Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JURNAL REVIEW

MK. PEND. AGAMA ISLAM


PRODI S1 PEND.TATA RIAS - FT

SKOR NILAI :

CRITICAL JURNAL REVIEW

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu : Drs. RAMLI, MA.

DISUSUN OLEH :

 PADILAHANI (5193344012)

PENDIDIKAN TATA RIAS


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan kasih-Nya kepada kita semua. Terkhususnya atas berkatnya yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan Critical Jurnal Review  ini sehingga dapat
disajikan kepada pembaca.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada beliau selaku dosen pengampu


pada mata kuliah Pend. Agama Islam, Yang telah mendukung penulis dalam menulis
dan menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap melalui Critical Jurnal Review  ini dapat mejadi referensi


bacaan dan informasi bagi pembaca.

Penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
untuk kedepannya dapat lebih lagi menampilkan hasil yang lebih baik lagi.

Medan, Februari 2021

Padilahani
JURNAL 1
JURNAL 2
JURNAL 1
Judul Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia Dalam Masyarakat
Multikultural
Volume dan Halaman Volume 3 Nomor 1 hal 51-68
ISSN 2548-1371
Jurnal Jurnal Pendidikan Agama Islam
Tahun 2017
Penulis Sugiyar
Periview Padilahani
Tanggal 27 Februari 2021

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megimplementasi demokrasi
dalam masyarakat
Subjek Penelitian Masyarakat

PENDAHULUAN
Latar belakang dan teori Implementasi demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) menjadi
dambaan setiap manusia di dunia dalam kehidupan sehari-hari.
Demokrasi sebagai simbol peradaban masyarakat modern oleh
bangsa-bangsa di dunia. Demokrasi dan HAM merupakan konsepsi
kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah
peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. Demokrasi dan HAM
dapat juga dimaknai sebagai hasil perjuangan manusia untuk
mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya, sebab
hingga saat ini hanya konsepsi demokrasi dan HAM yang telah
terbukti paling mengakui dan menjamin harkat kemanusiaan. Untuk
menjamin keterlaksanaan penegakkan HAM secara demokratis
diperlukan peraturan perundangan dan perangkat hukum lainnya
yang berlaku.
Masyarakat yang demokratis selalu menjunjung tinggi hak-hak sipil
dan menghormati kebebasan. Kebebasan yang diperoleh secara
individual maupun sosial harus dapat dipenuhi. Kebebasan
individual mengacu pada kemampuan individu untuk menentukan
segala sesuatu yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kebebasan yang dimiliki, seseorang akan mampu
berprakarsa untuk menempuh langkah-langkah terbaik untuk
mengembangkan diri dan masyarakatnya. Dengan kebebasan sosial
dimaksud sebagai ruang bagi pelaksanaan kebebasan individual.
Pembatasan-pembatasan secara ketat yang dilakukan oleh lembaga
pemerintah atau militer atas kehidupan warga negara dapat merusak
kebebasan individual.
Konsepsi demokrasilah yang memberikan landasan dan mekanisme
kekuasaan berdasarkan prinsip persamaan dan kesederajatan
manusia. Demokrasi menempatkan manusia sebagai pemilik
kedaulatan yang kemudian dikenal dengan prinsip kedaulatan
rakyat. Konsepsi demokrasi dan hak asasi manusia dalam
perkembangannya sangat terkait dengan konsepsi negara hukum.
Dalam sebuah negara hukum, sesungguhnya yang memerintah
adalah hukum, bukan manusia. Hukum dimaknai sebagai kesatuan
hirarkis tatanan norma hukum yang berpuncak pada konstitusi. Hal
ini berarti bahwa dalam sebuah negara hukum menghendaki adanya
supremasi konstitusi
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengumpulan data
dilakukan dengan instrumen berupa pedoman wawancara, lembar
observasi, dan checklist dokumentasi.
Langkah-langkah Dengan melakukan pencarian data-data yang paling relevan dan
Penelitian utama terkait dengan ham dan demokrasi serta selanjutnya
dilakukan analisis yang lebih tajam sehingga menghasilkan gagasan
atau ide kreatif.
Hasil penelitian Salah satu indikator dari keberhasilan demokrasi adalah terjadinya
rotasi kekuasaan secara teratur dan damai, tanpa melalui kekerasan.
Demokrasi adalah perangkat politik dan etika yang berkembang
secara dinamis dalam ruang-waktu sejarah. Di samping adanya
ragam pendapat dan adaptasi lokal dari demokrasi, konsep
demokrasi sendiri diyakini memiliki prinsip-prinsip universal
sebagai ciri eksistensinya. Prinsip-prinsip eksistensial dari
demokrasi itu adalah adanya: (1) kebebasan; (2) kesamaan; (3)
kedaulatan suara mayoritas, sebagai penentu keberadaan demokrasi
itu.
Muncul tuntutan-tuntutan terhadap reformasi politik karena adanya
optimisme perbaikan implementasi demokrasi. Ada tiga alasan
munculnya optimisme semacam ini, yaitu: (1) meluasnya
antusiasme terhadap reformasi; (2) kedalaman krisis ekonomi yang
dipercaya berakar pada korupsi dan kurangnya pertanggung
jawaban yang meresapi sistem politik, sehingga reformasi
demokratis diyakini merupakan solusi; (3) perpecahan di kalangan
elite politik yang berkuasa.21 Namun, di balik dinamika reformasi
yang penuh akselerasi tinggi, nampaknya masih belum banyak
kekuatan-kekuatan sosial politik yang benar-benar memiliki
kesungguhan untuk menggelindingkan demokrasi. Sekalipun
berbagai pranata bangunan demokrasi kini telah terbentuk, namun
di sana sini paradoks demokrasi masih banyak dijumpai. Demokrasi
yang dibangun dan dipahami lebih mengacu pada demokrasi yang
bersifat prosedural kelembagaan ketimbang demokrasi yang
mengacu pada tata nilai. Jika esensi demokrasi pada tingkat
individual ini bisa diinternalisasi oleh setiap aktor dan komunitis
politik, maka upaya-upaya penegakan demokrasi pada arus
struktural maupun kultural akan lebih menemukan persemaian
subur.
Berdasarkan DUHAM, ada beberapa jenis hak asasi yang dimiliki
oleh setiap individu, yaitu (1) hak personal (hak jaminan kebutuhan
pribadi); (2) hal legal (hak jaminan perlindungan hukum); (3) hak
substensi (hak jaminan adanya sumber daya untuk menunjang
kehidupan); dan (4) hak ekonomi, sosial, dan budaya.31Ketiga jenis
hak yang telah disebutkan terdapat dalam pasal 3-21 DUHAM.
Adapun hak ekonomi, sosial dan budaya meliputi: (1) hak atas
jaminan sosial; (2) hak untuk bekerja; (3) hak atas upah yang sama
untuk pekerjaan yang sama; (4) hak untuk bergabung ke dalam
serikat-serikat buruh; (5) hak atas istirahat dan waktu senggang’ (6)
hak atas standar hidup yang pantas di bidang kesehatan dan
kesejahteraan; (7) hak atas pendidikan; dan (8) hak untuk
berpartisipasi dalam kehidupan yang berkebudayaan dari
masyarakat.
ANALISIS JURNAL
Kelebihan Jurnal Jurnal yang singkat dalam pembahasan/langsung ke inti
pembahasan membuat pembaca tidak bosan dalam membacanya,
karena isi yang singkat. Jurnal ini memiliki kelebihan pada hasilnya
banyak diberikan gambaran gambaran seperti table dan diagram
membuat pembaca lebih mudah memahami hasil dari penelitian
jurnal tersebut
Kekurangan jurnal Jurnal ini memiliki kekurangan yaitu Kemudian jurnal tersebut juga
memiliki ke kaburan makna dibeberapa sub judul dan
membuat pembaca sedikit bingung. Kurang lengkap
pembahasannya seperti sub judulnya sedikit dan penulisannya kurang
rapi.
Kesimpulan Demokrasi sebagai kedaulatan rakyat. Rakyat adalah pemilik
kedaulatan sejati sehinggasudahsewajarnya apabila kepercayaan dan
amanah yang diberikan pada wakil rakyat tidakdapat
dipertanggungjawabkan dengan baik, maka kepercayaan dan
amanah tersebutdikembalikan pada pemiliknya sendiri. Esensi
demokrasi hendaknya diletakkan di atasprinsip dan kesadaran akan
kepentingan bersama. Keputusan mayoritas haruslahdihormati
namun, sedapat mungkin dihindari dominasi mayoritas dan tindakan
tiraniminoritas dalam pembuatan suatu kebijakan politik.
Hak asasi manusia sebagai konsep yang dipengaruhi oleh berbagai
aspek, diantaranya ideologi, politik, dan budaya yang
melingkupinya. Meski secara historis sudah ada jauh sebelumnya,
perdebatan tentang universalitas dan partikularitas HAM masih
diperbincangkan di berbagai kesempatan oleh berbagai kalangan
hingga saat ini. Dikarenakan Esensi HAM bersifat universal, maka
pandangan yang menyatakan bahwa HAM berasal dari budaya
―Barat‖ sehingga bertentangan dengan budaya ―Timur‖ adalah
pandangan yang kurang tepat. Sesungguhnya bukan budaya
―Barat‖ berhadapan dengan budaya Timur‖, sehingga tesis yang
menghadapkan pada kedua hal tersebut dan kemudian
mempertentangkannya adalah tidak sesuai dengan sifat melekat dan
universal dari HAM.
Saran Diharapkan agar pembaca dapat menjadikan referensi jurnal ini
dalam berdemokrasi serta menerapkan Ham.
Daftar Pustaka Sugiyar.(2017). Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia Dalam
Masyarakat Multikultural. Jurnal Pendidikan Agama Islam.vol 3
(1). hal 51-68.

JURNAL 2
Judul Islam, Demokrasi, dan HAM Sebuah Benturan Filosofis dan
Teologis
Volume dan Halaman Volume 11 No.1, halaman 31-62
ISSN 1410-4946
Jurnal Jurnal Ilmu sosial dan Ilmu Politik
Tahun 2007
Penulis Najid Jauhar
Periview Padilahani
Tanggal 27 Februari 2021

Tujuan Penelitian Tujuan menganalisis pengaruh Islam, Demokrasi, dan HAM Sebuah
Benturan Filosofis dan Teologis
Subjek Penelitian Masyarakat

PENDAHULUAN
Latar belakang dan teori Saat ini, demokrasi merupakan komoditas rejim konseptual yang
paling laku di dunia ini, serta menjadi keimanan sebagian besar
umat manusia sebagai model ideal untuk mencapai tujuan
perdamaian dan keadilan. Demokrasi tidak hanya berdiri kokoh di
tempat kelahirannya saia, tetapi telah sedemikian jauh mengglobal
dari Barat ke Timur, mengalir dari utara ke selatan. Tentu saja
proses perpindahan dan penyebaran demokrasi tidak seperti yang
dibayangkan.
Dunia Islam baru mengenal demokrasi (Barat) setelah pD II
terutama setelah kolonialisme dan imperialisme mengacak-acak
negara Timur (Asia-Afrika). Konsep-konsep mengenai dernokrasi
kemudian menjadi isu sentral dalam setiap sendi pemaknaan agama
dan praktek bernegara.
Pergulatan panjang tentang asal usul HAM melahirkan dua
pendekatan. Pertama, pemikiran yang mendasarkan pandangannya
pada aja1a1 agama atau merujuk pada nilai-nilai ilahiyah (wahyu
allah) sebagai kekuatan yang mengatasi manusia dan keberadaannya
tidak bergantung pada umat manusia. Kedua, pemikiran yang tidak
secara langsung mendasarkan diri pada agama. Pemikiran ini sangat
beragam, ada yang didasarkan pada suatu prinsip bahwa agar
minusia dapat hidup dibawah nilai kemanusiaan memerlukan syarat
objektif yang bila syarat tersebut tidak terpenuhi, maka nilai
kemanusiaan akan hilang dan manusia akan musnah.
secara konseptual manusia ditempatkan sebagai individu yang
asosial dan egois yang dalam setiap tindakannya didasarkan pada
Pemenuhan prib adi. Kedua, teoriini mendukung munculnya
ketimpangan kehidupan sosial-ekonomi di atas dalih perlindungan
hak kekayaan pribadi. Sementara di seberang premis liberal tersebut
berdiri kokoh teori sosialis yang justru reduksionis yang
menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan individu
(privat), teori sosialis menekankan persamaan sosial ekonomi dan
koperasi sosial sebagai norma bagi masyarakat.
Metode Penelitian Jenis penelitian Teknik analisis data melalui empat tahap yakni
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Uji kesahihan data menggunakan trianggulasi sumber.
Langkah-langkah Dengan melakukan pencarian data-data yang paling relevan dan
Penelitian utama terkait dengan ham dan demokrasi serta selanjutnya
dilakukan analisis yang lebih tajam sehingga menghasilkan gagasan
atau ide kreatif.
Hasil penelitian Sebagaimana disebutkary Islam, mengenal konsepsi demokrasi
(dalam artian demokrasi Barat) setelah terjadi kontak dengan Barat
melalui kolonialisasi dan imperialisasi. Konsep demokrasi yang
dihembuskan Barat tersebut tidak serta merta merasuk ke dalam
jantung pemikiran maupun praksis umat Islam, setidaknya terdapat
tiga katup pemikiran sebagai respon terhadap demokrasi. Pertnma,
Islam dan politik tidak bisa dipisahkary hukum yang paling tepat
untuk mengatur manusia adalah Hukum Tuhary tetapi dalam
aplikasinya tetap harus berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi
(theodemokrasi). Kedua, Islam dan politik adalah dua entitas yang
dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan, ada relasi. Ketiga,
Islam dan negara adalah dua hal yang berbeda karena itu harus
dipisahkary contoh Turki.
Salah satu kelebihan dari deklarasi ini adalah bahwa teks dari
deklarasi itu membuat acuan-acuan yang gamblang dan unik dari
totalitas perafuran-perafuran yang berasal dari Al Qur'an, sunnah
Rasulullah SAW, dan hukum-hukum lainnya yang ditarik dari
kedua sumber tersebut dengan metode-metode yang dianggap sah
menurut hukum Islam.
Kalangan Islam yang berpendapat bahwa sebenarnya secara
historis-praksis Islam telah melaksanakan demokrasi selalu merujuk
kepada era Madinah di mana Muhammad saat itu dianggap telah
melaksanakan kategori-kategori demokrasi untuk takaran masa kini.
Bahkan hal ini diakui oleh Robert N. Bellah, sosiolog kontemporer,
bahwa di bawah pimpinan Muhammad saat itu, umat Islam telah
membuat suatu lornpatan yang luar biasa dalam kompleksitas yang
luar biasa moderry ia modern dalam hal komitmen, keterlibatan dan
partisipasi yang tinggi diharapkan dari semua lapisan masyarakat,
cukup dekat kepada penyajian suatu contoh komunitas bangunan
nasional modern, bahkan menurut Nurcholish Madjid, gambaran
urnat Islam era Madinah adalah sebagai masyarakat egaliter
partisipatif, menyerupai gambaran masyarakat yang adil, terbuka,
dan demokratis sesuai dengan konsep sosial politik modern.
Prioritas dalam Hak Asasi Manusia berdasarkan konsep Islam dan
konsep sekuler dengan demikian berbeda tentang apa yang
dimaksud menjadi manusia. Dari sudut pandang sekuler, manusia
adalah murni makhluk duniawi dan yang terpenting adalah hak-hak
individu sebagai makhluk duniawi semata. Jika orang memaki
Tuhan atau Yesus di jalanjalan kota tertentu di Amerika sekarang
ini, tidak akan terjadi apa-apa secara hukum, tetapi apabila orang
menghina satu individu, orang tersebut bisa ditangkap atau
diperkarakan di pengadilan. Dari perspektif ini, jelas terlihat bahwa
hak individu berada tidak hanya di atas Tirhan, tetapi j.rgu di atas
orang-orang yang beriman, sebagai suatu kelompok dalam realitas
sosial dan publik. Prioritas di Dunia Islam adalah sebaliknya. Hak-
hak Tuhan berada di atas hak manusia dan menghina agama orang
lain sama sekali tidak dianggap sebagai hak dari seseorang walaupu;
sekiranya Pencegahan ke arah tindakan tersebut akan mengurangi
hak hak individu seseorang.
Oleh karena itu membicarakan masalah kebebasan manusia dalam
bertindak serta memilih, selalu terkait dengan tanggung jawab yang
menyertainya. Kebebasan dan tanggung jawab tidak boleh terpisah
dan terlepas dengan seorang subjek. OKI mengandaikan kebebasan
dan tanggung jawab, terpisah satu sama lain dan masing-masing
berdiri sendiri adalah merupakan suatu abstraksi yang tidak dapat
dibenarkan. Justru kebebasan itu akan bermakna dengan tampilnya
tanggung jawab yang menyertainya dalam setiap tindakan manusia
dan pilihannya yang diputuskan.
Dengan mengembangkan nilai-nilai individualisme dan
materialisme, dunia Barat khususnya Amerika Serikat, berhasil
menjadikan diri sebagai negara yang paling kuat di muka bumi.
Dengan ajaran individualisme dan kebebasan, hak-hak manusia
ditinggikan sedemikian rupa sehingga disejajarkan dengan hak
Tuhan. Kritik terhadap masyarakat di Barat sejak 7948 ,
sesungguhnya mereka puraPura melupakan dosa akumulatif yang
mereka lakukan dalam bentuk penjajahan berabad-abad di atas
penderitaan negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin, dan belahan
dunia lain. Akibat dari pembunuhan hak Tirhan di dunia Barat tentu
bisa dilihat dewasa ini. Mata uang dolar yang berbunyi, Kepada
Tuhan Kami Beriman (In God We Trust), sesungguhnya sangat
berbeda dengan kenyataan sosial yang menyatakan (In Money We
kust), Kepada Uang Kami Beriman.
ANALISIS JURNAL
Kelebihan Jurnal Jurnal membahas mengenai pengertian serta sejarah demokrasi dan
Ham yang cukup jelas dan ringkas. Serta filosofi dan teologis juga
dibahas pada jurnal ini.
Kekurangan jurnal Jurnal ini memiliki kekurangan yaitu Kemudian jurnal tersebut
juga memiliki kekaburanmakna dibeberapa sub judul dan
membuat pembaca sedikit bingung. Tidak terdapat metode
pengumpulan data, sehingga periview harus membaca keseluruhan
untuk mendapatkan metode pencarian data tersebut. Serta tidak
terdapat kesimpulan jurnal, sehingga pembaca harus
menyimpulkannya sendiri.
Kesimpulan Manusia sebagaimana dalam konsep wahyu memiliki peran dualitas
bukan dualisme yang wujud peranannya seperti sekeping mata uang
dengan dua sisi, antar fungsi abid (hamba) deng an khalifah
(pemimpin). Peran tersebut tidak dapat diprioritaskan satu sama
lain, jika prioritas tersebut mengarah kepada peran abid saja,
menurut konsep Islam manusia akan terjafuh ke dalam kubangan
teosentrisme, yang sama sekali justru mengabaikan fungsi
perenialnya sendiri, contoh nyata fenomena ini adalah praktik
sufisme klasik teosentris yang salah satunya menekankan metode
uzlah dan khalzoat secara formal. Sementara itu, apabila prioritas
tersebut dibebankan hanya kepada fungsi khalifah maka manusia
akan terjerembab ke dalam lubang individualisme egois yang
antroposentris sebagaimana dipraktikkan Barat setelah abad
pertengahan di mana menurut Toynbee saat itu (modernitas) telah di
mulai dengan rasa berterimakasih mereka (Barat) terhadap diri
mereka sendiri, bukan lagi kepada Tuhan.
Saran Semoga jurnal dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
referensi pembaca.
Daftar Pustaka Jauhar Najid.(2007). Islam, Demokrasi, dan HAM Sebuah Benturan
Filosofis dan Teologis. Jurnal Ilmu sosial dan Ilmu politik.vol 11
(1).hal 31-62.

Anda mungkin juga menyukai