PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Identitas
NIM/Prodi :6201111008
No Aspek
1 Isi BAB 4 Aktifitas Umum Mansuia
Bab(Ringkasan
Dalam Setiap Sub A.Persepsi
bab )
1.Pengertian Persepsi
B.MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan akar kata dari bahasa Latin movore, yang berarti gerak
atau dorongan untuk bergerak. Motivasi dalam Bahasa Indonesia, berasal
dari kata motif yang berarti daya upaya yang mendorong seseorang
melakukan sesuatu. Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.
Hamalik mengungkapkan bahwa motivasi mendorong timbulnya kelakuan,
dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi fungsi motivasi meliputi:
a. Mendorong timbulnya kelakuan.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak.
2. Teori-Teori Motivasi
1. Physical Needs
Kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang berhubungan dengan kondisi tubuh
seperti pangan, sandang dan papan.
2. Safety Needs
Kebutuhan ini lebih bersifat psikologi individu dalam kehidupan seharihari.
Misal: perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban, jaminan keamanan.
3. Social Needs
Kebutuhan ini juga cenderung bersifat psikologis dan sering kali berkaitan
dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui sebagai anggota, diajak
berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya.
4. Esteem Needs
Kebutuhan ini menyangkut prestasi dan prestise individu setelah melakukan
kegiatan. Misal: dihargai, dipuji, dipercaya.
5. Self Actualization
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dan kebutuhan
ini sekaligus paling sulit dilaksanakan. Misal: mengakui pendapat orang lain,
mengakui kebenaran orang lain, mengakui kesalahan orang lain dapat
menyesuaikan diri dengan situasi.
3. Macam-Macam Motivasi
C. Emosi
1. Pengertian Emosi
Dalam kamus World Book Dictionary, emosi adalah perasaan yang ada
dalam diri, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik
atau buruk. Emosi didefinisikan sebagai berbagai perasaan yang kuat berupa
perasaan benci, takut, marah, cinta, senang dan juga kesedihan.
Secara etimologi (asal kata), emosi berasal dari kata prancis emotion, yang
bersal dari emouvoier, ‘excite’, yang berdasarkan kata latin emovere, yang
terdiri dari kata-kata e-(variant atau ex-), artinya ‘keluar’ dan movere, artinya
‘bergerak’ (istilah “motivasi” juga berasal dai kata movere). Dengan
demikian, secara etomologi emosi bergerak keluar. Emosi adalah bagian
terpenting dari manusia serta merupakan aspek perkembangan yang terdapat
pada setiap manusia. Karena emosi, individu mampu untuk merasakan
keadaan dirinya dan mengekspresikan perasaannya secara tepat dan positif.
Secara umum terdapat dua macam emosi pada manusia yaitu emosi positif
dan emosi negatif. Senang dan bahagia merupakan salah satu bentuk dari
emosi positif, sedangkan marah dan sedih merupakan contoh dari emosi
negatif.
Beberapa perubahan perubahan pada tubuh pada saat emosi dapat kita
rasakan. Terutama pada emosi yang kuat, seringkali terjadi juga perubahan
perubahan pada tubuh kita antara lain:
a. Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona.
b. Peredaran darah: bertambah cepat bila marah.
c. Denyut jantung: bertambah cepat bila terkejut.
d. Pernafasan: bernafas panjang kalau kecewa.
e. Pupil mata: membesar bila sakit atau marah.
f. Liur: mongering kalau takut atau tegang.
g. Buluroma: berdiri kalau takut.
h. Pencernaan: mencret mencret kalau tegang.
i. Otot: ketegangan dan ketakutan menyebabkan menegang atau bergetar
tremor.
j. Kompisi darah: komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan
emosionil karena kelenjar kelenjar lebih aktif.
Dalam susunan system rumit yang telah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa
dalam diri setiap manusia, terdapat salah satunya adalah system syaraf
otonom. System syaraf ini berguna untuk mengawasi proses proses dalam
diri setiap manusia tanpa disadari oleh manusia tersebut, misalnya adalah
proses bernafas, perncernaan, dan denyut jantung. System syaraf otonom ini
dibagi menjadi dua bagian menurut fungsinya, yaitu system syaraf simpatetis
dan parasimpatetis.
System syaraf simpatetis merupakan system syaraf yang bekerja merangsang
tubuh, dengan meningkatkan denyut jantung, aliran darah ke otak, dan
pernafasan.
System syaraf parasimpatetis adalah system syaraf yang berkebalikan dari
system syaraf parasimpatetis, yaitu menenangkan tubuh dengan
melambatkan (merelaksasi) denyut jantung, aliran darah ke otak, dan
pernafasan, serta meningkatkan lagi kerja system pencernaan.
3. Teori-Teori Emosi
b. Teori Periferal
Menurut teori ini orang tidak akan menangis karena susah, tetapi sebaliknya
ia susah karena menangis. Dengan demikian, emosi adalah hasil persepsi
seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai
respons terhadap stimulus yang datang dari luar.
c. Teori Kepribadian
Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, dimana pribadi
ini tidak dapat dipisah-pisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua
substansi yang terpisah. Karena itu maka emosi meliputi pula perubahan-
perubahan kejasmanian.
5. Gangguan Emosi
b. Conduct disorder
Conduct disorder (gangguan perilaku) merupakan permasalahan yang paling
sering ditunjukkan oleh anak dengan gangguan emosi atau perilaku.
Perilaku-perilaku tersebut seperti: memukul, berkelahi, mengejek, berteriak,
menolak untuk menuruti permintaan orang lain, menangis, merusak,
vandalisme, memeras, yang apabila terjadi dengan frekuensi tinggi maka
anak dapat dikatakan mengalami gangguan. Anak normal lain mungkin juga
melakukan perilaku-perilaku tersebut tetapi tidak secara implusif dan
sesering anak dengan conduct disorder.
6. Mengendalikan Emosi
Supaya pergaulan kita sehari-hari dapat berjalan lancar dan dapat menikmati
kehidupan yang tentram, kita tidak hanya harus mampu mengendalikan
emosi kita, namun juga harus memiliki emosi yang tepat dengan
mempertimbangkan keadaan, waktu, dan tempat.
Menurut Wedge, rahasia hidup yang bahagia dapat dinyatakan dalam satu
kalimat singkat: Pilihlah emosi Anda seperti Anda memiliki sepatu Anda.
Wedge berpendapat bahwa emosi manusia itu ibarat sepatu, jika pas, berarti
enak dipakai, tetapi kalau tidak pas dapat melecetkan kaki. Demikian pula
emosi yang tidak sesuai dapat berakibat buruk bagi kita. Hal ini terjadi jika
kita tidak mampu mengendalikan emosi. Pendapat Wedge barangkali ada
benarnya bahwa kita tidak boleh menjadi budak dari emosi, tetapi harus
menjadi tuan dari emosi kita. Kalau kita benar- benar berusaha tidak
membiarkan emosi yang tidak menyenangkan 'bercokol' dalam diri kita dan
menggantinya dengan emosi-emosi yang menyenangkan. Dalam waktu yang
tidak lama, suasana hati kita akan selalu ceria penuh semangat. Dengan
demikian, emosi menjadi modal yang besar bagi hidup kita, bukannya
menjadi kecenderungan yang membuat kita frustrasi.
D. Berpikir
1.Pengertian Berpikir
2) Afirmasi Diri
Afirmasi atau affirmation berasal dari kata affirm yang menurut kamus
Merriam-Webster berarti to make firm, atau membuat sesuatu menjadi kokoh
atau kuat. Afirmasi adalah pernyataan yang diulang-ulang baik secara verbal
atau dalam hati, merupakan pernyataan emosional yang akan membawa
seseorang untuk berpikir dan beraksi. Afirmasi merupakan suatu teknik yang
bisa memperkuat pikiran bawah sadar kita. Jika kita terus melakukan
afirmasi positif pada diri kita, atau menyampaikan hal - hal positif dalam diri
kita, maka pikiran bawah sadar kita akan terbiasa oleh afirmasi positif
tersebut. Dengan melakukan afirmasi positif, maka kita dapat menjadi
seseorang yang percaya diri, dan kita juga akan dapat melakukan sesuatu
dengan lebih baik. Jadi afirmasi itu sangat efektif untuk mengembangkan
dan memperkuat cara pikir dan bertindak efektif untuk mencapai tujuan atau
kebutuhan.
Pola pikir negatif individu yang kurang percaya diri antara lain:
a. Menekankan berbagai keharusan pada diri sendiri, misal: “Saya harus
bisa begini. Saya harus bisa begitu”. Ketika gagal individu tersebut
merasa seluruh hidup dan masa depannya hancur.
b. Cara berpikir totalitas dan dualisme, misal: “kalau saya sampai gagal,
berarti saya memang jelek!”
c. Pesimistis yang futuristik. Artinya, satu saja kegagalan akan
membuat individu tersebut merasa tidak berhasil meraih cita-citanya
di masa depan, misal: “mendapat nilai C pada satu mata kuliah,
sehingga berpikir dirinya tidak akan lulus sebagai sarjana”.
Faktor Penyebab Pola Pikir Negatif Elfiky menyatakan faktor penyebab pola
pikir negatif yaitu:
a. Riwayat masa lalu.
b. Keinginan yang lemah.
c. Tidak memiliki tujuan yang jelas.
d. Rutinitas negative.
e. Pengaruh internal.
f. Pengaruh eksternal.
Berpikir kritis adalah berpikir dengan baik dan merenungkan atau mengkaji
tentang proses berpikir orang lain. Dari beberapa pendapat ahli dapat
disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan kemampuan menelaah atau
menganalisis suatu sumber, mengidentifikasi sumber yang relevan dan yang
tidak relevan, mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi, menerapkan
berbagai strategi untuk membuat keputusan yang sesuai dengan standar
penilaian.
5. Berpikir Kreatif