Anda di halaman 1dari 18

ORANG DAN SUBYEK HUKUM

Disusun dan diajukan guna tugas kelompok pada mata kuliah

Hukum Perdata

Dosen Pengampu : Olivia Rizka Vinanda, S.H., M.H

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Tri Ayu Sundari 2221020185

2. Trya Yunita 2221020188

3. Jesy carera w 2221020083

4. Titis Widia Astin 2221020185

5. Rahman Zaki 2221020143

1
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1445H/2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Manusia dan subyek Hukum”.

Makalah “Manusia dan subyeka Hukum” disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Hukum Perdata. Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang “Manusia dan subyek Hukum”

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Olivia Rizka Vinanda,
S.H., M.H selaku dosen mata kuliah Hukum Perdata. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis . Penulis mohon maaf
apabila ada hal yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini .

Bandar Lampung, 25 Oktober 2023

i
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2

A. Orang sebagai Subjek Hukum ..................................................................................... 2

B. Objek Hukum ................................................................................................ 5

C. Peristiwa Hukum............................................................................. 6

D. Hubungan Hukum ........................................................................................ 9

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 12

A. Kesimpulan .................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Negara kita adalah Negara berdasarkan hukum, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita
diatur oleh hukum. Hukum adalah peraturan yang mengikat dan mengatur setiap tindakan
manusia atau masyarakat, sehubungan dengan hal tersebut maka manusia merupakan subjek
hukum yang harus selalu mematuhi hukum yang berlaku. Oleh karena itu tujuan dari
penulisan makalah ini atau yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini adalah agar kita
dapat mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam subjek hukum dan untuk mengetahui
sejauh mana hubungan hukum antara peristiwa dan perbuatan hukum agar tidak adalagi
masyarakat yang tidak cakap terhadap hukum dan tidak mengetahui haknya dan
kewajibannya dalam hukum.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Siapakah Subjek Hukum dan jenis-jenis subyek hukum?
2. Apakah Peristiwa Hukum itu ?
3. Apakah Hubungan Hukum?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. ORANG SEBAGAI SUBJEK HUKUM

1. Subjek Hukum

1
Subjek Hukum adalah pendukung hak dan kewajiban yang disebut orang. Orang menurut
konsep hukum terdiri atas manusia dan badan hukum. Manusia adalah subjek hukum menurut
konsep biologis, sebagai gejala alam, sebagai makhluk budaya ciptaan Tuhan yang dilengkapi
dengan akal, perasaan, dan kehendak. Badan hukum adalah subjek hukum menurut konsep yuridis,
sebagai gejala hidup bermasyarakat, sebagai badan ciptaan manusia berdasar pada hukum,
memiliki hak dan kewajiban seperti manusia.

Secara prinsipil, badan hukum berbeda dengan mansuia. Perbedaaan tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut:

a. Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan, mempunyai akal, perasaan, dan
kehendak. Badan hukum adalah badan ciptaan manusia berdasar pada undang-
undang, diwakili oleh pengurusnya.

b. Manusia memiliki kelamin, dapat kawin, dapat beranak, badan hukum tidak
memiliki kelamin, tidak dapat kawin, tidak dapat beranak.

c. Manusia dapat menjadi ahli waris, sedangkan badan hukum tidak dapat.

2. Pengakuan sebagai Subjek Hukum

Pengakuan terhadap manusia sebagai subjek hukum sejak masih di dalam kandungan ibunya
dengan ketentuan dilahirkan hidup (pasal 2 KUHPdt). Ketentuan ini mempunyai arti penting
(relevan) apabila kepentingan anak itu menghendakinya, misalnya, dalam hal memperoleh warisan
atau hibah. Kedudukan sebagai subjek hukum diakui undang-undang. Pengakuan tersebut
menyatakan bahwa tidak ada satu hukuman pun yang dapat mengakibatkan kehilangan hak perdata

1
Hukum Perdata Indonesia Abdulkadir Muhammad, 402 halmn, 23

2
manusia sebagai subjek hukum (Pasal 3 KUHPdt). Ini berarti betapa pun kesalahan seseorang
sehingga dia dijatuhi hukuman oleh pengadilan, hukuman tersebut tidak boleh menghilangkan
kedudukan hukum seseorang subjek hukum.

Republik Indonesia sebagai negara hukum mengakui manusia sebagai subjek hukum mengakui
manusia sebagai subjek hukum pendukung hak dan kewajiban. Semua warga negara memiliki
kedudukan sama dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjujung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat (1) UUD 1945). Di negara lain, seperti yang pernah
dialami oleh negara Afrika Selatan yang diperintah oleh rezim kulit putih, penguasanya menganut
rasa diskriminasi, tidak semua manusia diakui sebagai subjek hukum. Manusia kulit hitam tidak
diakui sebagai subjek hukum pendukung hak, tetapi hanya sebagai pendukung kewajiban belaka.

Beberapa pendapat para ahli tentang subyek hukum adalah sebagai berikut
a. Menurut Prof. chainur Arrasjid,S.H (2008:120), Subyek hukum adalah segala sesuatu
yang menurut hukum dapat menjadi pendukung (dapat memiliki) hak dan kewajiban.
b. Dr.Soedjono Dirdjosisworo,S.H. (2007:128), mengemukakan Subyek hukum
atau subjeck van een recbt yaitu “orang” yang mempunyai hak manusia pribadi atau
badan hukum yang berhak atau yang melakukan perbuatan hukum
Berdasarkan uraian di atas dapat dimpulkan, bahwa subjek hukum adalah sesuatu yang
menurut hukum yang memiliki hak dan kewajiban yang memiliki kewenangan untuk
bertindak dan melakukan perbuatan hukum.

Manusia (naturlife persoon) menurut hukum adalah setiap orang yang mempunyai kedudukan
yang sama selaku pendukung hak dan kewajiban. Pada dasarnya orang sebagai subjek hukum di
mulai sejak ia lahir dan berakhir setelah meninggal dunia.Namun, ada pengecualian menurut pasal
1 ayat (2) KUHPerdata yang berbunyi ”anak yang ada dalam kandungan ibunya,di anggap telah
lahir.setiap kali kepentingan sianak menghendakinya.” bahwa bayi yang masih dalam kandungan
ibunya di anggap telah lahir dan menjadi subjek hukum. Apabila bayi tersebut lahir dalam keadaan
meninggal dunia menurut hukum ia tidak pernah ada sehingga ia tidak di anggap subyek hukum.
Ketentuan tersebut juga menegaskan bahwa hak dan kewajiban anak baru lahir di anggap ada jika
ia lahir hidup. Apabila ia lahir mati maka haknya dianggap tidak ada.Misalkan kepentingan anak
untuk menjadi ahli waris dari orang tuanya walaupun ia masih berada dalam kandungania di
anggap lahir dan oleh karena itu harus di perhitungkan hak-haknya sebagai ahli waris.Tetapi jika
ia lahir dalam keadaan mati maka haknya di anggap tidak pernah ada. Di samping ituberdasarkan

3
undang-undang seseorang tidak di anggap telah meninggal dunia jika hilang tidak diketahui
keberadaannya dan tidak ada kepastian apakah ia masih hidup dalam tenggang waktun setelah 5
tahun ia meninggalkan tempat kediamannya.
(pasal 467,468,dan 469 KUHPerdata) Ada beberapa golongan oleh hukum dinyatakan “tidak
cakap ”atau” kurang “cakap” untuk bertindak sendiri dalam melakukan perbuatan-perbuatan
hukum. Orang-orang yang demikian di sebut handelingsonbek waam atau di wakili atau dibantu
orang lain. Mereka-mereka yang oleh hukum telah dinyatakan tidak cakap untuk melakukan
sendiri perbuatan-perbuatan hukum adalah sebagai berikut:

a. orang yang masih di bawah umur(sebelum mencapai usia 21 tahun/belum dewasa),


di bahas juga dalam pasal 30nKUHPerdata jo.stb.193` no. 54, pasal 7 undang-undang
perkawinan no. 1 tahun 1974, dll
b. orang yang tidak sehat pikirannya(gila),pemabuk,dan pembolos yakni,mereka yang
ditaruh dibawah pengampuan.
c. perempuan dalam pernikahan (wanita kawin)

3. Badan Hukum
- menurut Dr.Soedjono Dirdjosisworo,S.H. di dalam bukunya pengantar ilmu hukum
(2007:128) badan hukum adalah perkumpulan atau organisasi yang didirikan dan
dapat bertindak sebagai subyek hukum.
- menurut prof. chainur Arrasjid,S.H di dalam bukunya dasar-dasar ilmu hukum
(2008:124)2 Badan hukum adalah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa (yang
bukan manusia) yang dapat melakukan perbuatan hukum seperti manusia
prof.chainur Arrasjid,S.H di dalam bukunya dasar-dasar ilmu hukum(2008:124) Untuk
menjalankan hak dan kewajibannya, badan hukum bertindak dengan perantara pengurusnya,
walaupun pengurus dari bdan hukum itu selalu dapat berganti-ganti namun badan hukum sebagai
pendukung hak dan kewajiban tetap ada.Misalnya dapat melakukan persetujuan,memiliki harta

2
Arrasjid.Chainur.2008.Dasar-dasar Ilmu Hukum.Jakarta.Sinar Grafika.
Dirdjosisworo,Soedjono2007.Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta.Rajagrafindo Persada.

4
kekayaan yang sama sekali terlepas dari kekayaan para anggotanya(koperasi).hak dan kewajiban
badan hukum itu sama sekali terpisah dari hak dan kewajiban anggotanya.Badan hukum juga dapat
berperan sebagai penggugat dan dapat sebagai tergugat seperti halnya manusia.
menurut prof. chainur Arrasjid,S.H di dalam bukunya dasar-dasar ilmu hukum (2008:124) Di
dalam masyarakat dapat kita jumpai bermacam badan hukum yang secara garis besarnya dapat di
golongkan kedalam 2 bentuk,yaitu badan hukum publik dan badan hukum perdata
1. Badan Hukum Publik, yaitu Negara, Daerah swacantra, tingkat 1 dan 2, kota madya, kota praja,
dam desa
2. Badan hukum perdata (privat), yaitu perseroan terbatas dan PT Yayasan Lembaga dan koperasi
badan Hukum Indonesia (inlandsrecht person) seperti koperasi Indonesia, Perusahaan Negara,
wakaf dll. Perbedaan bdan hukum dengan manusia ialah, bahwa badan hukum tidak dapat
melakukan perkawinan dan tidak dapat di hukum penjara kecuali hukum denda.

B. OBJEK HUKUM

pengertian objek hukum

- Menurut Dr.Soedjono Dirdjosisworo,S.H. di dalam bukunya pengantar ilmu hukum


(2007:122) Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum(manusia
atau badan hukum) dan yang dapat menjadi pokok suatu perhubungan hukum karna sesautu
itu dapat di kuasai di subjek hukum

- Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132) yang di
maksud objek hukum adalah segala sesuatu yang berada dalam pengaturan hukum dan
dapat dimanfaatkan oleh subyek hukum(manusia dan badan hukum),berdasarkan hak dan
kewajiban objek hukum yang bersangkutan.

Contohnya : A meminjam buku kepada B. yang menjadi objek hukum dalam hubungan
antara A dan B ialah buku itu serta kekuasaan(Hak). A meminta kembali dari B.buku
menjadi objek hukum dari hak kepunyaan A.

Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132-133) Perlu di
tegaskan bahwa yang termasuk objek hukum adalah segala sesuatu yang dapat di manfaatkan oleh
subjek hukum secara yuridis(menurut/berdasarkan hukum). Hal itu di sebabkan oleh manfaatnya
yang harus di proleh dengan jalan hukum(obyek hukum) dan tanpa perlu berdasarkan hukum,yakni

5
segala sesuatu yang dapat di peroleh secara bebas dari alam (benda non ekonomi), seperti
angin,cahaya/matahari,air di daerah-daerah pegunungan yang pemanfaatannya tidak di atur
oleh hukum.Hal ini tidak termasuk obyek hukum karna benda-benda itu dapat di peroleh tanpa
memerlikan pengorbanan sehingga membebaskan subyek hukum dari kewajiban-kewajiban
hukum dan pemanfaatannya.
Menurut hukum perdata, benda adalah segala barang dan hak yang dapat di miliki
orang(pasal 499 KUHPerdata). Menurut pasl 503 KUHPerdata, beda dapat di bagi sebagai
berikut:
1. benda yang berwujud (Lichamelijhre zaken), yaitu segala sesuatu yang dapat di bagi raba
oleh panca indra, seperti : tanah, gedung, rumah, dll.
2. Benda yang tidak berwujud(onlichamelijke zaken), yaitu segala macam hak,
seperti:saham-saham atas kapal laut, hipotek, hak cipta, hak merek, dll.

Selanjutnya menuut pasal 504 KUHPerdata benda juga di bagi sebagai berikut:
1. benda tak bergerak (onreorende zaken)
a. Benda tidak bergerak karena sifatnya sendiri yang menggolongkan kedalam golongan
itu, misalnya: bangunan, tanam- tanaman, pohon-pohon, dll.
b. Benda tak bergerak karena tujuannya menggolongkannya ke dalam golongan itu,
misalnya: mesin penggiling padi yang di tempatkan di dalam gedung perusahaan
penggilingan beras, dll
c. Benda tidak bergerak karena undang-undang menggolongkannya ke dalam golongan
itu, misalnya: hak hipotek, hak bina usaha, dll
d. benda bergerak(rorende zaken)
2. benda bergerak karena sifatnya sendiri menggolongkannya ke dalam golongan itu. Misalnya:
mobil, meja, buku, dll. Benda bergerak karena undang-undang menggolongkannya ke dalam
golongan itu. Misalnya: hak piutang dan hak gadai.

C. PERISTIWA HUKUM (RECHTSFEIT)

Pengertian Peristiwa Hukum

6
- Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132-
133)Peristiwa hukum adalah suatu kejadian dalam masyarakat yang dapat menimbulkan
akibat hukum yang dapat menggerakkan peraturan-peraturan tertentu sehingga peraturan
yang tercantum di dalamnya dapat berlaku kongkrit.Misalnya suatu peraturan hukum yang
mengatur tentang warisan karna kematian,akan tetap merupakan rumusan kata-kata yang
abstrak sampai ada seseorang yang meninggal dunia dan menimbulkan masalah kewarisan
dalam hal ini dengan adanya kematian orang berarti telah terjadi suatu peristiwa hukum
karena kematian menimbulkan akibat yang di atur olehhukum dengan demikian peraturan
tentang kewarisan itu dapat di wujutkan dalam peristiwa tersebut(peristiwa kematian).

- Menurut Soedjono Dirdjosisworo dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum (2007:134)


Demikian pula dengan perkawinan antara pria dan wanita akan membawa bersama dari
peristiwa hukum itu hak-hak dan kewajiban-kewajiban baik untuk pihaklaki-laki yang
kemudian bernama suami dengan serangkai hak-hak dan kewajibannya. Demikian pula
dengan pihak wanita yang kemudian bernama istri dengan serangkaian hak dan
kewajibannya. Maka perkawinan ini hakikatnya adalah suatu peristiwa hukum.

Dalam hukum dikenal 2 macam peristiwa hukum yaitu sebagai berikut:


1. Perbuatan subjek hukum (persoon) yaitu berupa perbuatan manusia atau badan hukum
sebagai pendukung hak dan kewajiban.
2. Peristiwa lain yang bukan perbuatan subjek hukum. Contohnya: kelahiran, dan kematian,

Perbuatan subjek hukum terbagi pula dalam dua macam, yaitu pebuatan hukum dan perbuatan lain
yang bukan perbuatan hukum.
1. Perbuatan hukum
Yang dikatakan sebagai perbuatan hukum adalah setiap perbuatan yang akibatnya di atur
oleh hukum dan akibat itu di kehendaki oleh yang melakukan perbuatan dengan demikian
dapatlah dikatakan bahwa unsur kehendak dari orang yang melakukan perbuatan itu menjadi
suatu unsur pokok dari perbuatan tersebut.jadi suatu perbuatan yang akibatnya tidak di
kehendaki oleh yang melakukannya bukanlah merupakan suatu perbuatan hukum

7
Perbuatan hukum terbagi pula dalam 2 macam,yaitu:
- perbuatan hukum dari segi satu (Eenzijdig)yaitu setiap perbuatan yang akibat hukumnya
di timbulkan oleh kehendak dari satu subjek hukum atau satu pihak yang melakukan
perbuatan itu,misalnya:perbuatan hukum yang di sebut dalam pasal 1875
KUHPerdata,yaitu perbuatan mengadakan surat wasiat.
- perbuatan hukum bersegi dua (tweezijdig) adalah setiap perbuatan yang akibat hukumnya
ditimbulkan oleh kehendak dari dua subjek hukum atau dari dua pihak atau lebih.misalnya:
suatu perjanjian (overeenkomst)

2. Perbuatan lain yang bukan perbuatan hukum ada dua macam yaitu
: zaakwaarnemming dan onrechtmatigedaad:
- Zaakwaarnemming,yaitu perbuatan memperhatikan kepentingan orana lain dengan tidak
diminta oleh orang ituuntuk memperhatikan kepentingannya.
- Onrechtmatigedaad, yaitu perbuatan yang bertentangan dengan hukum.

Perbuatan lain yang bukan perbuatan subjek hukum


Dalam hal ini perlu dikemukakan beberapa contoh tentang peristiwa lain yang bukan merupakan
perbuatan dari subjek hukum, yaitu kelahiran, kematian, dan lewat waktu
- Kelahiran
kelahiran menimbulkan langsung hak anak untuk mendapatkan pemeliharaan oleh orang
tuanya (pasal 298 ayat (2) KUHPerdata)
- Kematian
kematian seseorang, akan meninbulkan terbukanya warisan. Berdasarkan undang-undang,
seluruh keluarga sedarah yang ditinggalkan berhak menjadi ahli waris dari orang yang
meninggal tersebut serta sekalian ahli waris dengan sendirinya karena hukum memperoleh
hak milik atas segala barang, segala hak, dan segala piutang dari yang meninggal dunia.
(pasal 830 dan 833 KUHPerdata)
- Lewat Waktu
Lewat waktu ada dua macam, yaitu lewat waktu akuistif dan lewat waktu
ekstinsif.Berdasarkan lewat waktu akuistif seseorang dapat memperoleh suatu hak sehabis
masa tertentu dan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang telah

8
dipenuhi.Sedangkan lewat waktu ekstinsif yaitu seseorang dapat dibebaskan dari suatu
tanggung jawab (haftung) sehabis masa tertentu dan syarat- syarat yang telah ditentukan
dalam undang-undang di penuhi.

D. HUBUNGAN HUKUM
Pengertian hubungan hukum
Menurut R.Soeroso(pengantar ilmu hokum:269/2005),hubungan hukum ialah hubungan antara
dua atau lebih subyek hukum. 3

Menurut Prof.Chainur Arrasjid (dasar-dasar ilmu hUkum2008:112).Hubungan hukum terdiri


atas ikatan-ikatan antara individu dengan individu dan individu masyarakat dan seterusnya dan
ikatan-ikatan itu tercemin pada hak dan kewajiban.

Dari pengertian-pengertian hubungan hukum menurut beberapa tokoh di atas dapat


disimpulkan bahawa hubungan hukum adalah hubungan yang tarjadi antara subjek hukum yang
satu dengan subjek hukum yang lain,dimana dalam hubungan tersebut terdapat objek hukum yang
mengikat mereka yang terealisasikan dalam bentuk hak dan kewajiban.
Dalam hubungan hukum ini hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan
kewajiban pihak yang lain.dan dalam semua hubungan di dalam masyarakat di atur
olehhukum.Barang siapa yang menggangguatau tidak mengindahkan hubungan ini,maka ia di
paksa oleh hukum untuk menghormatinya.Misalnya:hubungan hukum yang di atur oleh hukum
ialah pasal 1457 KUHPerdata tentangContoh: A menjual rumah pada B.perjanjian ini
menimbulkan hubungan antara A dan B yang di atur oleh hukum .A wajib menyerahkan rumah
kepada B,dan sebaliknya B wajib membayar harga rumah kepada A dan meminta rumah kepada si
A.apabila salah satu pihak tidak mengindahkan kewajibannya maka hakim akan menjatuhkan
sangsi hukum.hubungan A dan B yang di atur oleh hukum inilah yang di sebut”Hubungan
Hukum”.
Dengan demikian hukum sebagai himpunan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
sosial,memberikan suatu hak kepada subjek hukum untuk berbuat sesuatu atau menuntu sesuatu

3
R.Suroso,2005,Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta,Sinar Grafika
9
yang di wajibkan oleh hak itu dan terlaksananya kewenangan atau hak dan kewajiban tersebut
dijamin oleh hukum.

1. Segi hubungan hukum.


Tiap hukum mempunyai dua segi yaitu:
a. Bevoegdhei atau kewenangan,yang di sebut hak,dan
b. Plicth atau kewajiban,adalah segi pasif dari pada hubungan hukum.
Hak dan kewajiban ini kedua-duanya timbul dari satu peristiwa hukum dan hilangnya hak dan
kewajiban juga secara bersamaan.
Contoh:pasal 1763 KUHPerdata: seorang kreditur ”berhak” menagih debitur sejumlah uang
yang di pinjamkan,sedangkan si debitur “wajib” melunasi jumlah utangnya itu,maka wewenang
kreditur tersebut di atas secara bersamaan menjadi lenyap.
2. Unsur hubungan hukum.
Hubungan hukum memiliki 3 unsur sebagai berikut:
1. Adanya orang yang hak/kewajibannya saling berhadapan.
Contoh : A menjual motornya kepada si B. A wajib menyerahkan motornya kepada B
dan berhak meminta pembayaran kepada B, B wajib membayar kepada A dan berhak
meminta motor A setelah di bayar.
2. Adanya objek yang berlaku berdasarkan hak dan kewajiban tersebut (dalam contoh di
atas objeknya adalah motor)
3. Adanya hubungan antara pemilik hak dan pengemban kewajiban atau adanya hubungan
atas objek yang bersangkutan.
Contoh: -A dan B mengadakan hubungan sewa menyewa rumah.
-A dan B sebagai pemegang hak dan pengemban kewajiban. Rumah adalah
objek yang bersangkutan.

4. Syarat-syarat hubungan hukum.


Contoh: A dan B mengadakan perjanjian jual beli rumah.
- Dasar hukum pasal 1474 dan pasal 1513 KUHPerdata yang masing-masing menetapkan
bahwa si penjual mempunyai kewajiban menyerahkan barang (pasal 1474 KUHPerdata)

10
dan sebaliknya si pembeli berkewajiban membayar harga pembelian (pasal 1513
KUHPerdata).

- Karena adanya perjanjian jual-beli maka timbul peristiwa hukum (jual-beli) ialah suatu
perbuatan hukum yang akibatnya di atur oleh hukum

5. Macam-macam hubungan hukum.


Hubungan hukum ada 3 macam:
1. Hubungan hukum yang bersegi satu. Dalam hubungan hukum yang bersegi satu hanya
satu pihak yang berwenang baik memberikan sesuatu,berbuat sesuatu atau memberikan
sesuatu,
Contoh:
- Tiap perikatan untuk memberikan sesuatu di atur dalam pasal 1235-1238 KUHPerdata.
- Tiap perikatan untuk berbuat sesuatuatau untuk tidak berbuat sesuatu di atur dalam pasal
1239-1242 KUHPerdata,pasal 1239 berbunyi”tiap perikatan untuk berbuat sesuatu,atau
tidak berbuat sesuatu,apabila si berutang tidak memenuhi kewajibannya,mendapatkan
penyelesaiannya dalam kewajiban penggantian biaya,rugi dan bunga”
2. Hubungan hukum bersegi dua
Contoh: Di dalam suatu perjanjian jual beli kedua belah pihak (masing- masing atau
berhak meminta sesuatu dari pihak lain.Tetapi sebaliknya kedua belah pihak (masing-
masing) juga berkewajiban untuk memberikan sesuatu pada pihak yang lain.(pasal 1457
KUHPerdata).
3. Hubungan antara “satu” subjek hukum dengan “semua” subjek hukum lainnya.
Hubungan ini terdapat dalam hal Elgendowsrechi (hak milik).
Contoh: Menurut pasal 570 KUHPerdata,yang menjadi pemilik tanah ber hak/berwenang
memungut segala kenikmatan (genot) dari tanah itu,asal pemungutan kenikmatan itu
tidak di lakukan secara bertentangan dengan peraturan hukum atau kepentingan umum.
Pemilik berhak pula memindahkan tangankan atau vervreemden
(menjual,memberikan,menukar,mewariskan ) secara legal.Sebaliknya “semua” subjek
hukum lainnya berkewajiban mengakui bahwa yang mempunyai tanahadalah pemilik dan
berhak memungut segala kenikmatan dari tanah itu

11
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat menjadi pendukung(dapat
memiliki) hak dan kewajiban.Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek
hukum(manusia atau badan hukum) dan yang dapat menjadi pokok suatu perhubungan hukum
karna sesautu itu dapat di kuasai di subjek hukumPeristiwa hukum adalah suatu kejadian dalam
masyarakat yang dapat menimbulkan akibat hukum yang dapat menggerakkan peraturan-peraturan
tertentu sehingga peraturan yang tercantum di dalamnya dapat berlaku kongkrit,Hubungan hukum
terdiri atas ikatan-ikatan antara individu dengan individu dan individu masyarakat dan seterusnya
dan ikatan-ikatan itu tercemin pada hak dan kewajiban,Hubungan hukum yang bersegi satu. Dalam
hubungan hukum yang bersegi satu hanya satu pihak yang berwenan, baik memberikan
sesuatu,berbuat sesuatu atau memberikan sesuatu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arrasjid.Chainur.2008.Dasar-dasar Ilmu Hukum.Jakarta.Sinar Grafika.


Dirdjosisworo,Soedjono2007.Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta.Rajagrafindo Persada.

R.Suroso,2005,Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta,Sinar Grafika.

Abdulkadir Muhammad.2014 Hukum Perdata Indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai