Disusun oleh :
Kelompok 6
Husnul Khatimah/2220424010
Muh Naufal Sadiq/2220424013
KELAS REKOGNISI 01
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS FAJAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. atas rahmat dan karunia-Nya yang
telah diberikan selama penulisan Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Dimana pada kesempatan kali ini kami mengangkat tema tentang
“Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam pandangan Islam”, yang merupakan salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Adapun Pemaparan materi pada
Makalah ini diambil dari beberapa refrensi.
Menyadari kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca sebagai upaya penyempurnaan makalah ini maupun untuk
pengembangan penyusun pribadi.
Akhir kata penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan.
Harapan penyusun kiranya makalah yang berjudul “Hukum dan Hak Asasi
Manusia dalam pandangan Islam” ini dapat bermanfaat dalam menambah
wawasan bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan Penyusunan...........................................................................2
D. Manfaat Penyusunan.........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian HAM dalam pandangan Islam dan Barat........................4
B. Tujuan HAM ditegakkan .................................................................8
C. Perbedaan HAM dalam Pandangan Islam dan Barat.......................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, semua orang memiliki hak asasi manusia (HAM) yang telah
dimiliki dandibawa sejak lahir. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali orang
yang menuntut haknya masing-masing karena sudah merasa menyelesaikan
kewajibannya, dan hak yang ia dapat tidak sebanding dengan kerja kerasnya,
misal, buruh yang berdemo menuntut kenaikanupah/gaji nya, itu bentuk dari rasa
ketidakpuasan terhadap hak yang sudah diberikan.Lalu bagaimanakah pandangan
Islam mengenai hak asasi manusia? Seperti yang kita ketahui Islam sangat
menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM). Islam sendiri adalah agama yang
membawa ketenangan dan ketentraman bagi pemeluknya.
Tentang Hukum maupun dalam HAM hakikatnya bicara soal hak asasi
kewajiban/wajib asasi , dan aspek tanggung jawab menjadi penting dan tak dapat
terpisahkan. Keberadaan hak asasi hakikatnya telah dimiliki dan melekat dalam
pribadi manusia seiring dengan itu timbul kewajiban dan tanggung jawab asasi.
Kewajiban asasi menjadi semacam beban yang harus dilaksanakan bersama.Bila
dikaitkan dengan asas hukum , dimana antara hak dan kewajiban merupakan
wujud hukum. Tidak ada hukum tanpa hak dan kewajiban plus tanggung jawab ,
ditambah dasar agama etika, dan adat menempatkan kewajiban selalu sejalan
dengan ide hak asasi itu sendiri .
ii
menjunjung asas persamaan Al-Qur’an merupakan hidayah Allah yang
melengkapi segala aspek kehidupan manusia.
Dalam terminologi modern, HAM dapat digolongkan menjadi hak sipil dan
politik yang berkenaan dengan kebebasan sipil. Seperti gak untuk hidup, hak
untuk tidak disiksa dan kebebasan berpendapat. Termasuk juga hak ekonomi,
sosial dan budaya yang berkaitan dengan akses ke barang publik. Seperti hak
untuk memperoleh pendidikan yang layak, hak atas kesehatan, dan lainnya.
Banyak sekali masyarakat yang tidak tahu tentang hak-hak yang menjadi
haknya termasuk tidak mengetahui kewajiban-kewajiban yang harus
dilaksanakannya, banyak masyarakat yang masih terabaikan hak-haknya sebagai
manusia. Sebagai bangsa yang berbudaya dan berdaulat kita harus mampu
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta menegakkan Hak Asasi Manusia.
Dengan banyaknya permasalahan dan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia
maka negara kita masih harus merevitalisasi paradigma tentang Hak Asasi
Manusia itu sendiri karena kebanyakan masyarakat indonesia pada umumnya
masih kurang sekali terhadap pemahaman tentang hak-hak mereka. Kurangnya
pengetahuan, pemahaman dan kesadaran akan Hak Asasi Manusia Itu yang
nantinya akan menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Pengertian HAM dalam pandangan Islam dan Barat
2. Tujuan HAM ditegakkan ?
3. Perbedaan pandangan HAM dalam Islam dengan dunia barat
C. TUJUAN PENYUSUNAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
2. Menjelaskan Pengertian HAM dalam pandangan Islam dan Barat
3. Memaparkan Tujuan HAM ditegakkan
4. Memaparkan Perbedaan pandangan HAM dalam Islam dengan dunia
barat
D. MANFAAT PENYUSUNAN
1. Menambah wawasan tentang HAM dalam Pandangan Islam dan Barat
ii
BAB II
PEMBAHASAN
Hak Asasi Manusia (HAM) telah dideklarasikan pada tahun 1948 oleh Sidang Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). HAM menjadi acuan dunia internasional dan
mempengaruhi semua aspek hubungan dan hukum internasional kontemporer. Dalam Pasal 1
Undang-undang no.39 Tahun 1999 tentang HAM menegaskan bahwa “Hak Asasi Manusia
(HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekatnya dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, dan merupakan Anugerah-Nya yang wajib dihormati,
di junjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.”
Hak asasi manusia diberikan oleh Allah SWT kepada semua manusia sebagai makhluk
ciptaan-Nya dengan tujuan agar manusia mampu memanfaatkan hak-haknya tersebut dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat melaksanakan tanggung jawab yang telah diberikan Allah SWT
kepadanya yaitu menjadi khalifatullah fil Ardli sekaligus sebagai hamba Allah SWT yang
bertanggung jawab. Al-Qur‟an dan as-Sunnah sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia
telah mengatur hak-hak tersebut. Karenanya, setiap manusia harus mengetahui hak-haknya dan
siap memperjuangkannya selama tidak mengambil dan melampaui batas dari hak-hak orang
lain.
Hak asasi dalam islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal.
Dalam Islam seluruh hak asasi merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak
boleh diabaikan. Oleh karena itu, negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi
tersebut, melainkan juga mempunyai kewajiban untuk melindungi dan menjamin hak-hak
tersebut. Sebenarnya, Hak asasi yang dimiliki oleh manusia telah dideklerasikan oleh ajaran
islam jauh sebelum masyarakat(Barat) mengenalnya, melalui berbagai ayat Al-Qur’an misalnya
manusia tidak dibedakan berdasarkan warna kulitnya, rasnya tingkat sosialnya. Allah menjamin
dan memberi kebebasan pada manusia untuk hidup dan merasakan kenikmatan dari kehidupan,
bekerja dan menikmati hasil usahanya, memilih agama yang diyakininya.
Hak asasi ekonomi, (property right) Hak dalam membeli memiliki serta menjual dan
dalam memanfaatkan sesuatu. Contoh hak asasi ekonomi: hak asasi ekonomi dalam
kebebasan membeli, hak asasi ekonomi untuk kebebasan dalam mengadakan serta
melakukan perjanjian atau kontrak, hak asasi ekonomi untuk kebebasan memiliki sesuatu
dan hak asasi ekonomi tentang kebebasan mempunyai pekerjaan yang layak. Berdasarkan
firman ALLAH SWT Q.S Al-Mulk ayat 15 :
- Hak asasi politik (political right) Hak ini terkiat dengan kehidupan berpolitik seseorang.
Ini seperti hak untuk dipilih dan memilih, hak mendirikan partai politik atau ikut kegiatan
pemerintah.
- Hak asasi sosial, dan kebudayaan (social and cultural right) Ini terkait dengan kehidupan
bermasyarakat. Bisa mendapatkan pengajaran atau mengembangkan budaya yang sesuai
dengan bakat dan minat.
- Hak asasi untuk memperoleh perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan hukum
(procedural right of legal equality) Setiap orang mempunyai kedudukan yang sama
dalam hukum dan pemerintahan. Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum
dan pemerintahan. Selain itu hak mendapatkan perlindungan dan pelayanan hukum.
Hak itu dimiliki tanpa berbedaan atas dasar bangsa ,ras , agama atau jenis kelamin.
Pandangan HAM Standar Barat berangkat dari pandangan yang menjadikan manusia
sebagai ukuran dari segi sesuatu telah menyatakan diri sebagai pewaris sah filsafat dan
peradaban humanism dalam sejarah bermula dari Yunani Kuno dan mencapai puncaknya pada
era modern terdapat pertentangan diantara kedua pihak. Telah terjadi pedebatan antara paham
humanisme dan theusme karena itu HAM perspektif Barat bersifat anthroposentris dan sekuler.
Pandangan HAM dalam Islam mengenai HAM mengarah pada hak-hak yang diberikan
Allah sebagai pemegang kedaulan tertinggi. HAM perspektif Islam menganut pandangan yang
bersifat theosentris atau religious (ketuhanan). Pandangan antropesentris, nilai-nilai utama dari
kebudayaan Barat manusia menjadi sasaran utama dan akhir dari pelaksanaan HAM yang
berimplikasi pada pertanggung jawaban semata. Sedangkan pandangan theosentris , larangan
dan perintah lebih didasarkan atas ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan hadis.
Pengakuan akan hak-hak asasi manusia adalah sebuah kewajiban dalam rangka kepatuhan
kepada-Nya yang menjadi orientasi hidupnya karena itu pertanggung jawaban HAM dalam
Islam tidak hanya kepada manusia namun juga kepada Tuhan kelak.
Dalam istilah modern, yang dimaksud dengan hak adalah wewenang yang diberikan
oleh undang-undang kepada seseorang atas sesuatu tertentu dan nilai tertentu. Dan dalam
wacana modern ini, hak asasi dibagi menjadi dua:
- Hak asasi alamiah manusia sebagai manusia, yaitu menurut kelahirannya, seperti: hak
hidup, hak kebebasan pribadi dan hak bekerja.
- Hak asasi yang diperoleh manusia sebagai bagian dari masyarakat sebagai anggota
keluarga dan sebagai individu masyarakat, seperti: hak memiliki, hak berumah-tangga,
hak mendapat keamanan, hak mendapat keadilan dan hak persamaan dalam hak.
Terdapat berbagai klasifikasi yang berbeda mengenai hak asasi manusia menurut pemikiran
barat, diantaranya :
- Pembagian hak menurut hak materil yang termasuk di dalamnya; hak keamanan,
kehormatan dan pemilihan serta tempat tinggal, dan hak moril, yang termasuk di
dalamnya: hak beragama, hak sosial dan berserikat.
- Pembagian hak menjadi tiga: hak kebebasan kehidupan pribadi, hak kebebasan
kehidupan rohani, dan hak kebebasan membentuk perkumpulan dan perserikatan.
- Pembagian hak menjadi dua: kebebasan negatif yang memebentuk ikatan-ikatan
terhadap negara untuk kepentingan warga; kebebasan positif yang meliputi pelayanan
negara kepada warganya.
Dapat dimengerti bahwa pembagian-pembagian ini hanya melihat dari sisi larangan negara
menyentuh hak-hak ini.Sebab hak asasi dalam pandangan barat tidak dengan sendirinya
mengharuskan negara memberi jaminan keamanan atau pendidikan, dan lain sebagainya.Akan
tetapi untuk membendung pengaruh Sosialisme dan Komunisme, partai-partai politik di Barat
mendesak agar negara ikut campur-tangan dalam memberi jaminan hak-hak asasi seperti untuk
bekerja dan jaminan sosial.
Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum
dikenal.Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh
diabaikan. Rasulullah saw pernah bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan
kehormatanmu haram atas kamu."(HR. Bukhari dan Muslim).Maka negara bukan saja menahan
diri dari menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan
ii
menjamin hak-hak ini.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya... dst." (QS. 24: 27-28)
Dalam menjelaskan ayat ini, Ibnu Hanbal dalam Syarah Tsulatsiyah Musnad Imam
Ahmad menjelaskan bahwa orang yang melihat melalui celah-celah pintu atau melalui lubang
tembok atau sejenisnya selain membuka pintu, lalu tuan rumah melempar atau memukul hingga
mencederai matanya, maka tidak ada hukuman apapun baginya, walaupun ia mampu membayar
denda.
Jika mencari aib orang dilarang kepada individu, maka itu dilarang pula kepada
negara.Penguasa tidak dibenarkan mencari-cari kesalahan rakyat atau individu masyarakat.
Rasulullah saw bersabda: "Apabila pemimpin mencari keraguan di tengah manusia, maka ia
telah merusak mereka." Imam Nawawi dalam Riyadus-Shalihin menceritakan ucapan Umar:
"Orang-orang dihukumi dengan wahyu pada masa rasulullah saw. Akan tetapi wahyu telah
terhenti.Oleh karenanya kami hanya menghukumi apa yang kami lihat secara lahiriah dari amal
perbuatan kalian."
Rasulullah menegaskan secara gamblang tentang hak-hak asasi manusia, pada lingkup
muslim dan non-muslim, pemimpin dan rakyat, laki-laki dan wanita.
Manusia di mata Islam semua sama, walau berbeda keturunan, kekayaan, jabatan atau jenis
kelamin. Ketaqwaan-lah yang membedakan mereka.Rakyat dan penguasa juga memiliki
persamaan dalam Islam.Yang demikian ini hingga sekarang belum dicapai oleh sistem
demokrasi modern. Nabi saw sebagai kepala negara juga adalah manusia biasa, berlaku
terhadapnya apa yang berlaku bagi rakyat. Maka Allah memerintahkan beliau untuk
menyatakan: "Katakanlah bahwa aku hanyalah manusia biasa, hanya saja aku diberi wahyu,
bahwa Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa." (QS. 18: 110).
ii
C. PERBEDAAN PANDANGAN HAM DALAM ISLAM DAN DUNIA BARAT
Dalam pandangan Islam HAM itu bersifat theosentris berpusat kepada Tuhan. Allah
yang selalu menjadi tolak ukur segala sesuatu, sedangkan manusia adalah ciptaan Allah untuk
mengabdi kepada-Nya. Sementara dalam pandangan Barat HAM bersifat antroposentris yang
segala sesuatu berpusat kepada manusia. Kebebasan manusialah yang menjadi tolak ukur segala
sesuatu, yang tidak ada urusan dengan Tuhan
Barat memang di dalam negaranya menerapkan HAM. Namun kita juga mesti melihat
realisasi HAM di dunia internasional. Barat tidak menyamakan antara bangsanya sendiri
dengan bangsa lain. Secara jelas, mereka mengedepankan dan melaksanakan segala sesuatu
demi kepentingan Barat. Contoh sederhana adalah kasus penjajahan dan eksploitasi terhadap
bangsa-bangsa lain. Juga kasus perbudakan di Amerika yang tidak pernah terjadi di dunia
Islam. Dengan melihat dua sis ini, baru kita dapat menghukumi mereka atas realisasi HAM.
Contoh sederhananya adalah kaitannya antara laki-laki dan perempuan. Islam
menyetarakan hak-hak anatara keduanya. Laki-laki dan perempuan memiliki tanggungan harta
yang sama. Dalam sosial politik juga memiliki tanggung jawab yang sama. Mereka sama-sama
memiliki hak kewarganegara-an. Persamaan wanita seperti ini sebelumnya tidak terdapat dalam
peradaban Barat.
Islam juga mengatur hak-hak mereka kaitannya dengan kesetaraan mereka di hadapan
hukum. Di Barat, nama identitas wanita akan hilang ketika ia telah bersuami. Sementara di
dunia Islam nama identitas tetap dicantumkan dengan dinasabkan kepada orang tuanya.
Islam juga memberikan aturan mengenai interaksi dengan non-muslim. Mereka (non-
muslim) memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan kaum muslimin. Mereka berhak untuk
mengadakan berbagai transaksi, hak untuk memperoleh pendidikan dan seterusnya. Negara
Islam membangun semua landasan kehidupan dan ketatanegaraan dari ajaran Islam, bukan dari
landasan nasionalis.
ii
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian HAM dalam pandangan Islam ialah Hak yang diberikan oleh Allah SWT
kepada semua manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya dengan tujuan agar manusia
mampu memanfaatkan hak-haknya tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
melaksanakan tanggung jawab yang telah diberikan Allah SWT kepadanya yaitu
menjadi khalifatullah fil Ardli sekaligus sebagai hamba Allah SWT yang bertanggung
jawab, Sedangkan HAM dalam pandangan barat ialah pandangan yang menjadikan
manusia sebagai ukuran dari segi sesuatu telah menyatakan diri sebagai pewaris sah
filsafat dan peradaban humanism dalam sejarah bermula dari Yunani Kuno dan
mencapai puncaknya pada era modern yang di atur oleh Negara/pemerintahan.
3. Perbedaan pandangan tentang HAM dalam Islam dengan Dunia Barat yang paling
mendasar adalah HAM dalam Islam bersumber/berdasarkan pada ajaran Al-
Qur’andan Hadist serta bersifat Theosentris, sedangkan HAM dalam pandangan Barat
berdasarkan dari pemikiran filosofi semata serta bersifat Antroposentris.
DAFTAR PUSTAKA
Iryani, Eva. (2017). Hukum Islam, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia: Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi Vol.17 No.2
Hussain, Syaukat. 1996. Hak Asasi Manusia dalam Islam. Terjemahan oleh Abdul Rochim.
Gema Insani Press, Jakarta.
Lopa, Baharuddin. 1999. Al-Quran dan Hak Asasi Manusia. PT. Dana Bhakti Prima Yasa,
Yogyakarta.
Zainuddin Ali, 2008. Hukum Islam : Pengantar Hukum Islam di Indonesia. Penerbit Sinar
Grafika : Jakarta
Budiardjo, Miriam. “Hak-hak Asasi Manusia dalam Dimensi Global” dalam Jurnal Ilmu
Politik, Vol. 10, 1990.
ii