuluhan, pengkajian, pemantauan dan penelitian serta
menyediakan media tentang hak asasi manusia yang ditetapkan dengan
undang-undang
5) Menyusun naskah hak asasi manusia dengan sistematis dengan susunan:
Pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap hak asasi manusia
dan,
Piagam hak asasi manusia
6) Isi beserta uraian naskah hak asasi manusia sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari ketetapan ini.
7) Ketetapan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, yaitu langgal 13
November 1998.
3. Pengadilan HAM
Pengadilan hak assi manusia diatur dalam undang undang no 26 tahun 2000.
a. Dasar pembentukan pengadilan HAM
Pengadilan ham adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran hak
asasi manusia yang berat. Pengadilan ham dibentuk di lingkungan peradilan
umum. Dasar pembentukannya adalah undang undang no 26 tahun 2000 yang
ditetapkan pada tanggal 23 nopember tahun 2000. Pelanggaran hak asasi
manusia yang berat adalah ;
Kejahatan genosida
Yang dimaksud kejahatan genosida adalah perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan dan memusnakan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis ,kelompok agama denga
cara;
1) Membunuh anggota kelompok
2) Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap
angota anggota kelompok
3) Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan sec ara fisik baik seluruhnya maupun sebagian
4) Memaksakan tindakan tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran
didalam kelompok, atau
5) Memindahkan secara paksa anak anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain
Kejahatan kemanusiaan
Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditunjukkan secara langsung
terhadap penduduk sipil ,berupa;
1) Pembunuhan
2) Pemusnahan
3) Perbudakan
4) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
5) Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang wenang yang melanggar/ asas asas ketentuan pokok hokum
internasional
6) Penyiksaan
7) Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk bentuk
kekerasan seksual lain yang setara
8) Penganiyaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang
didasari persamaan politik, ras kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis
kelamin, atau alas an lain yang telah diakui secara universal sebagai hal
yang dilarang menurut hokum internasional
4. Lembaga Bantuan Hokum
Lembaga bantuan hokum adalah organisasi independen yang memberi
bantuan dan pelayanan hokum kepada masyarakat . lembaga ini biasanya dikelola
secara mandiri oleh para aktivis yang mempunyai kepedulian tinggi untuk
memajukan penegakkan keadilan. Mereka membantu para korban kejahatan HAM
atau pihak pihak pihak lain yang tertindas oleh ketidak adilan.
Peran lembaga hokum
1) Sebagai relawan yang membantu kepada pihak pihak yang membutuhkan
bantuan dibidang hokum
2) Sebagai pembela dalam menegakkan keadilan dan kebenaran
3) Sebagai pembela dan melindungi hak hak asasi manusia
4) Sebagai penyuluh dan penyebar informasi dibidang hokum dan hak asasi
manusia LBH di dalam menjalankan tugasnya bersifat pengabdian dan
profesional
Bersifat pengabdian karena perbuatannya adalah sematamata
mengabdikan dan untuk kepentingan hokum dan HAM
Bersifat profesonal karena tindakan dan perbuatannya sesuai dengan
bidang keahliannya, yakni mengerjakan pekerjaannya yang di landasi
oleh pengetahuan atau pendidikan dibidang hokum dan HAM
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas adalah sebagai
berikut:
1) Negara hukum adalah negara yang berdasarkan pada kedaulatan hukum, segala
tindakan penguasa selalu dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan segala
tindakan negara dibatasi hukum.
2) Negara hukum memiliki 3 ciri-ciri, yaitu: Supremacy of Law, Equality before the
law, dan Due Process of Law.
3) Hak asasi manusia adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia
dan bersifat universal, serta tidak memandanng apakah orang tersebut kaya atau
miskin, atau laki-laki maupun perempuan. HAM juga berarti hak-hak yang dimiliki
manusia semata-mata karena manusia.
4) HAM diatur pada UU HAM No 39 tahun 1999.
5) Negara Hukum dan HAM tidak bisa dipisahkan. Indonesia sebagai Negara Hukum
telah menetapkan pengertian HAM yang sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
Undang-undang nomor 39/1999.
6) Bentuk-bentuk pelanggaran HAM berat, antara lain dapat kita temukan pula di
dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, yaitu
meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan Buyung Nasution (2003). “Implementasi Perlindungan Hak Asasi Manusia Dan
Supremasi Hukum”. Makalah disampaikan pada: Seminar Pembangunan
Hukum Nasional VIII Tema Penegakan Hukum Dalam Era Pembangunan
Berkelanjutan, diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional
Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia RI Denpasar, 14-18 Juli
2003. Lihat http://www.docstoc.com/docs/17584105/Implementasi-
Perlindungan-Hak-AsasiManusia
Arthur J. Dyck (1994) Rethinking Rights and Responsibilities, The Moral Bonds of
Community. The Pilgrim Press, Cleveland, Ohio, hlm. 4-5. Sebagaimana
dikutip Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) “Hak Asasi
Manusia Tanpa Dukungan Politik, Catatan HAM Awal Tahun 2008 Lembaga
Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)”. Dalam http://www.docstoc.com/
docs/ 36648848/Hak-Asasi-Manusia-Tanpa-Dukungan-Politik.
Darji Darmodiharjo dan Shidarta (1995) Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Apa dan
Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Eddie Riyadi (2006) “Hak Asasi Manusia: Sebuah Telusuran Genealogis dan
Paradigmatik” Makalah dipresentasikan pada Training Hak Sipol dan Politik
Berperspektif Jender dengan materi “Hak Asasi Manusia: Sejarah, Prinsip dan
Isinya”, yang diselenggarakan oleh Lembaga Damar, Lampung, 18 September
2006.
Firdaus (2005) “Implikasi Pengaturan HAM dalam UUD terhadap Ius Constitutum”.
Dalam Muladi (Edt) Hak Asasi Manusia, Hakekat, Konsep dan Implikasinya
dalam Perspektif Hukum dan masyarakat. Refika Aditama, Bandung.
I Gede Arya B. Wiranata (2005) “Hak Asasi (Anak) dalam Realitas: Quo Vadis?”.
Dalam Muladi (Edt) Hak Asasi Manusia, Hakekat, Konsep dan Implikasinya
dalam Perspektif Hukum dan masyarakat. Refika Aditama, Bandung.
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) “Hak Asasi Manusia Tanpa
Dukungan Politik, Catatan HAM Awal Tahun 2008 Lembaga Studi dan
Advokasi Masyarakat (ELSAM)”. http://www.docstoc.com/ docs/
36648848/Hak-Asasi-Manusia-Tanpa-Dukungan-Politik.
Moh. Mahfud MD (1998) Politik Hukum Indonesia. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.
Muh. Budairi Idjehar (2003) HAM versus Kapitalisme. Insist Press, Yogyakarta.
http://pamuncar.blogspot.co.id/2012/08/hak-asasi-manusia-dalam-pancasila.html
http://zuhdiachmad.blogspot.co.id/2010/05/ham-dalam-undang-undang-1945.html
http://anisibrahim18.blogspot.co.id/2010/07/telaah-yuridis-perkembangan-hukum.html