Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH HAM DAN DEMOKRASI

MENURUT ISLAM

Disusun oleh kelompok 9:


1. Erina rusdia
2. Salsa nabila adha

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG PROGRAM STUDI


KEPERAWATAN BOGOR
Jl. DR. Semeru No. 116, Rt.01/RW.01, Menteng, Kec.Bogor Barat.
Kota Bogor, Jawa Barat 16111
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat, dan rahmatNya.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah HAM dan
Demokrasi menurut islam .
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan segala kekurangan
dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “HAM dan Demokrasi menurut
islam” dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Bogor, 15 Oktober 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian HAM........................................................................................................3
2.2 HAM menurut Islam dan Sejarah perkembangannya ................................................3
2.3 HAM dalam Al-Quran................................................................................................5
2.4 Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Hukum islam ............................................8
2.5 Pengertian Demokrasi ................................................................................................9
2.6 Sejarah dan Demokrasi menurut islam .....................................................................9
2.7 Prinsip Demokrasi dalam Islam..................................................................................10
2.8 Hukum Demokrasi menurut Islam..............................................................................12
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................14
3.2 Saran .............................................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak yang dipunyai oleh semua orang
sesuai dengan kondisi yang manusiawi. Hak asasi manusia ini selalu dipandang
sebagai sesuatu yang mendasar, fundamental dan penting. Pengakuan, penghormatan,
keadilan dan kerja sama adalah unsur-unsur penting dalam konsep Hak Asasi
Manusia (HAM). Unsur-unsur tersebut terdapat dalam sumber Islam (Syari'ah) yaitu
al-Quran dan as-Sunnah. Hak asasi manusia dalam Al-Qur'an tidak disebutkan secara
spesifik. Namun Al-Qur'an memuat kandungan tentang hal-hal yang prinsip dalam
keberlangsungan hidup manusia, seperti: keadilan, musyawarah, saling menolong,
menolak diskriminasi, menghormati kaum wanita, kejujuran, dan lain sebagainya.
Hak asasi yang ada pada manusia seperti kebebasan, persamaan, keadilan,
perlindungan, dan sebagainya bukan merupakan pemberian seseorang, organisasi,
atau Negara, tapi adalah anugerah.
Dalam sebuah sistem demokrasi, rakyat adalah sumber hukum dan hukum pada
gilirannya berfungsi menjamin perlindungan terhadap kesejahteraan dan kepentingan
setiap orang yang memiliki kedaulatan itu. Demokrasi juga sering diartikan sebagai
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, partisipasi dalam pengambilan
keputusan dan persamaan hak di depan hukum. Dari sudut pandang Islam,
demokarasi menyuguhkan sebuah tantangan bahwa hukum yang dibuat oleh sebuah
sistem pemerintahan dipandang tidak sah karena ia menggantikan kedaulatan Tuhan
dengan otoritas manusia. Dalam agama Islam,Tuhan adalah satu-satunya pemegang
kedaulatan dan sumber hukum tertinggi. Jadi,bagaimana sejarah dan konsep
demokrasi dalam Islam, sisi positif dan negatif demokrasi, serta pandangan Islam
terhadap demokrasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan HAM?
2. Apa sejarah lahir perkembangan HAM?
3. Apa pengertian HAM menurut Islam?
4. Apa saja HAM dalam Al-Quran?
5. Bagaimana Implementasi HAM dalam Hukum diIndonesia?
6. Apa pengertian Demokrasi?
7. Bagaimana Demokrasi menurut islam?
8. Apa saja Prinsip-prinsip Demokrasi menurut islam?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas dari dosen/pengajar mata kulian Agama
2. Menjelaskan pengertian HAM secara umum
3. Menjelaskan sejarah lahirnya perkembangan HAM
4. Menjelaskan pengertian HAM menurut islam
5. Menjelaskan HAM dalam Al-Quran
6. Menjelaskan nilai-nilai HAM dalam Al-Quran
7. Menjelaskan Hukum HAM dalam Islam
8. Menjelaskan pengertian Demokrasi secara umum
9. Menjelaskan demokrasi menurut Islam
10. Menjelaskan Prinsip-prinsip Demokasi menurut Islam
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HAM


Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar yang dimiliki oleh manusia sejak
lahir. HAM berlaku kapan pun, di mana pun dan kepada siapa pun. HAM tidak dapat
diganggu gugat dan tidak bisa dicabut karena merupakan anugrah yang dimiliki setiap
manusia. Negara wajib menghormati, melindungi dan memenuhi hak asasi manusia
bagi rakyatnya. Negara juga wajib menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh
berbagai pihak. Hak asasi manusia mencakup hak sipil dan politik, seperti hak untuk
hidup, kebebasan dan kebebasan berekspresi. Selain itu, ada juga hak sosial, budaya
dan hak untuk berpartisipasi dalam ekonomi, hak atas pangan, hak untuk bekerja dan
hak atas pendidikan.
Hak asasi manusia di Indonesia tertulis dalam UU No. 39 Tahun 1999 yang
berbunyi HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2.2 HAM menurut Islam dan Sejarah Perkembangannya


A. Sejarah Perkembangan HAM menurut islam
JAUH sebelum dunia Barat memperkenalkan Hak Asasi Manusia alias HAM
pada sekitar abad XVI-XIX, Islam terlebih dahulu memperkenalkan konsep HAM
pada 1.300 tahun sebelumnya. Bahkan Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam , merupakan salah satu sosok revolusioner sekaligus pejuang penegak HAM
yang paling gigih seantero jagad. Ia tidak hanya sekadar memberikan pernyataan
HAM yang tertuang dalam kitab suci (Al-Qur'an), juga memperjuangkan penuh
dengan pengorbanan dan kesungguhan. Salah satu kegigihan Nabi dalam
memperjuangkan HAM, yakni memurnikan ajaran maupun kebiasaan yang ada pada
zamannya, yakni tradisi masyarakat Arab Jahiliyah di Makkah yang sangat
bertentangan dengan konsep HAM. Dalam catatan sejarah, Islam juga sudah
mengenal apa yang disebut dengan HAM. Salah satu buktinya dengan adanya bentuk
perjanjian konkrit yang disebut sebagai Piagam Madinah pada tahun 622 Masehi.
Bukti lainnya berupa panggilan Muhammad bin Abdullah pada tahun 632 Masehi,
yang dikenal dengan sebutan deklarasi Arafah. Bahkan deklarasi tersebut disebut-
sebut sebagai dokumen tertulis pertama yang berisi tentang HAM. Secara sederhana
dapat Kunci, jika dunia internasional mengenal HAM tahun-tahun pasca adanya
konsep HAM mempuni yang diprakarsai Islam pada zaman Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Perkembangannya Dalam, HAM ( Hak
Asasi Manusia , bahasa Inggris) diartikan sebagai Sebuah concept Hukum dan
normatif Yang menyatakan bahwa Manusia memiliki hak Yang melekat PADA
Dirinya KARENA besarbesaran Adalah Seorang Manusia. HAM kapanpun,
,dimanapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal. Dalam terminologi
modern, HAM dapat digolongkan menjadi hak sipil dan politik yang berkenaan
dengan kebebasan sipil. Seperti gak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa dan
kebebasan berpendapat. Termasuk juga hak ekonomi, sosial dan budaya yang
berkaitan dengan akses ke barang publik. Seperti hak untuk memperoleh pendidikan
yang layak, hak atas kesehatan, dan lainnya. Memang masyarakat kuno tidak
mengenal konsep HAM universal, seperti halnya masyarakat modern. Pelopor dari
wacana HAM adalah konsep hak kodrati yang dikembangkan pada abad pertengahan,
pengaruh politik selama Revolusi Amerika dan Revolusi. Konsep HAM modern
akhirnya muncul pada paruh kedua abad 20, terutama pasca pernyataannya
Pernyataan Umum tentang HAM di Paris (Prancis) pada 1948 silam. Sejak saat itu,
HAM mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi semacam kode etik yang
diterima dan ditegakkan secara global. Pelaksanaan HAM dalam skala internasional
yang dilakukan oleh Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sepeti Dewan HAM
dan Badan Troktat hingga Komite HAM dan Komite Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya. Sementara di tingkat regional, HAM ditegakkan oleh Pengadilan HAM
Eropa, Pengadilan HAM Antar-Amerika, serta Pengadilan HAM dan Hak Penduduk
Afrika. Bahkan kovenan internasional tentang hak-hak sipil dan politik hingga hak
ekonomi, sosial dan budaya sendiri sudah diratifikasi oleh hampir semua negara di
dunia, termasuk Indonesia.

B. HAM menurut Islam


Hak asasi manusia dalam Islam telah ada dalam al-Quran dan
masyarakat pada zaman nabi Muhammad SAW. Hak asasi manusia dalam Islam
tertuang secara jelas untuk kepentingan manusia, yaitu lewat syari‟ah Islam yang
diturunkan melalui wahyu. Menurut syari‟ah, manusia adalah makhluk bebas yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan karenanya ia juga mempunyai hak dan
kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditegakkan atas dasar persamaan atau
egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas yang diemban tidak akan terwujud tanpa
adanya kebebasan, sementara kebebasan secara eksistensial tidak terwujud tanpa
adanya tanggung jawab itu sendiri. Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip
dasar tentang persamaan, kebebasan dan penghormatan terhadap sesama
manusia. Persamaan, artinya Islam memandang semua manusia sama dan mempunyai
kedudukan yang sama, satu-satunya keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas
manusia lainnya hanya ditentukan oleh tingkat ketakwaannya. Al-Qur‟an juga
menjelaskan 150 ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk serta tentang persamaan
dalam penciptaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Hujarat
ayat 13.
Kehadiran Islam memberikan jaminan pada kebebasan manusia agar terhindar
dari kesia-siaan dan tekanan, baik yang berkaitan dengan masalah agama, politik dan
ideologi. Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang
terangkum dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga al-huquq al-
insaniyah fi al-Islam (hak-hak asasi manusia dalam Islam) dan dalam ushul fiqh
dikenal dengan Maqashid as- syar‟iyah. Konsep itu mengandung lima hal pokok yang
harus dijaga oleh setiap individu yaitu hifdzu al-din (penghormatan atas kebebasan
beragama), hifdzu al-mal (penghormatan atas harta benda), hifdzu al-nafs wa al-ird
(penghormatan atas jiwa, hak hidup dan kehormatan individu) hifdzu al-„aql
(penghormatan atas kebebasan berpikir) dan hifdzu al-nasb (keharusan untuk menjaga
keturunan). Kelima pokok inilah yang harus dijaga oleh setiap umat Islam supaya
menghasilkan tatanan kehidupan yang lebih manusiawi, berdasarkan atas
penghormatan individu atas individu, individu dengan masyarakat, masyarakat
dengan Negara dan komunitas agama dengan komunitas agama yang lainnya.

2.3 HAM dalam Al-Quran


Berikut beberapa hak-hak asasi yang terdapat dalam alquran:
1. Hak-hak Alamiah
Hak-hak alamiah manusia telah diberikan kepada seluruh ummat manusia sebagai
makhluk yang diciptakan dari unsur yang sama dan dari sumber yang sama pula (lihat
QS. 4: 1, QS. 3: 195).
1) Hak Hidup
Allah menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan dan
meng-qishas pembunuh (lihat QS. 5: 32, QS. 2: 179). Bahkan hak mayit pun
dijaga oleh Allah. Misalnya hadist nabi: "Apabila seseorang mengkafani mayat
saudaranya, hendaklah ia mengkafani dengan baik." Atau "Janganlah kamu
mencaci-maki orang yang sudah mati. Sebab mereka telah melewati apa yang
mereka kerjakan."(Keduanya HR. Bukhari).

2) Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan Pribadi


Kebebasan pribadi adalah hak paling asasi bagi manusia, dan kebebasan paling
suci adalah kebebasan beragama dan menjalankan agamanya, selama tidak
mengganggu hak-hak orang lain. Firman Allah: "Dan seandainya Tuhanmu
menghendaki, tentulah beriman orang di muka bumi seluruhnya. Apakah kamu
memaksa manusia supaya mereka menjadi orang beriman semuanya?" (QS. 10:
99).

3) Hak Bekerja
Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak tetapi juga kewajiban.
Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin. Nabi saw bersabda: "Tidak
ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang daripada makanan yang
dihasilkan dari usaha tangannya sendiri." (HR. Bukhari). Dan Islam juga
menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam hadist: "Berilah pekerja itu upahnya
sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah).

2. Hak Hidup
Islam melindungi segala hak yang diperoleh manusia yang disyari’atkan oleh
Allah. Diantara hak-hak ini adalah :
1) Hak Pemilikan
Islam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan
cara apapun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya,
sebagaimana firman Allah: "Dan janganlah sebagian kamu memakan harta
sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu bawa
urusan harta itu kepada hakim agar kamu dapat memakan sebagian harta benda
orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya."(QS. 2:
188). Oleh karena itulah Islam melarang riba dan setiap upaya yang merugikan
hajat manusia. Islam juga melarang penipuan dalam perniagaan. Sabda nabi saw:
"Jual beli itu dengan pilihan selama antara penjual dan pembeli belum berpisah.
Jika keduanya jujur dalam jual-beli, maka mereka diberkahi. Tetapi jika berdusta
dan menipu berkah jual-bei mereka dihapus." (HR. Al-Khamsah)

2) Hak Berkeluarga
Allah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketentraman. Bahkan
Allah memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang bujangan di
bawah perwaliannya (QS. 24: 32). Aallah menentukan hak dan kewajiban sesuai
dengan fithrah yang telah diberikan pada diri manusia dan sesuai dengan beban
yang dipikul individu.

3) Hak Keamanan
Dalam Islam, keamanan tercermin dalam jaminan keamanan mata pencaharian
dan jaminan keamanan jiwa serta harta benda. Firman Allah: "Allah yang telah
memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
mereka dari ketakutan." (QS. Quraisy: 3-4). Diantara jenis keamanan adalah
dilarangnya memasuki rumah tanpa izin (QS. 24: 27). Jika warga negara tidak
memiliki tempat tinggal, negara berkewajiban menyediakan baginya. Termasuk
keamanan dalam Islam adalah memberi tunjangan kepada fakir miskin, anak
yatim dan yang membutuhkannya.

4) Hak Keadilan
Diantara hak setiap orang adalah hak mengikuti aturan syari’ah dan diberi putusan
hukum sesuai dengan syari’ah (QS. 4: 79). Dalam hal ini juga hak setiap orang
untuk membela diri dari tindakan tidak adil yang dia terima. Firman Allah swt:
"Allah tidak menyukai ucapan yang diucapkan terus-terang kecuali oleh orang
yang dianiaya." (QS. 4: 148).
5) Hak Saling Membela dan Mendukung
Kesempurnaan iman diantaranya ditunjukkan dengan menyampaikan hak kepada
pemiliknya sebaik mungkin, dan saling tolong-menolong dalam membela hak dan
mencegah kedzaliman. Bahkan rasul melarang sikap mendiamkan sesama
muslim, memutus hubungan relasi dan saling berpaling muka. Sabda nabi saw:
"Hak muslim terhadap muslim ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit,
mengantar ke kubur, memenuhi undangan dan mendoakan bila bersin." (HR.
Bukhari).

6) Hak Keadilan dan Persamaan


Allah mengutus rasulullah untuk melakukan perubahan sosial dengan
mendeklarasikan persamaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia (lihat QS.
Al-Hadid: 25, Al-A’raf: 157 dan An-Nisa: 5). Manusia seluruhnya sama di mata
hukum. Sabda nabi saw: "Seandainya Fathimah anak Muhammad mencuri, pasti
aku potong tangannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

2.4 Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Hukum islam


Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam islam memberikan penghargaan
yang tinggi terhadap hak asasi manusia. Al-Quran sebagai sumber hukum pertama
bagi umat islam telah melatakan dasar-dasar HAM seta kebenaran dan keadilan, jauh
sebelum timbul pemikiran mengenai hal tersebut pada masyarakat dunia. Ini dapat d i
lihat pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dal ak-Quran, antara lain:
1. Dalam al-Quran terdapat sekitar 80 ayat tentang hidup, pemeliharaan hidup
dan penyediaan sarana kehiduapan, misalnya dalam surat al-Maidah ayat 32.
Disamping itu al-Quran juga berbicara tentang kehormatan dalam ayat 20.
2. Al-Quran juga menjelaskan sekitar 150 ayat tentang ciptaan makhluk-makhluk, serta
tentang persamaan dalam penciptaan, misalnya dalam surat al-Hujurat ayat 13.
3. Al-Quran telah mengetengahkan sikap menentang kezaliman dan orang-orang yang
berbuat zalim dalam sekitar 320 ayat dan memerintahkan berbuat adil dalam 50 ayat
yang di ungkapkan dengan kata-kata : adl, qisth dan qishash.
4. Dalam al-Quran terdapat sekitar 10 ayat yang berbicara mengenai larangan
memaksa untuk menjamin kebebasan berpikir, berkeyakinan dan mengutamakan
aspirasi. Misalnya yang dikemukakan oleh surat al-Kahfi ayat

Begitu juga halnya dengan sunnah nabi. Nabi Muhammad saw telah memberikan
tuntunan dan contoh dalam penegakan dan perlindungan terhadap HAM. Hal ini
misalnya terlihat dalam perintah nabi yang menyuruh untuk memelihara hak-hak
manusia dan hak-hak kemuliaan, walaupun terhadap orang yang berbeda agama,
melalui sabda beliau.
2.5 Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana hukum, kebijakan,
kepemimpinan, dan usaha besar dari suatu negara atau pemerintahan lain secara
langsung atau tidak langsung diputuskan oleh rakyat. Secara etimologis, kata
demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu 'Demos' dan 'Kratos'. Demos artinya
rakyat/ khalayak, dan Kratos artiya pemerintahan. Jadi, pengertian demokrasi adalah
pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.
Dalam demokrasi, setiap warga negara diperbolehkan untuk berpartisipasi, baik
secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Setiap negara menganut sistem pemerintahan yang berbeda. Di
beberapa negara, istilah demokrasi banyak digunakan sebuah negara untuk
menggambarkan sistem pemerintahan yang dianut. Indonesia menjadi satu di antara
negara yang menganut sistem pemerintahan secara demokrasi. Negara yang menganut
sistem demokrasi akan memberikan kebebasan warga negaranya untuk
menyampaikan pendapat.

2.6 Sejarah dan Demokrasi menurut Islam


Watak ajaran Islam sebagaimana banyak dipahami orang adalah inklusif dan
demokratis. Oleh sebab itu doktrin ajaran ini memerlukan aktualisasi dalam
kehidupan kongkret di masyarakat. Sebab persamaan tersebut sejalan dengan
kemaslahatan umum yang menjamin hak-hak istemewa diantara mereka, sebab
prinsip persamaan dalam Islam adalah pengakuan hak-hak yang sama antara kaum
muslimin dan bukan muslim14 Selama kurang lebih 10 tahun (di Madinah) Nabi telah
melakukan reformasi secara gradual untuk menegakkan Islam, sebagai sebuah agama
yang memiliki perhatian besar terhadap tatanan masyarakat yang ideal. Ahmed 15
seorang penulis sejarah Islam kenamaan dari Pakistan, bahwa penaklukan Makkah
oleh nabi yang hanya menelan korban kurang dari 30 jiwa manusia itu merupakan
kemenangan perang yang paling sedikit menelan korban jiwa di dunia dibanding
dengan kemenangan beberapa revolusi besar lainnya seperti Perancis, Rusia, Cina dan
seterusnya.
Demokrasi adalah bentuk maju atau sistematika dari cara-cara rakyat untuk
bermusyawarah. Jelas di dalam Islam ada prinsip bermusyawarah dalam memutuskan
pengaturan hal-hal yang bersifat kepentingan umum. Ada dua pemikiran mengenai
hubungan islam dan demokrasi.
1. Islam menjadi sifat dasar demokrasi, karena konsep syura, ijtihad, dan ijma.
Merupakan konsep yang sama dengan demokrasi
2. Theodemocracy yang diperkenalkan oleh al-Maududi berpandangan bahwa islam
merupakan dasar demokrasi. Meskipun kedaulatan rakyat tidak bertemu dengan
kedaulatan Tuhan, tetapi perlu diakui bahwa kedaulatan rakyat merupakan
subordinasi kedaulatan tuhan
2.7 Prinsip demokrasi dalam Islam
Demokrasi Dalam Al-Qur’an
Di dalam al-Qur’an terdapat banyak ayat yang terkait dengan prinsip-prinsip utama
demokrasi, antara lain QS. Ali Imran: 159 dan al-Syura: 38 (yang berbicara tentang
musyawarah); al-Maidah: 8; al-Syura: 15 (tentang keadilan); al-Hujurat: 13 (tentang
persamaan); al-Nisa’: 58 (tentang amanah); Ali Imran: 104 (tentang kebebasan
mengkritik); al-Nisa’: 59, 83 dan al-Syuro: 38 (tentang kebebasan berpendapat) dst.
6 Jika dilihat basis empiriknya, menurut Aswab Mahasin7, agama dan demokrasi
memang berbeda. Agama berasal dari wahyu sementara demokrasi berasal dari
pergumulan pemikiran manusia. Dengan demikian agama memiliki dialeketikanya
sendiri. Namun begitu menurut Mahasin, tidak ada halangan bagi agama untuk
berdampingan dengan demokrasi. Sebagaimana dijelaskan di depan, bahwa elemen-
elemen pokok demokrasi dalam perspektif Islam meliputi: as-syura, al-musawah,
al-‘adalah, al-amanah, al-masuliyyah dan al-hurriyyah. Berikut prinsip-prinsip
demokrasi dalam Islam atau Al-Quran:
1. Musyawarah atau as-syura
Prinsip ini menjelaskan cara pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan
bersama, dengan mengutamakan kepentingan umum daripada pribadi atau golongan.
As-syura dijelaskan dalam ayat:
a. QS Ali Imran ayat 159
‫اورْ هُ ْم فِى ٱأْل َ ْم ِر‬
ِ ‫َو َش‬
Arab latin: wa syāwir-hum fil-amr
Artinya: "Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu."

b. QS Asy-Syura ayat 38
َ‫ور ٰى بَ ْينَهُ ْم َو ِم َّما َر َز ْق ٰنَهُ ْم يُنفِقُون‬
َ ‫صلَ ٰوةَ َوأَ ْم ُرهُ ْم ُش‬ ۟ ‫ُوا لِ َربِّ ِه ْم َوأَقَا ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬ ۟ ‫َوٱلَّ ِذينَ ٱ ْست ََجاب‬

Arab latin : Wallażīnastajābụ lirabbihim wa aqāmuṣ-ṣalāta wa amruhum syụrā


bainahum wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn
Artinya : "Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka."
2. Adil atau al-'adalah
Artinya adalah penegakan hukum di berbagai sektor kehidupan sehingga berjalan
adil dan bijaksana bagi semua orang. Ayat Al Quran yang menjelaskan prinsip ini
adalah:
a. QS Al-Maidah ayat 8
۟ ُ‫وا هُ َو أَ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل َ ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ خَ بِي ۢ ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬ ۟ ُ‫ٱ ْع ِدل‬

Arab latin : i'dilụ, huwa aqrabu lit-taqwā wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā
ta'malụn
Artinya : "Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan."

b. QS Asy-Syura ayat 15
‫ت أِل َ ْع ِد َل بَ ْينَ ُك ُم ۖ ٱهَّلل ُ َربُّنَا َو َربُّ ُك ْم ۖ لَنَٓا أَ ْع ٰ َملُنَا َولَ ُك ْم أَ ْع ٰ َملُ ُك ْم ۖ اَل ُح َّجةَ بَ ْينَنَا‬ ٍ َ‫نت بِ َمٓا أَن َز َل ٱهَّلل ُ ِمن ِك ٰت‬
ُ ْ‫ب ۖ َوأُ ِمر‬ ُ ‫َوقُلْ َءا َم‬
‫صي ُر‬ ِ ‫َوبَ ْينَ ُك ُم ۖ ٱهَّلل ُ يَجْ َم ُع بَ ْينَنَا ۖ َوإِلَ ْي ِه ْٱل َم‬
Arab latin : wa qul āmantu bimā anzalallāhu ming kitāb, wa umirtu li`a'dila
bainakum, allāhu rabbunā wa rabbukum, lanā a'mālunā wa lakum a'mālukum, lā
ḥujjata bainanā wa bainakum, allāhu yajma'u bainanā, wa ilaihil-maṣīr
Artinya : "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku
diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan
kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada
pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-
Nya-lah kembali (kita)."

3. Memenuhi kepercayaan atau al-amanah


Setiap orang yang terlibat dalam demokrasi wajib menjaga amanah, yang dititipkan
saat musyawarah. Prinsip amanah terdapat dalam QS An-Nisa' ayat 58,
۟ ‫ت إلَ ٰ ٓى أَ ْهلِهَا َوإ َذا َح َك ْمتُم بَ ْينَ ٱلنَّاس أَن تَحْ ُك ُم‬ ۟
‫وا بِ ْٱل َع ْد ِل‬ ِ ِ ِ ِ َ‫إِ َّن ٱهَّلل َ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَن تُ َؤ ُّدوا ٱأْل َ ٰ َم ٰن‬
Arab latin: Innallāha ya`murukum an tu`addul-amānāti ilā ahlihā wa iżā ḥakamtum
bainan-nāsi an taḥkumụ bil-'adl
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil."
4. Tanggung jawab atau al-masuliyyah
Setiap muslim wajib menyadari, jabatan dan kekuasaan adalah amanah yang harus
dilaksanakan. Mereka yang dititipi amanah wajib bertanggung jawab di depan Allah
SWT dan yang mempercayakannya. Nabi SAW telah mengingatkan prinsip
tanggung jawab dalam haditsnya,
‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسئُو ٌل‬
ٍ ‫ُكلُّ ُك ْم َر‬
Artinya: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawabannya." (HR Bukhari).

5. Kebebasan atau al-hurriyyah


Bagi seorang muslim, kebebasan wajib diterapkan selaras dengan tanggung jawab.
Jangan sampai kebebasan dilakukan tanpa kendali hingga merugikan lingkungan
sekitar. Berikut ayat yang mengingatkan seputar kebebasan dalam demokrasi,

a. QS Ali Imran ayat 104


Ayat ini menjelaskan kebebasan memberi kritik dan saran

ٓ
َ ِ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْٱل ُمن َك ِر ۚ َوأُ ۟و ٰلَئ‬
َ‫ك هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون‬ ِ ‫َو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ إِلَى ْٱل َخي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر‬
Arab latin : Waltakum mingkum ummatuy yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-
ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkar, wa ulā`ika humul-mufliḥụn
Artinya : "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung."

b. QS An Nisa ayat 59
Firman Allah SWT dalam ayat ini mengingatkan kebebasan berpendapat

ِ ‫ُوا ٱل َّرسُو َل َوأُ ۟ولِى ٱأْل َ ْم ِر ِمن ُك ْم ۖ فَإِن تَ ٰنَزَ ْعتُ ْم فِى َش ْى ٍء فَ ُر ُّدوهُ إِلَى ٱهَّلل ِ َوٱل َّرس‬
‫ُول‬ ۟ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا أَ ِطيع‬
۟ ‫ُوا ٱهَّلل َ َوأَ ِطيع‬
َ
Arab latin : Yā ayyuhallażīna āmanū aṭī'ullāha wa aṭī'ur-rasụla wa ulil-amri
mingkum, fa in tanāza'tum fī syai`in fa ruddụhu ilallāhi war-rasụl
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya)."
Dengan penjelasan ini, sesungguhnya Islam dan demokrasi bisa berjalan beriringan
meski beda secara empiri. Islam adalah wahyu Allah SWT sedangkan demokrasi
adalah hasil pemikiran manusia.
Prinsip demokrasi dalam Islam menjamin hak dan kewajiban semua yang terlibat
bisa diterapkan tanpa kecuali. Wallahu a'lam bish shawabi.

2.8 Hukum Demokrasi Menurut Islam


Hukum demokrasi dalam Islam adalah umat Islam memandang bahwa memasuki
wilayah politik yang berkembang saat ini perlu dilakukan untuk mewujudkan cita-cita
penegakan syariat islam, dengan pertimbangan untuk mengubah sistem siyasah yang
sekuler menuju ke siyasah yang Islami. Demokrasi digunakan untuk mencapai
kemajuan kemaslahatan bersama. Berkaitan dengan sistem kepemerintahan dalam
bernegara, Islam memperjuangkan kesetaraan. Kaidah-kaidah kepemerintahan dalam
Islam menekankan prinsip kesetaraan. Dalam Alquran surat Al Hujurat ayat 13, Allah
berfirman:
Yaa ayyuhan-naasu innaa khalaqnaakum min zakariw wa unsaa wa ja'alnaakum
syu'ubaw wa qabaa'ila lita'aarafu, inna akramakum 'indallaahi atqaakum, innallaaha
'aliimun khabiir
Artinya:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Sementara prinsip musyawarah terdapat dalam surat Al Syura ayat 38, yang berbunyi
sebagai berikut:
Wallaziinastajaabu lirabbihim wa aqaamus-salaata wa amruhum syuraa bainahum wa
mimmaa razaqnaahum yunfiqun
Artinya:
"Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka."
Dari dua ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa kaidah demokrasi dalam Islam
yang pertama adalah kesetaraan, kedua adalah permusyawarahan. Prinsip
musyawarah ini diperkuat dengan sunah Nabi Muhammad SAW. Rasulullah
bermusyawarah dengan para sahabat dalam suatu perkara yang tidak disebutkan
dalam Alquran, dan yang Nabi sendiri tidak mendapat perintah langsung dari Allah.
Maka hak para sahabat itu untuk memberi pendapat dan usulan di luar hal yang Nabi
sendiri telah pasti akan melakukannnya. Ada pun kaidah ketiga dalam demokrasi
menurut Islam adalah ta'awun. Ta'awun adalah menyatakan adanya tuntutan untuk
kerja sama demi kepentingan Tuhan dan kepentingan manusia sendiri. Sama halnya
dalam nilai-nilai demokrasi, yakni menekankan kerja sama dan saling tolong
menolong. Setelah ta'awun, kaidah keempat adalah taghyir atau perubahan. Dalam
kaidah ini, menyatakan bahwa manusia berperan besar dalam menentukan perubahan
hidupnya. Demokrasi menuntut suatu perubahan, sejalan dengan perkembangan
kesadaran manusia yang selalu ingin mengadakan perbaikan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar yang dimiliki oleh manusia sejak
lahir. HAM berlaku kapan pun, di mana pun dan kepada siapa pun. HAM tidak dapat
diganggu gugat dan tidak bisa dicabut karena merupakan anugrah yang dimiliki setiap
manusia. Salah satu kegigihan Nabi dalam memperjuangkan HAM, yakni
memurnikan ajaran maupun kebiasaan yang ada pada zamannya, yakni tradisi
masyarakat Arab Jahiliyah di Makkah yang sangat bertentangan dengan konsep
HAM. Dalam catatan sejarah, Islam juga sudah mengenal apa yang disebut dengan
HAM. Kehadiran Islam memberikan jaminan pada kebebasan manusia agar terhindar
dari kesia-siaan dan tekanan, baik yang berkaitan dengan masalah agama, politik dan
ideologi. Terdapat Hak Alamiah, Hak Kebebasan, Hak Hidup dan sebagainya.
Demokrasi adalah bentuk maju atau sistematika dari cara-cara rakyat untuk
bermusyawarah. Jelas di dalam Islam ada prinsip bermusyawarah dalam memutuskan
pengaturan hal-hal yang bersifat kepentingan umum.Di dalam al-Qur’an terdapat
banyak ayat yang terkait dengan prinsip-prinsip utama demokrasi, antara lain QS. Ali
Imran: 159 dan al-Syura: 38 (yang berbicara tentang musyawarah); al-Maidah: 8; al-
Syura: 15 (tentang keadilan); al-Hujurat: 13 (tentang persamaan); al-Nisa’: 58
(tentang amanah); Ali Imran: 104 (tentang kebebasan mengkritik); al-Nisa’: 59, 83
dan al-Syuro: 38 (tentang kebebasan berpendapat) dan seterusnya.

3.2 Saran
Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu kepada sumber yang busa dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran
mengenai pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, R. S. (2017 , November 27). Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Islam. Retrieved from
wawasansejarah: https://wawasansejarah.com/hak-asasi-manusia-dalam-perspektif-islam/

Ini, B. H. (2021, Agustus 27 ). Ciri-ciri dan Prinsip Demokrasi dalam Islam. Retrieved from kumparan:
https://kumparan.com/berita-hari-ini/ciri-ciri-dan-prinsip-demokrasi-dalam-islam-
1wPdMl1lm7f/full

Mhd. Abduh Saf, M. (2018). Persoalan HAM dan Hukum Islam. JUrnal Al-Yasin , 34-35.

nafisah, s. (2021, September 1). Hak asasi manusia, pengertian: Ciri-ciri, dan contoh-contohnya.
Retrieved from bobo: https://bobo.grid.id/read/082867050/hak-asasi-manusia-pengertian-ciri-
ciri-dan-contoh-contohnya

Nida, S. (2020, Agustus 30). Sistem demokrasi dianut oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Retrieved
from demokrasi dalam pandangan islam beserta hukum dan dalilnya:
https://www.brilio.net/wow/demokrasi-dalam-pandangan-islam-beserta-hukum-dan-dalilnya-
200831f.html

SN. (2019, september 7). DEMOKRASI DALAM PANDANGAN ISL. Retrieved from DEMOKRASI DALAM
PANDANGAN ISL: http://pm.unida.gontor.ac.id/demokrasi-dalam-pandangan-islam/

Supriadi, A. (2018). Hak Asasi Manusia dan Relevansinya Dengan Islam . Journal UIN Jakarta , 55.

TAJUKLOMBOK. (2018, desember 10). Konsep HAM Dalam Islam. Retrieved from Tanjuk Lombok:
https://m.tajuklombok.com/berita/detail/konsep-ham-dalam-islam

Widiyani, R. (2021, September 16). Prinsip Demokrasi Dalam Islam: Musyawarah, Adil, Amanah,
Tanggung Jawab. Retrieved from detik: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5726369/prinsip-demokrasi-dalam-islam-musyawarah-adil-amanah-tanggung-jawab

Zainuddin, H. (2013, November 8). ISLAM DAN DEMOKRASI. Retrieved from uin malang:
https://www.uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/islam-dan-demokrasi.html

Anda mungkin juga menyukai