Disusun oleh :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Simpulan.......................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap
manusia sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia
tidak bersifat mutlak, karena dibatasi oleh hak orang lain. Namun, hak asasi
tersebut sering dilanggar oleh sekelompok manusia dalam mempertahankan
hak pribadinya. Pelanggaran terhadap hak asasi manusia sama halnya dengan
menurunkan harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad
ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir
sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran
parlemen dalam penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap negara
absolut yang berkembang sebelumnya. Rule of Law merupakan konsep
tentang common law dimana segenap lapisan masyarakat dan negara beserta
seluruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun
diatas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule of Law adalah rule by the law dan
1
bukan rule by the man. Ia lahir mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum
gereja, ningrat dan kerajaan, menggeser negara kerajaan dan memunculkan
negara konstitusi dari mana doktrin Rule of Law ini lahir. Ada tidaknya Rule
of Law dalam suatu negara ditentukan oleh "kenyataan" apakah rakyatnya
benar-benar menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil, baik sesama
warga negara, maupun dari pemerintah. Oleh karena itu, pelaksanaan kaidah-
kaidah hukum yang berlaku di suatu negara merupakan suatu premis bahwa
kaidah-kaidah yang dilaksanakan itu merupakan hukum yang adil, artinya
kaidah hukum yang menjamin perlakuan yang adil bagi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hak asasi manusia?
2. Bagaimana sejarah hak asasi manusia?
3. Bagaimana dasar hukum hak asasi manusia?
4. Apa saja bentuk-bentuk hak asasi manusia?
5. Apa pengertian rule of law?
6. Apa saja unsur-unsur rule of law?
7. Apa saja syarat-syarat negara hukum rule of law?
8. Bagaimana strategi pelaksanaan rule of law?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian hak asasi manusia
2. Memahami sejarah hak asasi manusia
3. Mengetahui dasar hukum hak asasi manusia
4. Dapat memahami bentuk-bentuk hak asasi manusia
5. Mengetahui pengertian rule of law
6. Mengerti lebih lanjut tentang unsur-unsur dari rule of law
7. Mengetahui syarat-syarat negara hukum rule of law
8. Memahami strategi pelaksanaan rule of law
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian hak asasi berarti hak yang paling mendasar yang
dimiliki oleh manusia sebagai fitrah, sehingga tak satu pun mahluk dapat
menginvestasinya apalagi mencabutnya dan merupakan anugerah yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan
dan setiap orang demi terciptanya kehormatan dan harkat martabat manusia.
Misalnya hak hidup yang mana tak satu pun manusia ini memiliki
kewenangan untuk mencabut kehidupan manusia yang lain. Menurut Undang-
Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dijelaskan bahwa:
3
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan marabat manusia.1
1
Serlika Aprita, Yonani Hasyim, Hukum dan Hak Asasi Manusia, h. 14-15.
2
Ibid, h. 18.
4
b. Pasal 27, 28, 28E, 28D Ayat (3), 30, dan 31 UUD 1945 Amendemen
tentang hak-hak warga negara.
5
sipil dan politik, hak subsistensi (hak jaminan adanya sumber daya untuk
menunjang kehidupan) serta hak ekonomi, sosial dan budaya.
Menurut pasal 3-21 DUHAM, hak personal, hak legal, hak sipil, dan
politik meliputi:
3. Hak bebas dari penyiksaan atau perlakuan maupun hukuman yang kejam,
tak berperikemanusiaan ataupun merendahkan derajat kemanusiaan
10. Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan nama baik
6
18. Hak bebas berpikir dan menyatakan pendapat
20. Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan dan hak atas akses yang
sama terhadap pelayanan masyarakat.
6. Hak atas standar hidup yang pantas di bidang kesehatan dan kesejahteraan
Sementara itu dalam UUD 1945 (amandemen I-IV UUD 1945) memuat
Hak Asasi Manusia yang terdiri dari hak:
7
Dari beberapa bentuk-bentuk Hak Asasi Manusia di atas, secara umum
semua konsep Hak Asasi Manusia sangat mengedepankan hak untuk hidup,
kebebasan, dan perlindungan. Tidak ada satupun konsep Hak Asasi Manusia
yang tidak mengedepankan hak untuk hidup, karena hak untuk hidup
merupakan hak manusia sejak lahir. Hak-hak asasi manusia itu dapat
dibedakan menjadi:
1. Hak-hak asasi pribadi atau personal rights, yaitu hak-hak pribadi yang
dimiliki setiap orang, seperti kebebasan dan hak untuk hidup, memeluk
agama, kebebasan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, kebebasan
mengeluarkan pendapat dan perasaan, dan sebagainya.
2. Hak-hak asasi ekonomi atau property rights, yaitu hak-hak ekonomi yang
dimiliki setiap orang seperti hak untuk memiliki suatu barang (rumah,
tanah, perlengkapan rumah tangga, dan lain-lain), hak membeli dan
menjual, hak memanfaatkan barang milik pribadi, hak berusaha dan
memperoleh penghidupan yang layak.
3. Hak-hak asasi politik atau political rights, yaitu hak-hak yang dimiliki
setiap orang di bidang politik, seperti hak memilih dan dipilih dalam
pemilihan umum, hak mendirikan partai politik, mendirikan organisasi,
memasuki organisasi sosial politik, kebebasan berpolitik.
4. Hak-hak asasi dalam hukum dan pemerintahan atau atau rights of legal
lequality, yaitu hak-hak yang dimiliki setiap orang untuk mendapatkan
perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan, seperti hak untuk
memperoleh perlindungan hukum, hak untuk berpartisipasi dalam
pemerintahan.
5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture rights, yaitu
hak asasi yang dimiliki oleh setiap orang di bidang kehidupan sosial
budaya, seperti hak untuk memperoleh pendidikan, memperoleh pelayanan
kesehatan, kebebasan bergaul dan bermasyarakat, kebebasan
mengembangkan nilai-nilai budaya, serta kebebasan menghasilkan karya.
8
6. Hak asasi di bidang prosedur hukum atau procedural rights, yaitu hak
asasi yang dimiliki setiap orang untuk mendapatkan perlakuan sesuai tata
cara peradilan dan perlindungan hukum, seperti dalam hak tata cara
penangkapan, penyidikan, penggeledahan, pembelaan hukum, dan
peradilan.
Pemenuhan hak asasi manusia dalam suatu negara, tidak lepas dari
adanya suatu kewajiban yang timbul baik oleh suatu negara atau masyarakat
dalam negara tersebut sehingga muncul suatu keharmonisan yang berjalan
secara selaras dan seimbang antara hak dan kewajiban manusia.
9
Dalam penegakan rule of law, maka yang biasa dipakai adalah rule of
law dalam arti hakiki (materiil). Rule of law dalam arti hakiki menyangkut
ukuran tentang hukum yang baik dan hukum yang buruk.6
6
Sunarjati Hartono, Apakah The Rule of Law itu, h. 12.
7
Prasetyo, T. Rule of Law dalam Dimensi Negara Hukum Indonesia, Refleksi Hukum, h. 129-148.
8
Mariam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, h. 58.
9
Wirjono Pradjokoto, Asas-Asas Hukum Tata Negara, h. 113.
10
Kontinental yang menganut konsep rechtstaats. Supremasi hukum
menurut konsep ini (rechtstaat) adalah menempatkan negara sebagai
subyek hukum, sehingga konsekuensi hukumnya dapat dituntut di
pengadilan. Sementara di negara Anglo Saxon tidaklah demikian,
supremasi hukum menurut konsep rule of law, tidak menempatkan sebagai
subyek hukum. Negara dalam konsep ini tidak dapat berbuat salah,
sehingga konsekuensinya tidak dapat mempertanggungjawabkan sesuatu
di pengadilan.
Semua warga harus tunduk termasuk para pejabat pada hukum yang
adil, karena dalam mengadilinya pun pada pengadilan semuanya sama.
Jadi, dapat ditarik garis besarnya bahwa semuanya sama dimata hukum.
10
Azhary, Negara Hukum Indonesia-Analisis Yuridis Normatif tentang Unsur-unsurnya, h. 41.
11
dikuatkan oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 sebagaimana
perubahan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara. Pandangan rakyat Inggris (tak terkecuali the man in the 14
street). Common Law adalah suatu kebanggaan.11 Sifat yang konsisten
terhadap mono system peradilan, yakni peradilan umum yang berpuncak di
Supreme Court, jika di Indonesia semacam Mahkamah Agung. Namun
bagi mereka tidak mengenal adanya perbedaan perkara, semua perkara
tunduk pada satu sistem peradilan.
11
Sunaryati Hartono, Apakah Rule of Law itu, h. 11.
12
3. Adanya pemilihan umum yang bebas.
2. Rule of Law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada akar
budaya yang tumbuh dan berkembang pada bangsa;
13
progresif menolak keadaan status quo, ia merasa bebas untuk mencari format,
pikiran, asas serta aksi-aksi, karena “hukum untuk manusia”.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hak asasi berarti hak yang paling mendasar yang dimiliki oleh manusia
sebagai fitrah, sehingga tak satu pun mahluk dapat menginvestasinya apalagi
mencabutnya dan merupakan anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan dan setiap orang demi
terciptanya kehormatan dan harkat martabat manusia.
The rule of law adalah suatu prinsip dimana tidak ada kekuasaan
sewenang-wenang, kedudukan yang sama di depan hukum, dan perlindungan
kebebasaan warga negara adalah hasil dari undang-undang biasa dan
keputusan yudisial, bukan persoalan apriori jaminan hak-hak konstitusional.
Hal ini di kemukakan oleh Albert Venn Dicey pada tahun 1885 dalam
bukunya yang berjudul “Introduction to the Study of the Law of Constitution”.
Dari sinilah awal mula dimulainya pengkajian mengenai pengembangan
negara hukum.
B. Saran
Penyusun menyarankan kepada pembaca untuk mendeskripsikan dan
mendiskusikan lebih lanjut mengenai Hak Asasi Manusia dan Rule of Law.
Hal ini perlu dilakukan agar pembaca semakin detail dalam mencari informasi,
serta lebih banyak mendapatkan pengetahuan. Agar kita semua dapat
mengenal dan memahami tentang hak asasi manusia dan rule of law serta
15
dapat mengambil pelajaran yang ada di dalamnya untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aprita, S. dan Yonani H. (2020). Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bogor: Penerbit
Mitra Wacana Media.
Hartono, Sunaryati. (1982). Apakah The Rule Of Law Itu. Bandung: Alumni.
17