Hukum Perdata
1
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARIAH
1445H/2023
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Manusia dan subyek Hukum”.
Makalah “Manusia dan subyeka Hukum” disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Hukum Perdata. Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang “Manusia dan subyek Hukum”
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Olivia Rizka Vinanda,
S.H., M.H selaku dosen mata kuliah Hukum Perdata. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis . Penulis mohon maaf
apabila ada hal yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini .
i
Penulis
DAFTAR ISI
C. Peristiwa Hukum............................................................................. 6
A. Kesimpulan .................................................................................................... 12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Negara kita adalah Negara berdasarkan hukum, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita
diatur oleh hukum. Hukum adalah peraturan yang mengikat dan mengatur setiap tindakan
manusia atau masyarakat, sehubungan dengan hal tersebut maka manusia merupakan subjek
hukum yang harus selalu mematuhi hukum yang berlaku. Oleh karena itu tujuan dari
penulisan makalah ini atau yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini adalah agar kita
dapat mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam subjek hukum dan untuk mengetahui
sejauh mana hubungan hukum antara peristiwa dan perbuatan hukum agar tidak adalagi
masyarakat yang tidak cakap terhadap hukum dan tidak mengetahui haknya dan
kewajibannya dalam hukum.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Siapakah Subjek Hukum dan jenis-jenis subyek hukum?
2. Apakah Peristiwa Hukum itu ?
3. Apakah Hubungan Hukum?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Subjek Hukum
1
Subjek Hukum adalah pendukung hak dan kewajiban yang disebut orang. Orang menurut
konsep hukum terdiri atas manusia dan badan hukum. Manusia adalah subjek hukum menurut
konsep biologis, sebagai gejala alam, sebagai makhluk budaya ciptaan Tuhan yang dilengkapi
dengan akal, perasaan, dan kehendak. Badan hukum adalah subjek hukum menurut konsep yuridis,
sebagai gejala hidup bermasyarakat, sebagai badan ciptaan manusia berdasar pada hukum,
memiliki hak dan kewajiban seperti manusia.
Secara prinsipil, badan hukum berbeda dengan mansuia. Perbedaaan tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut:
a. Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan, mempunyai akal, perasaan, dan
kehendak. Badan hukum adalah badan ciptaan manusia berdasar pada undang-
undang, diwakili oleh pengurusnya.
b. Manusia memiliki kelamin, dapat kawin, dapat beranak, badan hukum tidak
memiliki kelamin, tidak dapat kawin, tidak dapat beranak.
c. Manusia dapat menjadi ahli waris, sedangkan badan hukum tidak dapat.
Pengakuan terhadap manusia sebagai subjek hukum sejak masih di dalam kandungan ibunya
dengan ketentuan dilahirkan hidup (pasal 2 KUHPdt). Ketentuan ini mempunyai arti penting
(relevan) apabila kepentingan anak itu menghendakinya, misalnya, dalam hal memperoleh warisan
atau hibah. Kedudukan sebagai subjek hukum diakui undang-undang. Pengakuan tersebut
menyatakan bahwa tidak ada satu hukuman pun yang dapat mengakibatkan kehilangan hak perdata
1
Hukum Perdata Indonesia Abdulkadir Muhammad, 402 halmn, 23
2
manusia sebagai subjek hukum (Pasal 3 KUHPdt). Ini berarti betapa pun kesalahan seseorang
sehingga dia dijatuhi hukuman oleh pengadilan, hukuman tersebut tidak boleh menghilangkan
kedudukan hukum seseorang subjek hukum.
Republik Indonesia sebagai negara hukum mengakui manusia sebagai subjek hukum mengakui
manusia sebagai subjek hukum pendukung hak dan kewajiban. Semua warga negara memiliki
kedudukan sama dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjujung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat (1) UUD 1945). Di negara lain, seperti yang pernah
dialami oleh negara Afrika Selatan yang diperintah oleh rezim kulit putih, penguasanya menganut
rasa diskriminasi, tidak semua manusia diakui sebagai subjek hukum. Manusia kulit hitam tidak
diakui sebagai subjek hukum pendukung hak, tetapi hanya sebagai pendukung kewajiban belaka.
Beberapa pendapat para ahli tentang subyek hukum adalah sebagai berikut
a. Menurut Prof. chainur Arrasjid,S.H (2008:120), Subyek hukum adalah segala sesuatu
yang menurut hukum dapat menjadi pendukung (dapat memiliki) hak dan kewajiban.
b. Dr.Soedjono Dirdjosisworo,S.H. (2007:128), mengemukakan Subyek hukum
atau subjeck van een recbt yaitu “orang” yang mempunyai hak manusia pribadi atau
badan hukum yang berhak atau yang melakukan perbuatan hukum
Berdasarkan uraian di atas dapat dimpulkan, bahwa subjek hukum adalah sesuatu yang
menurut hukum yang memiliki hak dan kewajiban yang memiliki kewenangan untuk
bertindak dan melakukan perbuatan hukum.
Manusia (naturlife persoon) menurut hukum adalah setiap orang yang mempunyai kedudukan
yang sama selaku pendukung hak dan kewajiban. Pada dasarnya orang sebagai subjek hukum di
mulai sejak ia lahir dan berakhir setelah meninggal dunia.Namun, ada pengecualian menurut pasal
1 ayat (2) KUHPerdata yang berbunyi ”anak yang ada dalam kandungan ibunya,di anggap telah
lahir.setiap kali kepentingan sianak menghendakinya.” bahwa bayi yang masih dalam kandungan
ibunya di anggap telah lahir dan menjadi subjek hukum. Apabila bayi tersebut lahir dalam keadaan
meninggal dunia menurut hukum ia tidak pernah ada sehingga ia tidak di anggap subyek hukum.
Ketentuan tersebut juga menegaskan bahwa hak dan kewajiban anak baru lahir di anggap ada jika
ia lahir hidup. Apabila ia lahir mati maka haknya dianggap tidak ada.Misalkan kepentingan anak
untuk menjadi ahli waris dari orang tuanya walaupun ia masih berada dalam kandungania di
anggap lahir dan oleh karena itu harus di perhitungkan hak-haknya sebagai ahli waris.Tetapi jika
ia lahir dalam keadaan mati maka haknya di anggap tidak pernah ada. Di samping ituberdasarkan
3
undang-undang seseorang tidak di anggap telah meninggal dunia jika hilang tidak diketahui
keberadaannya dan tidak ada kepastian apakah ia masih hidup dalam tenggang waktun setelah 5
tahun ia meninggalkan tempat kediamannya.
(pasal 467,468,dan 469 KUHPerdata) Ada beberapa golongan oleh hukum dinyatakan “tidak
cakap ”atau” kurang “cakap” untuk bertindak sendiri dalam melakukan perbuatan-perbuatan
hukum. Orang-orang yang demikian di sebut handelingsonbek waam atau di wakili atau dibantu
orang lain. Mereka-mereka yang oleh hukum telah dinyatakan tidak cakap untuk melakukan
sendiri perbuatan-perbuatan hukum adalah sebagai berikut:
3. Badan Hukum
- menurut Dr.Soedjono Dirdjosisworo,S.H. di dalam bukunya pengantar ilmu hukum
(2007:128) badan hukum adalah perkumpulan atau organisasi yang didirikan dan
dapat bertindak sebagai subyek hukum.
- menurut prof. chainur Arrasjid,S.H di dalam bukunya dasar-dasar ilmu hukum
(2008:124)2 Badan hukum adalah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa (yang
bukan manusia) yang dapat melakukan perbuatan hukum seperti manusia
prof.chainur Arrasjid,S.H di dalam bukunya dasar-dasar ilmu hukum(2008:124) Untuk
menjalankan hak dan kewajibannya, badan hukum bertindak dengan perantara pengurusnya,
walaupun pengurus dari bdan hukum itu selalu dapat berganti-ganti namun badan hukum sebagai
pendukung hak dan kewajiban tetap ada.Misalnya dapat melakukan persetujuan,memiliki harta
2
Arrasjid.Chainur.2008.Dasar-dasar Ilmu Hukum.Jakarta.Sinar Grafika.
Dirdjosisworo,Soedjono2007.Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta.Rajagrafindo Persada.
4
kekayaan yang sama sekali terlepas dari kekayaan para anggotanya(koperasi).hak dan kewajiban
badan hukum itu sama sekali terpisah dari hak dan kewajiban anggotanya.Badan hukum juga dapat
berperan sebagai penggugat dan dapat sebagai tergugat seperti halnya manusia.
menurut prof. chainur Arrasjid,S.H di dalam bukunya dasar-dasar ilmu hukum (2008:124) Di
dalam masyarakat dapat kita jumpai bermacam badan hukum yang secara garis besarnya dapat di
golongkan kedalam 2 bentuk,yaitu badan hukum publik dan badan hukum perdata
1. Badan Hukum Publik, yaitu Negara, Daerah swacantra, tingkat 1 dan 2, kota madya, kota praja,
dam desa
2. Badan hukum perdata (privat), yaitu perseroan terbatas dan PT Yayasan Lembaga dan koperasi
badan Hukum Indonesia (inlandsrecht person) seperti koperasi Indonesia, Perusahaan Negara,
wakaf dll. Perbedaan bdan hukum dengan manusia ialah, bahwa badan hukum tidak dapat
melakukan perkawinan dan tidak dapat di hukum penjara kecuali hukum denda.
B. OBJEK HUKUM
- Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132) yang di
maksud objek hukum adalah segala sesuatu yang berada dalam pengaturan hukum dan
dapat dimanfaatkan oleh subyek hukum(manusia dan badan hukum),berdasarkan hak dan
kewajiban objek hukum yang bersangkutan.
Contohnya : A meminjam buku kepada B. yang menjadi objek hukum dalam hubungan
antara A dan B ialah buku itu serta kekuasaan(Hak). A meminta kembali dari B.buku
menjadi objek hukum dari hak kepunyaan A.
Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132-133) Perlu di
tegaskan bahwa yang termasuk objek hukum adalah segala sesuatu yang dapat di manfaatkan oleh
subjek hukum secara yuridis(menurut/berdasarkan hukum). Hal itu di sebabkan oleh manfaatnya
yang harus di proleh dengan jalan hukum(obyek hukum) dan tanpa perlu berdasarkan hukum,yakni
5
segala sesuatu yang dapat di peroleh secara bebas dari alam (benda non ekonomi), seperti
angin,cahaya/matahari,air di daerah-daerah pegunungan yang pemanfaatannya tidak di atur
oleh hukum.Hal ini tidak termasuk obyek hukum karna benda-benda itu dapat di peroleh tanpa
memerlikan pengorbanan sehingga membebaskan subyek hukum dari kewajiban-kewajiban
hukum dan pemanfaatannya.
Menurut hukum perdata, benda adalah segala barang dan hak yang dapat di miliki
orang(pasal 499 KUHPerdata). Menurut pasl 503 KUHPerdata, beda dapat di bagi sebagai
berikut:
1. benda yang berwujud (Lichamelijhre zaken), yaitu segala sesuatu yang dapat di bagi raba
oleh panca indra, seperti : tanah, gedung, rumah, dll.
2. Benda yang tidak berwujud(onlichamelijke zaken), yaitu segala macam hak,
seperti:saham-saham atas kapal laut, hipotek, hak cipta, hak merek, dll.
Selanjutnya menuut pasal 504 KUHPerdata benda juga di bagi sebagai berikut:
1. benda tak bergerak (onreorende zaken)
a. Benda tidak bergerak karena sifatnya sendiri yang menggolongkan kedalam golongan
itu, misalnya: bangunan, tanam- tanaman, pohon-pohon, dll.
b. Benda tak bergerak karena tujuannya menggolongkannya ke dalam golongan itu,
misalnya: mesin penggiling padi yang di tempatkan di dalam gedung perusahaan
penggilingan beras, dll
c. Benda tidak bergerak karena undang-undang menggolongkannya ke dalam golongan
itu, misalnya: hak hipotek, hak bina usaha, dll
d. benda bergerak(rorende zaken)
2. benda bergerak karena sifatnya sendiri menggolongkannya ke dalam golongan itu. Misalnya:
mobil, meja, buku, dll. Benda bergerak karena undang-undang menggolongkannya ke dalam
golongan itu. Misalnya: hak piutang dan hak gadai.
6
- Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132-
133)Peristiwa hukum adalah suatu kejadian dalam masyarakat yang dapat menimbulkan
akibat hukum yang dapat menggerakkan peraturan-peraturan tertentu sehingga peraturan
yang tercantum di dalamnya dapat berlaku kongkrit.Misalnya suatu peraturan hukum yang
mengatur tentang warisan karna kematian,akan tetap merupakan rumusan kata-kata yang
abstrak sampai ada seseorang yang meninggal dunia dan menimbulkan masalah kewarisan
dalam hal ini dengan adanya kematian orang berarti telah terjadi suatu peristiwa hukum
karena kematian menimbulkan akibat yang di atur olehhukum dengan demikian peraturan
tentang kewarisan itu dapat di wujutkan dalam peristiwa tersebut(peristiwa kematian).
Perbuatan subjek hukum terbagi pula dalam dua macam, yaitu pebuatan hukum dan perbuatan lain
yang bukan perbuatan hukum.
1. Perbuatan hukum
Yang dikatakan sebagai perbuatan hukum adalah setiap perbuatan yang akibatnya di atur
oleh hukum dan akibat itu di kehendaki oleh yang melakukan perbuatan dengan demikian
dapatlah dikatakan bahwa unsur kehendak dari orang yang melakukan perbuatan itu menjadi
suatu unsur pokok dari perbuatan tersebut.jadi suatu perbuatan yang akibatnya tidak di
kehendaki oleh yang melakukannya bukanlah merupakan suatu perbuatan hukum
7
Perbuatan hukum terbagi pula dalam 2 macam,yaitu:
- perbuatan hukum dari segi satu (Eenzijdig)yaitu setiap perbuatan yang akibat hukumnya
di timbulkan oleh kehendak dari satu subjek hukum atau satu pihak yang melakukan
perbuatan itu,misalnya:perbuatan hukum yang di sebut dalam pasal 1875
KUHPerdata,yaitu perbuatan mengadakan surat wasiat.
- perbuatan hukum bersegi dua (tweezijdig) adalah setiap perbuatan yang akibat hukumnya
ditimbulkan oleh kehendak dari dua subjek hukum atau dari dua pihak atau lebih.misalnya:
suatu perjanjian (overeenkomst)
2. Perbuatan lain yang bukan perbuatan hukum ada dua macam yaitu
: zaakwaarnemming dan onrechtmatigedaad:
- Zaakwaarnemming,yaitu perbuatan memperhatikan kepentingan orana lain dengan tidak
diminta oleh orang ituuntuk memperhatikan kepentingannya.
- Onrechtmatigedaad, yaitu perbuatan yang bertentangan dengan hukum.
8
dipenuhi.Sedangkan lewat waktu ekstinsif yaitu seseorang dapat dibebaskan dari suatu
tanggung jawab (haftung) sehabis masa tertentu dan syarat- syarat yang telah ditentukan
dalam undang-undang di penuhi.
D. HUBUNGAN HUKUM
Pengertian hubungan hukum
Menurut R.Soeroso(pengantar ilmu hokum:269/2005),hubungan hukum ialah hubungan antara
dua atau lebih subyek hukum. 3
3
R.Suroso,2005,Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta,Sinar Grafika
9
yang di wajibkan oleh hak itu dan terlaksananya kewenangan atau hak dan kewajiban tersebut
dijamin oleh hukum.
10
dan sebaliknya si pembeli berkewajiban membayar harga pembelian (pasal 1513
KUHPerdata).
- Karena adanya perjanjian jual-beli maka timbul peristiwa hukum (jual-beli) ialah suatu
perbuatan hukum yang akibatnya di atur oleh hukum
11
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat menjadi pendukung(dapat
memiliki) hak dan kewajiban.Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek
hukum(manusia atau badan hukum) dan yang dapat menjadi pokok suatu perhubungan hukum
karna sesautu itu dapat di kuasai di subjek hukumPeristiwa hukum adalah suatu kejadian dalam
masyarakat yang dapat menimbulkan akibat hukum yang dapat menggerakkan peraturan-peraturan
tertentu sehingga peraturan yang tercantum di dalamnya dapat berlaku kongkrit,Hubungan hukum
terdiri atas ikatan-ikatan antara individu dengan individu dan individu masyarakat dan seterusnya
dan ikatan-ikatan itu tercemin pada hak dan kewajiban,Hubungan hukum yang bersegi satu. Dalam
hubungan hukum yang bersegi satu hanya satu pihak yang berwenan, baik memberikan
sesuatu,berbuat sesuatu atau memberikan sesuatu.
12
DAFTAR PUSTAKA
13