Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN DASAR HUKUM, SUBJEK HUKUM, OBJEK HUKUM,

SERTA, HUBUNGAN HUKUM DAN HAK.

Diajukan untuk Memenuhi Penugasan Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

Dosen pengampu:

Dr. Fitra Deni, SH.,M.Si., M.Kn.

Disusun Oleh:

1. Athifa Arka Shabira ( 11221130000014 )


2. Zahwah Annisa ( 11221130000012 )
3. Jean Hasty Putri Rahayu ( 11221130000020 )
4. Atharafif Aptawasis Hadyancahya ( 11221130000107 )
5. Adelia Nazwa ( 11221130000108 )
6. Randi Niyoto Jaya Kusuma ( 11221130000102 )
7. Firdhan Dwi Kurniawan ( 11221130000060 )

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolonganNya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah
mengenai “Pengertian Dasar hukum, Subjek hukum, Objek Hukum, Serta Hubungan
Hukum dan Hak”.

Makalah kelompok ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Hukum yang diampu oleh Dr. Fitra Deni, SH.,M.Si., M.Kn. Penulis tentu
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada karya tulis ilmiah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dengan menyelesaikan makalah ini penulis
mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari makalah ini. Terimakasih.

Tangerang Selatan, 29 Maret 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..…...1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….…….…….2

BAB I PENDAHULUAN………………………….……………………………………….…....3
1.1 Latar Belakang………………………..………………………………………………………3
1.2 Rumusan Masalah…………………….…………...…………………………………….……4
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………..……….4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………….………………………..………5
2.1 Pengertian Dasar Hukum…………….…………………………………………..…….……..5
2.2 Subjek Hukum…………………………………...……….…………...……………..……….6
2.3 Objek Hukum……………………..………………………………………………………..…9
A. Pengertian objek hukum…………………………………………………………………...
B. Penggolongan objek hukum……………………………………………………………….
2.4 Hubungan Hukum dan Hak serta Kewajiban……………………..………………….………9

BAB III PENUTUP……………….………………………………….……………..………….12


3.1 Kesimpulan………………………...………………………………...………...…………….12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..………………...………13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum adalah sekumpulan peraturan-peraturan yang dibuat oleh lembaga sebuah negara yang
harus dipatuhi dan dijalani oleh masyarakat negara, karena hukum bersifat memaksa. Apabila
seseorang atau sekumpulan masyarakat melanggar hukum, maka terdapat sanksi bagi yang
melanggarnya. Selain diciptakannya hukum oleh lembaga di suatu negara, hukum juga memiliki
subjek hukum, objek hukum, dan badan hukum.
Subjek hukum adalah manusia, dimana manusia memiliki hak dan juga kewajiban yang harus
dilakukannya. Kewajiban tersebut salah satunya ialah melaksanakan dan menaati hukum yang
dibuat oleh lembaga negara. Subjek hukum juga selalu berkaitan dengan manusia dan badan
hukum.
Sedangkan objek hukum adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh
subjek hukum, baik secara perorangan maupun badan hukum1. Objek hukum juga selalu dikuasai
oleh subjek hukum. Misalnya, Sinta mempunyai pensil kemudian ia menjualnya kepada sinti,
pensil disini menjadi “objek hukum” karena hak kepemilikan pensil sinta menjadi milik sinti,
dan terjadi hukum jual beli diantara Sinta dan Sinti.
Badan hukum adalah lembaga negara yang memiliki hak dan kewajiban dalam membentuk
pembentukan hukum. Badan hukum juga memiliki wewenang untuk mengadakan perjanjian
jual-beli, sewa menyewa, pembagian harta waris, dan sebagainya. Badan hukum bisa dilihat juga
sebagai pendorong dan pendukung dari hak dan kewajiban.
Lahirnya hukum adalah untuk menertibkan dan mengatur kehidupan masyarakat. Apabila
didunia ini tidak ada hukum, maka manusia akan kacau dan tidak beraturan. Maka dari itu
diwajibkan bagi setiap manusia untuk mengikuti peraturan hukum yang ada, demi terciptanya
masyarakat yang tertib dan teratur. karna sifat dari hukum sendiri adalah memaksa yang wajib
dijalani oleh setiap manusia.

1
Vanya Karunia Mulia Putri, “Subjek Hukum : Pengertian, Kategori, dan Contohnya”, dalam berita
kompas.com, 20 April 2022,07:30 WIB.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat kita ambil rumusan masalah yaitu, “Apa
pengertian dari dasar hukum, subjek hukum, objek hukum, dan badan hukum? Siapa
sebenarnya subjek hukum, objek hukum, dan badan hukum?”

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui pengertian dasar hukum, subjek hukum, objek hukum, dan badan hukum,
serta mencari tau siapa subjek hukum, apa objek hukum, dan siapa badan hukum yang
menyelenggarakan hukum.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dasar Hukum


Hukum mempunyai kedudukan dan peranan yang penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, karena hukum itu bertujuan mengatur kepentingan manusia, sehingga kehidupan ini
menjadi teratur dan aman.
Berikut beberapa pandangan para ahli mengenai pengertian hukum:

1) Hans Kelsen. Ia mengartikan hukum sebagai: “Tata aturan sebagai suatu sistem aturan-aturan
tentang perilaku manusia.”
Esensi definisi ini yaitu hukum sebagai tata aturan. Tata aturan sebagai kaidah atau aturan yang
harus dijalankan. Hal-hal yang diatur oleh hukum, yaitu: perilaku manusia; dan kondisi tertentu
yang terkait dengan perilaku manusia2.

2) Paul Scholten. Ia menyajikan pengertian hukum sebagai: “Suatu keseluruhan aturan-aturan


dan kewenangan-kewenangan yang tersusun secara logikal (suatu bangunan logikal), walaupun
terus-menerus berubah dan tidak pernah tertutup pada suatu masyarakat tertentu dalam suatu
waktu tertentu”. Dalam konstruksi ini, hukum dikonstruksikan sebagai:aturan-aturan; dan
kewenangan3.

Kesimpulannya, hukum adalah sesuatu yang berkaitan erat terhadap kehidupan manusia yang
terdiri atas norma dan sanksi-sanksi.

2.2 Subjek Hukum

2
Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman, Pengantar Ilmu Hukum, ed.1. ( Jakarta : Rajawali Pers,
2016 ), hm. 11.
3
Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman, Pengantar Ilmu Hukum, ed.1. ( Jakarta : Rajawali Pers,
2016 ), hm. 12.
Subjek hukum, yang dalam bahasa inggris disebut dengan legal subject, sedangkan dalam
bahasa belanda disebut rechtssubject mempunyai peranan sangat penting dalam perjalanan
hukum. Karena, para subjek hukumlah yang akan melakukan perbuatan hukum dan yang
melaksanakan perbuatan pidana.
Pengertian subjek hukum dapat dianalisis dari beberapa pandangan para ahli sebagai
berikut :
1) Hans Kelsen, mengartikan sebagai: “Manusia sebagai subjek dari hak dan kewajiban. Namun,
karena yang diposisikan sebagai person, tidak hanya manusia, juga entitas lain, misalnya badan
usaha, pemerintah kota, dan negara. Pesona didefinisikan sebagai pemegang hak dan kewajiban,
dengan karenanya yang bisa menjalankan fungsi sebagai pemegang bukan hanya manusia,
melainkan juga entitas lain”
(Person: manusia, entitas lainnya (badan usaha: pemerintah kota, negara)

2) Lj. Van Apeldoorn, mengartikan subjek hukum sebagai: “Segala sesuatu yang mempunyai
kewenangan hukum.”
Esensi pandangan ini pada kewenangan hukum. Kewenangan hukum adalah kecakapan menjadi
pendukung hak dan kewajiban hukum.

3) Algra, dkk. mengartikan subjek hukum adalah: “Setiap orang yang mempunyai hak dan
kewajiban, jadi mempunyai wewenang hukum (rechtsbevoegdheid)4.

Menurut hukum sendiri, ada dua penggolongan subjek hukum yaitu Manusia (person) yang
secara yuridis diartikan sebagai objek yang memiliki hak subjektif dan kewenangan hukum,
yakni sebagai pendukung hak serta kewajiban5 dan Badan Hukum (rechtspersoon) yang menurut
teori hukum yaitu segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat itu oleh
hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban6.

4
Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman, Pengantar Ilmu Hukum, ed.1. ( Jakarta : Rajawali Pers,
2016 ), hm. 56.
5
Vanya Karunia Mulia Putri, “Subjek Hukum : Pengertian, Kategori, dan Contohnya”, dalam berita
kompas.com, 20 April 2022, 07:30 WIB.
6
Cuk Prayitno, “Karakteristik Suatu Badan Hukum”, dalam jurnal FH UI, 2010,
https://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128954-T+26671-Tinjauan+yuridis-Literatur.pdf , hm.14.
2.3 Objek Hukum

A. Pengertian Objek Hukum

Objek hukum atau dalam bahasa inggris law of attraction dan law of the object, dan dalam
bahasa belanda wet van aantrekking, objek hukum berkaitan erat dengan benda atau sasaran
setiap transaksi yang dilakukan subjek hukum, pengertian objek hukum dari beberapa analisis;
1.Chidir Ali,
Objek hukum menurutnya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan subjek hukum (manusia
dan badan hukum) yang dapat menjadi pokok suatu hubungan hukum dapat pula disebut (hak),
karena segala sesuatu itu dapat dikuasai oleh subjek hukum.
2. M. Yahya Harahap,
menurutnya objek hukum atau perjanjian adalah “prestasi (pokok perjanjian) prestasi adalah apa
yang menjadi kewajiban debitur dan apa yang menjadi hak kreditor”7.

B. Penggolongan Objek Hukum

Dibedakan menurut hukum yang mengaturnya;


Objek hukum menurut hukumnya dibedakan menjadi tiga macam, yang meliputi;
1) Objek hukum dalam hukum publik
2) Objek hukum dalam hukum pidana
3) Objek hukum dalam hukum perdata
Objek hukum dalam hukum publik merupakan objek hukum yang diatur dalam hukum publik. Di
dalam peraturan perundang undangan telah ditentukan tentang objek hukum yang diatur dalam
hukum publik, seperti: misalnya kewajiban membayar pajak, baik pajak perorangan maupun
pajak bumi dan bangunan8.

7
Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman, Pengantar Ilmu Hukum, ed.1. ( Jakarta : Rajawali Pers,
2016 ), hm. 67.
8
Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman, Pengantar Ilmu Hukum, ed.1. ( Jakarta : Rajawali Pers,
2016 ), hm. 68.
Objek hukum dalam hukum pidana, yaitu menjalankan hukuman sebagai terpidana. Objek
hukum dalam hukum perdata adalah benda bergerak maupun benda tidak bergerak. Benda
bergerak seperti: meja, kursi, mobil, dan lain lain. Benda tidak bergerak, seperti: hak dan tanah
yang meliputi; hak milik, hak bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai9.

2.4 Hubungan Hukum dan Hak serta kewajiban

1. Pengertian Hak
Hak adalah kewenangan yang diberikan oleh hukum kepada subjek hukum. Kewenangan ini
memberikan makna bahwa seseorang yang mempunyai hak milik dapat melakukan apa saja
terhadap apa yang dimilikinya, selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, ketertiban umum dan kesusilaan.
Pengertian hak oleh beberapa pakar hukum :
A. Satjipto Rahardjo (1982: 94), menyatakan bahwa hak adalah kekuasaan yang diberikan oleh
hukum kepada seseorang dengan maksud untuk melindungi kepentingan orang tersebut.
B. Van Apeldoorn (1985: 221), menyatakan bahwa hak adalah kekuasaan yang diberikan oleh
hukum kepada seseorang (atau badan hukum), dan yang menjadi tantangannya adalah kewajiban
orang lain untuk mengakui kekuasaan itu.
C. Fitzgerald (dalam Satjipto Rahardjo, 1985: 95) menyatakan bahwa suatu hak mempunyai lima
ciri, yaitu :
1) Diletakkan pada seseorang yang disebut sebagai pemilik atas subjek dari hak tersebut. Ia juga
disebut sebagai orang yang memiliki title atas barang yang menjadi sasaran hak.
2) Tertuju kepada orang lain, yaitu yang menjadi pemegang kewajiban. Jadi antara hak dan
kewajiban terdapat hubungan korelatif.
3) Hak yang ada pada seseorang, mewajibkan kepada orang lain untuk tidak melakukan suatu
perbuatan yang merugikan.
4) Commission yang menyangkut sesuatu yang disebut objek hak.

9
Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman, Pengantar Ilmu Hukum, ed.1. ( Jakarta : Rajawali Pers,
2016 ), hm. 69.
5) Setiap hak menurut hukum mempunyai title, yaitu suatu peristiwa tertentu yang menjadi
alasan melekatnya hak itu pada pemiliknya.

Hak pada prinsipnya terdiri atas :


A. Hak Mutlak, yaitu kewenangan atau kekuasaan yang mutlak diberikan kepada subjek hukum.
Hak mutlak dapat dipertahankan terhadap siapapun, dan secara umum Hak Mutlak terdiri atas :
1) Hak Asasi Manusia (hak seseorang untuk hidup tenang)
2) Hak Publik Mutlak (hak pemerintah untuk memungut pajak)
3) Hak Keperdataan (hak atas kekuasaan orangtua terhadap anaknya)

B. Hak Relatif, yaitu hak yang memberikan kewenangan kepada seseorang atau beberapa orang
untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Biasa timbul karena subjek hukum telah melakukan hubungan hukum tertentu. Misal telah
melakukan perjanjian untuk memberikan sesuatu benda kepada subjek hukum lainnya. Hak
relatif umumnya menimbulkan suatu hak kebendaan kepada seseorang/subjek hukum.
Jenis-jenis hak kebendaan adalah :
1) Hak Milik (Eigendom)
Hak milik adalah hak untuk menikmati dan menguasai suatu benda dengan sebebas-bebasnya
asal tidak bertentangan dengan undang-undang dan ketertiban umum.
• Benda yang dimiliki harus dipergunakan dengan memperhatikan ketentuan undang-undang
yang berlaku. (memiliki tanah harus memperhatikan ketentuan UU Perpajakan, dan lain-lain)
• Barang tidak dipergunakan hingga mengganggu ketertiban umum. (memiliki perusahaan harus
memperhatikan UU Hak Gangguan)
2) Hak Kedudukan Berkuasa (Bezit)
Hak kedudukan berkuasa adalah suatu hak dimana seseorang dapat menikmati sesuatu benda,
baik karena usaha sendiri maupun atas bantuan orang lain, seolah-olah benda itu miliknya.

C. Hak Kebendaan yang memberikan jaminan


Hak kebendaan yang memberikan jaminan maksudnya adalah hak dimana seseorang
mendapatkan hak orang lain sebagai jaminan atas utang yang dibuat orang lain tersebut.
2. Pengertian Kewajiban

Kewajiban merupakan beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau badan hukum.
Misalnya kewajiban untuk membayar pajak.
Secara umum, kewajiban dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu :
A. Kewajiban Mutlak dan Kewajiban Nisbi
1) Kewajiban Mutlak adalah kewajiban yang tidak berpasangan dengan hak.
Misalnya, kewajiban yang tertuju kepada diri sendiri.
2) Kewajiban Nisbi adalah kewajiban yang selalu diikuti dengan hak.
Misalnya, kewajiban mahasiswa untuk membayar SPP. Kewajiban ini menimbulkan hak bagi
mahasiswa tersebut untuk mengikuti kuliah, dan lain-lain.

B. Kewajiban Publik dan Kewajiban Perdata


1) Kewajiban Publik, yaitu kewajiban yang berhubungan dengan hak-hak publik, misalnya
kewajiban untuk membayar pajak.
2) Kewajiban Perdata, yaitu kewajiban yang berhubungan dengan hak-hak perdata, misalnya
kewajiban mematuhi akibat yang timbul karena perjanjian.

C. Kewajiban Positif dan Kewajiban Negatif


1) Kewajiban Positif, yaitu kewajiban yang menghendaki suatu perbuatan positif, misalnya
kewajiban menjual untuk menyerahkan barang kepada pembeli
2) Kewajiban Negatif, yaitu kewajiban menghendaki untuk tidak melakukan sesuatu, misalnya
kewajiban seseorang untuk tidak mengambil atau mengganggu hak milik orang lain.K 10

10
Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman, Pengantar Ilmu Hukum, ed.1. ( Jakarta : Rajawali Pers,
2016 ), hm. .75.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mempelajari konsep dasar hukum, subjek hukum, objek hukum, serta hubungan
hukum dan hak, dapat disimpulkan Hukum adalah seperangkat aturan dan prinsip yang mengatur
perilaku manusia dalam masyarakat. Subjek hukum adalah individu, kelompok, atau badan
hukum yang memiliki hak dan kewajiban dalam hubungan hukum. Subjek hukum terdiri dari
orang perorangan (manusia), badan hukum (perusahaan), dan negara. Objek hukum adalah
sesuatu yang menjadi objek perlindungan hukum atau diatur oleh hukum. Hubungan hukum dan
hak saling berkaitan erat. Hak adalah suatu kepentingan yang diakui dan dilindungi oleh hukum,
sementara hubungan hukum adalah suatu hubungan antara subjek hukum dalam rangka
memenuhi hak-hak tersebut. Dalam hubungan hukum, hak-hak yang dimiliki oleh suatu subjek
hukum diatur oleh hukum untuk melindungi kepentingan tersebut.

Dalam keseluruhan, pemahaman konsep dasar hukum, subjek hukum, objek hukum, dan
hubungan hukum dan hak penting untuk dipahami oleh setiap orang, karena hal ini berkaitan erat
dengan kehidupan manusia di dalam masyarakat. Dengan memahami konsep tersebut, kita dapat
lebih memahami hak dan kewajiban kita serta hak dan kewajiban orang lain dalam hubungan
hukum di dalam masyarakat.
Daftar Pustaka

Asyhadie, Z., & Rahman, A. (2016). Pengantar Ilmu Hukum (ed. 1, cet. 3 ed.).

Prayitno, C. (2010). Katakteristik Suatu Badan Hukum.

https://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128954-T+26671-Tinjauan+yuridis-Literatur.pdf

Putri, V. K. M. (2022, 04 20). Subyek hukum: Pengertian, Kategori dan Contohnya.

Anda mungkin juga menyukai