Dosen Pengampu:
Dr. Yussy Adelina Mannas, S.H.,M.H.
Disusun Oleh:
Kelompok 2
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan kepada penyusun, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Hukum Perwakilan dan Badan Hukum.
Penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang Hukum Perwakilan dan Badan Hukum. Penyusun cukup menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah mendatang.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memenuhi harapan dari
berbagai pihak.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
BAB II ................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 5
2.1 Teori-Teori Badan Hukum....................................................................................... 5
2.2 Nasionalitas Badan Hukum ...................................................................................... 7
2.3 Kebangsaan Badan Hukum ..................................................................................... 8
2.4 Akibat dan tempat kedudukan badan hukum ......................................................... 8
2.4.1 Asas Penentuan Status Badan Hukum ............................................................ 10
2.4.2 Prinsip dalam Menentukan Status Personal Badan Hukum .......................... 10
BAB III .............................................................................................................................. 14
PENUTUP ......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
pada hakekatnya termasuk pada bentuk perubahan yang bersifat bottom up,
sehingga memerlukan aturan yang lebih sesuai. Istilah badan hukum sudah
Suatu badan atau perkumpulan juga dapat memiliki hak dan dapat melakukan
mempunyai harta kekayaan sendiri, ikut serta dalam persoalan hukum dan dapat
badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hakhak dan melakukan perbuatan
seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau
badan hukum adalah sudah tentu pertama-tama, bahwa manusia juga didalam
1
Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013),
h. 61-63.
2
Man S. Sastra Widjaja, Hukum Dagang, (Bandung : PT. Alumni, 2006), h. 128.
1
huubungan hukum privat tidah hanya berhubungan terhadap sesama manusia
Jika sekarang kepada sesuatu golongan hak milik atau suatu hak lain
diakui, sama seperti halnya yang berlaku bagi suatu individu, maka golongan
itu menampakkan kepada hukum itu sebagai suatu subyek baru, sebagai suatu
badan hukum. Badan hukum sipil atau badan hukum privat ialah badan hukum
hukum itu merupakan badan swasta yang didirikan oleh pribadi orang itu untuk
orang-orang biasa (natuurlijke personen), akan tetapi orang yang bertindak itu
tidak bertindak untuk dirinya, atau untuk dirinya saja; melainkan untuk dan atas
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat
Indonesia?
a. Untuk mengetahui dan menganalisis apa saja teori yang dapat digunakan
3
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
memahami istilah badan hukum. Akan tetapi juga harus memahami teori
badan hukum, nasionalitas dan kebangsaan badan hukum, serta akibat dan
tempat kedudukan badan hukum. Karena badan hukum ini juga memiliki
2. Manfaat Praktis
nasionalitas dan kebangsaan dari badan hukum, serta akibat dan tempat
4
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa pandangan pendapat dan teori mengenai badan hukum ini, yaitu:
1. Teori Fiksi (fictie theorie)
Teori ini dipelopori oleh Freidrich Carl Von Savigny. Menurut teori
ini,hanya manusialah yang menjadi subjek hukum,sedangkan badan
hukum dikatakan sebagai subjek hukum itu hanyalah fiksi, yakni sesuatu
yang sebenarnya tidak ada tetapi orang menghidupkannya dalam
bayanggannya untuk menerangkan sesuatu hal. Badan hukum itu semata-
mata buatan negara saja. Jadi, ada subjek lain tetapi wujudnya tidak
nyata/riil, namun dapat melakukan perbuatan-perbuatan (dalam hal ini
melalui wakilnya). Dengan demikian syarat-syarat dalam peraturan-
peraturan hukum yang melekat pada badan seorang manusia,terang
benderang tidak ada pada badan- badan hukum, akan tetapi badan hukum
boleh dianggap seolah-olah seorang manusia.
5
2. Teori organ (orgaan theorie)
Teori ini diajarkan oleh Otto Von Gierke. Menurut teori ini, badan
hukum adalah organ seperti halnya manusia,yang menjelma dalam
pergaulan hukum, yang dapat menyatakan kehendak melalui alat-alat
perlengkapan yang ada padanya (seperti halnya manusia biasa yang
berpancaindra. Oleh karena alat-alat (organen) itu berupa orang-orang
manusia juga,maka sudah selayaknya syarat-syarat dalam
peraturanperaturan hukum yang melekat pada badan seorang manusia
itu,dapat dipenuhi juga oleh badan hukum.
6
6. Teori kenyataan yuridis (Juridische realiteitsleer)
Teori ini dikemukakan oleh Meijers. Menurut teori ini, bahwa badan
hukum adalah merupakan kenyataan/realita yuridis yang dibentuk dan
diakui sama seperti manusia pribadi, hendaknya dalam mempersamakan
badan hukum dengan manusia terbatas sampai pada bidang hukum saja.
Adapun fungsi badan hukum disini adalah mengatur atau menjaga usaha
milik negara maupun milik pribadi guna memajukan kesejahteraan rakyat
dan negara.
7
2.3 Kebangsaan Badan Hukum
Misalnya:
Choe Peng Sum (warga negara Singapura), Abdul Badawi (warga
negara malaysia), dan Alim Tanujoyo (warga negara Indonesia) mendirikan PT
di Indonesia berdasarkan hukum Indonesia, maka PT itu berkebangsaan
Indonesia.
Tunas Pte Limited Singapura (perusahaan yang didirikan berdasarkan
hukum Singapura), Waja, Sdn. Bhd (perusahaan yang berdasarkan hukum
Negeri Johor Bahru, Malaysia) dan PT Kok Seng (perseroan yang berdasarkan
hukum Indonesia) membentuk perusahaan patungan dengan nama PT Tunas
Waja Seng di Indonesia berdasarkan hukum Indonesia. PT yang berkebangsaan
Indonesia, meskipun pemegang sahamnya terdiri dari orang atau badan hukum
asing dan orang atau badan hukum Indonesia adalah PT yang berkebangsaan
Indonesia.
8
Badan berbadan hukum contohnya Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi.
Macam-macam badan usaha berbadan hukum bisa berupa perseroan terbatas
(PT) ataupun berupa yayasan
Kemudian mengenai kekayaan perusahaan, harta perusahaan terpisah
dari harta kekayaan pribadi para pengurus atau anggotanya. Hal ini akan
berakibat jika perusahaan pailit, yang terkena sita hanyalah harta perusahaan
dan harta pribadi pengurus tetap bebas dari sitaan. Mengenai wewenang
menuntut dan dituntut, perusahaan berbadan hukum yang bertindak sebagai
subjek hukum adalah perkumpulannya. Dalam artian, pihak ketiga dapat
menuntut perkumpulannya namun pihak ketiga tidak bisa menuntut masing-
masing perorangan.
9
Pasal 5 dan Pasal 17 UUPT mengatur tempat kedudukan perseroan di
wilayah Republik Indonesia, harus dicantumkan dalam anggaran dasar. Hal ini
sama dengan yang diatur dalam Pasal 2 RUU Perkumpulan, yang juga
menentukan bahwa tempat kedudukan perkumpulan di wilayah Republik
Indonesia harus dimuat dalam anggaran dasar. Penyebutan kedudukan
perkumpulan di wilayah Republik Indonesia dimaksudkan adalah Kabupaten
dan Kota. Dalam Pasal 2 A RUU Perkumpulan disebutkan bahwa Perkumpulan
harus mempunyai alamat lengkap sesuai dengan tempat kedudukannya (ayat
(1)) dan Nama dan alamat lengkap perkumpulan harus dicantumkan dalam
setiap surat yang dikeluarkan (ayat 2). Tempat kedudukan perseroan atau
perkumpulan merupakan tempat kantor pusat dari badan hukum tersebut.
Secara hukum penentuan tempat kedudukan suatu badan hukum sangat penting,
karena tempat 35 kedudukan perseroan atau perkumpulan akan menjadi
wilayah juridiksi hukum terhadap kemungkinan tuntutan hukum bagi perseroan
maupun perkumpulan.
1.Teori Inkorporasi
10
Tempat kedudukan bdan hukum adalah dimana badan hukum
tersebut didirikan, menyatakan bahwa suatu badan hukum tunduk
kepada hukum di mana ia didirikan atau dibentuk..
2. Teori Statutair
Berdasarkan AD/ART dari badan hukum menyatakan bahwa status
personal suatu badan hukum ditentukan oleh hukum tempat kedudukan
badan hukum tersebut menurut anggaran dasarnya.
3. Teori Manajemen Efektif
Di negara tempat manajemen efektif badan hukum bersangkutan
dijalankan. menyatakan bahwa hukum dari tempat kedudukan
manajemen yang efektif dari badan hukum sebagai hukum yang berlaku
atas status personal badan hukum tersebut
11
untuk promosi dan penjualan, (i) pertambangan dan penggalian sumber alam,
(j) wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi, perikanan,
peternakan,pertanian, perkebunan, dan kehutanan, proyek konstruksi, instalasi,
atau proyek perakitan, pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau
oleh orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12
bulan, orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukan tidak
bebas, agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau
menanggung risiko di Indonesia.
12
perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam
wilayah Indonesia. Pasal 17 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas mengatur bahwa tempat kedudukan perseroan
di dalam wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditentukan dalam anggaran
dasar adalah kantor pusat perseroan. Dengan demikian, Indonesia
menambahkan teori pusat manajemen untuk perseroan terbatas.
Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan mengadopsi
tempat kedudukan dalam wilayah Indonesia yang ditentukan dalam anggaran
dasar sebagai titik taut. Secara administratif, Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia melimpahkan kewenangan pengesahan badan hukum kepada Kepala
Kantor Wilayah yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan
yang bersangkutan (pasal 11 ayat (2)). Secara hukum acara, tempat kedudukan
yayasan juga menentukan kompetensi pengadilan negeri (pasal 56 ayat (1)).
Pengaturan status personal badan hukum harus selaras dengan
perkembangan peraturan perundang-undangan nasional. Oleh karena itu,
perumusan pengaturan terkait badan hukum adalah sebagai berikut:
a. Perseroan terbatas, perkumpulan, yayasan, dan badanbadan hukum lain
tunduk kepada hukum dari negara di mana badan hukum tersebut didirikan dan
berkedudukan.
b. Badan hukum yang didirikan di luar wilayah Republik Indonesia yang
melaksanakan kegiatannya di dalam wilayah Republik Indonesia tunduk pada
ketentuan hukum Indonesia.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
Perusahaan berbadan hukum subjek hukumnya adalah badan usaha itu sendiri
karena telah menjadi badan hukum yang juga termasuk subjek hukum di samping
manusia. Dalam Pasal 2 A RUU Perkumpulan disebutkan bahwa Perkumpulan harus
mempunyai alamat lengkap sesuai dengan tempat kedudukannya (ayat (1)) dan Nama
dan alamat lengkap perkumpulan harus dicantumkan dalam setiap surat yang
dikeluarkan (ayat 2).
Asas-asas penentuan status badan hukum:
1. Asas Kewarganegaraan/domicile pemegang saham
2. Asas Centre of Administration/Business
3. Asas Place of Incorporation
4. Asas Centre of Exploitation
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Zaeni Asyhadie dan Arief Rahman. 2013. Pengantar Ilmu Hukum. Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Sinaga, Sahat HMT. 2019. Notaris dan Badan Hukum Indonesia. Jala Permata
Aksara. Bekasi.
Syahrani, Riduan. 1992. Seluk beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata. PT.
Alumni. Bandung.
Rachmatika Lestari. Hukum Perdata Internasional.
Devica Rully M. Jurnal Prinsip Kewarganegaraan dan Prinsip Domisili
Dalam Hukum Perdata Internasional.
Suparji. 2015. TRANSFORMASI BADAN HUKUM DI INDONESIA. UAI
Press. Jakarta.
Universitas Prima Indonesia. 2018. Hukum Perdata Internasional. diakses 24
feb 2023.
http://spada.unprimdn.ac.id/course/view.php?id=1987&lang=id
https://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128954-T+26671-Tinjauan+yuridis-
Literatur.pdf Accessed: 2023-02-24
16