Anda di halaman 1dari 15

RULE OF LAW

Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
dosen pengampu Dr. Didi Sumardi, M.Ag.

disusun:

1. Fikri Dzikrul Hakim NIM 1223060050


2. M. Diaz Saputra NIM 1223060065
3. Muhammad Airlangga Putra NIM 1223060074
4. Muhammad Hasan Abdurrahman NIM 1223060079
5. Mustika Siska Mutiara NIM 1223060084

JURUSAN HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG
DJATI BANDUNG
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, makalah ini dapat selesai. Penulisan makalah ini dilakukan
dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan pada
Program Studi Hukum Pidana Islam. Tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak makalah ini tidak akan selesai.
Makalah ini membahas tentang pengertian rule of law; latar belakang rule
of law; fungsi dan dinamika pelaksanaan rule of law; kajian kasus untuk konstitusi
dan rule of law.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Didi Sumardi, M.Ag., selaku dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Semoga makalah ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Bandung, Oktober 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ................................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................... 3

2.1 Pengertian Rule of Law............................................................................. 3

2.2 Latar Belakang Rule of Law ..................................................................... 3

2.3 Fungsi Rule of Law ................................................................................... 4

2.4 Dinamika Pelaksanaan Rule of Law ......................................................... 6

2.5 Kajian Kasus Untuk Konstitusi Dan Rule of Law .................................... 7

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9

3.2 Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Isu disintegrasi bangsa, kemiskinan, perselisihan ideologi, rendahnya
kepercayaan rakyat kepada pemerintah, dan lemahnya penegakan hukum menjadi
isu yang sampai saat ini belum selesai di Indonesia (Santoso, 2012). Mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi jawaban dari pemerintah di bidang
Pendidikan dalam rangka menambah wawasan kebangsaan dalam rangka
meningkatkan jiwa kemandirian dan rasa cinta tanah air (Santoso, 2012).
Isu lemahnya penegakan hukum di Indonesia menjadi salah satu isu yang
tidak pernah hilang sejak dahulu, padahal dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (3)
menyatakan, “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Akan tetapi, isu lemahnya
penegakan hukum masih terus menjadi perbincangan di masyarakat.
Hukum seharusnya menjadi tiang penyangga dan alat membangun rasa
keadilan dan kepastian di masyarakat, namun nyatanya kasus korupsi membuka
fakta bahwa supremasi hukum di Indonesia masih kurang (Widyati, 2018). Selain
dari para penegak hukum yang harus meningkatkan kesadaran hukum, masyarakat
pun perlu meningkatkan kesadaran hukum, salah satunya dengan belajar hukum.
Untuk membangun kesadaran hukum, masyarakat perlu mengenal hukum di negara
nya sendiri yang dimana Indonesia adalah negara hukum, maka masyarakat perlu
mengetahui apa itu negara hukum (Rule of Law) (Triwahyuni, 2010).
Dari paparan latar belakang tersebut maka muncul rumusan masalah yaitu:
Bagaimana tentang pengertian rule of law? Bagaimana latar belakang rule of law?
Bagaimana fungsi dan dinamika pelaksanaan rule of law? Bagaimana kajian kasus
untuk konstitusi dan rule of law?

1.2 Rumusan Masalah Penelitian


Untuk membangun kesadaran hukum, masyarakat perlu mengenal hukum
di negara nya sendiri yang dimana Indonesia adalah negara hukum, maka

1
2

masyarakat perlu mengetahui apa itu negara hukum (Rule of Law). Berdasarkan hal-
hal tersebut, maka bisa dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut ini:
1. Bagaimana tentang pengertian rule of law?
2. Bagaimana latar belakang rule of law?
3. Bagaimana fungsi rule of law?
4. Bagaimana dinamika pelaksanaan rule of law?
5. Bagaimana kajian kasus untuk konstitusi dan rule of law?

1.3 Tujuan Penelitian


Selain dari para penegak hukum yang harus meningkatkan kesadaran
hukum, maasyarakat pun perlu meningkatkan kesadaran hukum, salah satunya
dengan belajar hukum. Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan makalah ini
adalah:
1. Memaparkan tentang pengertian rule of law.
2. Memaparkan latar belakang rule of law.
3. Memaparkan fungsi rule of law.
4. Memaparkan dinamika pelaksanaan rule of law.
5. Memaparkan kajian kasus untuk konstitusi dan rule of law.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rule of Law


Tidak banyak orang yang mengetahui maksud dan definisi dari rule of law.
Menurut Subekti, ‘rule of law adalah kekuasaan hukum sebagai lawan kekuasaan
perorangan atau golongan’ (Nizarli, 1998). Menurut Friedman, ‘rule of law
memiliki dua arti: formal (kekuasaan umum yang terorganisir) dan arti hakiki
(meyangkut ukuran tentang hukum yang baik dan buruk (Nizarli, 1998). Rule of
law diterapkan di negara Anglo Saxon (Inggris, Skotlandia, dll,) dimana konsep ini
berpendapat bahwa penyelanggaran kekuasaan negara adalah hukum (Widyati,
2018).
Dapat disimpulkan bahwa rule of law adalah negara hukum, dimana hukum
menjadi penyelenggara kekuasaan negara. Negara hukum bisa diartikan juga
penyelenggaran pemerintah semuanya harus berdasar hukum (Santoso, 2012). Rule
of law dapat diartikan juga suatu keadilan dapat dilayani dengan pembuatan aturan
yang objektif dan tidak memihak (Triwahyuni, 2010). A.V. Dicey mengatakan ada
tiga unsur yang harus dipenuhi dari rule of law sebagai berikut (Widyati, 2018):
1. Supremacy of Law (supremasi hukum) adalah kekuasaan tertinggi di negara
adalah hukum. Orang tidak bisa dipenjara tanpa dasar hukum.
2. Equality before the law (persamaan hukum) adalah semua warga negara
memiliki hak yang sama di hadapan hukum.
3. Constitution based on individual rights artinya konstitusi tidak merupakan
sumber dari hak asasi manusia, dan jika hak asasi manusia diletakan dalam
konstitusi hanya penegas bahwa hak asasi harus dilindungi.

2.2 Latar Belakang Rule of Law


Rule of law lahir pada abad ke-19 ketika negara konstitusi dan demokrasi
lahir. Rule of law lahir dari reaksi negara absolut yang berkembang sebelumnya.
Rule of law menerapkan konsep common law tempat dimana segenap lapisan

3
4

masyarakat menjujung tinggi hukum. Rule of law hadir menggantikan dominasi


gereja dan kerajaan (Triwahyuni, 2010).

2.3 Fungsi Rule of Law


Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH., ketua mahkamah konstitusi pertama
Indonesia masa jabatan 2003-2008, menyampaikan ada 13 fungsi atau prinsip suatu
negara dikatakan sebagai negara hukum (Asshiddiqie, 2017):
1. Supremasi hukum (supremacy of law)
Semua masalah yang terjadi di negara harus diselesaikan secara hukum
karena hukum merupakan pedoman tertinggi. Pemimpin tertinggi dalam suatu
negara adalah hukum.
2. Persamaan dalam hukum (equality before the law)
Adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan
pemerintahan, yang diakui secara normatid dan empiris. Hukum harus bisa
menghilangkan segala bentuk tindak diskriminatif dan tindakan-tindakan terlarang.
Namun, hukum harus memberikan perlakuan khusus (affirmative actions) pada
yang seharusnya (suku terasing, kondisi ekonomi terbelakang, dan belum cakap
hukum).
3. Asas legalitas
Segala tindakan pemerintah harus didasarkan pada peraturan perundang-
undangan. Setiap perbuatan harus ada aturan dan prosedurnya. Selain itu, seseorang
belum ditetapkan bersalah apabila belum ada bukti sah nya.
4. Pembatasan kekuasaan
Rule of law berfungsi memberikan batasan pada kekuasaan negara dan
organ-organ negara dengan cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara
vertikal (pusat ke daerah) atau pemisahan kekuasaan secara horizontal (eksekutif,
legislatif, dan yudikatif).
5. Lembaga independen
Dalam rangka membatasi kekuasaan, rule of law difungsikan untuk
membuat lembaga-lembaga independent dalam rangka mengawasi pemerintah,
prinsip negara hukum, dan demokrasi.
5

6. Peradilan bebas dan tidak memihak


Rule of law harus bisa menjamin keadilan dan kebenaran yang diwujudkan
melalui peradilan yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial
judiciary). Hakim harus bebas dari segala intervensi dari manapun. Hakim tidak
hanya bertindak sebagai ‘mulut’ peraturan perundang-undangan, melainkan juga
‘mulut’ keadilan bagi masyarakat.
7. Peradilan Tata Usaha Negara
Negara hukum harus membuka kesempatan kepada warga negara untuk
menggugat keputusan pejabat adminstrasi negara dan dijalankan melalui peradilan
tata usaha negara (administrative court) yang menjamin agar warga negara tidak
dirugikan keputusan pejabat adminstrasi negara.
8. Peradilan Tata Negara (constitutional court)
Di Indonesia peradilan tata negara terwujud melalui mahkamah konstitusi.
Mahkamah konstitusi berfungsi sebagai penguji konstitusionalitas undang-undang
yang merupakan produk lembaga legislatif.
9. Perlindungan Hak Asasi Manusia
Fungsi rule of law adalah memberikan perlindungan dan penghormatan
terhadap hak asasi manusia. Penegakan rule of law dan hak asasi manusia
merupakan hal mutlak.
10. Berfungsi mewujudkan nilai demokratis
Rule of law tidak boleh ditetapkan oleh segelintir orang melainkan harus
mewujudkan cita-cita bangsa dan memberi rasa adil kepada setiap orang.
11. Berfungsi mewujudkan tujuan negara
Di negara Indonesia, cita-cita bangsa terdapat pada pembukaan UUD 1945
yaitu, “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
mewujudkan kesejahreraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaknakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosail”. Rule of law berfungsi mewujudkan tujuan negara, khususnya
Indonesia seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
12. Transparansi dan kontrol sosial
6

Rule of law berfungsi dalam memberikan kontrol dan meningkatkan


partisipasi publik dalam mengawasi penengakan hukum yang dilaksanakan aparat
negara dalam menjamin keadilan dan kebenaran agar aparat negara bekerja dengan
efektif dan efisien.
13. Berketuhanan yang Maha Esa
Fungsi ke-13 ini dikhususkan untuk Indonesia yang memiliki cita-cita
bangsa berdasarkan Pancasila yang tidak lepas dari nilai Ketuhanan yang Maha Esa.
Rule of law, khususnya Indonesia, dalam menerapkan supremasi hukum, tidak
boleh mengabaikan kepada ke maha kuasaan Tuhan yang Maha Esa. Hal ini
dibuktikan dengan salah satu sumber hukum Indonesia adalah hukum islam.

2.4 Dinamika Pelaksanaan Rule of Law


Sistem hukum rule of law adalah common law system. Rule of law dalam
sistem hukum merupakan hukum berdasar pada jurisprudensi (keputusan
berdasarkan keputusan hakim sebelumnya) biasa diterapkan dalam negara Anglo
Saxon yang berpendapat bahwa hukum harus sesuai keyakinan hakim (Widyati,
2018). Selain rule of law, ada juga sistem hukum rechhstaat yang berkembang di
Eropa kontinental, dimana rechstaat menerapkan sistem hukum sipil dan putusan
harus bergantung pada undang-undang, hakim harus berpedoman pada undang-
undang (Widyati, 2018).
Sistem hukum Anglo Saxon bersifat fleksibel dan mengikuti perkembangan
zaman, namun kurangnya kepastian hukum dan mudah di rekayasa (Nurhadianto,
2015). Sistem hukum Eropa Kontinental menjamin adanya kepastian hukum
namun, sifatnya statis (tidak mengikuti perkembangan zaman) dan susah untuk
mengalami perubahan (amandemen) (Nurhadianto, 2015).
Sistem hukum Indonesia megacu kepada peraturan perundang-undangan
(UUD 1945, TAP MPR, UU/PERPU, PP, PERPRES, PERDA) yang dimana
pengadilan bersifat fleskibel (berubah-ubah) tergantung hakim yang memutuskan
(Nurhadianto, 2015). Sistem hukum Indonesia menjamin kepastian hukum melalui
aturan tertulis (peraturan perundang-undangan) dan bersifat dinamis (hakim diberi
keleluasaan dalam memutuskan). Namun dalam penerapannya, hukum di Indonesia
7

hakim bisa saja terlalu bebas dan adanya peraturan perundang-undangan dibuat
lebih berpihak kepada kepentingan sebagian orang dibandingkan kepentingan
rakyat.
Rule of law dapat ditegakan melalui beberapa cara (Sujono, 2019):
1. Meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas umum kejaksaan sebagai
penegak hukum terutama khususnya sebagai penuntut umum.
2. Memantapkan koordinasi dan kerjasama fungsional antara berbagai penegak
hukum seperti, polisi, jaksa, dan hakim serta aparat keamanan lainnya demi
tegaknya keadilan dan terselenggaranya ketertiban dan kepastian hukum dalam
masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Mengintensifkan kegiatan mengungkapkan tindak pidana dengan
memprioritaskan yang diperkirakan dapat menghambat pembangunan, antara
lain tindak pidana penyelundupan, korupsi dan subversi
4. Meningkatkan sikap mental dan keterampilan serta kemampuan teknis para
penegak hukum dalam penyelesaian perkara.

2.5 Kajian Kasus Untuk Konstitusi Dan Rule of Law


Dalam (Widyati, 2018) dijelaskan bahwa, “Indonesia negara hukum
dinyatakan secara tegas dalam UUD 1945 setelah perubahan, yaitu di dalam Pasal
1 ayat (3) yang menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara
hukum Indonesia menurut ketentuan Pasal 28I ayat (5) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah negara hukum yang demokratis
(democratische rechtstaat), artinya negara hukum Indonesia menggabungkan
prinsip-prinsip rechtstaat dan rule of law. Apabila kita membaca Undang-Undang
Dasar 1945, baik pembukaan maupun pasal-pasalnya, maka akan ditemukan unsur-
unsur negara hukum menurut konsep Eropa Kontinental (rechtstaat) dan juga
unsur-unsur negara hukum menurut konsep Anglo Saxon (rule of law).”
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-
pasal UUD 1945, yaitu (Triwahyuni, 2010) :
1. Negara Indonesia adalah Negara hukum (pasal 1 Ayat 3)
8

2. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk


menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24
Ayat 1)
3. Segala warga Negara bersamaan kedudukannnya di dalam hukum dan
pemerintahan, serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1)
4. Dalam Bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 Pasal, antara lain
bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang di hadapan hukum (pasal 28
D ayat 1).
5. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D Ayat 2).
Penerapan rule of law di Indonesia tebukti masih jauh dari kata sempurna.
Salah satu contohnya penegakan hukum pidana yang menyimpang dari rule of law
adalah Kasus Prita Mulyasari (Sujono, 2019). Prita Mulyasari, seorang ibu dari dua
orang anak yang masih kecil harus mendekam dibalik jeruji karena didakwa atas
pelanggaran Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik. Dari pengakuannya, ia menjadi korban oknum
perusahaan RS Omni International Alam Sutera yang memperlakukan dia bak sapi
perahan. Pasien yang harusnya mendapat prioritas pelayanan kesehatan yang prima,
justru menjadi obyek eksploitasi finansial dan bahkan jika apa yang diungkapkan
oleh ibu Prita Mulyasari dalam email/surat pembaca itu benar , maka secara insitusi
RS Omni Internasional melindungi oknum dokter yang melakukan mal-praktik.
Pihak manajemen RS Omni telah menggunakan kekuasaan jaringan dan keuangan
untuk mendukung perbuatan yang tidak semestinya dan sebagainya.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah merupakan kesimpulan berupa jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dipaparkan pada rumusan masalah. Kesimpulan
makalah ini sebagai berikut:
1. Rule of law adalah kekuasaan hukum sebagai lawan kekuasaan perorangan atau
golongan.
2. Rule of law lahir pada abad ke-19 ketika negara konstitusi dan demokrasi lahir.
Rule of law lahir dari reaksi negara abslout yang berkembang sebelumnya.
3. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH., ketua mahkamah konstitusi pertama Indonesia
masa jabatan 2003-2008, menyampaikan ada 13 fungsi atau prinsip suatu
negara dikatakan sebagai negara hukum, yaitu: Supremasi hukum (supremacy
of law); Persamaan dalam hukum (equality before the law); Asas Legalitas;
Pembatasan Kekuasaan; Lembaga independen; Peradilan bebas dan tidak
memihak; Peradilan Tata Usaha Negara; Peradilan Tata Negara (constitutional
court); Perlindungan Hak Asasi Manusia; Berfungsi mewujudkan nilai
demokratis; Berfungsi mewujudkan tujuan negara; Transparansi dan kontrol
sosial; Berketuhanan yang Maha Esa.
4. Dalam penerapannya, hukum di Indonesia hakim bisa saja terlalu bebas dan
adanya peraturan perundang-undangan dibuat lebih berpihak kepada
kepentingan sebagian orang dibandingkan kepentingan rakyat.
5. Dalam (Widyati, 2018) dijelaskan bahwa, “Indonesia negara hukum dinyatakan
secara tegas dalam UUD 1945 setelah perubahan, yaitu di dalam Pasal 1 ayat
(3) yang menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.

3.2 Saran
Saran adalah masukan terhadap pihak terkait. Saran dalam makalah ini
ditujukan kepada masyarakat dan pemerintah. Bagi pemerintah, hukum tidak boleh
menjadi ajang ‘permainan dan jual beli’. Hukum seharusnya ditegakan seadil-

9
10

adilnya dalam rangka menyejahterkan masyarakat. Bagi masyarakat, rule of law


menjadi salah satu hal yang dipelajari dalam rangka menambah wawasan,
meningkatkan rasa cinta tanah air, dan menumbuhkan rasa ingin memberi
perubahan kepada negara, khususnya bidang hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, J. (2017). Gagasan Negara Hukum.


Nizarli, R. (1998). Rule of Law dan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Kanun, 20.
Nurhadianto, F. (2015). Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia. Jurnal Tapis:
Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam, II(1), 33–44.
Santoso, D. (2012). Rencana Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Serta Model
Evaluasi Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan - Kurikulum
Perguruan Tinggi. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Sujono, I. (2019). Rule of Law. Universitas Bhayangkara.
Triwahyuni. (2010). Rule Of Law. Universitas Komputer Indonesia.
Widyati. (2018). Penegakan Hukum Dalam Negara Hukum Indonesia yang
Demokratis. Hukum Ransendental.

11
12

Anda mungkin juga menyukai