Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA IDE

MK. AGAMA ISLAM


PRODI S1 PEND.TATA RIAS - FT

SKOR NILAI :

REKAYASA IDE

“ Hak Asasi Manusia (HAM) dan Demokrasi “

Dosen Pengampu : Drs. RAMLI, MA.

DISUSUN OLEH :

 DWI APRILIA MIADI (5193344007)


 PADILAHANI (5193344012)
 YUNI QADRI NST (5193344003)

PENDIDIKAN TATA RIAS


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan penulis
kemudahan dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolonganNya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Rekayasa Ide” sebagai
tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pendidikan Agama Islam yang telah membimbing penyelesaian makalah. Saya juga
berterima kasih kepada para pihak yang mendukung penulisan makalah.
Penulis memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat dan kesalahan.
Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah.

Medan, 05 Mei 2021

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1


B. Tujuan ..................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI............................................................................................ 3

BAB III IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN SOLUSI................................. 6

A. Identifikasi Masalah................................................................................. 6
B. Solusi........................................................................................................ 6

BAB IV PENUTUP................................................................................................... 7

A. Kesimpulan.............................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 8

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian Hak Asasi Manusia juga dikenal dalam Islam. Berbicara tentang HAM
menurut Islam, harus merujuk pada ajaran Allah dan apa yang diperbuat Nabi Muhammad
saw, jauh sebelum lahirnya piagam-piagam Hak Asasi Manusia di Barat. Piagam Madinah
yang dibuat oleh Nabi saw pada tahun 622 M. merupakan konstitusi yang menjunjung hak
asasi manusia. Bahkan menurut sosiolog Amerika Robert N. Bellah, konstitusi itu terlalu
sangat modern. Konstitusi yang berisi 47 pasal itu secara tegas melarang adanya diskriminasi
dan penindasan serta memberi kebebasan dalam melaksanakan agamanya masing-masing.

HAM menurut Islam berprinsip menjunjung tinggi martabat manusia, seperti yang
dinyatakan surat Al-Isra’ ayat 70, AnNaml: 33, dan Al-Maidah: 32. Di samping itu HAM
menurut Islam juga menghendaki adanya persamaan, kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan beragam dan jaminan sosial

Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa secara kodrati dianugerahi hak dasar yang
disebut hak asasi, tanpa perbedaan antara satu dengan lainnya. Dengan hak asasi tersebut,
manusia dapat mengembangkan diri pribadi, peranan, dan sumbangan bagi kesejahteraan
hidup manusia. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak dasar yang melekat pada diri
setiap manusia.

Ada perbedaan prinsip antara hak asasi manusia dilihat dari sudut pandangan Barat
dan Islam. Hak asasi manusia menurut pemikiran Barat semata-mata bersifat antroposentris,
artinya segala sesuatu berpusat pada manusia. Dengan demikian, manusia sangat
dipentingkan. Sebaliknya, hak-hak asasi manusia ditilik dari sudut pandangan Islam bersifat
teosentris, artinya segala sesuatu berpusat pada Tuhan. Dengan demikian Tuhan sangat
dipentingkan. Dalam hubungan ini, pemikiran Islam berbeda dengan pendekatan Barat.
Ajaran Islam sangat mementingkan penghargaan pada hak-hak asasi dan kemerdekaan
manusia sebagai sebuah aspek kualitas dari kesadaran keagamaan yang terpatri dalam hati,
pikiran, dan jiwa, serta pengamalan penganut-penganutnya. Perspektif Islam sungguh-
sungguh bersifat theosentris.

Kewajiban yang diperintahkan kepada umat manusia dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu huququllah dan huququl ‘ibad. Huququllah (hak-hak Allah) adalah kewajiban-
kewajiban manusia terhadap Allah swt yang diwujudkan dalam berbagai ritual ibadah,
sedangkan huququl’ibad (hak-hak manusia) merupakan kewajiban-kewajiban manusia
terhadap sesamanya dan terhadap makhluk-makhluk Allah lainnya. Hak-hak Allah tidak
berarti bahwa hak-hak itu6 diminta Allah karena bermanfaat bagi Allah, tetapi karena hak-
hak Allah bersesuaian dengan hak-hak makhlukNya.

1
B. Tujuan

Tujuan Rekayasa Ide ini untuk membantu masyarakat Indonesia dalam hal
meningkatkan Ham dan Demokrasi dalam Islam dalam bermasyarakat.

C. Manfaat

Adapun manfaat dari rekayasa ide ini adalah supaya penulis dapat menyumbangkan
pemikirannya terhadap permasalahan yang diangkat dan juga menambah pengetahuan
tentang hal tersebut tidak hanya itu dengan dibuatnya rekayasa ide ini semoga tujuannya
dapat terlaksana.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

Hukum merupakan seperangkat norma atau aturan yang dibuat dengan cara-cara
tertentu dan ditegakkan oleh pemimpin sehingga tercapainya hak-hak manusia. Bentuk
hukum bisa berupa hukum tertulis dan tidak tertulis. Hukum tertulis berupa perundang-
undangan yang telah disusun sistematis oleh negara demi kesejahteraan rakyat.

.
Hukum Islam atau syariat
islam adalah sistem kaidah-
kaidah yang didasarkan pada
wahyu Allah SWT dan Sunnah
Rasul mengenai tingkah laku
mukallaf (orang yang sudah
dapat dibebani kewajiban)
yang diakui dan diyakini,
yang mengikat bagi semua
pemeluknya. Dan hal ini
mengacu pada apa yang

3
telah dilakukan oleh Rasul
untuk
melaksanakannya secara
total. Syariat menurut
istilah berarti hukum-hukum
yang
diperintahkan Allah Swt
untuk umatNya yang
dibawa oleh seorang Nabi,
baik yang
berhubungan dengan
kepercayaan (aqidah) maupun
yang berhubungan dengan
amaliyah
.

4
Hukum Islam atau syariat
islam adalah sistem kaidah-
kaidah yang didasarkan pada
wahyu Allah SWT dan Sunnah
Rasul mengenai tingkah laku
mukallaf (orang yang sudah
dapat dibebani kewajiban)
yang diakui dan diyakini,
yang mengikat bagi semua
pemeluknya. Dan hal ini
mengacu pada apa yang
telah dilakukan oleh Rasul
untuk
melaksanakannya secara
total. Syariat menurut

5
istilah berarti hukum-hukum
yang
diperintahkan Allah Swt
untuk umatNya yang
dibawa oleh seorang Nabi,
baik yang
berhubungan dengan
kepercayaan (aqidah) maupun
yang berhubungan dengan
amaliyah
Demikian hukum tidak tertulis yaitu seperti hukum adat, hukum yang muncul karena
kebiasaan atau adanya pengaruh-pengaruh eksternal maupun internal. Hukum adat terjadi
sebagian karena pengaruh kepercayaan masing-masing. Seperti Bali mayoritas penganut
agama hindu, sehingga seseorangpun jika tinggal disana sedikit banyak akan terpengaruh dan
mengikuti adat dari Hindu, pengaruh-pengaruh spiritual seperti kepercayaan terhadap mistis
menjadikan seseorang melakukan adat yang mungkin orang modern sekarang sangat tidak
masuk akal seperti memberi sesajen diperempatan jalan dan lain sebagainya.
hukum dibuat oleh manusia untuk mengatur hubungan manusia satu sama lain dan harta
bendanya. Tidak dengan hukum Islam yang langsung  bersumber dari Firman Allah dan
sebarkan melalui Rasul-Nya. Hukum Allah lebih luas cakupannya, karena tidak hanya
membahas seputar mengatur hubungan manusia dengan manusia melainkan juga hubungan
dengan Tuhan, hubungan dengan dirinya sendiri masyarakat dan alam sekitarnya.

Dalam HAM barat perlindungan internasional tidak ada kecuali hanya himbauan etika
dan usaha-usaha yang belum sampai pada batas pelaksanaannya. Hal ini dibagi menjadi dua
diantaranya yaitu:

 Usaha kesepakatan berdasar umum dan pengakuan antara seluruh negara

6
 Usaha meletakkan hukuman yang dipakai untuk menghukum negara yang melanggar
HAM.
Hal ini pada dasarnya hanya tersurat saja dan cenderung pada hasrat manusia itu
sendiri. Sedangkan HAM dalam islam, HAM tersebut adalah anugerah Allah kepada manusai
sebagai pelindung dan penjamin.

Demokrasi menurut Islam dapat diartikan seperti musyawarah, mendengarkan


pendapat orang banyak untuk mencapai keputusan dengan mengedepankan nilai – nilai
keagamaan. Konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan
dengan Islam

 Demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama.


 Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya.
 Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan dengan musyawarah.
 Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun tetap menjadi pertimbangan utama
dalam musyawarah.
 Musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihadi; bukan pada persoalan
yang sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan Sunah.
 Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-nilai agama.
 Hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga
Dengan demikian individu memiliki hak al karâmah dan hak al fadlîlah karena kasih
sayang Allah kepada hambaNya. Apalagi misi Rasulullah adalah rahmatan lil alamin, di
mana kemaslahatan/ kesejahteraan merupakan tawaran untuk seluruh individu dan alam
semesta. Elaborasi (pengejawantahan) misi di atas disebut sebagai ushul al khams (lima
prinsip dasar) yang melingkupi hifdhud dîn, Hukum HAM dalam islam nafs wal ’irdl,
Hukum HAM dalam islam aql, Hukum HAM dalam islam nasl dan Hukum HAM dalam
islam mal.

 Hukum HAM dalam islam dîn

Memberikan jaminan hak kepada umat Islam untuk memelihara agama dan
keyakinannya (al din). Sementara itu Islam juga menjamin sepenuhnya atas identitas
(kelompok) agama yang bersifat lintas etnis, oleh karena itu Islam menjamin kebebasan
beragama, dan larangan adanya pemaksaan agama yang satu dengan agama lainnya.

 Hukum HAM dalam islam nafs wal ’irdh

Memberikan jaminan hak atas setiap jiwa (nyawa) individu, untuk tumbuh dan
berkembang secara layak. Dalam hal ini Islam menuntut adanya keadilan, pemenuhan
kebutuhan dasar (hak atas penghidupan) pekerjaan, hak kemerdekaan, dan keselamatan,
bebas dari penganiayaan dan kesewenang wenangan.

 Hukum HAM dalam islam ‘aql

Adalah adanya suatu jaminan atas kebebasan berekspresi, kebebasan mimbar,


kebebasan mengeluarkan opini, melakukan penelitian dan berbagai aktivitas ilmiah. Dalam

7
hal ini Islam melarang terjadinya perusakan akal dalam bentuk penyiksaan, penggunaan
ekstasi, minuman keras dan lain lain.

 Hukum HAM dalam islam nasl

Merupakan jaminan atas kehidupan privasi setiap individu, perlindungan atas profesi
(pekerjaan), jaminan masa depan keturunan dan generasi penerus yang lebih baik dan
berkualitas. Free sex, zinah menurut syara’, homoseksual, adalah perbuatan yang dilarang
karena bertentangan dengan hifdh al nasl.

 Hukum HAM dalam islam mâl

Dimaksudkan sebagai jaminan atas pemilikan harta benda, properti dan lain lain. Dan
larangan adanya tindakan mengambil hak dari harta orang lain, seperti mencuri, korupsi,
monopoli, oligopoli, monopsoni dan lain lain.

Lima prinsip dasar (al huquq al insaniyyah) di atas sangatlah relevan dan bahkan
seiring dengan prinsip prinsip hak hak asasi manusia dalam islam (HAM). Di samping itu,
Islam sebagai agama tauhid, datang untuk menegakkan kalimat Lâ ilâha illallâh, tiada Tuhan
selain Allah. Suatu keyakinan (aqidah) yang secara transendental, dengan menisbikan
tuntutan ketaatan kepada segenap kekuasaan duniawi serta segala perbudakan individu
dengan berbagai macam jenis kelamin, status sosial, warna kulit dan lain sebagainya.
Keyakinan semacam ini jelas memberikan kesuburan bagi tumbuhnya penegakan HAM
melalui suatu kekuasaan yang demokratis. Oleh karena itu, Munas Alim Ulama
merekomendasikan kepada PBNU agar rumusan rumusan HAM yang bersifat substansial ini,
menjadi sebuah konsep yang utuh untuk memperjuangkan terwujudnya al huquq al
insaniyyah (HAM) secara aktif dan sungguh sungguh di bumi Indonesia.

Hukum demokrasi berlawanan dengan islam, tidak akan menyatu selamanya. Oleh
karena itu hanya ada dua pilihan, beriman kepada Allah dan berhukum dengan hukumNya
atau beriman kepada thagut dan berhukum dengan hukumnya. Setiap yang menyelisihi
syari’at Allah pasti berasal dari thagut.

Adapun orang orang yang berupaya menggolongkan hukum demokrasi ke dalam


sistem syura, pendapatnya tidak bisa diterima, sebab sistem syura itu teruntuk sesuatu hal
yang belum ada nash (dalilnya) dan merupakan hak Ahli Halli wal Aqdi yang anggotanya
para ulama yang wara’ (bersih dari segala pamrih). Hukum demokrasi sangat berbeda dengan
system syura seperti telah dijelaskan di muka.

Hari kiamat tak bakalan terjadi hingga umatku meniru generasi generasi sebelumnya,
sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Ditanyakan, “Wahai Rasulullah, seperti
Persia dan Romawi?” Nabi menjawab: “Manusia mana lagi selain mereka itu?” (HR.
Bukhory no. 7319 dari Abu Hurairah r.a)

Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani (w. 852 H) dalam kitabnya, Fathul Bariy (13/301),
menerangkan bahwa hadist ini berkaitan dengan tergelincirnya umat Islam mengikuti umat
lain dalam masalah pemerintahan dan pengaturan urusan rakyat. Sekarang dapat kita rasakan
kebenaran sabda Beliau SAW, dalam pemerintahan dan pengaturan urusan rakyat, sistem
demokrasi dianggap sebagai sistem terbaik, bahkan tidak jarang hukum Islam pun dinilai

8
dengan sudut pandang demokrasi, kalau hukum Islam tersebut dianggap tidak sesuai dengan
demokrasi maka tidak segan segan dibuang atau diabaikan.

Demokrasi yang telah dijajakan Barat ke negeri negeri Islam itu sesungguhnya adalah
sistem kufur. Tidak ada hubungannya dengan Islam, baik langsung maupun tidak langsung.
Demokrasi bertentangan dengan hukum hukum Islam dalam garis besar dan perinciannya,
dalam sumber kemunculannya, aqidah yang melahirkannya atau asas yang mendasarinya,
serta berbagai ide dan peraturan yang dibawanya.

BAB III

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A. Identifikasi Masalah

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis banyak masyarakat Indonesia yang
masi saja mengabaikan Ham dan Demokrasi sebagai manusia Allah Swt dan masih banyak
yang belum dapat menjelankan dengan benar menjadi manusia yang memiliki Ham dan
berdemokrasi. Banyaknya masyarakat yang lalai disebabkan karena kurangnya pengetahuan
akan agama yang mereka pelajari, lingkungan tempat tinggal juga menjadi salah satu faktor
masyarakat lalai menjalannkan tugasnya. Faktor pergaulan pertemanan juga dapat memicu
kelalaian dalam Ham tersebut.

B. Solusi

Untuk meningkaatkan ketaatan terhadap Allah Swt diperlukan kesadaran diri untuk
setiap masyarakat. Para orang tua harus menjaga anak- anak mereka dari pergaulan yang
membuat mereka jauh dari Allah Swt, selain itu mempelajari apa yang telah Allah Swt
perintahkan dan menjauhi larangan-Nya. Jika orang tua dalam keluargaa tidak dapat menjalan
perintah Allah Swt bagaimana anak-anak mereka menjauhi apa yang telah di larang oleh
Allah Swt.

Sebagai seorang khalifah harus dapat mempengaruhi orang sekitar agar dapat
membuat lingkungan tersebut di kelilingi oleh orang-orang yang mencintai Allah Swt. Selain

9
memberikan saran kepada orang-orang sekitar, juga harus menjadikan dirinya lebih baik agar
dapat di contoh oleh masyarakat, setiap orang harus menyadari akan adanya Ham tersebut
agar kehidupan manusia lebih terjaga.

Seorang khalifah juga dapat mengajak secara langsung bergabung dalam hal-hal yang
membuat masyarakaat dekat dengan Allah Swt, sehingga ham dalam islam juga dapat
dijalankan dengan baik. Misalnya saja sseorang ustad mengajak masyarakat sekitar untuk
membuat acara pengajian yang diadakan setiap sekali dalam seminggu. Membuat mesjid
menjadi lebih bersih agar membuat nyaman orang saat dimesjid.

Salah satu cara terbaik adalah mengajak masyarakat untuk melakukan hal baik
bersama-sama, tidak menyindir orang lain yang belum memahami Ham dan Demokrasi
dalam Islam. Mengingatkan satu sama lain juga merupaka tanggung jawab manusia agar
menjadi lebih baik. Karna pada dasarnya kita semua akan kembali lagi kepada Allah swt.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk membuat masyarakat menjalankan perintah Allah adalah dengan cara saling
mengingatkan dan mengajak satu sama lain untuk kebaikan. Seorang manusia yang baik
harus bisa membuat lingkungan tempat tinggalnya lebih baik. Karna pada dasarnya jika
lingkungan tersebut baik maka akan dapat membuat masyarakat yang berada dalam
kingungan tersebut menjadi lebih baik lagi. Misalnya setiap seminggu sekali diadakan
pengajian di desa tersebut, maka lama kelamaan masyarakat desa tersebut akan terbiasa akan
hal tersebut yang membuat mereka dekat dengan Allah Swt dan mengerti akan Ham dan
Demokrasi tersebut.

B. Saran

Diharapkan kepada setiap orang tua, guru, ustad, pemimpin yang ada di setiap daerah
dan lain-lain agar memperhatikan tempat lingkungannya, agar dapat membuat perubahan
yang baik dalam kehidupan yang bedemokrasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Husnel Matondang. 2021. Islam Kaffah Edisi Revisi. Medan: Perdana Publishing
Ahsan, Muhammad dan Sumiyati, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Al-Qasthalani, Ahmad bin Muhammad,
Syarah Shahih Bukhari, diterjemahkan oleh Abu Nabil dari “Jawahir Al-Bukhari wa Syarh
Al-Qasthalani”, Solo: Zamzam, 2014

11

Anda mungkin juga menyukai